Chapter 49 : Olympus Fall
Istana Negara, Jakarta, Republik Indonesia.
2 April 1640.
1000
Presiden Sakura nampak minum kopi yang baru dicurahkan oleh asistennya, Misae, dan menatap Presiden Jorge Adam yang memasang wajah masam.
"Jadi, pak Jorge, bisa ceritakan secara rinci bagaimana Bumi bisa jatuh?" Tanya Sakura sambil meletakkan cangkir kopinya.
"Semuanya terjadi begitu cepat, Sakura, aku bahkan tidak menyangka semua hal itu akan terjadi, namun aku akan menceritakan semuanya agar kalian tahu dan dapat mempersiapkan diri kita serta dunia ini untuk Peperangan dari segala peperangan." Ujar Jorge dengan serius.
Sakura menganggukkan kepalanya, itu juga syarat untuk Misae agar mulai mencatat semua kata Jorge dan para Agen BIN beserta para ESP mereka yang di ruangan sebelah mulai merekam pembicaraan tersebut.
"Awalnya, semuanya berjalan sangat lancar. Kami berperang dengan Koalisi Kanada-Prancis-China-Soviet dan berperang di banyak Front, namun kami berhasil memenangkan perang tersebut yang kami panggil Year of Shame, Kekaisaran Jepang yang mengurus simpatisan Soviet di Asia dan Cina." Ucap Jorge memulai mengenang kejadian-kejadian beberapa tahun lalu.
"Namun pertempuran dengan Prancis belum berakhir, pecinta Baguette itu benar-benar sangat keras kepala dan dua kali kami melakukan invasi dari Marseille selalu berhasil dipukul mundur, di momen inilah semuanya berubah dari buruk, menjadi Neraka." Jorge mengepalkan kedua tangannya.
"Ark Royal, Baseplate, Ashigara dan Lyon mendeteksi ribuan benda asing mendekat ke bumi setelah dimuntahkan oleh semacam portal raksasa yang muncul, ribuan benda asing tersebut adalah Unit Pendaratan HIVE Nod... Presiden Sakura, yang kami hadapi bukan seperti dulu yang hanya satu atau dua HIVE Landing, namun ribuan. Pada saat itu juga, aku langsung menghubungi Permaisuri Richelieu dan Permaisuri Adachi untuk melaksanakan gencatan senjata dan balik melawan Nodian."
"Mereka semua setuju dan langsung meluncurkan segala basis pertahanan Luar Angkasa yang kami punya, jet luar angkasa, kapal luar angkasa, Nuklir, Railgun, semuanya kami kerahkan untuk menghadang semua Landing Unit itu, namun masih ada ratusan HIVE yang berhasil menerobos paksa jaringan pertahanan Bumi dan mulai mendarat di Permukaan."
"Yang pertama terkena serangan tersebut adalah Jepang, kami kehilangan kontak dengan mereka seminggu setelah pendaratan, lalu dua hari setelah mendarat di Jepang, ratusan HIVE Landing Unit mendarat di seluruh dataran Eropa, membuat mereka jatuh dalam hitungan minggu, terakhir aku dengar, sisa-sisa pasukan Kekaisaran Prancis dan Liga Eropa saat ini bertahan di balik sungai Rhein dan kabar terakhirnya, Permaisuri Richelieu memberi lampu hijau untuk meluncurkan semua Nuklir yang Prancis punya kearah seluruh dataran Eropa yang sudah jatuh."
Sakura mendengar dengan khidmat dan mengelus tangannya sendiri, hal yang dapat Jorge lihat dengan jelas, itu adalah kebiasaan dari Wijaya saat gugup, selalu mengelus tangan atau jenggot nya sendiri.
Jorge melanjutkan kisahnya. "Lalu akhirnya Ark Royal memasuki Orbit Bumi secara paksa karena mesin pendorong dan anti gravitasi mereka mati akibat sabotase Nod, kami terpaksa harus meluncurkan beberapa nuklir dan menembakkan Railgun Tempest kepada Ark Royal, secara resmi membunuh semua staf perwira tinggi Angkatan Angkasa AS, kalau kami tidak melakukan itu, mereka akan tetap mati dan membawa Negara Bagian Ohio bersama mereka ke neraka, kami tidak ada pilihan lain.
