SUN : FIRE
tap ... tap ... tap ...
Seorang gadis berambut ikal sebahu berlari di sepanjang koridor sekolah hingga sampai di kelasnya "Safira!" pekiknya saat melihat seorang gadis yang seang asik dengan novel di tangannya. Spontan gadis yang merasa namanya dipanggil menoleh ke sumber suara.
"Kau kenapa Keyra?" Tanya Safira heran.
"Astaga! Safira kau tau! Kita akan kedatangan murid baru!" Seru Keyra antusias sementara Safira, dia masih memandang Keyra dengan tatapan heran.
"Ya, lalu?" Ucap Safira tidak mengerti.
"Katanya nih ya, dia itu cowok keren!"
"Lalu?"
"Katanya lagi, dia itu seangkatan dengan kita!"
"Hm ... lalu?"
"Akh! Safiraku sayang ... kenapa kau masih tidak mengerti?" Dengan polosnya Safira hanya menggelengkan kepalanya.
"Sudahlah, seharusnya aku tidak memberitahukan tentang hal ini padamu." Lanjut Keyra sedikit kesal dengan sahabatnya itu.
"Yasudah." Balas Safira acuh dan membuat Keyra melongo. Tidak lama setelah itu, seorang pria berkepala botak yang tidak lain adalah salah satu guru mereka datang, ia datang bersama seorang pemuda tampan yang membuat seisi kelas kembali ke tempatnya masing-masing dan mulai berbisik-bisik mengenai pemuda tampan itu.
"Dia!" Pekik Keyra tertahan yang didengar oleh Safira hingga membuat Safira menoleh kearahnya.
"Kau mengenalnya?" Bisik Safira, sementara Keyra hanya mengangguk dan tatapannya tidak terputus dari pemuda yang berdiri di depan.
"Kau menyukainya?" Bisik Safira lagi dan Keyra masih mengangguk membuat Safira menggelengkan kepalanya melihat keyra setelah itu Safira kembali sibuk dengan novelnya.
"Reyhan ini kelasmu, kau bisa duduk di tempat yang kosong," ucap pria itu kemudian melihat seisi kelas, "kalian akan mendapat teman baru,saya harap kalian bisa berteman baik." lanjutnya sementara pemuda itu mengangguk paham kemudian duduk di tempat kosong setelah itu dia keluar dari kelas. tidak lama setelah itu, seisi kelas kembali ricuh dan mulai berkenalan dengan Reyhan sementara Reyhan hanya membalas mereka dengan wajah datarnya.
☆☆☆
"Oh ... jadi murid baru tadi itu yang kau maksud sebagai pahlawamu." Ucap Safira sambil mengangguk-angguk.
"Iya Safira, astaga ... dia mengingatku tidak yah?" Ucap Keyra sambil memikirkan murid baru di kelasnya.
"Sudahlah Dan, makan makananmu ...." ucap Safira sambil memakan makan yang sudah dipesannya.
"Sudahku bilang jangan memanggilku seperti itu Saf!" Balas Keyra kesal sementara Safira hanya mengangkat bahunya acuh.
Kini Keyra dan Safira berada di kantin untuk mengisi perutnya. mereka terus berceloteh mengenai murid baru itu, tidak lama kemudian suara bising mulai terdengar karena sosok pemuda tampan yang memasuki area kantin, spontan Keyra danSafira melihat sumber keributan itu.
"Selalu saja seperti itu, dasar tebar pesona." Cibir Keyra
"jangan begitu Keyra, lihat dia menghampirimu." Balas Safira dan benar saja tidak lama setelah itu pemuda yang dimaksud Safira tiba-tiba sudah duduk di sampingnya.
"Hai ... beb ... " sapa pemuda itu sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Beb, beb, beb apaan! Bebek? Sana, jauh jauh ...." balas Keyra ketus
"Beb, jangan ketus dong ..." balas pemuda itu lagi dan membuat Keyra hanya memasang wajah kesalnya sementara Safira berusaha menahan tawanya.
"Andriyan! pergi nggak!" Ucap Keyra galak.
"Nggak," bantah Andriyan, baru saja Keyra ingin memarahi Andriyan seseorang memukul kepala Andriyan dan membuat Keyra menoleh kearah orang itu hingga membuat Keyra berbinar menatap pemuda itu sementara Adriyan sendiri langsung menoleh dan melihat orang itu.
