Chapter 4
Di Istana Merdeka, Jakarta, Republik Indonesia.
Ruang Pertemuan.
Rombongan Ludius pun duduk di sebelah kiri Meja dan anggota penting di Pemerintah Indonesia sudah berkumpul di meja sebelah kanan, sedangkan Presiden Wijaya duduk di kursi tengah.
"Baik, hadirin sekalian. Dengan ini saya nyatakan pertemuan pertama Indonesia-Parpaldia resmi dimulai." Ujar Wijaya dengan penuh wibawa.
"Kaisar Ludius, bisakah kami bertanya gerangan apa yang membuat anda datang ke negeri sederhana kami ini?" Beberapa orang penting di Pemerintahan Republik Indonesia hanya mendengus.
"Jujur saja, Pak Presiden. Kami membutuhkan bantuan senjata, teknologi dan juga kami ingin mengamankan posisi kami sebagai Aliansi kalian." Ujar Ludius memulai dengan tenang.
"Itu permintaan yang cukup... Bagaimana aku bilangnya, ah iya, banyak." Ujar Wijaya.
"Aku sadar anda akan berbicara seperti itu, makanya aku akan membuat penawaran berupa Batu Magis, bagaimana?" Hal ini nampaknya berhasil menarik perhatian Menteri Pertahanan, Riset teknologi serta Wakil Presiden Sukmawati.
"Batu... Magis? Semacam alat sihir?" Tanya Wijaya penasaran.
"Iya, bisa digunakan sebagai Magi-Cannon, Radar-Comm, atau juga jikalau Penyihir pemula ingin berlatih sihir, biasanya menggunakan Batu Magis ini." Ujar Ludius dengan bangganya.
"Menarik sekali, selain itu, Negara kalian menghasilkan apa lagi?" Ludius pun berpikir sejenak.
"Awalnya saya ingin mempromosikan Musket, tapi sepertinya kalian sudah meninggalkan metode senjata seperti itu, kan?" Wijaya hanya tersenyum dan mengangguk.
"Benar Yang Mulia, walau secara personal aku ingin mengoleksi salah satu Musket itu, sangat sulit untuk membeli Musket di Dunia Lama kami." Ludius pun tersenyum dan mengangguk kearah Kaios yang mengeluarkan Kotak berwarna coklat dengan ornamen emas dari Tas nya. Kaios pun menyerahkan kotak tersebut ke Wijaya yang penasaran.
Wijaya pun membuka kotak tersebut dan terdapat Musket dengan ukiran yang sangat indah, benar-benar baru sekali. Wijaya bersiul dan menganggukkan kepalanya, terkesan. Dia kembali menutup kotak tersebut.
"Lalu apalagi?"
"Negara kami sangat hebat dalam Bioteknologi Magis, kami dapat menciptakan Spesies lebih hebat dari Wyvern, yaitu Wyvern Lord dan Wyvern Overlord." Ujar Ludius sedikit menyombongkan kehebatan Negara nya, tapi disaat bersamaan waspada dengan setiap katanya.
"Bio-Engineering kalau begitu, jujur kami butuh yang seperti itu. Banyak hewan ternak di Negeri kami hampir punah akibat perang melawan Nod selama Seratus tahun." Ujar Wijaya sambil memberikan beberapa kertas ke Ludius dan rombongan nya.
"Ahh jadi kalian membutuhkan bantuan kami dalam perihal Bio-Engineering ini?" Tanya Ludius.
"Walaupun saya malu mengungkapkan nya, tapi iya. Kami sampai sekarang belum memecahkan cara untuk mengembangkan Genetika Ayam serta Sapi. Pada detik ini, hanya sekian ribu ekor saja yang eksis." Ujar Wijaya sambil tersenyum pahit.
"Bagaimana Negara kalian dapat bertahan hidup kalau begitu?" Tanya Remille tidak percaya.
"Makanan Sintetik. Rasa dan Bentuknya sama, tapi... Jikalau anda mencobanya anda tahu pasti apa yang salah. Hanya dengan itulah kami dapat bertahan selama ini, terlebih lagi, negara tetangga kami, Filipina, suka memonopoli dan menyebabkan kelaparan masal." Ujar Sukmawati.
"Makanan... Sin... Tetik? Terdengar sangat menjijikkan." Ujar Remille.