Saat negara-negara lain sudah berjatuhan dan melakukan perlawanan secara gerilya, Amerika menjadi Benteng Harapan terakhir untuk Umat Manusia.... Tugas yang seharusnya dilakukan kalian Indonesia, berubah menjadi tugas kami, itu adalah salah satu hal yang paling berat untuk kami lakukan, namun kami melakukannya pada akhirnya... Namun itu semua sia-sia, setelah dua bulan Perang Kedua Nodian dimulai, kami mendeteksi sekitar 7.000 lebih HIVE Landing Unit menuju ke Amerika Serikat, kami segera melakukan evakuasi menuju ke tempat yang aman, Australia. Aku mengingat betul pada malam itu, teriakan dari lautan manusia memekakkan telingaku, dentuman artileri dan mesin jet rasanya membuat seolah-olah kepalaku semakin ingin pecah. Pada tanggal 4 Juli 2048.... Amerika Serikat runtuh dan aku beserta anggota kabinet yang masih hidup melarikan diri menggunakan USS Missouri, sekarang, semuanya hanyalah sejarah." Ujar Jorge menyelesaikan penjelasannya dengan tangan yang mengepal.
Sakura mendengar semua perkataan Jorge dan mengolah semuanya, Misae sendiri nampak ngeri saat mendengar penjelasan dari Jorge yang lumayan mendetail.
"Baiklah, saya paham situasi penuhnya, di Negara kami sendiri, saat transfer ke Dunia ini, ada sekitar 15.000 warga Amerika Serikat dan lebih dari 2.000 pasukan Ekspedisi Amerika beserta kapal mereka yang saat ini sedang diterjunkan di Pulau Theta di bagian Timur Papua." Lapor Sakura memulai percakapan kembali setelah Jorge menumpahkan banyak sekali informasi.
"Setelah ku lihat-lihat, Benua Grameus itu lumayan kosong dan tidak ada negara RPTO yang mau melakukan kolonisasi di sana walaupun banyak sekali sumber daya yang belum terjamah, Indonesia sendiri tidak dapat hanya fokus di Benua Grameus dan mengabaikan Benua Vestal atau wilayah luar negeri Indonesia lainnya... Jadi setelah rapat tempo hari dengan pemimpin negara-negara RPTO, kami semua sepakat untuk memberi kalian izin untuk membangun kembali negara Amerika di Benua Grameus, tentu bersama dengan Kerajaan Esperanto dan Kerajaan Heiskanen yang berada di Utara Benua Grameus." Ujar Sakura sambil memberi beberapa dokumen.
Tangan Jorge nampak bergetar saat menerima dokumen tersebut, dia membacanya dengan cepat dan matanya terus melebar saat dia melihat paragraf demi paragraf. "Presiden Sakura.... Terimakasih, terimakasih telah memberi kami kesempatan kedua dalam kehidupan dan kami akan dengan senang hati bertarung disisi kalian sekali lagi."
Jorge mengulurkan tangannya yang langsung dijabat oleh Sakura, momen tersebut langsung diabadikan oleh Misae dengan kamera DSLR.
Pada hari itu juga pengumuman nasional dilakukan, pengumuman ini diperuntukkan kepada warga negara AS yang berada di Indonesia, pengumuman ini dibawakan langsung oleh Presiden Jorge Adam dengan ditemani Presiden Sakura di Istana Negara. Aman untuk berkata, semua warga negara AS nampak senang mendengar kalau mereka mendapatkan negara mereka kembali, beberapa mengeluh karena harus melakukan pembangunan, namun mereka langsung diam saat mayoritas warga AS yang semangat 76 untuk membangun ulang Negara kesayangan mereka, seperti para Founding Father lakukan setelah menang perang melawan Inggris.
Pasukan Amerika yang ada di Pulau Theta sesegera mungkin ditarik mundur dan digantikan PMC Garuda yang kebetulan sedang nganggur dan dibayar untuk melakukan pengamanan markas Indonesia di Pulau Theta. Masa depan baru menunggu Amerika, sang pembawa demokrasi dan simbol dari kebebasan yang selalu dipandang oleh seluruh negara dulu di dunia lama.
Kota Trinica, Provinsi Margaux, Kekaisaran Suci Mirishial.
650KM dari Runepolis.
3 April 1640.
"Maju Maju Maju!!!"
"Merde! Anjing-anjing Indonesia ini terlalu banyak!"
"Bagaimana mereka bisa tetap berdiri setelah tertembak?!"
"Artileri!"
"Aghhhhh!!! Kaki ku!"
Teriakan kesakitan, amarah dan ketakutan menghiasi Kota Trinica, kota terakhir yang belum direbut oleh Indonesia dan Sekutu mereka di Provinsi Margaux, salah satu provinsi yang dekat dengan Provini Albion, tempat Runepolis berada. Pertempuran ini dimulai dengan gempuran tanpa ampun dari Divisi 86 yang tidak butuh istirahat apapun dan dari Kota Ophelia, mereka langsung menyerang ke setiap desa-desa ataupun kota-kota kecil, membuat ketakutan pada daerah tersebut.
