Chapter 33

1 Januari, 1640

HMPS Ludius berlayar menuju salah satu galangan kapal PT. PAL untuk mendapatkan rehabilitasi dan pemasangan senjata anti udara yang dipesan Parpaldia beberapa pekan lalu. Dengan perginya HMPS Ludius ke Indonesia, maka di wilayah tempat dia berpatroli digantikan empat Wyvern Carrier.

Tidak hanya HMPS Ludius saja, empat kapal induk kelas Kouge milik Mu juga ikut berlayar untuk mendapatkan pembaruan, baik dari sistem persenjataan maupun propulsi bahkan pemasangan radar zaman Perang Dunia Kedua milik Indonesia.

PT. PAL mendapati diri mereka menjadi super sibuk, belum lagi pesanan kapal induk super terakhir TNI Angkatan Laut yang sampai saat ini masih belum selesai juga dan terus ditekan oleh Angkatan Laut untuk sesegera mungkin menyelesaikan pesanan mereka, disisi lain mereka kebanjiran pesanan untuk pembaruan kapal-kapal perang sekutu. Padahal baru awal tahun, tapi pekerja PT. PAL sudah harus kerja rodi.

Bukan cuman mereka, namun pekerja di PT. Pindad dan PT. DI juga mendapatkan banjir pesanan sampai harus menarik kembali banyak pekerja mereka yang baru liburan untuk kembali pekerja, hal ini mendapatkan banyak protes di mana-mana karena mereka pengen liburan.

Pemerintah Eimor memberikan sepuluh Naga Angin pada Indonesia dengan alasan hadiah persahabatan dan para naga angin tersebut langsung dibawa ke Laboratorium milik BIN yang ada di pulau tanpa nama dan di Site 00 Bulan, lebih tepatnya di sisi gelap Bulan. Tidak diketahui apa yang terjadi pada naga-naga itu, namun beberapa orang punya ide apa yang terjadi.

Gra Valkas mulai menumpuk sepuluh Divisi Infanteri, ratusan tank lapis baja, baterai artileri di perbatasan Mu, dengan beberapa peralatan milik Mirishial dapat terlihat seperti Madar super canggih yang direkayasa balik oleh Mirishial, tidak diketahui kemampuan asli benda itu, namun pihak Militer Mu dan Indonesia akan memprioritaskan menargetkan benda itu diawal perang.

Pasukan Ekspedisi RPTO di Grameus melakukan kontak dengan Kerajaan yang terisolasi di sana, kerajaan itu bernama Esperanto dan Heiskanen, satunya negara manusia yang satunya lagi adalah negara kecil dengan semua penduduknya adalah Oni, suatu hal yang mengejutkan namun dapat diterima oleh akal sehat.

Orang-orang Esperanto super senang saat akhirnya melakukan kontak dengan orang-orang yang mereka pikir adalah keturunan dari Utusan Dewa Bulan sabit, namun ternyata mereka salah sangka, namun tetap senang mengetahui salah satu sekutu Utusan Dewa Bulan Sabit ikut kena transfer.

Direktur Dzahir mengirimkan lebih banyak agen dan operator BIN ke Mirishial untuk persiapan Konferensi Sebelas pemimpin negara, atau lebih dikenal dengan Acara untuk pamer kekuatan negara dan memperbincangkan masa depan dunia. Dzahir mengirim para Agen dan Operator ini untuk siap-siap, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi dan orang-orang dari BIN sangat tidak suka akan ketidaktahuan.

Tanggal pertemuan adalah 15 Januari, 1640, jadi masih ada waktu sekitar 2 minggu untuk melakukan pengintaian, menaruh beberapa kotak senjata, jebakan dan jalan keluar alternatif jika memang Mirishial mencoba menjebak diplomat Indonesia, bahkan beberapa anggota berpangkat tinggi di BIN menyarankan untuk kembali mengaktifkan sistem ekstraksi Fulton.

Lima B-52, sepuluh B-1RI dan dua puluh TU-22M juga sudah dikerahkan ke Mu untuk melakukan serangan balik jika memang SANGAT dibutuhkan, bahkan sepuluh C-130 di Mu juga dapat menggunakan sistem Rapid Dragon untuk menambah daya gempur udara ke Mirishial, proses pengiriman aset udara dan aset darat mulai dipercepat, dengan TNI menyewa beberapa kapal kargo untuk membawa Divisi Lapis Baja dan Divisi Infanteri melewati Lautan.

