Chapter 38 : Operasi Unexpected

3 Februari, 1640.

Ragna, Kekaisaran Gra Valkas.

Laksmana Armada Caesar, Kaisar Gra Lux, Laksamana Lettal Kauran dan Kaisar Milishial nampak berkumpul disuatu ruangan dengan peta besar di suatu meja. Mereka berempat berencana melakukan penyerangan langsung ke salah satu teritori Indonesia, bukan RPTO. Mereka semua tahu, kalau ingin menang maka harus mengalahkan Indonesia terlebih dahulu, namun hal tersebut terbukti akan sangat sulit.

"Jadi... Bisakah kamu ulangi kembali rencananya, Laksamana Caesar?" Tanya Kaisar Milishial.

"Tentu saja, Yang Mulia. Jadi, saya dan rekan saya, Laksamana Kauran telah membuat rencana menyerang salah satu teritori Indonesia di Benua Vestal. Kunci dalam penyerangan ini ada pada armada Kapal Induk, dengan kekuatan udara yang superior dan sangat banyak, kita pasti dapat membuat kerusakan yang sangat masif untuk Indonesia dan pada saat itu juga kita akan melaksanakan penyerbuan amfibi skala masif, rencana penyerbuan amfibi nya mengambil inspirasi dari rencana penyerangan ke Kerajaan ilahi Kaine." Ujar Caesar mengulang kembali presentasi nya dengan menggerakkan beberapa figuran kapal di peta.

"Kami juga sudah membuat permintaan untuk menggerakkan pengebom strategis dan jarak jauh, agar lebih dekat, kami ingin menggunakan Markas Udara milik Annonrial untuk menjadi titik berangkat dan pulang armada pengebom, dan dari sana, kita hanya bermain dengan waktu." Ujar Laksamana Kauran dengan santainya.

Laksamana Caesar lalu melanjutkan presentasi.

"Kami berniat menjalankan Operasi ini secepat mungkin, sebelum Indonesia semakin serius menanggapi peperangan ini, kehadiran pasukan Indonesia di Mu saat ini masih sedikit dan markas terdekat mereka untuk sampai ke Benua Mu hanyalah Benua Vestal, kita mengambil alih Vestal, maka kita dapat memberi waktu ke pasukan kita untuk menyerbu Mu dengan tujuh juta prajurit yang sudah Kekaisaran Gra Valkas kumpulkan selama bertahun-tahun lamanya." Ujar Caesar sambil menggerakkan bendera kecil Gra Valkas dan meletakkannya di Ibukota Mu, Otaheit.

"Bagaimana dengan benteng Terbang dan Kapal Induk Super Benteng mereka yang meluluhlantakkan Cartalpas? Kedua benda itu sangatlah kuat lho." Ujar Milishial merengut.

"Tentu saja kami menyadari ancaman dari benteng terbang tersebut, Yang Mulia. Makanya kami mulai melakukan riset untuk menanggulangi senjata super mereka itu, dan lagi, kami memperkirakan kalau senjata super mereka itu sangatlah menguras sumber daya, jadi kami memutuskan untuk sementara waktu mencoret Benteng Terbang mereka... Namun untuk Kapal induk super benteng mereka, kami kehilangan ide, kita hanya dapat berharap kapal tersebut sedang berada jauh dari Vestal." Ujar Caesar dengan suram, mengingat mereka baru saja kehilangan Grade Atlastar.

"Rencana yang sangat solid, Laksamana, namun... Bagaimana jika penyerangan ini gagal dan malah semakin memperkuat musuh? Aku tidak ingin meragukan kekuatan militer kita, namun semenjak aku membaca laporan mengenai setiap pertempuran kita dengan Indonesia, tidak ada hasil positif, kecuali saat kita berhasil mengusir mereka dari sebuah Outpost di perbatasan Mu-Leifor, itupun berhasil kembali diusir setelah beberapa jam... Jadi, apa kalian punya rencana cadangan?" Tanya Kaisar Gra Lux.

"Kami punya, jika memang invasi ke Benua Vestal tidak memungkinkan dan kerusakan yang terjadi pada Pangkalan angkatan laut Indonesia tidak terlalu signifikan, maka kami juga sudah menyiapkan Armada untuk menyerang Kuspium tepat sehari setelah jika Operasi Unexpected gagal total. Armada yang kali ini menyerang Kuspium memang separuh kekuatan dari Armada yang menyerang Vestal, namun... Dengan paket senjata khusus yang ada di Armada tersebut, saya jamin kalau kita dapat menang." Ujar Kauran dengan bangganya.