Divisi 86 tidak sendiri, mereka didukung oleh Pasukan Ekspedisi keempat RPTO yang memang berfokus dengan mobilitas, Pasukan Ekspedisi Keempat ini bertugas untuk menduduki dan memberantas Perlawanan yang tersisa di daerah yang telah di duduki, Divisi 88 dan 87 yang berisi para robot juga baru tiba setelah kesuksesan besar di Kota Ophelia membuat dukungan pada robot-robot ini semakin naik.
Saat ini saja, ada lebih dari 7.000 INF-01 menggempur kota Trinica yang dipertahankan oleh lebih dari 45.000 prajurit Mirishial dengan puluhan tank kelas berat seperti IS-7 hasil lisensi dari Gra Valkas dan juga MEAPC Type-2.
Indonesia sendiri menggerakkan Armada B-21 Raider mereka yang sudah lama menganggur dan setelah desakan dari KASAU dan KASAD, Sakura memberi izin untuk sekali lagi mengaktifkan Armada TU-22 dan B-52 mereka yang sudah menua, Sakura tidak punya rencana sama sekali untuk mengaktifkan kedua jenis pesawat tersebut dan berencana membiarkan saja mereka menjadi rongsokan di Makan Pesawat, namun karena kekuatan Udara Indonesia yang selalu dielu-elukan perlahan semakin tersebar di seluruh front, makanya Sakura setuju untuk mengaktifkan kedua jenis pesawat pengebom tersebut.
Pada tanggal yang sama, Counteroffensive yang dilakukan RPTO di Benua Mu berjalan cukup sukses, beberapa Korps harus mundur setelah mengalami kekalahan demi kekalahan, namun Pasukan lainnya berhasil memenangkan berbagai pertempuran. Secara total saja, mereka sudah membebaskan sekitar 500.000 lebih kilometer wilayah milik Leifor dan wilayah Mu yang sempat di Invasi oleh Gra Valkas dan NWO.
Pada tanggal 10 April, Divisi Pegunungan Ketujuh, Keenam dan Kedelapan Mu berkumpul di Kota Alue dan dengan support dari Brigade Lapis Baja kedua milik Indonesia dan Parpaldia, mereka siap menjadi Vanguard untuk membebaskan Hinomawari.
Pada tanggal yang sama, Kota Trinica 90 persen sudah diambil alih oleh Indonesia beserta sekutu mereka, apalagi dengan dukungan dari Pemberontak yang dipimpin oleh Bookman, membuat pendudukan jauh lebih mudah dan tidak terlalu mahal. Hampir semua elemen dari Divisi 86, 87 dan 88 sudah dialihkan untuk membuka front baru menuju Runepolis, tujuan mereka tidak mengambil alih seluruh wilayah Mirishial ataupun sekutu mereka, namun Runepolis.
Dengan memotong kepala dan ekor sang ular, maka binatang buas ini dapat dijatuhkan. Tapi tentu tiga Divisi Infanteri robot dan beberapa puluh ribu prajurit tidak akan cukup untuk menggempur Mirishial, apalagi dua Divisi pasukan RPTO beserta perlengkapan mereka dipisah untuk menyerang Meerky, Agartha dan Torquia.
Namun pada tanggal 12 April, Kerajaan Emor secara resmi memasuki Perang Dunia Baru di kubu RPTO, ribuan prajurit Emor membanjiri wilayah yang berbatasan langsung dengan Kekaisaran Suci Mirishial, pertahanan Mirishial sudahlah matang, mengingat Mirishial punya lebih dari tiga bulan untuk membuat fortifikasi dan parit pertahanan, tujuan mereka bukanlah mengalahkan maupun melakukan Counteroffensive, namun menahan pasukan Emor selama yang mereka bisa.
Prajurit Emor yang memang rata-rata bersisi Dragonfolk yang jauh lebih kuat dari manusia atau elf biasa, mereka memiliki sisik/kulit yang dapat menahan peluru, fisik di atas pria dewasa dan memiliki kekuatan sihir individu yang benar-benar membuat pasukan Mirishial yang bertahan kerepotan. Satu-satunya hal yang membuat Pasukan Emor tidak langsung mendobrak pertahanan Mirishial adalah ratusan atau bahkan ribuan Artileri Magis yang diposisikan sedemikian rupa oleh Pusat Komando Militer Mirishial.
