4. Night
"Aika-chan, apa kau sudah selesai menulis laporannya? Kalau mau, aku bisa membantumu." Tanya Atsushi pada Aika yang sedang mengulum permen lollipop di mulutnya, sambil membuat laporan tentang misi pertamanya.
"Tidak, kau sudah cukup membantuku senpai." Jawab Aika, sambil tetap fokus pada layar laptop didepannya.
"Ba, baiklah."
"Aika-chan, aku penasaran. Sebenarnya bakatmu itu seperti apa?" Tanya Dazai yang sedari tadi juga mengamati Aika.
"Benar juga, sebenarnya aku juga penasaran dengan kemampuan Aika-chan." Sahut Atsushi.
Aika menghentikan jari-jarinya yang sedang mengetik. Dia terdiam melihat dua orang penasaran yang ada didepannya itu.
"Ingin tau saja, atau benar-benar ingin tau?" Tanyanya sambil mengeluarkan permen lollipop dari mulutnya.
"Benar-benar ingin tau!" Jawab Dazai dan Atsushi serempak. Aika yang melihat mereka berdua, hanya sedikit tersenyum.
Duk
Sebuah buku menjatuhi kepala Atsushi. Dia sedikit terkejut.
Beberapa buku dan peralatan lainnya terlihat melayang-layang di udara. Membuat orang-orang diruangan itu juga ikut terkejut.
"Aika! Teserah kau mau unjuk kekuatan didepan mereka. Tapi, kembalikan buku catatan itu padaku!" Protes Kunikida, yang melihat buku catatannya ikut terbang. Aika melirik Kunikida sebentar, lalu memberikan senyuman tipis.
Buku catatan Kunikida yang sebelumnya berada disamping Aika, tiba-tiba menghilang dan muncul mengenai kepala Kunikida.
"Kau..." Kunikida sedikit menggeram.
"Aku tidak unjuk kekuatan." Balas Aika datar. Mengabaikan laki-laki yang sedang naik darah disampingnya itu.
"Sudahlah Kunikida-kun! Tidak baik marah-marah pada wanita." Dazai mencoba menenangkan pria berkacamata itu.
Kunikida menghela nafas, kemudian melanjutkan pekerjaannya.
"Jadi Aika-chan, bakatmu itu dapat menerbangkan barang?" Tanya Dazai sedikit bergurau.
"Menerbangkan barang? Hahahaha... Tidak-tidak! Kemampuanku itu adalah teleportasi. Kau tau kan?" Jawab Aika sambil tertawa, dan mengembalikan barang-barang tadi ketempat semula.
"Teleportasi? Kalau dipikir-pikir benar juga sih. Kau tiba-tiba hilang dari hadapanku, lalu muncul ditempat lain... Tapi, kenapa kau bisa menerbangkan barang-barang tadi?" Tanya Atsushi penasaran.
"Apa kau melihat lingkaran sihir ketika di bandara kemarin senpai? Aku menahan benda-benda itu dengan lingkaran sihirku. Hanya saja, aku membuatnya menjadi transparan. Jadi, akan terlihat seperti sedang melayang diudara." Jawab Aika, lalu kembali memasukkan permen kedalam mulutnya.
"Wah, hebat juga ya! Apa lagi yang bisa kau lakukan dengan bakatmu?" Tanya Dazai.
"Hmmm, selain melayangkan dan menteleport barang, aku juga bisa menteleport diriku sih.. Ah, aku juga bisa menteleport orang lain. Dan juga, benda-benda diluar angkasa dapat kutelrport kesini juga sih..." Jelasnya, sambil sedikit memikir-mikir.
"Benda luar angkasa? Maksudmu seperti meteor?" Tanya Atsushi sedikit terkejut.
"Bagaimana kalau sebuah planet?" Tambah Dazai.
"Planet? Hahaha... Bisa saja sih, kalau bumi ini cukup untuk menampungnya..." Jawab Aika sedikit tertawa.
"Ah, ada satu lagi. Aku bisa melihat suasana di tempat lain, yang jauh, dengan menutup mata." Tambahnya.
"Melihat ditempat lain? Maksudmu, seperti menteleport pandanganmu ketempat lain?"
"Hmm, kira-kira seperti itulah..."
"Waah, hebat juga ya kemampuan Aika-chan!" Atsushi terlihat kagum.
Aika hanya melirik Atsushi sebentar, lalu sedikit menunduk dan terdiam.
"Atsushi-senpai.. Apa kau pernah... Merasa terasingkan dari kehidupanmu sendiri, gara-gara diakibatkan oleh bakatmu sendiri?" Tanya Aika masih dalam posisi menunduk.
Atsushi tiba-tiba menjadi teringat dengan masa lalunya. Ketika dia dikeluarkan dari panti asuhannya. Dia dikeluarkan dari panti asuhannya, karena ulah bakatnya sendiri. Saat itu, dia masih belum dapat mengendalikan kekuatannya. Bahkan, dia juga tidak ingat apapun ketika lepas kendali.
"Ya." Atsushi hanya menjawab sepatah kata. Lalu terdiam.