"Erik Reyhan Sanjaya! apa-apan kau ini!" Geram Andriyan sambil mengelus kepalanya yang sakit dan langsung memaki pemuda itu, Keyra yang melihat Reyhan langsung mendorong Adriyan dan menghampiri Reyhan.
"Hai Reyhan ...," sapa Keyra dengan centilnya yang membuat Reyhan menatapnya heran.
"Kau mengingatku?" Tanya Keyra berbinar, sementara Andriyan hanya menahan kekesalannya melihat Keyra yang secara terang terangan mendekati sahabatnya itu.
"Aku mencarimu sejak tadi," ucap Reyhan pada Andriyan dan mengabaikan Keyra hingga membuat Keyra mendengus.
"Reyhan kau mengenal Iyan?" Tanya Keyra lagi.
"Kenapa mencariku? Bukannya aku sudah tidak punya utang?" Jawab Andriyan masih kesal.
Reyhan menatap Andriyan datar. "Kau sudah janji menemaniku berkeliling."
"Astaga Reyhan! kenapa harus sekarang sih? kau tidak liat aku sedang apa?"
Safira yang kesal melihat perdebatan mereka akhirnya angkat bicara. "jika kalian masih ingin disini, pesanlah makanan dan makan. Keyra lanjutan makanmu!" titahnya yang membuat Keyra menurut namun ia masih kesal karena terus diabaikan oleh Reyhan, sementara kedua pemuda itu pergi memesan makanan. namun sebelum Reyhan pergi ia sempat melirik Safira kemudian berlalu dari gadis itu.
Selama makan Andriyan terus saja menggoda Keyra hingga membuat gadis itu menjadi kesal, jika bukan karena Safira mungkin saja kedua makhluk berbeda jenis itu masih saja beradu mulut hingga mereka pulang. Beda halnya dengan Andriyan dan Keyra, Reyhan juga sibuk melakukan aktivitasnya. Tanpa Safira sadari Reyhan terus saja meliriknya kemudian memakan makannya.
Tanpa terasa bel sekolah sudah berbunyi. Mereka berempat terus saja bersama, mereka tidak janjian namun entah kebetulan atau apa mereka bertemu di jalan.
☆☆☆
Setelah beberapa hari, hubungan Safira, Keyra, Reyhan dan Andriyan semakin membaik bahkan sekarang mereka menjadi sahabat. Sejak Reyhan datang, Keyra terus saja membicarakan tentang rasa sukanya teradap Reyhan pada sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Safira. Namun tidak jarang juga Keyra membicarakan mengenai seberapa menyebalkannya tingkah Andriyan. Keyra tidak tau bahwa sahabatnya ini juga menyukai orang yang sama. Safira memilih diam dan merelakan daripada melihat persahabatan yang mereka jalin sejak dulu hancur karena persoalan cinta.
Saat ini mereka ~Keyra dan Safira~ sedang berkemah di sebuah bukit kenangan mereka dan tanpa mereka sadari Reyhan dan Andrian mengikuti mereka.
"Wah ... di sini enak juga yah ...." ucap seseorang dari balik punggung mereka ~Safira dan Keyra~ spontan mereka berbalik dan menoleh ke belakang melihat Andriyan yang sedang menikmati angin yang menerpa wajahnya sementara Reyhan hanya berdiri menatap pemandangan di depannya.
"Kenapa kalian bisa ada disini?!" Tanya Keyra tidak percaya.
"Memangnya kenapa? Ini tempat umum kan? Kau tidak berhak melarang kami." Balas pemuda itu.
"Keyra, Andriyan sudah. Bisa kalian tidak bertengkar setiap kalian bertemu." Ucap Safira menengah. Dan tanpa Safira sadari, Reyhan terus melihatnya dan tidak menghiraukan kedua orang yang sedang berdebat itu.
"Tapi Safira, seharusnya hanya kita berdua yang ada di sini." Ucap Keyra masih tidak terima.
"Jadi kau menyuruh kami pergi?" Tanya Reyhan yang sejak tadi diam.