"Oh anda tidak tahu betapa benarnya perkataan anda, Nyonya Remille." Ujar Sukmawati.
"Hmmm... Soal Bioteknologi Magis bisa diatur dengan cepat, tapi... Perihal pangan, kami sepertinya tidak dapat terlalu membantu. Karena kami pun juga sedang kekurangan pangan. Mungkin kalian bisa mencoba bertransaksi dengan Negara bernama Qua-Toyne, mereka negara bar-bar, tapi saya jamin kalian bisa mendapatkan banyak bahan pangan dalam waktu cepat di sana." Ujar Ludius sembari membaca beberapa kertas yang diberikan Wijaya.
"Oh? Begitukah? Baiklah, setelah ini saya akan menghubungi mereka.. Jadi, untuk yang terbaik untuk masa depan?" Tanya Wijaya sambil menjulurkan tangannya.
Ludius tersenyum dan menjabat tangan Wijaya.
"Untuk masa depan yang terbaik." Sekarang, mimpi Ludius yang ingin berdiri setara dengan Superpower lainnya akan tercapai, dan dia akan bisa menciptakan surga dimana semua negara dapat eksis dengan akur tanpa adanya konflik yang besar, dia bersyukur bisa berpikir jernih dan beraliansi dengan Indonesia.
Hasil pertemuan dengan Parpaldia :
-Indonesia menandatangani Pakta pertahanan dengan Parpaldia, jikalau mereka diserang maka Indonesia akan membantu mereka dengan cepat, begitu juga sebaliknya.
-Parpaldia akan mengirim para Ilmuwan serta Arc-Mage mereka yang jago dalam urusan Bioteknologi Magis ke Indonesia.
-Parpaldia akan mendapatkan kiriman 5.000 pucuk senjata api berupa BAR, 2.500 Bazooka, 6.000 pucuk Senapan Arisaka, pakaian Tentara Amerika Serikat tahun 1960an, 25 Tank Sherman lama milik TNI AD, 36 pucuk Howitzer dengan kaliber 105mm, 12 Pesawat F4U Corsair lama milik TNI AU, serta banyak perlengkapan lama milik Indonesia yang dikirim ke Parpaldia.
-Kuli-Kuli Djawa akan merombak Kota Esthirant dan kota-kota besar Parpaldia lainnya menjadi Megapolitan dalam waktu 10 tahun lebih, proses pembangunan sudah dimulai dua hari semenjak perjanjian ini ditandatangani.
-Pembangunan Fasilitas militer baru di Esthirant, pelabuhan Esthirant akan diperbesar dan diperluas agar kapal Kargo milik Indonesia dapat masuk.
-Indonesia akan mendapatkan potongan harga dalam membeli produk Parpaldia sebesar 75 persen.
-Parpaldia akan memulai dekolonisasi dalam waktu dekat, semua Koloni luar negeri akan diberi kebebasan untuk memilih masa depan mereka. Awalnya hal ini ingin diprotes Ludius serta Remille tapi setelah dibujuk oleh Indonesia kalau semuanya akan Worth it, jadi mereka hanya bisa pasrah.
-Indonesia akan membantu Parpaldia dalam membasmi Para Bajak laut sampai ke akar-akar mereka.
Itulah isi perjanjian pertama Parpaldia dengan Indonesia, sedikit berat sebelah untuk Indonesia, tapi investasi ini akan sepadan, mereka yakin akan hal itu.
Ludius dan rombongan pun pulang kembali ke Negara mereka dengan cara yang sama seperti mereka datang. Menaiki HSST di Stasiun Domestik Bandung dan pulang dengan Kapal Penghancur Aerospace KRI Siantar.
Sedangkan di Indonesia, pelabuhan mereka sedang sibuk karena mereka sedang bersiap open war ke Para Bajak Laut di Benua Vestal. Battleship Guided Missile kelas Kalimantan tentah bersiap mengisi seluruh amunisi mereka, beberapa Destroyer sedang dalam perawatan, lusinan kapal penjelajah sedang nangkring di dekat tempat masuk Pelabuhan Tanjung Priok.
Sudah seminggu lepas semenjak penandatanganan perjanjian Parpaldia-Indonesia, dan kini, mereka melihat beberapa kapal-kapal Ship-of-the-line milik Parpaldia yang mengawal beberapa kapal yang nampaknya seperti ferry tapi terbuat dari kayu dan lebih kecil.
