Spring~

Seperti biasa, hari-hari yang dijalankan Mizuru selalu sibuk, baik di rumah sakit maupun di studio. Seperti saat ini, di tempat tunggu ruangan poli jantung, banyak pasien yang mengantre untuk diperiksa oleh dokter muda itu. Dibantu oleh asistennya, seorang gadis bersurai blonde yang bernama Mary, mereka melakukan tugasnya hingga tidak ada pasien lagi yang mengantre di tempat ruang tunggu itu.

Tapi aktivitas sang dokter muda dan asistennya itu tidak berhenti sampai disana. Setelah melakukan pemeriksaan terhadap pasien rawat jalan, mereka melakukan pemeriksaan rutin untuk pasien rawat inap. Cukup banyak pasien rawat inap yang ditangani Mizuru, mengingat dokter di poli jantung hanya 3 orang. Setelah itu, Mizuru melakukan operasi jantung sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Aktivitas di rumah sakit hari ini memakan waktu hingga malam hari.

Setelah melakukan semua pekerjaannya, saat ini Mary dan Mizuru sedang beristirahat sejenak di ruang praktek milik sang dokter.

"Haahh... aku tidak punya tenaga lagi untuk pulang" gumam Mary. Ia sedang bersandar di kursi, merilekskan dirinya. Mizuru hanya mendengarkan keluhan sang asisten dengan tenang. "Mizunashi-sensei memang hebat. Tidak ada lelah di wajahmu"

Sejujurnya Mizuru juga lelah, apalagi jadwal hari ini yang penuh, tapi karena sudah terbiasa, ia bisa menutupinya. Ia hanya menanggapi ucapan Mary dengan senyum tipis. Sang dokter muda itupun berdiri, berjalan menuju counter kecil di sebelah mejanya. "Sebelum pulang, kamu mau minum dulu, Mary?" tanya Mizuru.

"Kopi~"

"Kamu tau aku tidak minum kopi kan?"

"Teh~"

Mizuru menyalakan termos listriknya. Sambil menunggu, ia menyiapkan 2 cangkir dan tehnya. Tak lupa ia memberikan gula. Ia kembali duduk untuk menunggu termos listriknya selesai memanaskan airnya.

"Ahh, Mizuru-sensei. Aku punya sesuatu untukmu" Mary memberikan sebuah bungkusan kecil ke Mizuru. "Happy birthday. Ini hadiah kecilku untuk sensei"

Mizuru mengerjabkan matanya beberapa kali, menatap bingung Mary. Mary juga bingung. "Sensei lupa. Coba lihat tanggal berapa hari ini"

Mizuru mengambil kalender di sudut mejanya.
"3 Mei... ah ulang tahunku"

Mary terkekeh. "Sensei itu type orang yang saking sibuknya jadi lupa tanggal ya"

"Aku benar benar tidak ingat" Mizuru mengambil bungkusan itu. "Terima kasih, Mary" ucapnya sambil tersenyum tipis.

"Maaf, aku hanya bisa memberikan itu"

"Aku tidak pernah melihat nilai hadiahnya kok. Ada orang yang ingat ulang tahunku saja sudah cukup untukku" Mizuru memperhatikan bungkusan itu. "Ini... cookies?"

Mary mengangguk. "Sebelum berangkat aku membuatnya. Tapi aku tidak percaya diri dengan rasanya. Semoga sensei suka"

Mizuru kembali tersenyum tipis. "Baiklah. Terima kasih ya"

"Sama-sama"

Mizuru menyimpan cookies itu di tasnya, ia akan memakannya nanti saat sudah sampai rumah. Ia kembali berdiri begitu termos listriknya sudah mati. Ia menuangkan air panasnya dengan hati-hati ke 2 cangkir yang sebelumnya sudah ia siapkan, lalu ia mengaduh tehnya agar gulanya tercampur dengan rata. Setelah itu Mizuru membawa 2 cangkir itu ke meja dan memberikan salah satunya ke Mary.

