×[ 13 ]×

Akhir pekan ini begitu menyesakkan bagi [Name],  pasalnya sudah terhitung 3 hari sejak terakhir kali [Name] bertemu dengan Chuuya ataupun Dazai.

Ah tidak juga, gadis itu masih beberapa kali bertemu Dazai tapi sangat jarang entah apa yang pria itu lakukan sampai [Name] tidak punya kesempatan mengajak pria itu mengobrol.

Seperti pagi itu, gadis itu berniat menemui Dazai dan ketika baru saja gadis itu keluar dari gerbang rumahnya dia sudah mendapati Dazai berpakaian rapi keluar dari rumahnya dengan sedikit terburu-buru.

[Name] yang tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu pun langsung menahan tangan Dazai.

"Tunggu Osamu-kun!"

Dazai berhenti sejenak lalu berbalik.

"Ah [Name]-chan, ada apa? Aku sedang terburu-buru"

Gadis itu menghela nafas pelan, berusaha mengatur nada bicaranya agar tidak terdengar aneh sembari berusaha merangkai kata-kata yang bagus.

"Dimana Chuuya-kun?"

Ah [Name] bodoh! Bukannya berbasa-basi menanyakan soal Dazai agar hubungan mereka membaik, mulutnya malah menanyakan hal itu.

Dazai memandangi [Name] beberapa saat, tatapannya berubah dingin.

"Untuk apa kau menanyainya?"

"A-Aku.."

Genggaman gadis itu mengendur, entah kenapa pertanyaan Dazai barusan seakan menampar gadis itu dengan tindakan egoisnya selama ini.

Bagaimana bisa dengan berani gadis itu menanyakan keberadaan soal Chuuya padahal sudah jelas-jelas gadis itu membuat Chuuya menjauh darinya.

"Apa kau ingin menceritakan soal aku lagi padanya?"

"Bukan begitu!"

"Lalu kau mau apa?"

"Aku aku, aku mencemaskannya"

Dazai tertawa mengejek dan gadis itu merasa pantas mendapatkan lebih dari sekadar ucapan sarkas Dazai atau tawa mengejek itu.

"Kau? Mencemaskannya? Kenapa baru sekarang?"

Tangan gadis itu beralih mencengkram ujung kemejanya lalu menunduk tak berani menatap Dazai.

"Dimana Chuuya-kun? T-Tolong jawab aku Osamu-kun"Ucap gadis itu akhirnya, Dazai menghela nafas berat.

"Cari saja sendiri, kau yang membuatnya pergi dan sekarang kau ingin dia kembali, jadi kau harus mencarinya sendiri"

Setelah mengucapkan kalimat itu Dazai segera pergi meninggalkan [Name] yang masih berdiri membatu di tempat.

Bagaimana bisa [Name] melupakan fakta bahwa dia yang sudah membuang Chuuya, lalu kenapa dengan tidak tahu dirinya dia mengharap Chuuya kembali padanya lagi seperti dulu?.

Nee Chuuya-kun, bagaimana bisa kau mencintai gadis seegois aku?.

☁️☀️☁️

Setelah berbincang singkat dengan Kyouyo yang terisak karna Chuuya baru saja tersadar dari komanya selama 3 hari, wanita itu berpamitan pulang meninggalkan Dazai di ruang inap Chuuya.

"Chibi aku datang lagi~!"Ucap Dazai ceria seraya duduk di kursi dekat ranjang Chuuya.

Chuuya yang awalnya sedang memejamkan matanya langsung mendecih di balik masker oksigennya dan memalingkan wajahnya.

"Berisik kau mackerel"Gerutu Chuuya

"Yare-yare chibi, seperti itukah balasanmu setelah selama 3 hari aku mencemaskanmu~?"Tanya Dazai memasang wajah sok dramatisnya, Chuuya mendengus lalu terbatuk beberapa kali.

"Aku tidak peduli"

"Jahatnya~! Cih pasti kau hanya ingin bertemu dengan [Name]-chan kan?"

Wajah Chuuya memerah, pemuda itu langsung memalingkan wajahnya dan Dazai tertawa tebakannya benar.

"Kau memang mudah di tebak Chuuya~"

"B-Berisik! Aku tidak mengharapkan [Name]"

Chuuya menghela nafas, menciptakan embun pada maskernya.

"Lagipula gadis itu membenciku"

"Hm? Kau yakin?"

"Tentu saja, dia sendiri yang mengatakan hal itu padaku"

Dazai terkekeh.

"Sebentar lagi gadis itu akan menemuimu disini"Ucap Dazai sambil seenak jidat memakan apel merah yang disediakan Kyouyo untuk Chuuya.

"Kenapa kau seyakin itu?"

"Kapan perkiraanku salah?"

"Cih, terserah aku tidak peduli"

Chuuya memalingkan wajahnya kearah jendela kamarnya, jauh di dalam hati pemuda itu masih mengharapkan gadis itu akan datang menemuinya.

Dan membalas perasaannya.

☁️☀️☁️

Matahari mulai kembali ke peraduannya, langit mulai menguning pertanda hari semakin sore dan akan segera berakhir.

Gadis bersurai (h/c) berjalan menyusuri pematang rumput dimana dia biasanya duduk dengan si pemuda senja itu, gadis itu berhenti untuk duduk di tepi sungai dekat pematang rumput itu.

Gadis itu memejamkan sejenak manik (e/c) nya, membiarkan dirinya tenggelam dalam halusinasi ingatan lamanya.

[Name] ingat betul, ini adalah tempat dimana gadis itu serta kedua pemuda itu bermain sejak kecil dan dulu saat SD [Name] menemani Chuuya berlatih bergelantung di dahan pohon rindang di tepi sungai ini.

"Kenapa sih setiap hari Chuuya-kun kesini?"Tanya [Name] kala itu, Chuuya yang tangannya sudah penuh plester itu mendengus.

"Aku mau tinggi!"

"Ehhh kenapa?"

"Cih, aku benci mackerel itu selalu mengejekku!"

Saat itu [Name] tertawa.

"Jangan tertawa [Name]!"

"Gomen gomen, habisnya Chuuya-kun lucu"

"Siapa yang kau sebut lucu itu?!"

[Name] kembali membuka matanya lalu menghela nafas memeluk kedua kakinya erat.

[Name] suka bagaimana pemuda itu selalu berjuang keras mencapai ambisinya.

Gadis itu tahu jika Chuuya itu tidak sepintar Dazai, tapi pemuda itu selalu membuatnya kagum dengan semua usahanya.

[Name] berteriak sekencang-kencangnya mengabaikan orang-orang yang memandangnya aneh karna berteriak tanpa alasan.

"Saat kau merasa gundah, cobalah berteriak disini"

"Hah? Kenapa? Itu memalukan tahu!"

"Memang, tapi rasanya lega tahu"

Aku sudah berteriak sekuatku, tapi kenapa rasanya masih sesak? Kenapa aku masih merasa berat?

Kenapa kau membohongiku Chuuya-kun?

Kenapa kau berbohong jika selama ini kau menyukaiku?

Kenapa rasanya kehilanganmu lebih menyakitkan daripada mendapati fakta jika Osamu-kun hanya mempermainkanku?.

️⛅To Be Continue⛅☁️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top