Stress
Di suatu pagi yang cerah, Mizuru yang saat ini sedang libur karena dipaksa istirahat oleh rekan kerjanya yaitu Hinami bingung ingin melakukan apa. Karena biasanya ia akan pergi ke studio atau ke rumah sakit. Tapi daripada saat sampai di tempat kerja ia akan kena ceramah panjang oleh Hinami dan akhirnya diusir pulang, lebih baik hari ini ia tidak memaksakan diri untuk kerja.
Mizuru memutuskan untuk rebahan di kursi ruang tamu apartemennya. Karena Ayato sudah berangkat sekolah, ia tidak punya teman mengobrol saat ini.
"Bosan, aku paling malas kalau di rumah, tidak punya kerjaan. Pekerjaanku pasti sudah di kerjakan Hinami" ucapnya sambil menghela napas. Ia pun teringat sesuatu. "Aku nonton DVD konser Ainana saja, daripada tidak ada kerjaan," Mizuru bangun dari rebahannya. Ia pergi ke kamar untuk bersiap menonton DVD konser Ainana yang ia punya.
Saat menonton, Mizuru terkadang bersenandung mengikuti lagu yang dinyanyikan idol favoritnya. Penglihatannya pun sering terfokus pada perawakan salah satu personil idol dan juga kekasihnya, Izumi Mitsuki.
"Oh iya aku baru ingat. Aku sekalipun belum pernah datang ke konser Ainana, karena terlalu sibuk. Padahal Mitsuki selalu memintaku untuk datang. Tapi waktunya tidak pernah pas" gumam Mizuru. "Kalau ada konser lagi, aku akan ajak Hinami untuk menemaniku saja" gumamnya lagi.
1.5 jam waktu terlewat. Konser pun selesai. Mizuru pun mematikan TV. Ia terlihat kembali bingung karena tidak tau harus apa.
Mizuru mendengar suara bel berbunyi, tanda ada tamu yang datang. Ia pun langsung pergi ke pintu depan untuk membuka pintu. Betapa terkejutnya ia, ternyata tamunya adalah Mitsuki.
"Konnichiwa, Mizu" sapa Mitsuki, tidak lupa dengan senyum hangatnya, membuat Mizuru sedikit blushing
"Ko-konnichiwa, Mitsu. Tumben tidak menghubungiku terlebih dahulu kalau mau datang" ucap Mizuru
"Ahh, maaf aku datang mendadak. Apakah Mizu sibuk?" tanya Mitsuki
Mizuru sontak menggelengkan kepala. "Tidak sama sekali. Kebetulan aku sedang libur" ucap Mizuru. Ia pun membuka pintu apartemennya sedikit lebih lebar. "Ayo masuk. Tidak baik mengobrol di depan pintu"
"Arigatou. Ojamashimasu" Mitsuki pun masuk ke apartemen Mizuru. Sedangkan sang pemilik apartemen menutup pintu terlebih dahulu, lalu mengikuti langkah Mitsuki.
"Ada yang aneh dari Mitsu. Ada apa ya?" batin Mizuru.
Mereka pun duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Keheningan pun terjadi. Mizuru semakin kebingunan, biasanya Mitsuki yang membuka obrolan terlebih dahulu, karena memang Mizuru yang kurang bisa memulai obrolan. Tapi sekarang Mitsuki terdiam sambil menundukkan kepalanya.
"Anoo, apa terjadi sesuatu padamu, Mitsu?" tanya Mizuru to the point, karena tidak tahan dengan keheningan itu.
Mitsuki menoleh kearah Mizuru. "Ahh warui... aku... ingin menenangkan diri. Apakah boleh?" tanya Mitsuki ragu
"Yappari terjadi sesuatu" batin Mizuru.
"Tentu saja boleh" ucap Mizuru sambil tersenyum.
Mitsuki mulai menggeser mendekat kearah Mizuru, langsung menyandarkan kepalanya di bahu kekasihnya itu.
"Yappari, terjadi sesuatu kan?" ucap Mizuru. Mitsuki langsung menoleh kearah Mizuru. Menatap netra aquamarine milik kekasihnya itu.
"Aku heran kenapa Mizu sepeka ini" ucap Mitsuki.
"Apa kamu lupa kalau aku sudah mengenal Mitsu sejak lama?"
"Ahh iya juga" ucap Mitsuki sambil terkekeh. Ia kembali menatap Mizuru. "Jadi, apa yang kamu liat, Mizu?" tanya Mitsuki.
"Kelabu?" jawab Mizuru sedikit ragu.
"Tercampur kah?" tanya Mitsuki lagi, dijawab anggukan kepala oleh Mizuru.
"Sejak kamu datang seperti itu" ucap Mizuru
"Padahal aku berusaha menyembunyikannya"
"Kalau Mitsu berbohong, ada kemungkinan kamu tidak ingin membicarakannya kan?"
"Jangan khawatir, Mizu. Ini bukan masalah besar kok" ucap Mitsuki sambil tersenyum.