"Bu-bukan begitu ... ta-tapi ... akh sudahlah kalian sudah di sini. Lakukan apa yang ingin kalian lakukan." Ucap Keyra yang masih sedikit kesal
"Ra, ayo cari kayu bakar dulu sebentar lagi senja." Ajak Safira sementara Keyra mengangguk dan mengikuti Safira.
"Hoii kalian mu kemana?" Tanya Andriyan dengan suara keras
"Bukan urusanmu!" Ketus Keyra kemudian memisahakan diri dengan Safira. Sementara itu, Andriyan dan Reyhan mengikuti kedua gadis itu. Andriyan mengikuti Keyra sementara Reyhan mengikuti Safira.
Sejak mencari kayu bakar Keyra dan Andriyan terus saja berdebat entah mengenai apa tapi ada saja hal yang mereka debatkan. Sementara Safira dan Reyhan masih diam dan terlihat fokus mencari ranting kayu yang ada hingga Reyhan membuka suara.
"Aku menyukaimu." Ucap Reyhan tiba-tiba dan membuat Safira membeku di tempat.
"Ma-maaf Rey ... tapi aku tidak bisa menerimamu." Ucap Safira menyesal.
"Kenapa?"
"Sebenarnya aku juga menyukaimu. Aku senang kau mengutarakan perasaanmu tapi pilihanku jatuh pada sahabatku. Aku tidak ingin menyakiti hati Keyra. Aku tau Keyra menyukaimu. Jika kita bersama bagaimana dengan Keyra?" Jelas Safira sambil melihat Reyhan yang tampak sedikit kecewa.
Rey menghela nafasnya mendengar ucapan Safira. "Baiklah aku tidak akan memaksamu jika itu memang sudah menjadi pilihanmu," Ucap Reyhan sambil berusaha tersenyum pada Keyra.
"Tapi bolehkah aku memelukmu sebentar? Hanya sebentar." Pinta Reyhan dan diangguki oleh Safira, spontan Reyhan memeluk Safira dan Tanpa mereka sadari Andriyan dan Keyra melihat mereka yang sedang berpelukan, spontan Andriyan membawa Keyra menjau dari Safira dan Reyhan saat melihat air mata Keyra mengalir. Tidak beberapa saat kemudian pelukan mereka berakhir. Reyhan mengukir sesuatu di sebuah pohon menggunakan pisau lipat yang di bawanya.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Safira sambil melihat ukiran Reyhan di pohon itu. "Fire? Api kah?" Lanjut Safira melihat ukiran bentuk love yang tengahnya bertuliakan 'FIRE' ukiran yang tercetak pada pohon itu.
"FIra dan REyhan." Jawab Reyhan, "ayo kembali. Mereka pasti sudah kembali." Lanjut Reyhan menarik tangan Safira. Sementara Andriyan berusaha menghentikan tangis Keyra dan bertepatan dengan itu Safira dan Reyhan kembali. Keyra masih kesal dengan mereka namun kekesalannya tidak berlangsung lama saat melihat matahari sudah hampir tenggelam.
"Safira lihat!" Pekik Keyra sambil menunjuk ke arah matahari itu. Sementara Safira hanya tersenyum melihat pemandangan di hadapannya.
Reyhan yang melihat Safira sedikit menyipitkan matanya agar bisa melihat matahari itu kini sudah berada di belakang Safira. "Jangan menatap matahari langsung, karena matahari itu seperti api dan cahaya yang sangat panas." Ucap Reyhan sambil memakaikan Safira kacamata hitamnya dan membuat Safira menoleh ke arah pemuda itu beberapa saat kemudian kembali menikmati senja.
Di sisi lain Keyra melihat ke arah Safira dan Reyhan yang menurutnya romantis. Namun di saat bersamaan hatinya terasa sakit melihat kedekatan mereka. 'Sepertinya Reyhan menyukai Safira. Sebaiknya aku mundur.' Batin Keyra dan tiba-tiba pandangannya sedikit menghitam spontan ia memegang samping matanya.
"Pakai saja. Matamu bisa sakit kalau terus memandangi matahari dengan mata telanjang." Ucap Seseorang di samping Keyra hingga membuat Keyra menoleh ke arahnya.
" Iyan?"
"Ya?"
"Kau so sweet juga yah ...." ucap Keyra sedikit terharu.