Namun itulah jendela kesempatan yang diperlukan pasukan RPTO, pada tanggal 14 April 1640, lima Kompi prajurit penerjun payung dari Martha, Kurz dan Cannara, masing-masing adalah negara anggota RPTO, melakukan terjun payung di belakang garis musuh dengan menumpang pesawat C-17 dan C-5 milik AURI.
Lima kompi prajurit Airborne ini dengan ganasnya melakukan sabotase, dengan dibantu prajurit Revolusioner Mirishial dan anggota Kopassus yang beroperasi di Mirishial. Perjuangan mereka tidaklah mudah, saat melakukan penerjunan saja, mereka kehilangan dua puluh lebih penerjun akibat tertangkap musuh dan langsung di eksekusi mati.
Untuk dukungan udara sendiri, mereka harus menggunakan hal tersebut disaat-saat yang genting saja atau target yang penting, mereka, para prajurit Airborne beserta sekutu mereka, bergantung pada teknik Gerilya yang diajarkan di Akademi Militer RI. Pertempuran di balik garis lawan ini berlangsung selama seminggu lebih, hingga akhirnya pada tanggal 21 Maret, pasukan Emor melakukan serangan yang mendobrak secara paksa pertahanan Mirishial dan langsung merusak semua rencana cadangan yang telah Mirishial siapkan jikalau perang dengan Emor terjadi.
Pada tanggal 19 April, Kota Trinica sudah bersih dari prajurit Mirishial yang melawan dan langsung diduduki oleh pasukan Revolusioner, saat ini pasukan utama Indonesia yang berisi Tiga Divisi Shock Trooper sedang membuat jalan untuk langsung berjalan ke Runepolis. Selama pertempuran yang menjadi prekuel pertempuran terbesar di Benua Tengah, Indonesia kehilangan lebih dari 2.000 robot infanteri yang benar-benar tidak bisa diperbaiki dan harus dibongkar lalu di daur ulang, namun Indonesia tidak perlu khawatir, atas mandat dari Presiden Sakura.... Sudah ada Tiga Divisi Shock Trooper lagi yang akan datang ke Benua Tengah pada akhir bulan Maret untuk melakukan dorongan terakhir ke Runepolis. Divisi 86, 87, dan 88 ditugaskan untuk membuat jalan seperti yang disebutkan di atas, sedangkan pasukan RPTO yang berada di Benua Tengah sedang sibuk baku hantam dengan negara-negara lain yang ada di Benua Tengah.
Pada tanggal yang sama juga yaitu 19 April, serangan oleh Divisi Pegunungan Mu dilancarkan dengan ganasnya, apalagi dengan Angkatan Udara pihak NWO yang mayoritas sudah tepar saat Pertempuran Laut Vestal, membuat pesawat-pesawat dan Wyvern pihak RPTO dapat berkeliaran dengan bebas. Ribuan prajurit membanjiri perbatasan Mu-Hinomawari dan saat ini, mereka sedang melakukan serangan yang terkoordinasi dengan sisa-sisa prajurit Hinomawari yang jadi pemberontak.
Keluarga Kerajaan Hinomawari yang berada dalam persembunyian selama ini, mulai menampakan diri mereka lagi ke publik dan menjadi dukungan moral bagi prajurit-prajurit Hinomawari yang saat ini berjuang untuk membebaskan negara mereka. Kampanye Hinomawari dimulai jauh lebih lama yang diantisipasi oleh Komando gabungan RPTO, makanya pasukan Mu dan sekutu mereka dipaksa harus melakukan perang kilat yang membuat mereka harus berada di belakang garis musuh tanpa suplai ataupun dukungan udara.
Untung saja pada tanggal 22 April, mereka diselamatkan oleh Pasukan Counteroffensive RPTO yang memang juga sudah otw menginvasi Hinomawari, mengingat itu adalah salah satu objektif Counteroffensive ini, membebaskan Hinomawari, Leifor, Sonal dan Nigrat.
Tidak hanya di Utara Mu, Magicaraich sendiri sudah menyiapkan lebih dari 70.000 prajurit dan penyihir untuk melakukan counteroffensive mereka sendiri, dengan dibantu oleh tiga Brigade mekanis milik TNI AD sebagai dukungan. Angkatan Laut Magicaraich sendiri juga melakukan Operasi Raiding dengan cara menenggelamkan setiap kapal-kapal yang mencoba berlayar ke wilayah Leifor yang dikuasai Gra Valkas. Tugas Angkatan Laut Magicaraich adalah untuk mengamankan jalur laut, memastikan Armada Gra Valkas tidak macam-macam dan juga untuk mengikis logistik mereka yang memang sudah mau habis.