Parpaldia sendiri mulai mengumpulkan prajurit dan kapal mereka untuk berlayar ke titik cekik yang sudah ditentukan dalam rapat beberapa hari yang lalu, Armada Parpaldia tidak sendiri, mereka ditemani oleh Armada Kerajaan Barnaul dan Kerajaan Atlantis.

5 Januari, 1640.

Akhirnya setelah melalui perdebatan cukup panjang diikuti dengan memaki satu sama lain di ruang rapat, Wijaya dapat izin untuk memulai pembangunan Meriam Over The Horizon, beberapa lusin baterai EML kaliber 305mm dan ratusan CIWS varian Laser terbaru yang dikembangkan oleh Raytheon dan PT. Pindad dulu, walau sekarang disempurnakan oleh Pindad.

Raja dari Kuspium sangatlah senang mendengar hal itu walau dia juga sangatlah khawatir akan reaksi dari warganya, pasti banyak diantara mereka yang marah ataupun tidak setuju atas keputusan ini, membiarkan perangkat pertahanan negara asing melindungi negara nya nampaknya bukanlah tindakan bijak, namun dia hanya dapat berdoa untuk yang terbaik.

Di Parpaldia sendiri, Remille yang sebenar lagi akan menjadi Istri dari Ludius nampak tertidur pulas di samping calon suaminya, Apa yang sebenarnya dilihat oleh Remille di mimpinya? Mari kita lihat....

. ..
...

(Mimpi Remille)

Remille Tiba-tiba terbangun terengah-engah dan berkeringat. Dia melihat ke kiri dan ke kanan, Remille nampaknya berada di semacam kamar apartemen, sedikit berantakan namun masih dapat dimaklumi... Remille bangkit dan mendapati dirinya memakai pakaian dalam saja, dengan tergesa-gesa Remille segera mencari baju dan menemukan kaos oblong warna putih dan rok hitam panjang.

Saat Remille telah berpakaian, dia berjalan ke arah jendela yang tertutupi kain gorden, dan langsung membukanya. Pemandangan berikutnya membuat Remille syok berat.

Pemandangan suatu kota yang sangat megah, bangunan yang mencakar langit, puluhan mobil dan sepeda motor di jalanan, ratusan orang-orang berjalan kaki di trotoar dan banyak sekali pemandangan menakjubkan yang Remille lihat. Remille berjalan mundur sebelum akhirnya dia benar-benar memperhatikan ruangan tempat dia berada sekarang, banyak sekali peralatan canggih lainnya yang tidak Remille kenali. Perlahan Remille berjala ke pintu Apartemen dan pintu itu terbuka secara sendiri, membuat Remille kaget dan berusaha menenangkan dirinya. Remille berjalan melalui lorong apartemen dan akhirnya keluar dari bangunan tersebut dan menyaksikan secara langsung pemandangan kota megah nan mewah ini.

Mata Remille terpaku ke salah satu mobil sport yang lewat lalu dia mendengar suara yang keras dan nyaring, Remille melihat ke atas dan melihat pesawat komersil raksasa yang biasa dia lihat di Bandara dan Langit Indonesia, pesawat Airbus A320 itu bertulis Parpaldia Airline.

"Bagaimana bisa? Tunggu, apa yang terjadi sebenarnya?!" Remille bingung dan sedikit pusing memikirkan apa yang sebenarnya terjadi, Orang-orang disekitarnya menganggap seolah-olah Remille itu tidak ada dan melewati dia tanpa ada masalah.

"Aha, jadi kamu sumber anomali nya." Tiba-tiba bulu kuduk Remille naik, badannya berkeringat dan Remille tidak dapat menggerakkan badannya.

Setelah sedikit usaha, Remille memalingkan kepalanya dan memandang dengan horor sosok mahluk setinggi 5 meter, berbadan putih susu, memiliki perawakan layaknya burung hantu dan memiliki lengan yang sangat panjang... Ada semacam kristal berwarna biru tertancap di punggungnya.

"A-A-A..." Jantung Remille secara mendadak berhenti dan dia jatuh ke trotoar, sedangkan si mahluk burung hantu itu hanya kebingungan sebelum akhirnya mengarahkan tangannya ke Remille.

"Hidup lagi." Jantung Remille kembali berdetak dan Remilla kembali bangkit.

"Bagus kau akhirnya bangun, benar-benar merepotkan kau tahu harus mencari mu." Ujar sosok tersebut.

"S-S-Siapa kau?!" Tanya Remille.

