Chapter 36

Komandan Sakura, seorang wanita cantik di umur 47 tahunnya, menatap dengan kalem monitor di depannya, dia adalah pemimpin dari unit Indra-02.

Sakura dulu adalah seorang pilot PBB dari Kekaisaran Jepang, namun bekerja untuk Indonesia karena beberapa hal, salah satunya adalah karena bekerja di Indonesia, maka kehidupannya dan neneknya terjamin. Pilihan yang Sakura ambil dulu ini mendapatkan banyak pertentangan dari rekannya di PBB dan juga tim lamanya di IJA, namun Sakura memantapkan hatinya dan bergabung sebagai pilot Legiun Asing TNI..

Dari situ Sakura bertarung demi neneknya, dan semua itu terbayarkan. Neneknya meninggal dunia sehari sebelum Indonesia di transfer ke Terra, namun Sakura puas, karena Neneknya meninggal dikelilingi teman-teman dan cucunya, apalagi dengan senyuman yang menghiasi wajah tuanya itu.

Sakura kembali menggelengkan kepalanya dan menghadap ke salah satu Operator yang bertugas untuk mengontrol senjata.

"Letnan, status persenjataan." Ujar Sakura.

"Semuanya hijau, Komandan! Namun energi kita sangat terkuras saat menggunakan Charged Particle Cannon, namun energi secara bertahap kembali semula." Ujar sang Operator senjata.

"Bagus, Pak Jaka! Bagaimana mesin Moorcock-Lechte dan M-Battery nya?" Tanya Sakura melalui interkom.

"[Aman jaya, Komandan! Sedikit panas, namun pendingin magis ini adalah suatu berkah! Akhirnya kita dapat bekerja di suasana yang tidak terlalu panas!]" Seru Jaka melalui interkom.

"Hmm... Baguslah. Baiklah, Nav! Bawa kita kembali ke orbit, tugas kita disini telah selesai. Seharusnya ini adalah pesan yang cukup kuat." Ujar Sakura sambil mencontreng sesuatu di Holopad nya.

"Aye Aye, komandan. Menaikkan energi di bagian mesin, perisai energi disetel ke pemakaian standar. Bersiap lepas landas." Ujar sang Navigator sekaligus pengemudi Indra-02.

"Lepas landas!" Indra-02 pun mengepakkan sayap energinya dan energi Elemen-G dan dicampur energi Magis pun keluar dari bagian pendorong di belakang Indra-02, Unit HI-MAREF kepercayaan Indonesia pun kembali ke markasnya, lebih tepatnya Site 00 di Bagian gelap bulan, tempat operasi BIN.

Cartalpas sendiri saat ini keadaannya tengah terbakar hebat, semua rumah dan bangunan di kota yang dulunya megah ini, runtuh. Ribuan warga Mirishial dan juga warga dari negara lain menjadi korban keganasan mesin perang Indonesia, suatu hal yang mulai banyak negara sesali, karena bagi negara yang pernah melakukan hubungan Diplomatik dengan Indonesia, maka para diplomat sekaligus warga mereka yang masih dapat di selamat kan langsung dievakuasi keluar Cartalpas.

Namun semua ini tentu bukan tanpa pengorbanan, secara total, BIN kehilangan sekitar 80 Operator dan Agen hebat, jasa mereka tentu tidak akan ditulis dalam buku sejarah, karena itulah jalan hidup mereka. Mereka mati dan dilupakan dalam bayangan, agar kalian dapat hidup dengan damai dan penuh kebahagiaan. Walaupun begitu, Wijaya tetap bersikeras memasukkan nama-nama asli para agen dan operator tersebut di Tugu dekat Pemakaman pahlawan, tugu monolith berwarna hitam tanpa nama dan tanpa ada yang tahu apa kisah dibalik tugu tersebut.