Mereka berdua meminum tehnya dengan nikmat. Teh tersebut membuat mereka lebih rileks dari sebelumnya. Tak lama kemudian, teh mereka pun habis.

"Yosh, dengan ini tenagaku sedikit terisi. Aku bisa pulang" ujar Mary bersemangat. Mizuru mencuci gelas itu di wastafel, lalu di simpan kembali ke tempat semula.

"Ayo kita pulang. Hari semakin gelap" ajak Mizuru. Mereka berdua bersiap pulang dan merapihkan ruangan itu. Setelah itu mereka keluar dari ruangan.

Mereka memutuskan untuk pulang bersama sampai stasiun, karena mereka sama-sama naik kereta, walau rutenya berbeda. Mizuru naik kereta duluan karena keretanya sudah datang. Setelah pamit, kereta pun bergerak.

Kereta yang Mizuru naiki cukup sepi, hanya ada beberapa orang disana. Mizuru duduk di kursi dekat pintu, kebetulan disana kosong. Kantuk mulai melandanya. Ia sangat kelelahan hari ini. Tapi kalau ia ketiduran, bisa-bisa stasiun pemberhentiannya terlewat, jadi Mizuru mencoba menahan kantuknya.

Pemberitahuan pemberhentian stasiun tujuan Mizuru terdengar. Mizuru langsung berdiri di depan pintu. Setelah kereta berhenti dan pintu terbuka, Mizuru langsung bergegas keluar. Dari statiun ke apartemen Mizuru tidak begitu jauh. Dengan langkah cukup cepat, Mizuru keluar dari stasiun. Ia ingin segera bertemu kasur tercintanya dan langsung beristirahat.

Mizuru sampai di depan pintu apartemennya. Ia mengatur napas sebentar. Setelah itu, ia membuka pintunya.

"Aku pulang" ucap Mizuru.

Apartemennya sangat gelap, tidak ada penerangan yang terlihat menyala. Selain itu apartemennya sangat hening.

"Sepertinya Ayato lupa menyalakan lampu "

Mizuru melepas sepatunya, karena gelap, ia meletakkan sepatunya di sembarang tempat, nanti ia akan meletakkannya di rak sepatu saat lampu sudah menyala. Kenapa Mizuru tidak menggunakan smartphonenya untuk penerangan? Ternyata batere smartphonenya habis, ia lupa mengecas saat di rumah sakit.

Mizuru meraba tembok untuk petunjuk jalan. Sekaligus mencari saklar lampu. Setelah menemukannya, gadis itu langsung menyalakan lampu. Saat lampu menyala, terdengar suara party popper dan serbuk kertas warna warni yang berterbangan. Ternyata pelakunya adalah Ayato dan Mitsuki.

"Happy birthday~" ucap mereka kompak.

Mizuru tentu saja kaget. Ia mengira tidak ada orang di apartemennya. Terlebih lagi Mitsuki datang.

"Bukannya Mitsu sedang sibuk? Aku tidak menyangka Mitsu akan datang" Mizuru menghampiri 2 lelaki itu. Gadis itu bisa melihat banyak makanan yang tersaji di meja makan. Tapi bukan itu menjadi perhatiannya. Ia terfokus pada kue ulang tahun yang berada di tengah meja itu.

"Kau tidak senang aku datang?" tanya Mitsuki yang memperhatikan gelagat kekasihnya.

"Bukan begitu. Aku... malah senang" ujar Mizuru sambil tersenyum tipis. Rona merah tercetak di pipinya.

Mitsuki terkekeh pelan melihat sang kekasih yang malu-malu. "Ahh, menurutmu kuenya bagaimana?" tanyanya sambil terfokus pada kuenya.

Mizuru ikutan melihat kuenya. "Tema sakura? Biasanya Mitsu membuat dengan warna dominan biru muda"

"Aku mencoba merubah suasana. Maa, bulan Mei kan identik dengan musim semi juga. Karena itu aku membuatnya dengan tema sakura. Bagaimana?"

