×[ 04 ]×

Percayalah, ini adalah pagi paling menyeramkan bagi Chuuya seumur hidupnya.

Ah, tidak ini bukan karna Chuuya lupa mengerjakan semua PRnya yang harus di kumpulkan di jam pertama.

Tapi, kemarin dunia Chuuya baru saja runtuh dan parahnya Chuuya baru sadar jika dia menginginkan gadis itu untuk melengkapi dunianya.

Chuuya ingin [Name] melengkapi dunianya tapi bukannya melengkapi, gadis itu justru meniupkan badai besar yang meluluh luntakkan perasaan Chuuya saat ini.

Ingin marah tapi Chuuya tidak berhak dan mulutnya terlanjur berkata akan mendukung gadis itu sepenuh hati.

Tapi tunggu, memangnya hati Chuuya masih penuh?

Pemuda bersurai senja itu mengacak rambutnya frustasi lalu memasukkan buku-buku pelajarannya ke tas dengan asal.

"Ohayou Chuuya"

"Oha"

Chuuya duduk di kursinya lalu memakan sarapannya dengan penuh tidak selera membuat wanita paruh baya itu bingung dengan sikap putra semata wayangnya pagi itu.

"Ada masalah sayang?"Tanya Kyouyo lembut mengelus surai senja pemuda itu, Chuuya hanya menghela nafas berat lalu menggeleng.

"Tidak, sepertinya hanya mood swing saja"Balas Chuuya cuek, Kyouyo menghela nafas lalu menyentil kening Chuuya.

"Aku tidak yakin demikian, jangan berbohong pada Ibumu ini"

Chuuya mendengus.

"Aku baik-baik saja! Baiklah, sarapanku sudah habis jadi aku berangkat sekolah dulu! Ittekimashu"Ucap Chuuya lalu menenggak susunya sampai habis dan segera berjalan keluar rumah, Kyouyo menghela nafas .

"Itterashai".

☁️☀️☁️

Sejak tadi [Name] terlihat gelisah dan beberapa kali gadis itu menepuk-nepukkan sudut sepatu kirinya pada pijakan kakinya, Chuuya menarik nafas dalam-dalam dan sebisa mungkin tetap bertindak seperti biasanya mengabaikan kejadian kemarin hanyalah mimpi buruk semata.

"Yo [Name]"

Gadis itu langsung menoleh dan raut wajahnya terlihat sumringah karna akhirnya Chuuya datang, berbeda dengan Chuuya hari ini yang entah kenapa tidak merasakan candu menyenangkan lagi pada senyuman gadis itu.

Yang tersisa hanyalah perasaan muak dan bodohnya Chuuya masih membalas senyuman itu hangat seperti biasa.

"Chuuya-kun!"

"Kenapa? Kau terlihat gelisah [Name]?"

[Name] menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya, wajah gadis itu terlihat bersemu malu.

"Eum, hari ini aku akan menyatakan perasaanku pada Osamu-kun dan tentu saja aku gugup"

Ya! Sempurna sudah runtuhan dunia Chuuya sekarang, jadi bagaimana menyatukan semua serpihan hati Nakahara Chuuya?.

Lagi-lagi dengan sangat lihainya selarik senyuman palsu terpoles pada wajah lelaki bersurai senja itu, mencoba memberi sinyal pada [Name] jika semua akan baik-baik saja.

Sayangnya, Semua itu tidak termasuk dalam dunia Nakahara Chuuya.

Chuuya mengacak rambut [Name] sambil tertawa hambar, setidaknya tidak dengan perasaannya melihat harap cemas gadis ini.

Perasaan Chuuya tidak hambar karna saat ini perasaanya sedang hancur.

"Semua akan baik-baik saja, aku mendoakan keberhasilanmu".

☁️☀️☁️

[Name] beberapa kali memperhatikan Dazai yang duduk di bangku dekat jendela dan tentu saja sejak pagi tadi ke khawatirannya tidak berubah, masih memikirkan apakah perasaannya akan di terima atau tidak.

"Hashimoto-san! Tolong bacakan halaman 24"

[Name] yang awalnya sedang berfokus memandangi Dazai pun langsung gelagapan berdiri membuka bukunya dengan asal.