Apalagi serangan udara yang dilakukan okeh LRSSG benar-benar membuat pasukan NWO sengsara, namun entah apa yang menjadi motivasi mereka, mereka tetap berjuang dan mempertahankan posisi mereka walau tanpa amunisi, mereka menggunakan rune peledak dan berlari menuju pasukan RPTO yang kaget.
Serangkaian serangan bunuh diri ini juga yang membuat RPTO segan dan ragu untuk melakukan serangan balik karena, mereka tidak terbiasa melihat ribuan prajurit yang rata-rata pasti dibawah 20 tahun, berlari menuju kematian mereka yang pasti. Namun setelah melihat banyak rekan mereka yang gugur karena serangan bunuh diri ini, pasukan RPTO memutuskan membuang moral dan rasa belas kasih mereka, Indonesia sendiri sudah memberi lampu hijau untuk melakukan apapun untuk mendapatkan kemenangan secepat mungkin.
Tanggal 25 April, MS Stargazer bersama tujuh Ironclad magis pengawalnya pergi meninggalkan pelabuhan utama mereka dan berlayar menuju Paganda, di sana terdapat Markas Angkatan Laut Kekaisaran Gra Valkas yang cukup besar untuk mengakomodasi banyak kapal atau bahkan kapal super besar. Tugas dari MS Stargazer adalah untuk membakar Pelabuhan itu, dengan dibantu oleh Armada HSST AARI yang diterbangkan dari Stasiun Militer Makassar.
Pada tanggal 27 April Armada Stargazer tiba di Paganda, lebih tepatnya 30KM dari posisi pelabuhan yang akan mereka serang. Laporan dari Satelit Indonesia mengabarkan kalau kebanyakan kapal perang mereka sedang berada di Laut Mu Utara, baku hantam dengan Armada RPTO yang ada di sana, inilah kesempatan mereka, apalagi di Pelabuhan, saat ini ada empat kapal induk milik Kekaisaran Gra Valkas yang sedang mengantar pesawat.
Pada pukul 0300, MS Stargazer membuka tembakan mereka yang adalah peluru Napalm, peluru Stargazer langsung menghantam tempat yang di duga tempat menyimpan amunisi dan bom, ledakan besar terjadi dan api Napalm melahap material yang mudah terbakar di pelabuhan, mengkonfirmasi bahwa itu memang benar tempat penyimpanan amunisi dan bom. Tembakan demi tembakan dilakukan oleh Stargazer, beberapa tembakannya mengenai salah satu Kapal Induk yang menyebabkan dek kapal tersebut langsung terbakar, kapal induk tersebut dek nya memang terbuat dari kayu jadi uh... Selamat berjuang untuk memadamkan api dari Napalm.
Armada HSST AARI tiba dan mulai menjatuhkan ratusan atau mungkin ribuan bom bodoh yang mereka bawa dan menyebabkan pelabuhan tersebut rata ke tanah, kapal-kapal Ironclad pengawalnya yang dilengkapi meriam Oto Melara 127mm, juga ikut menghujani pelabuhan Gra Valkas dengan peluru berhulu ledak tinggi.
Dengan penutupnya, salah satu HSST Indonesia menjatuhkan sebuah MOAB atau Massive Ordinance Air Blast yang dimodifikasi, MOAB tersebut jatuh tepat di Pusat Komando garis depan Angkatan Laut Kekaisaran Gra Valkas yang juga bersebelahan dengan asrama perwira tinggi, RPTO mendapatkan jackpot jikalau para perwira-perwira itu mati.
Tanggal 29 April, Tiga Divisi Shock Trooper yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba di Benua Tengah, berbarengan dengan pasukan Emor yang sudah menghajar sisa-sisa prajurit dari Mirishial yang membuat ulah di wilayah yang telah diduduki. Tiga Divisi Shock Trooper ini langsung bertemu dengan Tiga Divisi saudari mereka dan secara total, ada lebih dari 60.000 Automata yang mengepung Runepolis. Ratusan tank antik milik Indonesia yang telah diubah menjadi Drone ikut berpartisipasi, para Mecha seperti F-4M Phantom, F-16M Falcon dan A-6M Intruder juga ikutan.
Runepolis sendiri terdiri atas tujuh lapis pertahanan, dengan jika ditotal semuanya, maka akan ada lebih dari 800.000 prajurit Mirishial yang mempertahankan Ibukota mereka, prajurit-prajurit ini memang sudah ada di Runepolis semenjak deklarasi perang tiga bulan lalu, jumlahnya yang awalnya 650.00 kini bertambah menjadi lebih dari 800.000 karena saat Indonesia dan RPTO mendarat di Tanah Mirishial, mereka memasuki mode panik dan mencoba memperbanyak prajurit untuk mempertahankan Ibukota tercinta mereka.