Gra Lux dan Milishial memandang kearah satu sama lain dan mengangguk.

"Kami mengizinkan operasi ini, semoga beruntung."

5 Februari, 1640.

Sekitar 100 Kapal Induk Gra Valkas, 80 Kapal Induk Mirishial, 135 Kapal Tempur, 270 Kapal penjelajah berat dan ringan, 400 lebih Kapal Penghancur, 200 kapal suplai, 300 kapal pengangkut prajurit dan lebih dari 360 kapal dari negara-negara anggota NWO berlayar dari Magdola dan berlayar dengan kecepatan tinggi menuju Benua Vestal.

Mereka melewati memorial Cartalpas, sebuah monumen yang dibangun untuk mengenang orang-orang yang gugur saat bertempur di Selat Folk dan juga warga sipil yang tidak sempat kabur saat dibantai oleh Indonesia pada pertemuan pada tanggal 15 Januari dulu.

Semua orang yang berada di Armada raksasa tersebut memandang kearah Monumen Cartalpas dan memberi salut serta penghormatan. Laksamana Caesar yang menjadi pemimpin Armada penyerangan ini memberi salut, merasa semakin termotivasi untuk membalaskan dendam orang-orang yang meninggalk atas keganasan Indonesia. Saat ini, Kapal benderanya adalah Arcturus, saudari dari Grade Atlastar yang dicuri oleh Indonesia saat pertempuran di selat Folk.

"Aku tidak menyangka semuanya baru terjadi sekitar tiga minggu yang lalu... Indonesia sangat mengesankan sekaligus menakutkan, aku mulai ragu kalau kita dapat melukai mereka." Gumam Caesar sambil memandang Peta.

Pelayaran berlangsung sangat cepat karena Mirishial memutuskan mengeluarkan cukup banyak uang dengan memberi setiap kapal NWO yang masih cukup kuno sebuah artefak yang dapat membuat kapal mereka dapat melaju sampai 35 knot lebih! Suatu angka yang sangat fantastis dan hampir mustahil didapatkan.

Karena kecepatan yang sangat tinggi, Armada raksasa NWO ini dapat menyelinap melalui celah dari blokade laut RPTO. Namun tanpa mereka sadari maupun ketahui, mereka diikuti oleh kumpulan ikan hiu dari bawah. Sekitar enam kapal selam nuklir Indonesia sudah mengikuti mereka semenjak pertama kali mereka berlayar dari Magdola, artinya keenam kapal selam ini sudah berada di bawa laut cukup lama untuk mengawasi pergerakan angkatan laut NWO.

Mereka dapat melewati patroli RPTO bukan karena mereka sedang beruntung, karena memang Indonesia yang sengaja melakukan itu karena mereka memutuskan untuk menghancurkan angkatan laut NWO sekarang dan selamanya. Makanya mereka membuat semacam celah di Blokade laut dan nampaknya Armada penyerangan NWO baru saja memasuki perangkap Indonesia dan sekutu mereka.

7 Februari, 1640.
700 KM dari Benua Vestal, Pangkalan Laut Trowulan.

Armada raksasa milik NWO akhirnya tiba di titik dimana mereka mulai meluncurkan pesawat mereka, namun pesawat yang mereka kirim bukan sembarangan pesawat, melainkan pesawat jet. Ratusan jet yang mirip Me-262 dan Alpha-3 beterbangan dari kapal induk mereka masing-masing dengan ratusan Wyvern juga ikutan diterbangkan, para Wyvern ini sudah dibiakkan secara spesial melalui pod magis milik Mirishial untuk operasi khusus ini. NWO sudah menghabiskan waktu cukup banyak untuk menyempurnakan rencana ini, makanya mereka belum memulai pergerakkan apapun di Mu.

Secara total ada seribu lebih Me-262 dengan lebih dari seribu Alpha-3 dan Beta-2 Bomber mulai lepas landas. Tidak hanya para pesawat jet, namun ratusan atau bahkan mungkin ribuan Antares/Antares Kai, Wyvern, dan Biplane mulai beterbangan.