Situasi damai tidak berselang lama, karena sirene serangan udara secara tiba-tiba berbunyi dan Senjata Induksi elektromagnetik milik Angkatan Bersenjata Indonesia langsung menembus langit dan menembak jatuh banyak sekali Wyvern. Dentuman hebat dari kejauhan terdengar dan terjadi banyak ledakan layaknya kembang api yang membakar lebih banyak lagi Penunggang Wyvern serta Wyvern nya.
"Ahh man, Para Army bersenang-senang! Oi semuanya! Aktifkan semua sistem persenjataan kita! Jangan kalah dari AD!" Seru Kapten dari KRI Banjarmasin, salah satu kapal dari Battleship guided missile kelas Kalimantan milik Indonesia.
Senjata Phalanx CIWS, Laser, Meriam Induksi, misil anti udara berhamburan kearah udara, mereka berusaha menjatuhkan lebih banyak target daripada orang-orang AD.
Dari 400 pengendara Wyvern yang dikirim para Perompak, hanya 150 yang tersisa dalam 5 menit pertempuran. Situasi mereka diperparah dengan kedatangan F/B-22 Super Raptor TNI AU yang melesat datang dari udara dan menembak jatuh sekitar 80 puluh Perompak hanya dengan 15 Pesawat! Pesawat dengan desain khusus Dogfight akan sangat bahagia bertempur melawan negara di dunia ini.
Dalam kurun waktu 15 menit, seluruh target berhasil dieliminasi dengan brutal oleh TNI dan serangan balasan sedang disiapkan oleh Indonesia. Dua Armada Pesawat pengebom TU-16 serta B-52 Stratofortress yang dilengkapi dengan Bom klaster dan strategi... Pengeboman Karpet yang legendaris di Front Rusia dan Siegfried.
Pada tanggal 30 November, Indonesia melancarkan serangan epik mereka ke Benua Vestal.
Saat para perompak sedang bersantai di Markas Benteng mereka yang bernama Vassago, mereka mendengar suara yang sangat keras dari udara dan mereka langsung ketar-ketir saat melihat sekitar 56 pesawat bomber raksasa yang dia kira adalah Naga Besi. Dan dari perut mereka, keluar banyak sekali bola hitam yang sangat besar, saat bola hitam itu mendekati ketinggian 400 meter, terbuka dan terdapat ratusan bom kecil lainnya.
"Buwung apa tuh man-"
Markas Benteng Vassago milik Perompak pun rata, tidak hanya Vassago yang diserang, berbagai Benteng para Perompak di bombardir dengan Pengeboman karpet maupun Klaster. Benar-benar satisfying.
Ditambah lagi beberapa F-4ID milik Indonesia yang sepertinya masih aktif menjatuhkan banyak sekali bom Fosfor putih benteng-benteng mereka, memastikan mereka mendapatkan kematian yang menyakitkan. Mereka sengaja tidak memakai Big Beth, bom penembus Bunker karena mendengar ada tahanannya. Cukup menyebalkan.
Reaksi Parpaldia pada pengeboman brutal Indonesia itu adalah... Takjub. Mereka sangat takjub melihat mesin perang Indonesia yang menghancurkan setiap benteng para Perompak yang sudah melakukan banyak sekali kerusakan di Kekaisaran, jadi secara keseluruhan mereka mendukung aksi Indonesia ini.
Indonesia, pada tanggal 20 Desember merencanakan penyerbuan ke Benua tersebut bersamaan dengan Divisi Infanteri terbaru Kekaisaran Parpaldia yang masih dalam pelatihan, jadi mereka menunggu terlebih dahulu, sementara waktu, mereka mengalihkan pandangan ke Benua Rodenius yang memanas.
Pada tanggal 2 November 1638, Indonesia berhasil membuka hubungan diplomatik dengan Qua-Toyne dan Quila. Walaupun mereka sangatlah tidak mudah untuk diatasi seperti Parpaldia, tapi mereka akhirnya mau berdagang dengan mereka. Dengan Indonesia mendapatkan pangan yang normal serta MINYAK yang banyak dari Quila.
Masa depan Republik Indonesia sangatlah cerah!
TBC
Battleship guided missile kelas Kalimantan :
Kapal Induk Super Aerospace kelas Sirius :
(Panjang 2.200 meter, lebar 800 meter, tinggi 780 meter.)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top