Namun jumlah itu membengkak menjadi lebih dari Tujuh Juta! Mengingat betapa fanatiknya orang-orang Mirishial, sang Kaisar berhasil membujuk dan mengajak semua warga Runepolis untuk berjuang melawan Penjajahan Indonesia dan sekutu mereka, tentu hal itu mendapat tanggapan yang SUPER positif dari semua warga Runepolis. Mereka tidak ingin kehilangan apa yang telah mereka dapatkan dengan susah payah, Kekaisaran Suci Mirishial telah berjuang menjadi Suar Cahaya yang dipandang penduduk dunia dengan kagum, mereka tidak mau kehilangan itu. Mereka tidak ingin lagi diperbudak oleh bangsa yang memiliki teknologi jauh lebih hebat dari mereka, apalagi dalam pidato sang Kaisar, dia memasukkan sedikit kebohongan yang mengatakan kalau Indonesia itu adalah negara keturunan dari Kekaisaran Magis Kuno atau Ravernal, dan tugas Indonesia dikirim kemari adalah untuk mempermudah tuan mereka untuk menaklukkan dunia.
Kebohongan kecil di sana dan disini yang dilakukan Kaisar Milishial, cukup untuk mengobarkan semangat perjuangan orang-orang Mirishial yang ada di Runepolis, bahkan diluar Runepolis! Saat ini saja, ada lebih dari 400.000 prajurit Mirishial yang mencoba memasuki kota Runepolis dan ada sepuluh juta lebih penduduk Mirishial yang ikut untuk mempertahankan Ibukota mereka, mereka bahkan membawa BR-39, senjata standar Angkatan Bersenjata Mirishial.
Tentu bala bantuan yang berjumlah hampir 11 Juta ini harus berhadapan terlebih dahulu dengan Divisi 86, 87 dan 88 yang telah mengepung Runepolis, ini akan menjadi Pertempuran Kolosal yang pernah terjadi di dalam sejarah Dunia Baru, orang-orang Mirishial yang telah jatuh dalam kefanatikan mereka akan mengguncang dunia.
Kepulauan Andaman dan Nikobar, Markas Besar TNI (Base Austin), Republik Indonesia.
31 April, 1640.
Situasi di ruangan komando nampak suram, dengan Sakura, sang presiden RI, tampak belum mandi selama beberapa hari dan penampilannya sangatlah kusam. Di tangannya terdapat cangkir kopi yang entah telah berapa kali diisi ulang, dia sibuk memimpin jalurnya perang, sedangkan Wakilnya, Abraham Simargolang, sibuk mengurus urusan internal Indonesia yang semakin hangat pasca Pemilu.
"Bajingan... Ini seharusnya tidak terjadi, persetan kau Milishial dan karisma mu yang setinggi surga!" Umpat Sakura yang tidak melakukan penyaringan di mulutnya.
"Bagaimana ini, buk? Pasukan kita tidak mungkin bisa menghadapi jutaan orang!" Ujar salah seorang Jenderal Bintang dua yang sama pusingnya dengan Sakura.
"Aku sedang berpikir, sialan!"
"Buk, saya sarankan untuk mundur ke daerah hutan lalu melakukan serangan penyergapan, perang asimetris dan atrisi seharusnya dapat bekerja." Seorang Perwira AD dengan pangkat Mayjend.
"Ditolak, kita tidak punya waktu, uang ataupun sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan hal tersebut, ini adalah momen penentuan dalam peperangan ini, kita harus bisa mengalahkan Mirishial disini, saat ini juga, kita tidak boleh memberikan para telinga panjang sialan itu momentum untuk bergerak secara leluasa." Ujar Sakura dengan serius.
Alasan Sakura sangat ngebet untuk mengakhiri perang ini adalah, NWO saat ini sangatlah lemah, hampir semua Armada mereka telah dihancurkan saat Pertempuran Laut Vestal, 70-80 persen kekuatan udara mereka juga telah ditaklukkan oleh Indonesia beserta Sekutu mereka, belum lagi kekuatan lapis baja mereka yang sudah berkurang drastis, namun jumlah mereka terlalu gila.
Jikalau perang ini berubah menjadi atrisi, maka secara tidak langsung mereka memberi NWO kesempatan untuk kembali membangun kekuatan dan pada akhirnya peperangan konyol ini akan berlangsung JAUH lebih lama dari yang Pemerintah Indonesia dan RPTO harapkan, mereka tahu berperang dengan Negara Superpower akan membutuhkan banyak sumber daya dan waktu serta perencanaan, namun sangatlah tidak bijak jika memberikan musuh waktu untuk kembali membangun kekuatan mereka, apalagi laporan dari AARI mengatakan kalau Gra Valkas menggunakan kapal-kapal lama mereka yang jika diperkirakan, kapal-kapal itu berasal dari Era perang dunia Pertama.
