×[ 03 ]×

Masih dengan pagi yang normal dan komunikasi normal diantara Chuuya dan Dazai lalu [Name] yang berusaha melerai seperti biasa.

"Chuuya-kun, ayo hari ini kita pergi ke game center!"Ajak [Name] antusias, Chuuya menguap pelan lalu menggeleng.

"Hari ini aku tidak bisa langsung pulang"

[Name] memiringkan kepalanya tanda bertanya, Chuuya memalingkan wajahnya lalu menghela nafas berat.

Seperti ini lagi, setiap kali [Name] memiringkan kepalanya entah kenapa seperti ada sesuatu yang membuat kedua pipinya memanas.

Chuuya benci ini tapi di satu sisi entah kenapa setiap ekspresi yang [Name] tunjukkan selalu jadi candu tersendiri buatnya.

"Hari ini aku ada latihan futsal sepulang sekolah dan kau tahu kan minggu depan adalah turnamen futsalku?"Jelas Chuuya, wajah [Name] berubah kecewa dan pastinya akan menjadi perasaan bersalah yang menggeluti isi kepala Chuuya selama berlatih nanti.

"Padahal aku ingin pergi denganmu dan Osamu-kun, tapi ternyata kau sibuk"Keluh [Name], Chuuya menghela nafas untuk kesekian kalinya lalu tersenyum menepuk pelan kepala [Name].

"Baiklah aku mengerti, kuusahakan besok aku bisa meluangkan waktu untuk itu"Hibur Chuuya, [Name] tersenyum sumringah lalu mengangguk.

"Ngomong-ngomong, kau melihat dimana Osamu-kun?"Tanya [Name] melihat sekeliling kelasnya, Chuuya mengendikkan bahunya tak peduli.

Ah, rusak sudah mood Chuuya ketika gadis itu sibuk mencari-cari sosok Dazai di setiap kondisi.

Tapi, kenapa harus begitu?

"Entahlah, paling-paling dia sedang mencoba tehnik bunuh diri baru lagi"Sahut Chuuya asal, [Name] mendengus lalu mencubit pipi Chuuya gemas.

"Oi! Itu sakit!"

[Name] tertawa melihat ekspresi marah yang di tunjukkan oleh Chuuya, seperti anak kecil yang merajuk.

"Maaf, aku suka ekspresi marahmu haha lucu!"Komentar [Name] sambil tertawa tidak menyadari sebaris komentar sederhananya barusan membuat jantung Chuuya nyaris melompat keluar dari dadanya.

"B-Berisik! Sudah sana cari kuso Dazai sebelum dia berhasil dengan tehnik bunuh dirinya yang baru!"Gerutu Chuuya salah tingkah sekaligus wajahnya yang nyaris seperti kepiting rebus itu.

"Oh iya aku melupakan itu! Aku pergi dulu Chuuya-kun!"

Gadis itu berlari keluar kelas meninggalkan Chuuya yang masih menatap intens gadis itu hingga keluar dari kelas.

"Sebenarnya apa yang kau suka dari maniak bunuh diri sepertinya?"Gerutu Chuuya tanpa sadar sedikit menyesali perintahnya barusan, sesaat Chuuya mendengus.

Kenapa pertanyaan itu seperti menyinggungnya?

Seperti kenapa Chuuya benci menebak jika [Name] menyukai Dazai Osamu?.

☁️☀️☁️

Senja mulai mendominasi langit dan Chuuya baru saja selesai berlatih, Chuuya meneguk air mineral sambil berjalan keluar dari sekolah dan Chuuya justru mendapati sesosok [Name] tengah bersandar pada gerbang sekolah sambil beberapa kali melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

"[Name]?"

Gadis itu sedikit berjengit karna terkejut dari lamunannya lalu menoleh kearah Chuuya melambaikan tangan sambil tersenyum.

"Chuuya-kun!"

"Kenapa kau masih disini? Dimana kuso Dazai? Bukannya seharusnya kau pulang dengannya?"Tanya Chuuya beberapa kali bingung, [Name] mendengus.