"Kau baru tau? Dari mana saja kau ini ... ckckck dasar." Ucap Andriyan dengan narsisnya.
"Tck! Menyebalkan! Sudahlah nyalakan api unggun! Disini sudah mulai dingin." Ucap Keyra dan tanpa bicara lagi Andriyan mulai menyusun bebrapa ranting kayu yang mereka temukan tadi dibantu dengan Reyhan. Mereka menikmati hari mereka dengan riang, sementara Keyra belusaha melepaskan Reyhan untuk sahabatnya.
☆☆☆
Karena merasa bosan berdiam diri dirumah, akhirnya Safira memutuskan untuk berjalan-jalan ke taman, sementara di sisi lain Reyhan sedang menunggu Andriyan di taman karena bosan, akhirnya dia mengelilingi taman itu. Tanpa sengaja mata Reyhan melihat Safira di sebrang jalan. Gadis itu sedang berlari santai menggunakan earphone di telinganya, terlihat menawan dimata Reyhan, baru saja Reyhan ingin menghampiri gadis itu, ia melihat sebuah mobil melaju dengan cepat ke arah Safira, spontan dia berlari ke arah Safira dan mendorong gadis itu dan membuat dirinya sendiri tertabrak.
"Reyhan!!" Pekik Safira kemudian menghampiri tubuh Reyhan yang dipenuhi oleh darah. Safira terus saja meminta tolong hingga beberapa orang berdatangan membantunya membawa Reyhan ke rumah sakit.
Safira tidak melepaskan genggaman tangannya barang sedikitpun dari Reyhan hingga Reyhan memasuki sebuah ruangan ia baru melepaskan genggaman tanganya. Di sepanjang jalan menuju rumah sakit ia terus saja menangis, ia sudah mengabari Andriyan dan juga Keyra. Saat ini yang bisa Safira lakukan hanya berdoa dan menangis. Bahkan saat kedua sahabatnya itu datang Safira masih saja menangis, Keyra yang melihat sahabatnya itu menangis langsung memeluknya dan membiarkan Safira menangis di dekapannya.
"Ra ... Reyhan ... di-a di da-lam," ucap Safira terputus-putus dan masih memeluk Keyra.
"Stt.. dia pasti baik-baik saja Safira ... percaya sama dia, berdoa terus." Balas Keyra menguatkan sahabatnya. Ingin rasanya ia menangis melihat sosok yang disukainya terbaring dalam sebuah ruangan rumah sakit tapi ia tidak bisa. Di sini, dihadapannya, seorang gadis yang tidak lain sahabatnya sendiri juga sakit melihat sosok yang dicintainya sedang terbaring dalam ruangan itu, apalagi gadis itu langsung melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana sosok itu menyelamatkannya dan membuat sosok itu terbaring di ranjang rumah sakit.
Tidak jauh dari kedua gadis itu, seorang pemuda menatap Keyra takjub. 'Aku tau kau ingin menangis sama seperti Safira, Keyra. Kau hebat bisa menahan rasamu di depan Safira dan menguatkannya.' Batin pemuda itu. Siapa lagi kalau bukan Andriya. 'Andai saja kau mengetahui perasaanku padamu apa kau akan menerimaku?' Tanya Andriyan dalam hati sambil memandang kedua gadis yang berpelukan itu.
Andriyan sudah menghubungi orang tua Reyhan dan sebentar lagi mereka datang. Reyhan mengalami koma, beberapa saat lalu dokter selesai dengan tugasnya dan mengabari kondisi Reyhan dan memberitahukan bahwa Reyhan akan dipindahkan ke ICU. Safira langsung masuk setelah Reyhan dipindhkan ke ruangan ICU, sementara Keyra dan Andriyan menunggu di depan ruangan Reyhan. Tanpa Keyra sadari, Andriyan terus memandangi Keyra hingga tiba-tiba saja ia berdiri di hadapan Keyra dan membawa Keyra dalam pelukannya spontan membuat Keyra tersentak dan langsung memberontak dalam pelukannya.
"Iyan! Apa yang kau lakukan! Lepas nggak!" Ucap Keyra berusaha lepas dari pelukan Andriyan. Namun tetap saja ia tidak bisa lepas. Andriyan laki-laki, ia perempuan tenaga mereka pasti berbeda.