Sesaat setelah [Name] membaca beberapa bait dari paragraph yang di perintah guru, bel sekolah berbunyi pertanda waktunya pulang.

[Name] menghela nafas berusaha menguatkan tekadnya untuk menyatakan perasaannya hari ini pada si maniak bunuh diri itu.

"Osamu-kun?"

Dazai yang awalnya sedang memandangi keluar jendela pun menoleh lalu tersenyum.

"Yo [Name]-chan! Sejak tadi kau terlihat gelisah, ada apa~?"Tanya Dazai masih dengan senyum misteriusnya, [Name] meremas ujung roknya lalu menghela nafas berusaha mengatur detak jantungnya yang tak beraturan.

"Bisa ikut aku ke atap sekolah?"

Dazai mengerutkan alisnya sejenak lalu menghela nafas dan tersenyum.

"Baiklah~"

Dazai pun menggandeng tangan [Name] menuju atap sekolah sedangkan sisi lain Chuuya menatap nanar kedua sahabatnya dan memutuskan untuk pulang lebih dulu tanpa menunggu kedua sahabatnya seperti biasa.

"Semoga berhasil [Name]"Bisik Chuuya lirih sebelum akhirnya keluar dari kelas untuk pulang.

Harusnya Chuuya pulang, tapi ternyata pemuda itu dengan bodohnya malah diam-diam mengikuti 2 sahabatnya itu untuk menguping.

- Di atap sekolah -

Semilir angin lembut meniup masing-masing surai masing-masing kedua insan itu menambah kesan dramatis saat ini, Dazai berpegangan pada pagar atap sambil menatap lapangan sekolah dari atas, terlihat beberapa tim olah raga sedang berlatih.

"Jadi, kau ingin bilang apa?"Tanya Dazai memecah keheningan di antara mereka, [Name] menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya.

"Nee Osamu-kun, apa ada gadis yang kau sukai?"

Dazai terdiam beberapa saat lalu terkekeh.

"Aku suka semua gadis cantik, apalagi kalau dia bisa diajak bunuh diri ganda~"

[Name] tak bereaksi, nampaknya gadis itu sudah tahu akan seperti itu balasan Dazai, maksudnya bukankah Dazai Osamu selalu seperti itu? Seringkali bercanda dalam segala hal dan itu termasuk bagaimana pemuda ini selalu bercanda soal perasaan orang lain.

Sebut saja Dazai Osamu kejam, tapi [Name] dengan bodohnya justru jatuh kedalam pesona pemuda itu.

"Jadi, kalau aku bilang mau ikut bunuh diri gandamu apakah perasaanku akan di terima?"

[Name] menunduk tidak berani memandang wajah Dazai, beberapa saat lamanya hanya ada keheningan dan pemuda itu tak kunjung menjawabnya sedangkan [Name] rasanya sudah ingin menangis saja.

"Bagaimana bisa kau menyatakan perasaan padaku ketika sudah jelas Chuuya menyukaimu dengan sungguh-sungguh?"Gumam Dazai pelan hingga [Name] sama sekali tidak mendengarnya, Dazai berjalan mendekati [Name] lalu menepuk pelan kepala gadis itu, gadis itu mendongak.

"Baiklah, ayo kita coba berpacaran~!"

[Name] membulatkan matanya tidak percaya.

"Sungguh?"

Dazai tertawa kecil mengacak rambut gadis itu lalu mengangguk.

"Ya, kenapa tidak?"Tanya balik Dazai santai, [Name] tersenyum lega dan langsung menghamburkan pelukannya pada Dazai.

Di sisi lain pintu atap sekolah itu terlihat Chuuya bersandar pada pintu dan mendengar semua percakapan itu, hatinya sakit tapi Chuuya tidak punya hak untuk merusak kebahagiaan diantara mereka.

"Omedetou [Name]"

Chuuya tersenyum getir lalu mempercepat langkahnya untuk segera menuruni tangga dan pulang dengan hati yang entah sudah seperti apa wujudnya.

☁️⛅ To Be Continue ⛅☁️


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top