"Aku? Kau untuk sekarang dapat memanggilku Observer Omega, aku hanyalah pengamat... Ya, pengamat. Kau pasti kebingungan ini tempat apa bukan?" Remille menganggukkan kepalanya dengan pelan.

"Ini adalah masa depan, atau lebih tepatnya 30 tahun di masa depan dunia mu." Ujar Observer Omega.

Remille melebarkan matanya, dia memang pernah membaca mengenai teori perjalanan lintas waktu, tapi ini... Ini melebih akal sehatnya, Remille langsung memandang Observer Omega dengan tatapan curiga dan takut.

"Tenang saja, aku tidak akan membunuhmu, setidaknya untuk sekarang... Aku hanya berpikir, kalau itu akan adil jika aku memberitahu hadiah kalian jika kalian memenangkan eksperimen kecil kami." Ujar Observer Omega dengan senyuman yang sangat mengerikan.

Observer Omega menjentikkan jarinya lalu mereka tiba-tiba berpindah berada di langit, dan akhirnya Remille sadar kalau Kota yang dia lihat itu adalah Esthirant... Ibukota Kekaisaran Parpaldia. Tidak hanya Esthirant terlihat lebih megah daripada Jakarta, namun ada beberapa kota terapung kecil di sekitar langit Esthirant.

"Itu adalah Akademi yang kelak akan dibangun oleh mu, Remille. Pulau-pulau tersebut diciptakan dari teknologi anti gravitasi dari salah satu kapal perang Bintang milik Indonesia, cukup kreatif menurutku." Komen Observer Omega.

"Aku... Membangun ini semua?" Tanya Remille dengan ragu.

"Benar, ini semua dapat terjadi karena kamu melakukan hal yang benar. Jika tidak, maka.... Akan seperti ini." Observer Omega menjentikkan jarinya lagi.

Pemandangan pun berubah menjadi Esthirant yang sudah rata dengan tanah, salju yang terkontaminasi radioaktif pun berjatuhan akibat Planet yang mencoba menurunkan suhunya yang terlalu tinggi, bahkan di kejauhan masih banyak awan jamur dan api ledakan dari Nuklir. Remille yang melihatnya hanya membatu tidak bisa bergerak, sebenarnya tidak hanya ini yang dia lihat, banyak lagi hal mengerikan diperlihatkan oleh Observer Omega.

"Cukup...! Kenapa aku?! Kenapa tidak Ludius yang kau beri penglihatan ini!!" Seru Remille yang kena mental akibat penglihatan kehancuran Parpaldia dan Terra secara keseluruhan akibat kecerobohan 'dirinya'.. Ada yang Indonesia versi lain dipindahkan ke Terra, Negara bernama Jepang dan banyak lagi negara-negara yang dipindahkan ke planet Terra di dunia yang bercermin... Dan di setiap dunia itu, arogansi si Remille penyebab kehancuran dunia sekaligus Kekaisaran Parpaldia tercintanya.

"Kau adalah Koentji nya, Remille. Kau yang dapat memengaruhi dan juga mengendalikan Ludius dalam menentukan keputusannya, aku sudah muak akan keputusan bodoh darimu di setiap dunia cermin, jadi, cobalah menjadi yang terbaik." Ujar Observer Omega yang perlahan menghilang menjadi debu.

"Tunggu! Setidaknya beritahu siapa atau apa kamu ini!"

Observer Omega menyeringai.

"Aku adalah pencipta para Nodian, aku jugalah yang memerintahkan mereka untuk melahap dunia yang tidak terhitung jumlahnya, dunia kalian adalah salah satunya, maka bermainlah dengan eksperimen kecilku ini, mungkin, aku akan mengampuni entitas tidak berarti seperti kalian dam lanjut melahap dunia lainnya, bagaimana? Apa yang kau pilih? Nyawa yang tidak terhitung jumlahnya yang tidak kau kenali sama sekali, atau Dunia mu dengan semua orang hidup dalam ketenangan dan konflik konyol kalian itu? Pikirkan jawabannya Remilla, jangan berpikir untuk bersembunyi, AKU. DISINI. MENGAWASI."

(Mimpi Berakhir.)

Remille terbangun dari tidurnya, kali ini dia berada di kamar aslinya di Istana Paradis, dengan Ludius disampingnya sedang main Laptop, mungkin mengecek beberapa dokumen.

"Remille? Ada apa?" Tanya Ludius keheranan.

".... Tidak apa-apa... Hanya mimpi buruk... Oh iya, apa aku boleh bertanya?" Tanya Remille.