Saat perdebatan kembali terjadi antara Perwira ALRI dan AURI, dengan Angkatan Darat dan AARI hanya memperhatikan dari samping sambil memberi opini mereka, seseorang mengangkat tangannya. Dia adalah Dzahir yang ternyata masih menjabat sebagai Direktur BIN.
"Direktur, ada yang ingin ditambahkan?" Tanya Sakura dengan kesal.
"Saya punya saran untuk langsung memotong kepala sang ular, membunuh atau menangkap Kaisar Milishial sudah pasti akan membuat para telinga panjang menyerah dan berhenti berperang." Balas Dzahir dengan tenang.
"Gampang kamu berbicara, Direktur! Prajurit kita saat ini tersebar tipis ke seluruh Front, semua prajurit yang di mobilisasi massal saja kita kesulitan untuk mengirim mereka karena kurangnya transportasi, bagaimana caranya kita mau menangkap pria yang saat ini berada di tempat paling aman yang dunia ini dapat tawarkan, apalagi dengan jutaan prajurit di tangannya kita tidak akan mampu melakukan tugas ini!" Protes salah satu Jenderal yang adalah mantan dewan DPR yang memutuskan untuk kembali ke TNI.
"Setuju! Kopassus memanglah yang terbaik, tapi jikalau masuk tanpa rencana itu sama saja dengan goblok!"
Dzahir menghela nafas dan memutuskan untuk menunggu agar mereka kembali tenang, dan benar saja, setelah Sakura menggebrak meja dengan kasar, mereka semua kembali diam.
"Terimakasih, Presiden Sakura. Nah, saudara dan saudari sekalian, mungkin kalian sudah lupa, namun kita punya HI-MAREF yang dapat diterjunkan untuk menjadi dukungan garis depan, dan tidak hanya itu... Kalian lupa dengan eksistensi Naga Bonar, bukan?" Mendengar kata-kata terakhir Dzahir, semua perwira ABRI yang hadir langsung melebarkan mata mereka, merasa familiar dengan nama tersebut.
"Kok kayak pernah dengar ya?"
"Bukannya itu Film yang dibintangi oleh Deddy Mizwar ya?"
"Apa kata dunia~"
"Cukup! Direktur, langsung bilang saja apa tujuanmu, tidak perlu kisi-kisi." Ucap Sakura sambil menyilangkan tangannya.
Dzahir tersenyum. "Saya menyarankan untuk menerjunkan Unit Naga Bonar dengan HI-MAREF dan juga Pasukan paling Elit yang bisa kita terjunkan saat ini juga untuk menangkap atau membunuh Kaisar Milishial, Naga Bonar dan HI-MAREF dapat digunakan sebagai umpan yang besar dan mengikis jumlah pasukan musuh yang sangat banyak."
Rencana gila dan sinting dan Dzahir itu mendapat banyak komentar dan semua perwira mulai berdiskusi dengan cara berbisik, Sakura sendiri hanya menutup matanya dan memegang jidatnya yang seperti mau meledak. Sebelum akhirnya dia berkata.
"Baiklah, apa ada orang yang memiliki ide selain Direktur? Kalau ada, tolong angkat tangan kalian." Ujar Sakura.
Tidak ada yang mengangkat tangan dan semuanya memasang wajah perang mereka. Sakura memandang mereka satu persatu lalu menganggukkan kepalanya.
"Baiklah, Direktur Dzahir! Siapkan HI-MAREF dan Naga Bonar untuk misi, secepatnya! Aku ingin misi ini dimulai 48 Jam dari sekarang, aku dan perwira lainnya akan mengatur mengenai tim elit yang akan menjadi paket penyerangan ke Kastil Albion." Ucap Sakura dengan tegas.
"Dimengerti." Dzahir lantas berdiri dan bergegas pergi.
"Baiklah, semuanya, mari kita bahasa fase terakhir Operasi Olympus Fall."
HIVE Jin-Hark, Wilayah Luar Negeri Indonesia, Benua Rodenius.
Alisa nampak sedang menulis sesuatu di sebuah kertas, dengan Cielia membantunya dengan cara mengorganisir kertas-kertas yang selesai dia tulis, walaupun Cielia buta, dia mempunyai kelebihan semenjak berada di Jin-Hark.
"Apa yang sebenarnya anda tulis, Lead?" Tanya Cielia kebingungan.