Armada RPTO pun berhasil melarikan diri dengan korban jiwa di pihak mereka hanya 70 orang yang sial karena berada di Ship-Of-The-Line. Sisanya hanya kehabisan peluru, baik dari meriam utama maupun munisi misil. Kapten Pramudya, setelah mereka berhasil masuk ke wilayah teritori Mu, langsung ditahan oleh PM yang dikirim dari KRI Lux Spei dan Kapten Pram pun digantikan oleh Wakilnya.

Kapten Pramudya pun kehilangan kapalnya dan akan ditugaskan ke kapal lainnya, hanya demi menyelamatkan teman baru yang belum lama dia kenal.

Pada tanggal 17 Januari, seluruh Dunia berada dalam kegaduhan. Negara-negara yang berada dalam pengaruh Indonesia dan RPTO langsung membuat berbagai berita propaganda mengenai Pertempuran di Cartalpas. Dengan tentu media membuat seolah-olah RPTO itulah yang paling tersakiti dan Mirishial serta kroninya sebagai penjahatnya.

Aman untuk berkata, dukungan publik untuk peperangan naik drastis, namun banyak pemerintahan yang khawatir. Mereka ragu walau sudah dibantu Indonesia, dapat siap untuk peperangan all out melawan Negara terkuat di Terra sebelum kedatangan Indonesia. Apalagi mayoritas militer mereka masih sedang dilakukan pembaharuan yang seharusnya tidak siap sampai pertengahan tahun 1640.

Satu-satunya negara yang sanggup untuk melakukan peperangan secara all out saat ini adalah Parpaldia, Quila dan Mu. Secara militer, Mu hanya tinggal mengganti bahan untuk produksi Marin milik mereka sekaligus memasang mesin terbaru mereka yang jauh lebih GG gemink. Pesawat ini pun dikenal dengan varian Marin Mk.III.

Sedangkan produksi P-51 Mustang versi Mu sendiri sedang dalam proses produksi massal, kira-kira Mu hanya punya 90 M-51 MUstang dan beberapa mainan baru berupa pesawat pengebom B-25 Mitchell yang berjumlah 5 unit, rencananya akan direkayasa ulang dan diproduksi oleh Perusahaan Aviasi Mu. Untuk senapan api, Mu untuk sekarang standarnya masih Bolt Action, walau sudah menyebar senapan mesin sejenis M2 Browning.

Namun Mu saat ini telah merubah ekonomi mereka menjadi ekonomi perang, tentu belum sempurna karena butuh waktu, tapi tidak selama negara modern karena peralatan perang mereka jauh lebih kompleks, ahli dari Indonesia berspekulasi kalau Mu terus fokus untuk mengubah ekonomi mereka menjadi Ekonomi perang, maka akan memakan waktu sekitar 3 bulan, dan mereka sudah memasuki Ekonomi Perang, mengingat Mu sudah memulai perubahan ekonomi mereka saat bulan November.

Untuk Angkatan Laut sendiri, Mu berhasil membuat kapal selam pertama mereka setelah menimba ilmu dengan insinyur Indonesia, apalagi Internet mereka yang sangat mudah untuk dapat informasi. Kapal selam pertama mereka terinspirasi dari U-Boot U-19 Kekaisaran Jerman yang kebetulan sekali Indonesia punya Skematiknya, mereka menemukan skematik tersebut di salah satu Universitas di Indonesia, entah bagaimana caranya ada di sana.

Mereka sebenarnya bisa saja memesan dari Kerajaan Atlantis, tapi ego mereka mengalahkan pemikiran rasional mereka. Mereka tidak mau kalah dengan 'musuh' bebuyutan mereka, walau Raja Neptunus sendiri sudah berkali-kali bilang kalau mereka itu bukan musuh melainkan sahabat.

Untuk Parpaldia sendiri, mereka saat ini punya tiga Divisi Infanteri aktif, empat Batalyon Lapis baja, dua resimen bermotor dan sekitar sepuluh batalyon Artileri. Secara total, Parpaldia memiliki personel aktif di militer sebanyak 650.000, dengan mayoritas sudah dipersenjatai senjata sejenis M1 Garand, Thompson maupun BAR. Untuk tank sendiri, Parpaldia menggunakan standar RPTO, yaitu M4 Sherman dan M26 Pershing. T-55 milik Parpaldia pun hanya akan digunakan sebagai pengamanan Ibukota Esthirant.