"Silahkan."

"Aku ingin kita terus membangun hubungan kita dengan Indonesia, kumohon jangan sampai kita membuat mereka menjadi musuh." Ujar Remille, hal ini tentu mengejutkan Ludius, karena dia sendiri bersahabat sangat akrab dengan Presiden Indonesia saat ini, Wijaya.

"Tentu saja Sayang, Indonesia itu adalah sekutu, rekan dan sahabat sejati kita, tidak mungkin kita memusuhi mereka, ada-ada saja kamu ini." Ujar Ludius sambil menggelengkan kepalanya.

Remille hanya dapat terdiam karena penglihatan yang diberikan Observer Omega pada Remille sudah melekat dipikirannya dan tidak akan pernah lepas.

10 Januari, 1640.

Armada Kesatu Indonesia yang berisi KRI Lux Spei dan pengawalnya berlayar dari Tanjung Priok, dengan sekitar dua ratus kapal pengawal tambahan dari negara sekutu lainnya, Armada Parpaldia yang berisi HMPS Ludius juga ikut berlayar barengan dengan KRI Lux Spei. Jika kalian memandangnya dari langit, maka ini akan menjadi pemandangan yang paling indah yang akan pernah kalian lihat.

Kapal-kapal modern dari Indonesia yang membuat garis pertahanan jarak jauh, dengan kapal-kapal Ship-Of-The-Line yang berjaga untuk pertahanan jarak menengah dan juga tidak lupa beberapa kapal super kargo yang dibawa oleh Indonesia, kapal-kapal Super kargo tersebut telah disulap oleh Indonesia menjadi kapal pembawa logistik dengan salah satu kapal kargo menjadi Gunship.

Armada gabungan tersebut berlayar ke Otaheit untuk menjemput La Kasami serta pengawalnya, begitu juga dengan Armada Komunitas Magicaraich yang berkapal bendera MS Stargazer, sebuah kapal penjelajah besar kelas Alaska yang dijual Indonesia ke Magicaraich.

Saat sudah berkumpul, Armada gabungan tersebut mulai berlayar ke Mirishial, atau lebih tepatnya Kota Pelabuhan Cartalpas, tempat pertemuan konferensi Kepemimpinan sebelas Negara yang selalu diadakan setiap dua tahun sekali. Dan kali ini mereka kehadiran dua negara baru yang harus disegani, Indonesia dan Gra Valkas. Tanpa banyak orang sadari kecuali penyihir hebat, ada satu raksasa yang mengikuti Armada gabungan RPTO dari luar angkasa.

Cartalpas, Kekaisaran Suci Mirishial.
15 Januari, 1640.

Seorang pria duduk di menara semacam menara pengendali lalu lintas udara di bandara, dengan kamera dan mic untuk menyampaikan suaranya ke seluruh penjuru Cartalpas. Pria itu adalah sang Host, Bronze Letiam.

"Baiklah semuanya! Selamat datang di ke acara konferensi Kepemimpinan sebelas Negara ke tiga puluh tujuh, dengan Host kalian! Bagi kalian yang belum pernah mengikuti  acara ini sebelumnya, konferensi Kepemimpinan sebelas Negara adalah acara dimana sebelas Negara terkuat di Dunia iniini berkumpul dan membahas perihal mengenai permasalah dunia saat ini. Walaupun pembahasan yang dilakukan cukuplah membosankan, tapi cara masuk yang mewah dan festival tidak! Itu juga adalah suatu tradisi dimana setiap negara yang diundang ke pertemuan ini akan membawa armada terhebat milik mereka!" Seru Bronze dengan menggebu-gebu.

"Tempat ini juga menjadi tempat untuk mereka menunjukkan teknologi termutakhir mereka, ah salah satunya sudah datang, Kerajaan Torquia!"

Beberapa kapal kayu yang dilapisi baja pun berlayar dengan tenangnya, kamera menyorot Torquia dan nampaknya mereka tidak terlalu melakukan perubahan signifikan.

"Berikutnya adalah Armada dari Kekaisaran Annonrial!"

Beberapa kapal kayu berlayar dengan cara di dayung melalui bawah, cara yang cukup kuno namun persenjataan di dek kapal Annonrial cukup ngeri ngeri sedap.

"Oho, nampaknya Annonrial tahun ini cukup all out yah? Dan meriam itu juga memiliki desain yang jauh berbeda dari meriam pada umumnya, apakah ini ada sangkut pautnya dengan Gra Valkas? Hmm?"