"Jangan banyak omong, nih kertas lagi." Alisa langsung memberi tiga lembar kertas yang baru dia tulis dan Cielia langsung melakukan tugasnya.
Alisa bergumam. "Rumus-rumus ini seharusnya bisa membantu, apalagi koordinat ini, Indonesia dan dunia ini akan sangat terbantu jika mereka mau melakukan apa yang aku tulis ini."
Rumah Putih, New Washington, Amerika Serikat, Benua Grameus.
1 Mei, 1640.
Presiden Jorge nampak memperhatikan kota New Washington yang tengah dibangun dengan bantuan kontraktor dari Indonesia dan banyak penyihir dari negara-negara RPTO, Amerika sendiri belum resmi bergabung, namun Jorge yakin dalam waktu mendatang, Amerika pasti akan bergabung dengan organisasi Internasional tersebut.
William, Wakil Presiden Amerika saat ini mendatangi Jorge dari belakang dan berbisik. "Pak, delegasi dari Esperanto telah tiba, begitu juga dengan Heiskanen."
Jorge menganggukkan kepalanya, paham. "Bagus, semakin cepat semakin bagus... Bagaimana kabar peperangan saat ini?"
"RPTO sudah jelas akan menang, namun jumlah korban jiwa semakin menumpuk, saya khawatir akan terjadi ketidakstabilan regional pasca perang ini." Ujar William.
"Presiden Sakura dan pimpinan RPTO lainnya seharusnya sudah mengantisipasi hal-hal pasca perang, lagipula kita tidak bisa membantu banyak, kita sedang membangun negara kita dan prosesnya baru sekitar 1 bulan lebih, aku saja terkejut kalau desain awalnya sudah mulai terlihat bentuknya." Komen Jorge.
"Anda benar, saat ini saja kita tidak punya fasilitas yang dibutuhkan untuk menampung atau merawat kapal-kapal perang kita, bahkan kendaraan tempur kita saja, saya masih kebingungan cara mengurusnya, nampaknya kita harus bergantung pada Indonesia untuk hal ini." Ucap William.
"Ya, aku setuju."
Kastil Albion, Runepolis, Kekaisaran Suci Mirishial.
2 Mei 1640.
0900
Kaisar Milishial nampak tidak memakai baju dan hanya menggunakan celana saja, dia saat ini tengah duduk berlutut dengan dikelilingi oleh banyak sekali Penyihir tingkat tinggi yang berasal dari Mirishial dan Annonrial. Beberapa batu sihir berwarna hitam nampak diletakkan mengelilingi Kaisar Milishial.
Para penyihir mulai merapalkan mantra sihir hitam mereka, aura hitam mulai keluar dari batu sihir berwarna hitam dan mulai memasuki tubuh Kaisar Milishial. Pria Elf tua tersebut meraung kesakitan dan tertawa, antara senang, sakit, sedih, berduka... Semua perasaan tercampur aduk dalam tawa itu.
Lalu semua penyihir terjatuh, dengan darah keluar dari semua lubang yang ada di badan mereka, beberapa dari mereka masih kejang-kejang namun nasib mereka sudah pasti, mati. Kaisar Milishial sendiri perlahan berdiri dan urat-urat hitam berdenyut di seluruh bagian tubuhnya. Tubuhnya dulu yang keriput dan tua, kini kembali menjadi seolah-olah dia masih muda dulu dan tubuhnya saat ini layaknya binaragawan.
"heh... Hehe.... Heaheh.... HEHAAHHAHAHAHAHHAHAHAHHAHAHAHHAHAHAHAHHHAHAHAHHAHAHAHAHHA! Indonesia, persiapkan diri kalian! Aku akan membantai kalian semua, lalu Ravernal, HEHAAHHAHAHAHAHHAHAHAHHAHAHAHHAHAHAHAHHHAHAHAHHAHAHAHAH!!!"
Dari pojok ruangan ritual, ada seekor mahluk humanoid mirip burung hantu berwarna putih pucat, tingginya sekitar dua meter lebih dan dia nampaknya mengetik sesuatu di udara.
"Hmhmhm... Ini adalah eksperimen baru, garis waktu yang lain tidak pernah menghasilkan hal seperti ini sebelumnya, untung saja aku ditugaskan kemari... Omega goblok, bisa-bisanya mati dengan mahluk gagal seperti Garuda." Gumam sang humanoid dengan bosan.
TBC.
Selamat merayakan Idul Adha! Semoga yang dapat daging, kolesterol nya tembus sampai langit, yah! (Komen ini dibuat oleh sang Author yang belum kebagian.)
Sampai jumpa bulan depan, aoakaoakoakaoakaowka.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top