Mizuru menatap netra jingga milik Mitsuki lekat. Mencoba mencari tau apa yang dipikirkan kekasihnya itu. Ia pun akhirnya menghela napas.
"Maa, kalau Mitsu bilang seperti itu, berarti memang bukan masalah besar" ucap Mizuru.
Mitsuki berdiri, jalan menuji dapur. Ia pun melihat isi kulkas milik Mizuru.
"Bir yang aku titipkan masih ada ternyata" gumam Mitsuki. Ia mengambil 1 kaleng dan kembali ke ruang tamu.
"Ini masih siang loh, sudah minum saja" ucap Mizuru sambil menatap datar.
"Mumpung libur. Tidak masalah kan?" ucap Mitsuki santai. Ia pun membuka bir itu, dan mulai meneguk isinya. "Birnya masih ada. Kamu tidak minum kah?" tanya Mitsuki.
"Sejak kapan aku minum alkohol? Aku lebih memilih susu vanila hangat daripada minuman memabukkan itu" jawab Mizuru. "Jangan kebanyakan minum, Mitsu"
"Hai hai" jawab Mitsuki seadanya. Ia pun melanjutkan kegiatan minumnya. Mizuru hanya bisa menghela napas melihat kekasihnya itu. "Oh iya. kulkasmu sedikit kosong. Belum belanja kah?"
"Belum. Aku belanja saja deh. Aku titip apartemen ya, Mitsu. Dan jangan kebanyakan minum" ucap Mizuru, menekan kalimat terakhirnya agar jelas terdengar oleh Mitsuki.
"Kamu sudah bilang tadi, Mizu" ucap Mitsuki.
Mizuru berdiri. "Jaa, aku pergi dulu. Ittekimasu" ia pun keluar dari apartemen.
SKIP TIME, 1 JAM KEMUDIAN
Mizuru kembali ke apartemen dengan membawa banyak kantong belanja. Ia pun memasuki apartemennya. Saat sampai di ruang tamu, betapa terkejutnya dia melihat kaleng kosong bir yang cukup banyak di meja dan Mitsuki yang tertidur di sofa.
"Sudah kubilang jangan kebanyakan minum," gumam Mizuru. Ia pun meletakkan kantong belanja di dapur, dan mengambil sebuah kantong plastik sampah, dan mengumpulkan kaleng-kaleng kosong itu. Agar ia bisa membuangnya nanti kalau ada jadwal pengambilan sampah di apartemen.
Setelah selesai dengan pekerjaannya, Mizuru kembali ke ruang tamu untuk melihat kekasihnya yang tertidur. Tapi anehnya, tidurnya terlihat tidak nyenyak. Mizuru memfokuskan penglihatannya ke wajah Mitsuki dan melihat bekas air mata di pipinya.
"Ehh, apa yang terjadi? Mitsu... menangis?" gumam Mizuru. "Sejak tadi Mitsu juga muram. Aku ingin menghiburnya, tapi bagaimana? Aku tidak pandai melakukan itu" gumamnya lagi sambil berpikir keras. "Tapi sebelum itu. Tidak baik tidur di sofa, nanti badannya sakit-sakit" Mizuru mulai menggendong Mitsuki ala bridal style dan membawa Mitsuki ke kamarnya.
Mizuru menidurkan Mitsuki perlahan dan menarik selimut agar Mitsuki tidak kedinginan. Smartphonenya bergetar di samping nakas tempat tidurnya. Mizuru langsung mengambilnya, dan melihat nama si penelepon, dan ternyata dari Hinami. Ia langsung keluar dari kamar, setelah itu mengangkat panggilannya.
"Hallo. Ada apa, Hina?"
["Ahh, Mizu-chan. Bagaimana kondisimu? Kamu beristirahat dengan benar kan?"]
"Aku istirahat kok. Tidak percaya?" ucap Mizuru, ia pun duduk di sofa. Mengambil sebuah buku di bawah meja dan membacanya.
["Tidak begitu, karena aku tau Mizu-chan bukan tipe orang yang bisa diam saat di rumah"]
"Aku istirahat dengan benar kok. Aku harus kerja besok"
["Kalau masih sakit lebih baik jangan"]
"Kamu menganggapku pesakitan?"
["Lupa ya kemarin kamu pingsan? Pokoknya istirahat. Awas aja kalo besok aku liat kamu datang ke studio ataupun ke rumah sakit"]
"Hina cerewet"
["Bodo amat"]
"Kalau hanya ingin berdebat, aku tutup ya"
["Ahhh tunggu dulu. Nee nee, kamu merasa akhir akhir ini Mitsuki-san aneh?"]
Mizuru sedikit terkejut karena nama Mitsuki disebut. Ia langsung fokus mendengarkan pembicaraan. "Mitsuki-san?"