Aika meliriknya sekilas, lalu tersenyum tipis.
"Apakah jam makan siang masih lama? Aku lapar..." Aika mencairkan suasana canggung.
"Hmm, kira-kira lima menit lagi." Jawab Dazai.
Aika, berdiri dari tempat duduknya, lalu berjalan keluar.
"Aika-chan, kau mau kemana?"
"Mau membeli sesuatu."
"Kan belum jam makan siang?"
"Aku hanya sebentar kok."
Ketika membuka pintu, Aika mendapati Kyouka yang sedang berdiri disana. Sepertinya dia ingin masuk. Sebelumnya, Aika sempat berkenalan dengan seluruh karyawan agensi, setelah test kecil itu. Dan Aika sudah sedikit akrab dengan Kyouka.
"Kyouka-chan? Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Aika membuka pembicaraan.
"Tidak ada." Jawabnya datar. Lalu suasana terasa menjadi canggung.
"Etoo... Aku mau keluar membeli sesuatu. Apa kau mau ikut? Kyouka-chan?" Ajak Aika ragu-ragu.
"Hmm, boleh."
"Kalau begitu, ayo!" Aika menggeret tangan Kyouka, dan berjalan meninggalkan gedung itu.
•••
"Jam makan siang sudah hampir selesai." Ujar Kyouka datar.
"Sebentar lagi..." Jawab Aika, dengan jemarinya sedang mencari sesuatu dideretan minuman susu.
Beberapa lama kemudian, dia melirik gadis yang sedari tadi menunggunya.
"Kyouka-chan, kau boleh kembali ke agensi duluan." Kata Aika datar.
"Tidak apa-apa?" Tanya balik Kyouka.
"Tidak apa-apa. Aku akan menyusul." Jawab Aika sembari tersenyum.
Kyouka berjalan keluar, meninggalkan toko. Aika sedikit menghela nafas melihat Kyouka yang sangat datar itu.
—°•°•°—
[[ Aika POV ]]
"Dia suram sekali..."
Sama sepertiku...
Aku keluar dari toko, sambil membawa kantong keresek yang berisi cemilan. Aku suka nyemil.
Aku menoleh kekanan dan kekiri. Melihat orang-orang yang berjalan melewatiku, dan kendaraan yang berlalu lalang dijalan raya.
Aku masih memandangi sekitar dalam diam, sebelum pada akhirnya aku memasang wajah datarku.
Aku tersesat.
•••
Hari sudah menjelang senja. Langit sudah berubah warna menjadi oranye. Orang-orang sudah mulai berjalan pulang menuju rumahnya.
Dan aku masih tersesat.
Aku bodoh... Benar-benar bodoh...
Bagaimana bisa aku lupa dengan jalan menuju agensi? Memang jarak dari toko ini dan kantor agensi lumayan jauh sih. Tapi, bagaimana aku bisa sangat lupa? Padahal, aku sudah berjalan berjam-jam, dan terus mencoba untuk mengingatnya.
Satu-satunya alasan mengapa ku tersesat. Mungkin karena ini pertama kalinya aku ke kota ini, dan belum hafal dengan letak jalannya?
Naik taxi? Ide bagus. Tapi uangku sudah benar-benar habis untuk membeli cemilan. Kebodohanku yang kedua.
Langit sudah mulai gelap. Yabaii... Aku harus segera kembali ke asrama, atau kantor agensi.
Harus sesegera mungkin sebelum hari benar-benar mulai gelap. Karena aku.
Benci dengan kegelapan.
—°•°•°—
[[ Atsushi POV ]]
"Dazai-san?" Aku mengetuk-ketuk pintu kamar Dazai-san. Tak lama kemudian, dia keluar dan berdiri diambang pintu.
"Ada apa Atsushi-kun?"
"Apakah kau tidak melihat Aika-chan?"
"Aika-chan? Teakhir kali aku melihatnya, ketika pergi keluar bersama Kyouka-chan ketika jam makan siang tadi."
"Aku juga teakhir kali melihatnya ketika saat itu. Aku sudah bertanya pada Kyouka-chan. Katanya, dia akan menyusul ke agensi. Tapi dia tidak ada sampai saat ini." Aku sedikit panik. Apakah terjadi sesuatu padanya?
"Apa kau sudah mencoba menghubunginya?" Tanya Dazai-san penuh tanya.
"Sudah. Tapi, ponsel miliknya dia tinggal di mejanya. Di agensi."
"Hmmm... Ada yang aneh. Tidak mungkin dia membeli makanan sampai selarut ini." Dazai-san terdiam, dan memberi sedikit jeda dari perkataannya.
"Bagaimana kalau kita mencarinya?"
—°•°•°—
[[ back to Aika POV ]]
Masih berjalan...
Aku masih berjalan menusuri kota ini...
Masih terus berjalan...
Berjalan sampai kapan?
Beberapa kali aku melewati jalan yang sama.
Seakan-akan aku seperti sedang berada didalam hutan, dan tersesat.
Hanya berjalan memutar, dan bukannya berjalan lurus.
Aku memandangi kedai roti yang berada di depanku.