"Kuenya sangat bagus. Sasuga anak pemilik toko kue nee. Tanganmu sudah sangat profesional dalam mendekorasi kue"

Mitsuki tersenyum bangga. Puas karena Mizuru menyukai kuenya. Ia pun menyalakan lilin kue itu dan mengangkatnya sehingga kue itu berada di hadapan mereka berdua. "Make a wish, Mizu"

Mizuru memejamkan mata. 'Semoga aku menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya, Ayato bisa meraih cita-citanya, dan hubunganku dengan Mitsu semakin harmonis sampai ke jenjang yang lebih serius'  Mizuru kembali membuka matanya dan meniup lilin itu. Terdengar tepuk tangan dari Ayato.

"Yeayy otanome, Nee-chan~" Ayato memeluk Mizuru erat. Tentu saja Mizuru membalas pelukan itu.

"Arigatou, Ayato" balasnya.

Ayato melepaskan pelukannya, memberi kode kepada Mitsuki. Mitsuki paham maksudnya, ia pun merentangkan kedua tangannya. "Mizu" panggilnya.

Mitsuki meletakkan kembali kuenya ke tengah meja dan mencabut lilinnya. Ia meletakkan lilin itu ke piring kosong.

Mizuru berbalik, sehingga mereka saling bertatapan. Mizuru memiringkan kepalanya, bingung dengan maksud sang kekasih.

"Aku tidak dipeluk juga?" tanya Mitsuki. Kadang Mizuru tidak peka kalau diberi kode, sehingga Mitsuki harus mengutarakannya langsung.

Wajah Mizuru sudah semerah tomat. "Ti-tidak mau..."

"Ayato saja dipeluk"

"Kan dia adikku"

"Jahatnya~ aku juga mau hadiah atas kerja kerasku membuat semua ini"

"Pamrih nih?"

"Menurutmu?"

Mulailah perdebatan diantara mereka. Ayato gemas sendiri melihatnya. Ia mendorong pelan Mizuru. Karena tidak siap, Mizuru pun oleng, Mitsuki dengan sigap memeluknya agar Mizuru tidak terjatuh.

"Mau pelukan aja susah amat sih. Gemes deh jadinya"

Akhirnya Mizuru balas memeluk Mitsuki. Wajahnya yang sudah merah ia sembunyikan di balik dada bidsng milik Mitsuki. Mitsuki terkekeh pelan, ia mengusap surai panjang babyblue milik sang gadis. "Tanjoubi omedetou, Mizu. Terima kasih sudah hadir mewarnai hidupku selama ini"

"Jangan gombal" gumam Mizuru

"Itu bukan gombalan. Selama ini aku selalu ingin mengatakannya"

Mizuru mendongak, agar melihat wajah Mitsuki, lebih tepatnya sorot mata jingganya. Setelah itu ia tersenyum tipis. "Harusnya aku yang mengatakan itu. Terima kasih juga sudah hadir dalam hidup monotonku, Mitsu" ucapnya sambil tersenyum tipis. Mitsuki mencium kening sang kekasih, lalu ia kembali mengusap surainya.

Mizuru melepas pelukannya. "Ayo makan. Aku lapar~"

"Ish Nee-chan. Tunggu dulu. Pemberian hadiah dulu, baru makan."

"Padahal tidak perlu" gumam Mizuru.

"Ulang tahun tidak lengkap kalau tidak ada hadiah. Tunggu sebentar" Ayato meninggalkan MitsuMizu ke kamar.

"Ayato benar. Sebenarnya aku punya hadiah juga" ujar Mitsuki.

Mitsuki pergi ke ruang tamu meninggalkan Mizuru, tak lama ia kembali, membawa totebag kecil berwarna pink dan memberikannya ke Mizuru.

"Arigatou, Mitsu. Boleh kubuka?" tanya Mizuru. Mitsuki mengangguk. Mizuru membuka totebag itu, terdapat 2 kotak berukuran kecil disana. Mizuru mengeluarkan kedua kotak itu. "Ini... tidak kebanyakan?" tanya Mizuru.