["Saat acara Kimi no Ainanight kemarin, Mitsuki-san tidak seperti biasanya. Dan juga, beberapa hari sebelumnya, aku mendengar para gadis yang sedang membicarakan Mitsuki-san di mall"]
"Jelaskan padaku mereka bicara apa"
["Etto nee, Mitsuki-san kan MC di acara itu, karena tugas seorang MC itu mengarahkan jalannya acara, otomatis ia yang lebih sering berbicara dari yang lain kan? Nanka saa, para gadis itu tidak suka melihat itu. Mereka ingin melihat Riku-kun. Mitsuki-san hanya pengganggu, padahal tidak terkenal... begitulah"]
Mizuru terkejut mendengar ucapan Hinami. Ia mengeratkan tangannya yang memegang smartphonenya, untuk menyalurkan kekesalannya.
["Dan... aku tidak sengaja melihat orang yang mirip Mitsuki-san di dekat mereka. Entah mengapa aku mempunyai firasat kalau dia benar-benar Mitsuki-san"]
Mizuru menatap pintu kamarnya yang sekarang sang kekasih sedang tidur.
"Jadi ini sebabnya..." batin Mizuru. Pikirannya saat ini sedang mengkhawatirnya sang kekasih. Karena terlalu serius, ia jadi mengapaikan sang penelepon.
["Mizu-chan, kau mendengarku?"]
Mizuru tersentak mendengar suara sahabatnya yang masih tersambung di panggilan. "Ahh, maaf"
["Daijoubu?"]
"Aku tidak apa. Terima kasih sudah memberitahuku, Hina"
["Sama-sama. Yasudah, kamu istirahat lagi ya. Aku tutup, jaa"]
Panggilan pun terputus. Mizuru meletakkan smartphonenya di meja. Ia menatap smartphonenya sendu, pikirannya mulai memikirkan informasi yang barusan ia dapatkan. Rasa kesalnya mulai memuncak, ia menggigit bawah bibirnya kuat untuk menahan emosinya, supaya ia tidak meledak. Rasa perih mulai ia rasakan, karena bibirnya mulai robek.
"Tenang, jangan sampai aku melempar sesuatu, nanti Mitsu bangun" gumamnya.
Mizuru menghela napas, karena berhasil meredakan emosinya. Ia mengambil tisu, dan menyumbat darah yang mengalir sedikit dari bibirnya. Ia menghela napas lagi.
Gadis babyblue itu melihat sebuah gitar yang berada di sudut ruangan. Ia memutuskan untuk mengambil gitar itu. Ia memainkan gitarnya dan mulai menyanyikan lagu favoritnya.
Mada samui ne ie no soto wa
donna fuku kite asobi ni ikou ka
kimi no kureru mono wa zenbu
sukoshi oukii ki no sei kana
dareka ga kanaeta yume ga mata hitotsu hora
kirakira to oto o tatete nagareru
tsukande miseru kara
mikazuki o mi ni ikou
tokubetsu na kyou kimi to ikou
kaketa tsuki wa sora ni kagayaku
mayonaka no kage o haotte
kesanaide oboetete
hajimete kanjita ano akogare wa
boku o michibiki tsuyoku sodateru
yume ga atte yokatta yo na
crescent moon
Permainan gitarnya pun berhenti saat mendengar tepukan tangan. Ia langsung menoleh, dan menemukan Mitsuki yang berdiri di depan pintu kamar Mizuru. Gadis babyblue pun terkejut, tak lama pipinya langsung merona hebat.
"Se-sejak kapan... Mitsu disitu...?" tanya Mizuru gugup.
Mitsuki menghampiri Mizuru dan duduk di sampingnya. "Sejak Mizu mulai bernyanyi?"
Mizuru sontak menunduk, karena malu. Mitsuki gemas melihat sikap sang kekasih, ia pun mengusap surai babyblue sang kekasih lembut. "Arigatou naa, Mizu" ucapnya sambil tersenyum cerah.
Mizuru menoleh kearah Mitsuki, menatap manik jingga miliknya. "Kenapa Mitsu berterima kasih? Seingatku aku tidak melakukan apapun"
"Berkat Mizu, aku sudah merasa lebih baik" ucap Mitsuki.
Mizuru memperhatikan gelagat Mitsuki, bermaksud mendeteksi kebohongan. "Tadi... hanya jingga yang terlihat" batinnya. "Apapun untuk Mitsu, hehe"
Mitsuki mengusap kepala Mizuru lembut sambil tersenyum cerah. Walau merasa malu, Mizuru sangat menikmati setiap sentuhan yang ia terima dari kekasihnya.
Pintu apartemen pun terbuka, MitsuMizu reflek menoleh kearah pintu.
"Nee-chan aku pulang" ternyata Ayato yang datang.
MitsuMizu memfokuskan penglihatannya, takut mereka salah lihat. Tapi ternyata tidak salah. Di belakang Ayato, seorang pemuda bersurai merah mengikuti Ayato. MitsuMizu langsung terkejut. Begitupun si pemuda, yang melihat sosok familiar di samping Mizuru.
"Riku?!/Mitsuki?!"
TO BE CONTINUE
Alama- yah ketauan -_-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top