Aku sudah melewati toko roti ini dua kali.
Dan sekarang aku melewatinya lagi.
Masih berjalan dalam diam, tanpa lelah.
Kali ini aku melewati sebuah perumahan yang sangat sepi.
Sebuah jalan kecil, dengan satu lampu jalan yang tidak terlalu terang.
Gelapnya malam, dan suramnya tempat ini, membuatku sedikit ngeri.
Tapi aku tetap harus melewatinya.
Siapa tau jika aku masih terus berjalan, aku akan sampai di asrama?
"Baka baka baka~ Aku memang bodoh~ Tersesat tak tau arah~ Tak ada uang dan tak ada ponsel~ Dan sekarang aku seperti orang gila yang sedang menyanyi dalam jalan yang begitu gelap dan sepi~" Aku bernyanyi-nyanyi tidak jelas. Aku benar-benar merasa seperti orang bodoh saat ini.
"Oh iya, kenapa aku bisa setenang ini, walaupun dalam keadaan seperti ini ya?" Aku menghentikan langkahku, dan terdiam sejenak.
Sudah sangat larut malam. Dan aku masih belum menemukan asrama, maupun kantor agensi.
Entah kenapa, aku jadi ingin tertawa. Tapi disisi lain, aku juga ingin bersedih.
Apakah tidak ada seseorang yang menemukanku?
Ah, pasti tidak ada.
Aku hanyalah pembawa bencana bagi orang-orang disekitarku.
Tidak ada yang menghawatirkanku.
Tidak ada yang memperdulikanku.
Tidak ada.
Kira-kira, kapan ya teakhir kali aku diperhatikan seseorang?
Sepertinya 11 tahun lalu...
Semenjak kejadian itu...
Aku tidak pernah merasakan lagi yang namanya kasih sayang...
"Guk! Guk! Guk!"
Seekor anjing besar bewarna coklat menggonggong dari balik pagar kawat. Didalam pagr itu, terdapat rumah yang terlihat tak terawat. Aku kembali memandangi anjing yang terus menggonggong, dan tak bisa keluar mengejarku karena terhalang pagar.
"Kenapa? Tidak bisa keluar ya? Kasihan." Ucapku memandangi anjing itu. Dia masih menggonggong. Membuat telingaku sakit saja.
"Diamlah. Aku sedang dalam masalah. Secara tak langsung, kau menambah masalahku." Masih berbicara dengan anjing itu. Aku benar-benar merasa seperti orang gila sekarang. Syukurlah disini sangat sepi sekali, nyaris tak ada tanda-tanda kehidupan.
Aku menghela nafas sebentar, lalu mulai kembali berjalan.
Krtak krak krak.
Aku melirik kearah suara tersebut berasal. Anjing tadi sedang berusaha membobol pagar kawat yang sudah berkarat itu. Dan dia hampir berhasil melewatinya.
"Ini bohong kan?" Keringat dingin mulai bercucuran dari dahiku. Dari dulu, aku sudah benci dengan anjing. Sangat benci.
Anjing itu berhasil membobol pagar itu. Dan alhasil, aku dikejar olehnya. Aku cuma berlari kecang tanpa mengatakan apapun. Apa lagi ini? Sudah tersesat, ditambah dikejar oleh anjing? Lucu sekali.
Lariku masih lebih cepat dari anjing itu. Meskipun aku sudah berbelok, dan sudah agak jauh darinya, dia masih bisa menemukanku dengan penciumannya yang tajam itu. Cih, sialan.
Aku masih berlari kencang dikejar anjing besar itu. Tetapi aku tetap berusaha tenang, meskipun nafasku terengah-engah. Aku melirik kekanan dan kekiri, dalam kecepatan yang sedikit lumayan. Kenapa tidak ada seorangpun disini? Seakan-akan seperti perumahan berhantu.
Lariku mulai melambat. Nafasku mulai sesak. Aku mulai kecapekan. Dan anjing itu mulai dapat menyamai lariku. Sialan... Aku harus segera menemukan keramaian, agar ada orang yang segera menolongku dari anjing gila ini.
Aku berlari dengan asal. Dan berbelok kesebuah gang kecil nan gelap, tanpa ada cahaya sedikitpun. Kecuali cahaya dari bulan. Anjing sialan itu masih mengejarku.
Gang itu terlalu banyak belokan. Dan tiba-tiba aku menabrak sesuatu, sampai membuatku terjatuh dan merintih kesakitan. Apakah aku menabrak dinding?
"Apa yang sedang kau lakukan disini
?"
To Be Continued...
.
.
.
.
.
Notes
Chapter selanjutnya masih ada sambungan dari chapter ini ya. Scene kesasarnya masih akan berlanjut :v
Chapter selanjutnya bercerita tentang Port Mafia. Nanti langsung aku publish besok pagi.
Dan mungkin, beberapa dari kalian berpikir, kok Aika ga make kekuatannya pas lagi kesasar? Jawabannya nanti akan terjawab sendiri di beberapa chapter kedepan (gatau ch perapa) 😂🔫
Gitu aja. Sankyuu~ ♥
- Aika -
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top