Ribuan benda dan mahluk terbang tersebut mulai bermanuver membentuk formasi penyerangan dan seperti latihan, mereka terbang serendah yang mereka bisa untuk menghindari deteksi dari Radar canggih milik Indonesia. Tidak terlalu berselang lama, ratusan pesawat pengebom Guti Maun milik Gra Valkas dan S-35 Guernica milik Kekaisaran Mirishial, pesawat ini adalah modifikasi dari pesawat penumpang S-35 Guernica "Kapal Surgawi", bergabung dengan posisi pasukan penyerang.

Saat hanya 60 kilometer dari Pangkalan angkatan laut Trowulan, para pesawat dan wyvern langsung menaikkan ketinggian mereka hingga ke ketinggian 7 kilometer. Setengah jam berlalu namun tidak terjadi apapun hingga secara tiba-tiba salah satu Guti Maun meledak hebat, diikuti beberapa pesawat di sekitarnya.

Dari langit, muncul sekitar 27 unit F-15XL Active Eagle milik AARI sebagai tombak pertama memghadapi ancaman NWO. Dua puluh tujuh F-15XL tersebut langsung berpencar dan memburu semua Guti Maun dan Guernica milik Angkatan Udara NWO. Phase Beam dari F-15XL dapat dengan mudah melelahkan atau menembus tubuh dari pesawat pengebom Guti Maun Gra Valkas. Sedangkan misil MARS mereka dengan mudah mengenai semua target yang mereka inginkan.

Dari ketinggian 14 kilometer, dua F-35EX Prime dan juga satu buah E-10 "Sancaka" Pabrikan PT. Dirgantara Indonesia nampak terbang mengawasi pertempuran yang terjadi dibawah, mereka juga yang menjadi pengumpul data dan memberikannya kepada para Active Eagle yang sedang bertempur. E-10 sudah aktif semenjak Desember dan mulai mengganti AWACS lama seperti E-3 Sentry yang sudah mulai ketinggalan zaman.

Salah satu operator dari E-10 nampak sedang fokus menatap layar hologram di depannya lalu berteriak.

"Pak! Kami mengonfirmasi Arcturus ada disini! Perintah?" Tanya sang operator sambil tidak mengalihkan pandangannya.

"Dimengerti, paket dari Bangau akan datang dalam hitungan satu menit. Tetap tandai Arcturus." Sang Operator mengangguk dan tetap memperhatikan layar hologram nya.

Pertempuran terus berlangsung selama beberapa menit dengan para Active Eagle milik AARI sudah menjatuhkan 20 Guti Maun, 15 Me-262 dan sekitar 30 unit Alpha-3. Pesawat pengebom Guernica nampaknya dapat bertahan hidup sedikit lebih lama daripada sekutu mereka, namun beberapa Guernica mulai tertembak jatuh oleh ganasnya Active Eagle dengan senjata Phase Beam milik mereka.

Dari kejauhan, lebih tepatnya sekitar 200KM dari mereka, ada satu B-1RI yang membawa paket khusus, misil hipersonik "Naga besukih" Yang sudah dikembangkan oleh PT. DI dan Pindad selama enam tahun terakhir, misil hipersonik terbaru ini terinspirasi dari misil hipersonik milik Amerika, yaitu ARRW.

Sang B-1RI menjatuhkan misil Naga besukih dan misil tersebut langsung melaju dengan kecepatan tinggi, perlahan dari kecepatan supersonik menjadi hipersonik dalam hitungan detik! Dan dalam 30 detik saja, misil itu sudah menembus kecepatan Mach 20 dan terus melaju kencang. Semenit Naga Besukih diluncurkan, operator dari E-10 Sancaka melapor.

"Hentakan terkonfirmasi, Arcturus sudah mulai tenggelam dengan cepat. Tembakan bagus, Bangau 1." Puji sang Operator.

"Hahaha, senang membantu dan menguji Naga Besukih ini, paket serangan misil jelajah akan datang dalam hitungan 10 menit, ganti." Dengan itu, B-1RI AURI pun banting setir dan kembali ke Lanud utama di Benua Vestal.

Di Medan Pertempuran.