Untuk Angkatan Laut, Parpaldia sendiri saat ini masih terlalu banyak mengoperasikan kapal kayu, mereka ingin melakukan lompatan dalam teknologi dan langsung membangun kapal penghancur dari era Perang Dunia Pertama, tentu menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi pemerintah Indonesia, namun mereka mencoba untuk membantu sebisa mereka. Secara total, Parpaldia mengoperasikan 15 Ironclad, 370 kapal-kapal sejenis Cutter, Frigat dan Ship-Of-The-Line, satu kapal Induk utama, tiga Kapal penghancur kelas Fletcher dan empat Kapal Selam kelas Basilisk.

Parpaldia merencanakan menjual semua kapal kayu mereka dan membuat sekitar 30 Ironclad dari kelas Babet dan rekaya ulang Kapal Penghancur melas Fletcher untuk diproduksi massal. Rencana ini kemungkinan dapat terpenuhi dalam kurun waktu beberapa bulan menuju setahun, namun Parpaldia tahu kalau mereka tidak punya waktu disisi mereka, makanya mereka terus memaksa pabrik dan galangan kapal mereka untuk bekerja 24/7, agar dapat mengisi kekosongan di dalam Armada Laut Kekaisaran Parpaldia.

Untuk Angkatan Udara, Parpaldia mengoperasikan 100 F4U Corsair, 30 A6M Zero, 80 F8F Bearcat, 30 P-51 Mustang, 15 C-47 untuk logistik dan penerjun pasukan lintas udara dan 5 unit AC-47 Spooky, atau para prajurit Parpaldia sering menamainya "Puff, si naga ajaib".

Untuk jet sendiri, Parpaldia masih nyaman mengoperasikan beberapa F-86 Sabre mereka, karena tidak membuat petugas logistik kejang-kejang, dan lagi.... Parpaldia tidak punya uang untuk mengoperasikan benda yang menyedot bahan bakar dalam jumlah banyak itu!

Untuk Quila... Kalian mungkin mau dengar ini. Mereka secara total dari tiga matra memiliki personel sebanyak 450.000. Untuk Angkatan Darat mereka mengoperasikan 68 unit Tank M60A1 Patton varian RISE Passive bekas pakai Milisi Hokkien yang sudah diperbarui untuk standar modern, sekitar 200 lebih APC Anoa Mk. I, ratusan Artileri 155mm dan 105mm pemberian Indonesia, beberapa helikopter UH-1 Iroquois varian Gunship untuk dukungan ke pasukan darat, dan masih banyak lagi senjata kelas premium yang dihibahkan oleh Indonesia.

Senjata standar mereka adalah M16 yang diproduksi secara langsung oleh Pabrik Persenjataan Quila yang diperbarui oleh Indonesia beberapa bulan lalu, mereka juga memesan sekitar 20 unit Ikaruga dari Kekaisaran Parpaldia untuk membentuk Batalyon Mekanik taktis sesuai standar TNI.

Untuk Angkatan Laut, mereka mengoperasikan sekitar 35 Kapal kayu dan 15 Ship-Of-The-Line. Mereka awalnya berniat memesan sekitar 40 Ironclad kelas Babet dan enam Dreadnought kelas La Kasami yang ditawarkan oleh Mu beberapa saat lalu. Pesanan ini tentu akan memakan waktu, kemungkinan Angkatan Laut Quila tidak akan melihat aksi dalam peperangan berikut ini.