"Berhenti bersikap tegar Ra!" Ucap Andriyan.
"Kau ini kenapa sih! Aku tidak mengarti maksudmu!" Ucap Keyra yang masih memberontak.
"Keyra!" Bentak Andriyan dan sukses membuatnya berhenti memberontak. Keyra berfikir bahwa Andriyan tidak akan pernah membentaknya namun sekarang Andriyan membentaknya.
"Aku tau kau gadis kuat Ra. Tapi aku juga tau kau tidak sekuat itu. Menangislah Ra, aku di sini bersamamu. Biarpun kau tidak menganggapku tapi percayalah aku akan di sampingmu selamanya." Ucap Andriyan lembut dan membenamkan wajah Keyra di dadanya. Ucapan Andriyan yang lembut itu sukses membuat Keyra menangis sejadi-jadinya hingga ia puas dan melepaskan pelukannya.
"Thanks Iyan." Ucap Keyra tulus sambil melihat ke arah wajah Andriyan. Sementara Andriyan sendiri tersenyum dan menghapus sisa air mata Keyra.
"Dengar ... aku akan selalu mlindungimu seperti dulu ... seperti saat kau tenggelam," ucap Andriyan sambil menatap lekat wajah Andryan.
'Ja-jadi yang menyelamatkanku waktu itu adalah Andriyan?!' Batin Keyra tidak percaya, lamuanan Keyra tiba-tiba buyar saat Andriyan kembali berbicara.
"Wahh... ternyata yang ku katakan memang benar," Ucap Andriyan sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Maksudmu?" Tanya Keyra tidak mengerti.
"Kau terlihat jelek kalau nangis." Jawab Andriyan dengan wajah menyebalkannya, spontan mata Keyra terbuka lebar.
"Iyan! Kau!" Geram Keyra kesal kemudian mulai mencubit Andriyan. Sementara bukannya sakit, orang yang menerima cubitan Keyra malah tertawa dan sesekali menahan tangan Keyra dan membuat Keyra semakin kesal
"Udah Ra ... aku menyerah ... cubitanmu sakit ... serius." Ucap Andriyan yang berhasil menangkap kedua tangan Keyra.
"Enggak! Kalau sakit ngapain ketawa hah?!" Balas Keyra yang masih berusaha mencubit Andriyan lagi.
Cup
Andriyan berhasil membuat Keyra diam di tempat tidak beberapa lama orang tua Reyhan datang spontan Andriyan menghampiri mereka dan menceritakan mengenai keadaan Reyhan tapi sebelum itu ia sempat melihat wajah Keyra yang memerah. Tepat saat Andriyan pergi Keyra memegang pipinya 'pipiku sudah tidak perawan!' Batin Keyra kemudian berbalik, baru saja ingin memberi pelajaran pada Andriyan ia melihat Andriyan berbicara pada dua orang sosok paruh baya itu. Keyra masih memandang heran ke arah mereka hingga tanpa sadar kedua orang itu sudah memasuki ruangan Reyhan.
"Mereka orangtua Reyhan. Ayo masuk." Ucap Andriyan yang entah sejak kapan ada di samping Keyra kemudian menarik Keyra memasuki ruangan Reyhan. Tepat saat mereka berdua masuk ayah Reyhan keluar ruangan.
Andriyan melihat ibu Reyhan terus menangis langsung mendekapnya dan melepaskan tangan Keyra. "Tante, Reyhan pasti akan sembuh jangan nangis lagi, Reyhan tidak suka melihat ibunya menangis." Ucap Andriyan lembut. Sementara Keyra berjalan memeluk Safira yang terus saja menangis dalam diam. Tidak lama setelah itu ayah Reyhan kembali dan mengatakan bahwa mereka akan membawa Reyhan ke Inggris. Hal itu spontan membuat Safira syok namun Andriyan dan Keyra menenangkannya dan membuat Safira mengerti keadaan. Sejak saat itu Reyhan tidak lagi bisa di hubungi. Mereka semua kehilangan kontak dengan Reyhan dan membuat Safira semakin tertekan. Namun berkat usaha kedua sahabatnya semangat hidup Safira bangkit kembali hingga kehidupan mereka berjalan seperti biasanya. Namun seberapa kuat Safira merelakan Reyhan dia tetap saja masih memikirkan pemuda itu.