Satu menit yang lalu, semuanya nampak baik-baik saja, pertempuran berlangsung dengan sengit dan sepertinya akan terus begini hingga mereka sampai di titik pendaratan, namun betapa syoknya semua orang-orang di Armada gabungan NWO saat kapal Bendera mereka, sang perkasa Arcturus tumbang dalam ledakan yang super dahsyat dari senjata super milik Indonesia.

Laksamana Caesar yang saat itu sedang berada di luar anjungan, langsung terpental ke laut saat ledakan terjadi, dia mengalami luka bakar yang sangat parah dan patah tulang di mana-mana, dia terombang-ambing sambil meringis kesakitan, dia tidak menyangka, semuanya akan sekacau ini dan nampaknya... Invasi ke Benua Vestal adalah suatu hal yang sangat mustahil.

Caesar pun perlahan-lahan tenggelam ke lautan Tengah dengan rasa penyesalan yang terdalam dihatinya, dia baru saja membuat kehancuran besar untuk Kekaisaran yang dia cintai karena rencananya ini... Dia berharap dapat diberikan kesempatan kedua untuk menebus semuanya...

Saat dia hampir meninggal, Tiba-tiba tubuhnya di cengkram sesuatu, dan saat Caesar membuka matanya, dia secara samar-samar melihat sosok kadal raksasa dengan tubuh sehitam malam, memiliki rambut merah panjang dan empat tangan. Kadal tersebut membuat semacam gelembung oksigen untuk Caesar agar dia tetap dapat bernapas, karena memang sudah sangat lelah dan merasakan sakit dari lukanya... Caesar pun pingsan.

Di permukaan, pembantaian baru saja dimulai. Dari 400KM, terdapat sepuluh C-130J yang membawa masing-masing enam Palet berisi sekitar 5 AGM-158 JASSM dan mulai diterjunkan. Tiga ratus misil jelajah tersebut pun langsung aktif dan mulai mengunci target setelah diberi data dari E-10 Sancaka yang masih nongkrong di langit.

Tiga ratus misil jelajah tersebut mulai berselancar di udara dengan tenang, sembari melewati tembakan senjata anti udara milik kapal Gra Valkas dan Mirishial, sedangkan kapal sekutu NWO lainnya tidak dapat melakukan apa-apa dan melihat JASSM berselancar melewati kapal mereka dan langsung menghantam Kapal induk, Kapal Tempur dan Kapal pengangkut prajurit.

Sekitar 30 kapal Induk tenggelam beberapa menit setelah terkena JASSM. Dua puluh tujuh Kapal Tempur juga tenggelam berbarengan dengan Kapal Induk, dan lebih dari 243 kapal pengangkut prajurit terkena serangan JASSM, separuh dari kapal yang terkena JASSM mulai tenggelam karena terkena di bagian yang sangatlah lemah dan membuat kapal-kapal tersebut tenggelam. Sedangkan setengahnya lagi mengalami kerusakan cukup parah dan para prajurit dan kru kapal dengan paniknya mencoba memadamkan api.

Tiba-tiba dari langit, muncul ratusan atau bahkan ribuan energi berbentuk peluru berwarna biru terang yang mulai menghujani formasi kapal pengangkut prajurit, sepenuhnya mengabaikan kapal-kapal pengawalnya. Peluru energi ini berasal dari meriam EML kaliber 305mm dan 240mm yang bersarang di Benua Vestal. Senjata elektromagnetik ini dapat dengan mudah mengenai target dari kejauhan ratusan kilometer. Dalam hitungan 1 jam pertempuran dimulai, semua kapal pengangkut prajurit sudah ditenggelamkan bersama isinya. Sedangkan Armada tempur nya hanya kehilangan sekitar 20-24 persen saja.

Ribuan pesawat dan Wyvern NWO masih saja memenuhi langit walaupun banyak serangan brutal telah terjadi pada Armada permukaan, namun hal ini tentu tidak akan terlalu bertahan lama, karena dari arah benua Vestal, tiga skuadron F/B-22 Ion Raptor muncul dan dalam hitungan beberapa detik sebelum kemunculan mereka, sekitar 330 pesawat dan Wyvern musuh tertembak jatuh oleh Ion Raptor AARI.