Nah untuk Angkatan Udara sendiri... Mereka mengoperasikan lebih dari 100 A7M Reppu yang disimpan oleh AURI untuk melakukan parade udara, namun mereka menjual hampir semua stok Reppu milik mereka beserta suku cadang nya ke Quila dan hanya menyisakan 20 unit Reppu untuk parade udara saat 17 Agustus. Untuk Reppu sendiri akan secara khusus dioperasikan oleh Kerajaan Quila, bahkan pabrik untuk membuat lebih banyak Reppu telah dibangun pada bulan November lalu dan sudah dalam mode produksi. Per bulan nya, pabrik ini dapat mengeluarkan sekitar 30-35 A7M Reppu untuk Angkatan Udara Quila.

Selain A7M Reppu, Quila juga mengoperasikan F8F Bearcat yang jumlahnya saat ini masih stabil di angka 80, lalu ada sekitar 30 unit C-47 Skytrain dengan 5 unit dari Skytrain tersebut dimodifikasi menjadi AC-47 The Puff sama seperti Kekaisaran Parpaldia. Quila saat ini bisa dibilang sudah di atas tingkat Mu karena peralatan canggih hasil pembelian dan hibah dari Indonesia ini, walaupun begitu, mereka masih dikasih benar-benar perlengkapan lawas. Walaupun begitu, gelombang senjata dari Indonesia maupun dalam negeri Quila akan terus berdatangan.

Quila saat ini adalah Negara dalam kategori Berkembang pesat, karena Ibukota mereka sendiri saat ini sudah seperti kota di London tahun 1940an dengan teknologi tahun 50an yang pada masa itu memang sudah cukup canggih. Yang terpenting adalah, Quila memperkenalkan sistem pertahanan semesta seperti Indonesia, jadi mereka mulai mewajibkan seluruh penduduk Quila berpartisipasi dalam militer setidaknya dua tahun saja. Kebijakan ini sudah dimulai sejak 3 bulan lalu dan semenjak isu peperangan melawan Wilayah Peradaban Pertama, banyak warga yang mulai serius menanggapi kebijakan ini dan tidak lagi mengeluh serta berdemo.

Sebenarnya Magicaraich dapat juga dimasukkan ke dalam kategori negara yang dapat berperang secara all out, namun mereka nampaknya ingin fokus terlebih dahulu pada Kekaisaran Gra Valkas yang memang satu benua sama mereka, tentu hal ini dimaklumi negara-negara RPTO lainnya dan mereka, negara anggota RPTO terus saja menumpuk prajurit sebanyak yang mereka bisa.

Secara total pada tanggal 18 Januari 1640, sudah ada sekitar 500.000 prajurit gabungan RPTO dengan sekitar 75.000 prajurit TNI serta perlengkapan gahar mereka seperti Titan Carrier, Leopard 3AVI+, M875 Badai Api, Anoa, UCAV Ahool, dan berbagai peralatan super canggih lainnya yang akan ditunjukkan nanti.

Kaisar Milishial bersama Kaisar Gra Lux melakukan pertemuan di Runepolis dan langsung dimata-matai oleh Agen serta Operator BIN. Mereka berdua menjelaskan pengibaran bendera peperangan melawan seluruh negara yang bergabung dalam RPTO atau bersahabat dengan salah satu negara anggota. Kurang lebih seperti ini potongan pidatonya.

"Kita tidak bisa terus ditindas seperti ini! Kita adalah bangsa yang kuat, kita adalah bangsa yang memimpin dunia! Ribuan tahun lalu kita tertindas oleh Kekaisaran Ravernal namun sekarang tidak! Kita tidak lagi harus bersujud dihadapan negara kuat lagi, tidak akan! Aku meludahi kehebatan mereka karena bagiku, mereka itu lemah! Mereka hanya bersembunyi dibalik banyaknya Sekutu dan canggihnya teknologi mereka! Rakyatku! Bangkitlah, keadaan genting! Marilah bersama kita memerangi musuh terkutuk ini dan mengembalikan tatanan dunia seperti sedia kala!" Teriak Kaisar Milishial dengan menggebu-gebu.