"Tidak kok"

Ayato kembali dari kamarnya. Ia juga membawa totebag kecil, tapi bedanya, totebag itu berwarna biru muda.

"Hai, Nee-chan. Ini hadiah dariku" ujar Ayato sambil menyodorkan totebag itu.

Mizuru tersenyum tipis menerima totebag itu. "Arigatou, Ayato" Mizuru membuka totebag itu, isinya sebuah kotak yanh sedikit panjang dan sebuah bungkusan berwarna pink disana

Mizuru membuka ketiga kotak itu satu persatu. sekota hadiah dari Mitsuki berisi sebuah jam tangan berwarna biru beserta gelang dengan pendant bulan yang dikelilingi permata kecil. Sementara sekotak lagi berisi kalung dan cincin emas dengan pendant sakura. Hadiah dari Ayato berisi kacamata bulat yang dihiasi bunga sakura di pinggi lensa dan juga rantai dengan pendant sakura. Mizuru membuka bungkusan itu, isinya sebuah hairpin dengan bunga sakura diujungnya.

"Hadiah kalian terlalu mewah, terutama Mitsu" Mizuru menatap datar semua hadiah dari dua lelaki ini.

"Sesekali tidak apa-apa kan Nee-chan/Mizu" ujar Mitsuki dan Ayato kompak. Mizuru semakin speechless.

"Tapi, aku akan menerima ini. Arigatou, futari tomo" ujar Mizuru tersenyum tipis. "Boleh kupakai?" Ayato dan Mitsuki mengangguk. Mizuru menggulung rambutnya sehingga membentuk sanggul, lalu ia menusuk hairpin itu agar rambutnya lebih rapih. "Bagaimana?" tanya Mizuru.

"Cocok sekali" puji mereka berdua. Mizuru tersenyum tipis.

Mizuru mengambil kalung pemberian Mitsuki dan memberikannya ke sang kekasih. Setelah itu ia membelakangi Mitsuki. "Tolong pakaikan, Mitsu"

Mitsuki mengangguk dan membantunya memakaikan kalungnya itu. Setelah selesai, Mizuru kembali berbalik. "Aku... tidak terbiasa memakai aksesoris"

"Tapi cocok kok" puji Mitsuki.

Mizuru memakai jam tangan dan gelang itu di lengan kirinya. Ia hendak memakai cincinnya, tapi cincin itu langsung diambil Mitsuki.

"Biar aku pakaikan" Mitsuki memasangkan cincin itu di jari manis Mizuru.

"Ciee, seperti lamaran saja. Sepertinya Mitsuki-san siap melamar Nee-chan nih"

Wajah MitsuMizu langsunh memerah dan mereka mengalihkan pandangannya. "A-aku janji, jika saatnya tiba... aku akan melamarmu" gumam Mitsuki. Wajah Mizuru semakin memerah mendengar pernyataan Mitsuki.

"Cieee, lamar sekarang aja. Gemes deh lama-lama" ujar Ayato.

"Nanti saja. Kami belum siap" ucap MitsuMizu kompak.

"Ish. Jangan lama-lama ya. Aku mau punya keponakan"

Isi kepala MitsuMizu sudah kosong. Mereka berdiri mematung mendengar ucapan Ayato. Sang pelaku hanya cekikikan.

Akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk makan malam. Tapi pikiran MitsuMizu tidak ada disana. Ayato tersenyum puas mengerjai pasangan ini.

Mitsuki memutuskan untuk menginap karena kalau ia memaksa pulang, jadwal kereta hari ini sudah tidak ada lagi.

Bagaimana kelanjutan hubungan mereka setelah mendapat lampu hijau dari Ayato?

TO BE CONTINUE

Tanjoubi omedetou Mizuru~ Udah makin tua, semoga makin langgeng ya sama Mikki.

Mizuru : Mbaknya tolong sadar diri, kamu juga tambah tua

Jahat- dahlah. Sudah lama aku tak update haluan, semoga suka~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top