Jumlah pesawat dan wyvern musuh saat ini adalah sekitar 1.700 lebih, dengan setiap menitnya ada sekitar 20 pesawat maupun wyvern yang tertembak jatuh, sedangkan dari pihak Indonesia sendiri belum ada mengalami kekalahan sekalipun, kecuali satu F-15XL yang mengalami luka bakar akibat dikeroyok beberapa Wyvern super.

Stok misil dari F/B-22 Ion Raptor nampaknya sudah menipis atau bahkan sepenuhnya habis akibat menembak jatuh lebih dari 400 musuh sebelumnya dan mereka kini bertarung secara dogfight dengan meriam 20mm otomatis mereka, mengingat Ion Raptor belum mendapat modifikasi Phase Beam seperti Active Eagle.

Namun bantuan telah tiba, sekitar 80 unit FD-16 Ahool tiba dengan mereka menembakkan sekitar 350 misil kearah musuh dan menembak jatuh sekitar 328 pesawat dan wyvern musuh. Me-262 versi Gra Valkas yang memang lebih baik daripada versi Jerman, mencoba dengan keras untuk mendaratkan satu tembakan setidaknya ke pesawat Indonesia, namun semuanya sangatlah sia-sia. Akhirnya jumlah pesawat dan Wyvern NWO berada di 1.300an.

Namun Armada NWO terus bergerak maju dan berada di 100KM dari Benua Vestal, lebih tepatnya Pangkalan angkatan laut Trowulan. Ratusan misil jelajah dan anti kapal yang sudah mendapati target memasuki jarak tembakan mereka, langsung melayang dengan kecepatan subsonik dan supersonik. Ditambah dengan pengeboman dan penyerangan torpedo yang dilakukan oleh Kapal-kapal selam siluman Indonesia yang sedang bersembunyi dibawah mereka.

Kapal-kapal NWO yang tersisa sekarang hanyalah 800 kapal, itupun banyak sudah rusak akibat penyerangan oleh pesawat Indonesia, walaupun begitu, Pesawat Indonesia juga mengalami kerusakan akibat serangan beruntung dari senjata anti udara kapal-kapal NWO ataupun pilot yang lagi hoki.

Pertempuran sudah berjalan selama dua jam lamanya, hingga akhirnya armada NWO mulai mundur, begitu juga dengan pesawat mereka yang sudah mulai kehabisan bahan bakar, pasukan penyerang Indonesia tidak mengejar mereka, karena itu sia-sia dan mereka semua langsung RTB ke markas mereka masing-masing. Sedangkan keenam kapal selam juga ikut pulang ke Trowulan.

800 kapal NWO yang pulang dengan rasa malu pun tiba-tiba merasakan perasaan yang sangat tidak enak. Cuaca mulai berubah dengan mendadak dan dari langit, muncul lima kapsul yang jatuh tepat di beberapa titik inti Armada NWO yang babak belur dan ledakan maha dahsyat pun terjadi dengan awan jamur yang membumbung tinggi ke langit, secara resmi mencoret lebih dari 600.000-750.000 pelaut NWO dari buku kehidupan.


Suatu kepulauan, 400KM dari Papua.

Di sana, nampak sosok wanita cantik dengan separuh dari tubuhnya adalah kuda sedang memandang langit malam yang memiliki cuaca yang cukup aneh, dia sekilas melihat cahaya terang lalu cahaya terang tersebut digantikan awan jamur yang membumbung tinggi.

"Apa yang terjadi sebenarnya diluar sana? Sangat mengherankan." Gumam sang Wanita.

Lalu dia melihat suatu mahluk aneh berwarna hitam terbang dengan suara yang sangat berisik lagi, mahluk hitam aneh hitam besar ini sudah memperhatikan mereka selama empat musim lamanya dan sekarang bukannya mengagumkan seperti dulu, malah meresahkan. Dia, sang wanita merasa sangat penasaran tentang mahluk itu, makanya dia selalu disini setiap malam untuk menunggu suatu petuah.

Lalu dari kejauhan, sang wanita melihat sosok benda terapung raksasa yang bercahaya secara redup dari kejauhan dan saat memicingkan matanya untuk melihat lebih jelas, dari kegelapan dia melihat semacam kain bendera berwarna Merah dan Putih yang terasa sangat familiar.


TBC.

Njir update akakao

Kalau ada foto yang lupa di Upload, bilang aja.

B-1RI "Bangau" :

E-10 Sancaka :

Guernica :

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top