"Aku setuju dengan teman ku, Kaisar Milishial! Indonesia dan kroni mereka saat ini secara perlahan meracuni dunia ini dengan kesialan mereka! Dunia ini hampir hancur akibat mereka membawa monster dari dunia mereka! Dan lagi, tidak menutup kemungkinan akan kekurangan dan kesalahan kami saat pertama kali tiba di dunia ini, tapi setidaknya kami tidak mengubah tatanan dunia secara drastis seperti ini! Indonesia, aku Kaisar Gra Lux yang mewakili seluruh Rakyat Gra Valkas, mengibarkan bendera peperangan ke kalian!" Teriak Kaisar Gra Lux dengan gejolak hati.

Teriakan keras menyahuti deklarasi perang tersebut dan secara resmi, dunia memasuki fase baru, era dimana mereka akan diuji baik secara mental maupun fisik... Perang Dunia Baru, dimulai!

HIVE-Jin Hark, Benua Rodenius.

Cielia terbangun dan merasakan sakit di sekujur tubuhnya, dia tidak dapat melihat apa-apa, semuanya nampak gelap. Lalu dia tiba-tiba merasa tubuhnya ditarik paksa untuk berdiri lalu di dorong untuk berjalan, kebingungan, dia pun memutuskan untuk ngikut saja sambil berpikir tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Dia secara samar-samar mendengar suara dan bahasa yang tidak ia kenali seperti Bahasa salah satu negara yang berada dibawah jajahan mereka... Ah iya, namanya Orussia, negara Slavik yang baru saja Gra Valkas taklukkan beberapa tahun sebelum Pindah ke Dunia Baru/Terra.

Lalu tiba-tiba bulu kuduk nya berdiri, Cielia merasakan rasa takut yang teramat, waktu seolah-olah berhenti lalu dia mendengar bisikan di dekat telinganya.

"Jangan lakukan hal konyol, ikuti saja kata mereka dan skrip dalam permainan ini." Bisik sosok mahluk astral di telinganya lalu waktu seolah-olah kembali normal dan dia merasa semua kegiatan di sekitarnya kembali berjalan dengan normal.

Cielia saat ini benar-benar bingung, pertama dia tidak bisa melihat apa-apa alias buta, ingatan terakhirnya adalah cahaya yang sangat silau dan sosok burung emas raksasa seolah-olah terbang melayang diantara cahaya tersebut.

Lalu dia merasakan pipinya disentuh tangan seseorang yang sangat lembut, kayaknya tangan seorang Ibu.

"Jadi dia yah.. Baiklah, Terimakasih Direktur atas hadiahnya." Ucap seseorang yang terdengar seperti seorang wanita.

"Sama-sama, kerok semua informasi dari otaknya lalu kau bebas mau melakukan apa dengan dia, kegunaannya hanya untuk informasi saja, tidak lebih atau kurang." Ujar sang Direktur dengan dingin.

"Hmm? Bukankah kalian akan menyebabkan ketegangan internasional jikalau aku melakukan hal itu? Lagipula, bukannya wanita ini bisa digunakan dalam meja perundingan?" Tanya lagi sang wanita.

"Alisa, pak Presiden sudah memberi instruksi untuk perang total, saat perang berakhir, kita tidak berhutang apa-apa sama mereka, lagipula, puluhan prajurit dan personel Indonesia dibunuh dan disiksa secara kejam oleh Gra Valkas, jadi aku tidak melihat kesalahan apapun disini." Balas sang Direktur.

"Hmm, oke Direktur, sekali lagi terimakasih atas teman baru untukku ini, heheheh." Kekeh Alisa sambil mengelus pipi Cielia yang sudah pucat.

Site-00 "Novus Luna", sisi gelap Bulan.

Dallas meraung kesakitan saat merasakan seluruh tubuhnya terus bermutasi akibat serum yang diberikan salah satu Ilmuwan Indonesia, dia sudah di paksa melakukan uji coba tidak manusiawi sejak hari pertama dia dikirim ke tempat antah berantah ini... Saat ini, bentuk tubuh Dallas adalah seekor kadal raksasa seukuran 13 meter dengan empat lengan dan ekor cukup panjang.