Bronze menggelengkan kepalanya, dia cukup bosan melihat kapal-kapal kayu Annonrial, namun dia tetap memasang wajah netral yang menunjukkan dia tidak tertarik ataupun kagum. Lalu Bronze melihat keatas dan melongo melihat sekitar dua puluh unit F4U Corsair dan sepuluh F6F Hellcat melakukan Flyby, dibawah formasi pesawat berbasis kapal induk tersebut adalah Armada Kekaisaran Parpaldia, dengan satu kapal induk dengan dek miring yang menjadi kapal bendera, HMPS Ludius, dua Ironclad kelas Babet, dua kapal penghancur kelas Fletcher dan juga dua belas Ship-Of-The-Line.

"Ohoho! Nampaknya Parpaldia benar-benar berkembang pesat dari dua tahun lalu dan semenjak mereka bangkit dari keterpurukan! Menurut info yang diberikan, pesawat tempur itu adalah F4U Corsair dan F6F Hellcat hasil pembelian dari Republik Indonesia! Sungguh suatu desain yang sangat indah dan menakjubkan, kecepatan mereka masing-masing adalah 718 km/jam dan 611 km/jam." Ujar Bronze menggebu-gebu.

Semua penonton menatap dengan takjub kapal induk terbaru milik Parpaldia, banyak sekali negara-negara yang mulai menyesal tidak melakukan hubungan diplomatik dengan Indonesia dan nampaknya Menteri Luar Negeri Indonesia akan sibuk nanti habis Konferensi.

Bronze lalu mengalihkan pandangannya ke Armada yang berada di belakang Parpaldia, Armada Komunitas Magicaraich.

"Dan ini dia! Komunitas Magicaraich! Rumor yang mengatakan mereka bekerjasama dan bergabung dengan organisasi RPTO nampaknya bukan hanyalah rumor! Oh dan astaga, lihatlah kapal bendera mereka! Bahkan hampir sebesar Grade Atlastar dari Gra Valkas! "

Kapal Penjelajah Besar kelas Alaska milik Magicaraich yang bernama MS Stargazer berada di konfigurasi tahun 70 akhirnya, dengan FCS nya diganti dengan FCS Mk. III terbaru yang dikembangkan oleh Indonesia, Mu dan Magicaraich, meriam-meriam yang dipakai masihlah sama dengan meriam orisinal dari kapal tersebut, meriam kaliber 305mm. Dilengkapi dengan deretan Senjata anti udara yang dapat menggunakan peluru konvensional maupun sihir, zirah lambung yang dilapisi sihir serta yang paling spesial adalah peluru Type-3 Star Shooter yang terinspirasi dari San Shikidan milik Jepang yang juga dioperasikan oleh kapal-kapal Indonesia. Peluru Type-3 Star Shooter tidak hanya membakar pesawat atau unit terbang musuh, tapi juga menembakkan proyektil energi magis kecil yang diletakkan di semacam kaleng spesial, jadi efeknya hampir sama seperti Flechette, tapi dengan steroid.

Sayang sekali kapal ini tidak dilengkapi Harpoon dan Tomahawk karena Indonesia belum terlalu bisa mempercayai Magicaraich untuk penggunaan misil Anti Kapal, yang mana itu sangat dimaklumi oleh orang-orang dadi Angkatan Laut Magicaraich, namun hal itu juga yang membuat mereka makin semangat untuk mandiri dan mengejar Indonesia.

Stargazer dan pengawalnya pun berlabuh disebelah HMPS Ludius beserta pengawalnya. Bronze mengusap matanya berkali-kali sebelum akhirnya berdehem.

"Begitulah, rekan-rekan sekalian, nampaknya setiap negara yang berhubungan dengan Indonesia mendapatkan suatu upgrade yang sangat besar, cukup mengesankan." Ujar Bronze.

Lalu armada dari negara lain pun tiba, hingga akhirnya tiba saat Gra Valkas datang. Kapal tempur super raksasa milik mereka, Grade Atlastar dan saudarinya Grade Arcturus yang baru keluar dari galangan kapal dua minggu lalu, salah satu kapal yang ditandai oleh BIN dengan klasifikasi "HARUS DITENGGELAMKAN".

Semua penonton di Cartalpas terpana saat melihat betapa besar dan kuatnya Grade Atlastar apalagi saudarinya Arcturus yang pasti tidak kalah kuat, Dallas dan Cielia yang berdiri di atas dek Grade Atlastar merasa bangga akan perhatian yang mereka dapatkan saat ini, apalagi Dallas yang memasang wajah sombong dan arogan nya, walau dia lagi nahan mau muntah.

