×[ 08 ]×

Harusnya Chuuya senang ketika mendengar hubungan [Name] dan Dazai sedang rusak-rusaknya begini, mengingat itu artinya ada celah buat Chuuya untuk mendapatkan gadis itu.

Tapi sayangnya, dia adalah Nakahara Chuuya bukan Dazai Osamu yang bajingan.

Seperti istirahat siang itu, [Name] terlihat bersemangat menenteng kotak makannya dan bersikeras mengajak Dazai untuk makan siang bersama.

Tapi Dazai terlihat beberapa kali beralasan hingga akhirnya [Name] menyerah dan membiarkan Dazai berlalu pergi meninggalkannya.

Ah, Chuuya benar-benar geram ingin menghabisi sahabatnya itu tapi dia tidak ingin melakukan hal bodoh seperti itu mengingat jika Chuuya melakukannya gadis itu hanya akan membela Dazai dan parahnya mungkin [Name] akan membencinya.

[Name] memang bodoh sama seperti Chuuya yang mencintai gadis itu.

"Chuuya-kun.."

Chuuya menghentikan kegiatannya melamun lalu menoleh kearah [Name] dan tersenyum.

"Ada apa [Name]?"

"Kau sudah makan?"

"Sudah sih, makan roti tadi kenapa?"

[Name] menghela nafas kecewa, Chuuya tertawa kecil lalu mengacak-acak rambut gadis itu gemas.

"Mau kutemani makan?"Tawar Chuuya, wajah gadis itu berubah cerah lalu tersenyum sambil mengangguk antusias.

"Baiklah ayo!".

☁️☀️☁️

Dazai tersenyum penuh arti memandangi dari jauh Chuuya dan [Name] yang sekarang sedang berjalan beriringan menuju taman sekolah.

"Bagus Chuuya"

Batin Dazai bangga melihat sahabat kerdilnya itu setidaknya mau mengambil langkah kecil untuk mendekati [Name].

"Dazai-kun, kamu melihat apa sih!"Gerutu gadis bersurai sepantat itu kesal, Dazai tertawa mengecup ringan kening gadis itu.

"Tidak ada apa-apa kok manis~"

☁️☀️☁️

Sebenarnya [Name] sendiri tidak mengerti kenapa dirinya merasa lebih leluasa ketika bersama Chuuya, entah kenapa pemuda ini selalu memberinya energi positif sendiri dan selalu membuat gadis itu tertawa lepas.

Karna [Name] tidak ingin bekal buatannya untuk Dazai sia-sia, dia pun menyuruh Chuuya menghabiskannya dan Chuuya dengan senang hati menghabiskannya mengingat tadi dia hanya makan sedikit roti saja.

"Dia masih mengabaikanmu?"Tanya Chuuya tiba-tiba sambil menikmati suapan terakhir makanannya, [Name] menghela nafas berat mendadak perutnya yang sudah terisi makan siang itu menjadi mual.

"Ya begitulah"

"Tch, kau ini kenapa masih saja mau dengan maniak perban itu?"

[Name] mendengus.

"Hei! Jangan mengatainya!"

"Cih, kenyataannya memang begitu [Name]"

[Name] mendengus lagi namun kali ini dia juga menjitak kepala Chuuya kesal.

"Oi!"

"Kau menyebalkan Chuuya-kun!"

"Berisik! Setidaknya aku tidak bajingan seperti pacarmu itu!"

"Urusai!"

Chuuya tertawa melihat ekspresi marah [Name] yang entah kenapa terlihat menggemaskan di matanya, [Name] yang kesal karna di tertawakan pun mencubit kedua pipi pemuda itu gemas.

"Oi! Lepaskan! Ini sakit sialan!"

[Name] melepaskan cubitannya lalu menghembuskan nafasnya kasar.

"Habisnya mulutmu itu benar-benar tidak bisa di kondisikan"

"Cih berisik, itu bukan alasan untuk mencubit pipiku atau menjitak kepalaku bodoh!"

"Siapa yang kau panggil bodoh?!"

"Kau"

"Chuuya-kun!"

Chuuya tertawa, melihat tawa Chuuya entah kenapa justru membuat [Name] ikut tertawa sejenak melupakan perasaan kecewanya dengan Dazai beberapa minggu ini.

"Nee Chuuya-kun, apa nanti sepulang sekolah nanti kau ada latihan?"

Chuuya terlihat berpikir sejenak lalu mengangguk.

"Iya sih, tapi sepertinya tidak akan lama! Memangnya kenapa?"

[Name] tersenyum kikuk sambil menggaruk pipinya menggunakan jari telunjuknya.

"Ayo kita pulang bersama nanti"

Chuuya terkekeh lalu mengangguk.

"Baiklah ayo".

☁️☀️☁️

Suara peluit yang di tiup oleh pelatih futsal itu menghentikan kegiatan berlatih hari ini dan Chuuya segera berlari menuju bangku dimana [Name] duduk menungguinya.

"Selamat atas kerja kerasnya!"

Chuuya tersenyum menerima sodoran botol air mineral dari [Name] dan langsung meminumnya sampai habis

"Arigatou [Name]" Ucap Chuuya sesaat setelah menenggak air mineralnya dan mengusap peluhnya yang bercucuran menggunakan handuk kecilnya.

"Kita pulang sekarang Chuuya-kun?"

Chuuya mengangguk seraya mengemasi barang-barangnya dan mereka pun beranjak dari tempat itu.

"Tidak sekalian mengajak Dazai?"Tanya Chuuya, jujur saja [Name] enggan mengajak Dazai tapi rasanya juga tidak enak jika [Name] pulang berdua dengan Chuuya mengingat Dazai adalah pacarnya.

Mereka pun menyusuri tiap sudut sekolah untuk mencari sosok Dazai hingga mereka melewati sebuah kelas kosong, ketika melewati ruangan itu mereka mendengar suara desahan yang bersahutan.

Karna penasaran, mereka pun mengintipnya.

"Ahn, Dazai-kun yame-ahh!"

[Name] dan Chuuya membulatkan mata mereka tidak percaya melihat apa yang tengah mereka lihat saat ini, Dazai tengah menciumbu seorang gadis lain dengan seragam yang setengah terlepas.

[Name] langsung berlari meninggalkan tempat itu dan dengam cepat Chuuya mengejar [Name].

"[Name]!"

Gadis itu berhenti sesaat setelah Chuuya berhasil menahan tangan gadis itu, gadis itu berbalik dan tentu saja Chuuya sudah tahu gadis itu menangis sesenggukan.

"Chuuya-kun aku—"

"Kau tak perlu mengatakan apapun, menangislah aku akan menemanimu"Bisik Chuuya memeluk erat [Name] sambil mengelus surai gadis itu, [Name] membalas pelukan Chuuya sambil menangis terisak dalam rengkuhan hangat pemuda itu

Sore itu, sepasang insan tengah merasakan patah hati secara bersamaan namun dalam artian yang berbeda.

Chuuya sakit mengetahui gadis itu masih mencintai Dazai walaupun setelah tahu apa yang Dazai lakukan barusan.

Sedangkan [Name]? Dia bodoh masih mengabaikan fakta jika selama ini Dazai bukan menerima ajakan berpacarannya tapi mencoba berpacaran dengan gadis itu.

Dan seharusnya [Name] tahu, cepat atau lambat gadis itu akan merasakan patah hati ini.

☁️⛅To Be Continue⛅☁️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top