Walaupun secara teknis dia mendapatkan power up, tapi sebenarnya Dallas tidak dapat mengendalikan kekuatan hebatnya ini, dia secara konstan merasakan rasa sakit akibat eksperimentasi Ilmuwan dari Indonesia ini, bahkan dia dipaksa melawan monster kadal berkepala botak lainnya yang ukurannya lebih besar daripada Dallas, sekitar 30 meteran lebih dan ada yang sampai 45 meter.

Dallas lelah secara mental dan fisik dan dia ingin semuanya cepat berakhir apapun caranya, dia tidak ingin lagi menjadi orang yang menindas orang lain hanya karena dia lebih baik dan punya kedudukan yang tinggi, sekarang dia hanya ingin semua rasa sakitnya hilang begitu saja.

"Hmm... Spesimen kali cukup lemah." Komen salah satu Agen BIN.

"Benar, bahkan Wanita Tionghoa yang kita siksa waktu itu bertahan lebih dari tiga minggu sebelum akhirnya rusak, tapi dia, hanya empat hari dia disini dan dia sudah rusak. Cukup mengecewakan." Ujar sang Ilmuwan dengan kecewa.

"Jadi... Perlu kami membasminya?" Tanya sang Agen kembali.

"Oh Oh Oh, tidak perlu. Aku masih punya banyak ide eksperimen dengan dia, walau rusak, tapi tetap masih dapat digunakan... Aku penasaran, butuh berapa banyak cacing Volgo untuk membunuhnya?" Tanya sang Ilmuwan dengan senyuman.

"Lebih jangan, pak Presiden ingin dia tetap hidup, jadi lebih baik lakukan sesuatu yang lebih ringan." Ujar sang Agen berkeringat dingin.

"Dimengerti, aku akan mencoba menahan diri... Oh iya, paket 15 unit Nod-Mecha yang kalian pesan sudah siap, butuh waktu untuk menyiapkan mereka, tapi kami berhasil. Tiga hari sekali mereka harus memakan obat yang dosisnya dipantau, memasuki Pod pemulihan setidaknya seminggu sekali dan juga memastikan Mood mereka baik." Ujar sang Ilmuwan mengirim sebuah file melalui Armphone nya ke Armphone dengan display hitam milik sang Agen.

Sang Agen BIN tersebut menganggukkan kepalanya dan langsung berjalan pergi, meninggalkan sang Ilmuwan yang mulai mengumpulkan beberapa eksperimen yang.... 'Ramah' untuk Dallas yang sudah mental breakdown.

20 Januari, 1640.

Angkatan Laut Indonesia secara resmi mengadopsi Peluru MOP untuk Kapal Perang mereka. Peluru MOP ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan Bom MOP yang biasanya dijatuhkan dari pesawat pengebom. Peluru ini akan ditembakkan dari meriam kapal perang lalu mempenetrasi tanah hingga kedalaman maksimal 65 meter sebelum akhirnya menimbulkan ledakan super besar yang dapat membunuh target dibawah tanah.

Peluru MOP ini sebenarnya sudah ada semenjak masa perang Nod, cuman dengan nama yang berbeda dan spesifikasi yang kurang daripada peluru MOP ini. Peluru Bunker Buster ini akan dibuatkan untuk meriam-meriam Kapal Tempur dan juga kapal penjelajah Indonesia.

Pada hari yang sama, Negara Mu dan juga Magicaraich secara resmi menjadi bagian dari RPTO dan Indonesia langsung secara sigap menandatangani perjanjian dengan Mu serta Magicaraich. Indonesia akan membangun stasiun pertahanan Over The Horizon mereka di masing-masing negara, dengan  dua BCT TNI AD yang akan menjaga pembangunan Stasiun Over The Horizon di Mu dan Magicaraich. Sedangkan Stasiun Over The Horizon yang di Kerajaan Kuspium sudah berada di 20 persen, butuh waktu untuk menyelesaikan semua investasi besar Indonesia di negara-negara sekutunya ini, dan semoga saja semuanya sepadan.