Bronze dengan menggebu-gebu memberikan informasi singkat mengenai Grade Atlastar dan betapa kuatnya dia, bahkan Bronze tidak sengaja terselip kalau Grade Atlastar dapat bersaing dengan Battleship baru Mirishial, Orichalchum. Kedatangan Armada Gra Valkas juga diikuti flyby oleh Antares dan Guti Maun milik Gra Valkas.

Grade Atlastar pun berlabuh di  salah satu pelabuhan yang cukup besar untuk menampung dia dan saudarinya. Saat Dallas dan Cielia turun, Orang-orang nampaknya sangat syok, kagum dan memasang wajah tidak percaya, awalnya Dallas pikir akan kehadiran mereka, namun Dallas dan Cielia melihat kemana arah mereka memandang dan mereka berdua pun syok berat.

Suatu raksasa- tidak, monster berbentuk kapal nampak memasuki pelabuhan Cartalpas dengan sekitar 100 kapal perang pengawalnya, kapal itu adalah....

"Astaga! Demi pendahulu! Itu adalah KRI Lux Spei milik Indonesia yang dirumorkan sebagai kapal terbesar sepanjang sejarah! Lihatlah bentuk, panjang dan persenjataan yang dia bawa! Aku yakin Grade Atlastar pun tidak dapat berkutik dihadapan monster ini!" Seru Bronze yang ketar-ketir dan bersemangat saat melihat kapal super besar milik Indonesia yang dirumorkan muncul di Konferensi.

Beberapa orang sampai berlutut, sangking tidak percaya nya akan besarnya kapal tersebut, orang-orang saja masih terheran-heran kenapa kapal itu dapat bergerak atau bahkan mengapung. Bukan itu saja yang menjadi sorotan, namun ada dua kapal yang sangat mirip dengan Grade Atlastar! Yang membedakan nya adalah dek kapal itu berlapis besi, memiliki senjata anti udara yang tidak terlalu banyak dan semacam gundukan di haluan kapalnya.

Dallas dan Cielia langsung berkeringat dingin, dengan Cielia memikirkan strategi untuk melawan diplomat Indonesia nanti di Konferensi... Sedangkan Dallas mencoba mengumpulkan kewarasannya, karena dia hampir dibuat gila oleh pemandangan megah kapal-kapal Indonesia yang memenuhi pelabuhan..

Kapten Luxtal takjub dan merinding saat melihat kedatangan Lux Spei dan pengawalnya, sungguh suatu fenomena yang menakjubkan, Luxtal langsung menghadap anak buahnya.

"Kirim isyarat bendera kearah mereka!"

Dari anjungan kapal KRI Suharto, salah satu Yamato generasi kedua, Komandan Markus melihat isyarat bendera dari Grade Atlastar yang berarti.

'Halo saudara jauh! Senang bertemu dengan kalian!'

Markus tertawa kecil sebelum akhirnya memberi perintah untuk membalas pesan itu.

'Halo juga saudara jauh! Kalian berdua sangatlah cantik!'

Kapten Jayadi dan Laksamana Muda Budi nampak dengan santainya minum kopi di dalam anjungan, mereka berdua sangat menikmati Gunboat Diplomacy, apalagi jika mereka di pihak yang ditakuti.

"Dimana mereka kira-kira?" Tanya Budi penasaran.

"Seharusnya... Sekarang."

Bronze menyadari tiba-tiba pemandangan sedikit menggelap, saat kamera dan dirinya menghadap ke langit, dia syok berat dan hampir pingsan akan apa yang dia lihat, hal itu di luar nalar! Tidak hanya Bronze, namun semua orang di kota Cartalpas dan di seluruh dunia yang menonton acara ini harus dikejutkan akan kedatangan sosok... Dewa!

Dengan perlahan sosok dewa itu turun dan mengapung dengan tenang di atas Armada Indonesia, dan mengeluarkan suatu klakson yang sangat keras hingga memekakkan telinga semua orang..

HOOOOONNNNNKKKKKK!!!

"I-Itu adalah.... Unit HI-MAREF! XG-70I, Indra!"

TBC.

Njir lemes tangan gua.

XG-70I Indra :

KRI Lux Spei :

(Dek nya lebih lebar dan panjangnya bayangin saja 1,4 kilometer.)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top