☆☆☆
Di sebuah bukit yang sangat dijauhi oleh orang-orang, terlihat seorang gadis memandangi keindahan yang terpampang jelas dihadapnnya. Safira Lestari, nama gadis yang berdiri di tebing sambil menghadap mentari yang sudah ingin menghilang dan akan digantikan oleh cahaya rembulan. gadis itu sering di panggil Safira oleh beberapa orang yang mengenalnya. Sementara tidak jauh dari Safira, terlihat seorang gadis yang berdiri menatapnya. Keyra Damayanti, itulah nama gadis yang berdiri tak jauh dari Safira. Sesekali angin-angin nakal menerpa wajahkedua gadis cantik itu dan menerbangkan beberapa anak rambut mereka.
Kini sudah 6 tahun berlalu, Keyra dan Andriyan semakin dekat bahkan saat ini sudah memikirkan untuk melangkah ke jenjang lebih tinggi lagi. Mereka akan menikah beberapa bulan lagi. Sementara Safira, ia masih setia menunggu Reyhan. Padahal jika dipikir ini sudah lama bahkan mereka berdua bukan sepasang kekasih. Namun entah karena apa Safira masih menunggu Reyhan.
"Jangan terlalu memikirkannya Safira, aku yakin kau akan bertemu kembali dengannya," Keyra datang menghampiri gadis itu sambil merangkulnya.
"Ya ... semoga saja." Balasnya sambil tersenyum miris.
"Ayo kita pulang ...."
Gadis itu mengagguk kemudian menoleh pada gadis di sampingnya, "thanks Dan." ucapnya sambil tersenyum. Dan adalah nama khusus yang diberikan Safira pada Keyra sementara Keyra sendiri tidak menyukai nama yang diberikan oleh sahabatnya itu karena menurutnya Dan seperti nama laki-laki.
"Ohh ... ayolah jangan memanggilku seperti itu,"
"Tapi aku menyukainya ...." balas Fira sok polos
"Tck terserah sajalah, kau benar-benar menyebalkan, " Sementara Safira hanya tersenyum melihat tingkah gadis di sampingnya.
"Aku lapar! Ayo kembali." Ucap Gadis itu sambil menarik tangan Fira menjauhi bukit itu menuju mobil mereka. Bukit yang menjadi kenangan mereka.
☆☆☆
"Jangan memikirkanya terus Saf!" Ucap Keyra kesal.
"Kau tau Dan, aku tidak bisa berhenti untuk memikirkannya," balas Safira, "dan berhenti memanggilku Saf! Kau pikir aku barisan."
"Tck. kau ini ... selalu saja seperti itu, sekarang waktunya makan." Ketus Keyra "dan aku akan berhenti memanggilmu seperti jika kau juga berhenti memanggilku dengan panggilan yang tidak aku suka." lanjutnya sambil menaik turunkan alisnya, sementara Safira hanya menghela nafasnya kemudian kembali memikirkan seseorang yang entah dimana keberadaannya.
"Menurutmu apa dia masih memikirkanku?" Tanya Safira
"Mana aku Saf," jawab Keyra
"Sudah 6 tahun yah, aku merindukannya Ra."
Keyra menghentikan makannya kemudian menoleh ke arah Safira, "yakinlah Saf kau akan menemukannya."
"Ya, aku yakin," ucap Safira pasrah. "aku ke toilet dulu." pamit Safira kemudian berdiri dari duduknya sementara Keyra melanjutkan makannya.
saat Safira ingin kembali ke tempat Keyra, ia tidak memperhatikan jalannya hingga tanpa sengaja ia menabrak seorang pemuda berpakaian formal. "Ma-maaf Tuan saya tidak sengaja." Ucap Safira jujur dan tidak berani melihat pemuda itu.
"Fira?" ucap pemuda itu saat melihat gadis yang menabraknya hingga membuat gadis itu melihat kearahnya.
"Reyhan!" ucap Safira tidak percaya dan tanpa di kontrol lagi air mata Safira sudah mulai mengalir yang spontan membuat pemuda itu memeluk Safira
~END~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top