"Osamu-kun pulang dulu tanpa memberi tahuku, jadi aku memutuskan menunggumu selesai latihan untuk pulang bersama"Cerita [Name], Chuuya sedikit bersemu malu sekaligus senang lalu tertawa kecil membuat [Name] bingung.

"Chuuya-kun?"

"Dasar, kau ini masih tidak berani pulang sendiri?"

"Bukan begitu! Pulang sendirian itu membosankan dan aku tidak suka!"

Chuuya tertawa membuat [Name] kesal.

"Chuuya-kun!"

Chuuya menghentikan tawanya lalu menepuk kepala [Name] pelan, gadis itu menggembungkan kedua pipinya kesal lalu memalingkan wajahnya.

"Selain itu ada hal yang ingin kuceritakan padamu"

Chuuya mengerutkan alisnya tidak mengerti.

Dan disinilah mereka sekarang, di sebuah pematang rumput dekat sungai, Chuuya dan [Name] duduk di tepi pematang bersebelahan menikmati semilir angin sore tanpa mengucapkan sepatah kata pun selama beberapa saat.

"Jadi, kau ingin bercerita apa?"Tanya Chuuya memecah keheningan di antara mereka, kedua pipi [Name] memerah lalu menghela nafas berusaha mengatur ekspresinya.

"Nee Chuuya-kun, bagaimana rasanya di sukai banyak orang?"

"Hah?! Pertanyaan macam apa itu?!"

"Maksudku, banyak gadis yang menyatakan perasaan padamu jadi walau kau selalu menolak mereka.."

[Name] menatap intens Chuuya membuat pemuda itu sedikit salah tingkah.

"Apa hal itu membuat perasaanmu kebal?"

"Kebal? Apa maksudmu?"

"Maksudku, seperti akan selalu ada perasaan hambar setiap kali seseorang menyatakan perasaan padamu?"

Chuuya terlihat berpikir lalu menghela nafas.

"Aku tidak seperti kuso Dazai, aku tidak ingin berbohong menerima mereka hanya karna aku merasa kasihan pada mereka dan kurasa aku tidak mengharapkan kalimat itu dari mereka karna itu rasanya hambar"

"Souka"

Angin berhembus pelan menyibak lembut surai senja Chuuya dan surai (H/C) [Name], keheningan kembali menguasai situasi mereka selama beberapa saat.

"Lalu, apa maksud dari semua pertanyaan itu? Kau menyukai seseorang"

Wajah [Name] memerah, gadis itu menutupi memeluk erat kedua kakinya untuk menutupi wajah memerahnya itu.

"M-Mungkin?"

"Hah?! Apa maksudmu dengan mungkin?!"

Entah kenapa Chuuya mendadak berharap cemas sekaligus merasa jantungnya kembali berdetak dengan frekuensi yang mengerikan, firasatnya mengatakan untuk segera menutup telinga dan pergi dari tempat itu.

Tapi, nyatanya hati Chuuya terlalu tidak tega meninggalkan gadis ini sendirian.

[Name] menarik nafas lalu menghembuskan sekaligus mempercepat irama detak jantung Chuuya, gadis itu menoleh kearah Chuuya sambil menatap intens pemuda bersurai senada dengan langit sore itu.

"Bagaimana menurutmu jika aku menyukai Dazai Osamu-kun? Apakah aku termasuk rasa hambar yang akan dia permainkan?"

Sesaat dunia seperti runtuh di sekitar Chuuya, pemuda itu membatu beberapa saat dan entah kenapa rasanya sakit namun pemuda itu justru tertawa kecil mengacak rambut [Name].

"Tidak salah kok, cobalah yakin jika si maniak bunuh diri itu bahagiamu kenapa kau sudah menyerah untuk mengejarnya?"

[Name] tertegun namun kemudian tersenyum mendadak hatinya terasa ringan di saat Chuuya merasakan seperti ada yang hancur di sudut hatinya.

"Terima kasih Chuuya-kun, aku akan berusaha!"

Chuuya tersenyum.

"Hm, aku akan mendukungmu [Name].


☁️⛅ To be Continue ⛅☁️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top