22 Januari 1640.

Kerajaan Barnaul berhasil membentuk tiga ABCT (Armored Brigade Combat Team) dengan dua diantara ABCT tersebut dikirim langsung ke Mu untuk persiapan adu mekanik melawan Pasukan Gra Valkas yang sama sekali belum bergerak dari perbatasan mereka. Tindakan ini diikuti oleh Edallia, Jinghal dan Konfederasi Lador.

Frustasi belum terjadi penyerangan apapun, BIN pun memutuskan melakukan pengintaian di salah satu gunung dekat perbatasan Mu-Leifor. Dan suatu fenomena yang cukup mengejutkan dapat dilihat.

Salah satu Kota perbatasan Mu yang sudah hilang kontak kemarin ternyata sudah diserbu oleh pasukan Mirishial dan Gra Valkas dengan ratusan warga sipil serta prajurit Mu yang tersisa dibariskan dan beberapa diantara mereka di eksekusi tanpa belas kasih. Tim Operator BIN yang melihat tersebut hanya merekam semua hal tersebut tanpa merasakan satu tetes pun rasa bersalah dan setelah eksekusi selesai dilaksanakan, tim Operator BIN tersebut langsung beranjak pergi, tentu setelah meminta satu C-130 Hercules membawa paket Rapid Dragon untuk menghancurkan kamp militer Gabungan kedua negara tersebut.

Benar saja, satu jam setelah Tim Operator BIN pergi, satu Hercules terbang mendekat dan langsung menjatuhkan dua palet berisi masing-masing 6 misil jelajah, dan keduabelas misil jelajah tersebut langsung terbang dengan cepat kearah Kamp militer gabungan musuh, ledakan besar pun terjadi dan mengambil nyawa lebih dari 1.000 prajurit gabungan Mirishial-Valkas, mereka juga menderita kerugian berupa enam Madar super canggih yang bahkan berhasil menipu satelit LID Indonesia, dunia benar-benar mencoba beradaptasi akan teknologi Indonesia.

Setelah mendapatkan laporan dari Tim Operator BIN, dua Batalyon Mu dan juga satu Kompi lapis baja Indonesia langsung merangsek maju ke Kota tersebut, dengan lebih dari 30.000 prajurit RPTO mengikut dari belakang sebagai bala bantuan dan pasukan Utama. Pertempuran pembebasan Kota Koutmund pun dimulai.

Di suatu tempat tidak diketahui.

Sosok humanoid burung berwarna emas nampak memperhatikan melalui TV LED kejadian pembantaian di kota perbatasan Koutmund, Live, HD dan No sensor. Sosok tersebut nampak menghela nafas panjang sebelum akhirnya melihat ke samping dan terdapat Observer Omega yang sedang makan popcorn.

"Menikmati permainan mu sendiri, Omega?" Tanya sang sosok burung emas.

"Khakhakha! Cukup menikmati, walau aku sampai harus mengintervensi saat di Jin-Hark, tapi tetap saja, Arc favoritku akhirnya tiba dan aku tidak perlu melihat Negara Jepang yang pasifis di Original Timeline! Ohoho sungguh mahakarya." Ujar Omega dengan tawa anehnya.

"Asalkan kau mau menepati janji mu itu, maka aku tidak akan terlalu mempermasalahkan nya, sudah cukup kau menyiksa negara keturunan ku." Ujar sang sosok burung emas dengan matanya yang bersinar emas terang.

Observer Omega nampak berkeringat dingin sedikit.

"Khakhakha.... T-Tentu saja! Tuan Garuda."

TBC.

Njir Update.

Komandan Sakura :

Over The Horizon :

Baterai EML varian 305mm :


Garuda :

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top