Chapter 31
Dragusmakira, Kerajaan Emor.
Di suatu ruangan rahasia yang menjadi tempat perkumpulan orang-orang penting Dragonfolk dan juga sekaligus menjadi ruangan penentu masa depan mahluk hidup di Terra. Raja Naga Wagdran menatap proses peramalan dihadapannya dengan ekspetasi sangat tinggi.
Kegiatan ramalan ini dilakukan setiap dua tahun sekali dan dapat dilakukan dengan mengumpulkan orang-orang dengan kapasitas energi magis yang tinggi, kebetulan juga Dragonfolk itu sama dengan High Elf, memiliki kapasitas energi magis yang tinggi, makanya ritual ini jikalau manusia lakukan akan membutuhkan setidaknya 100 orang lebih penyihir dengan kapasitas sihir yang tinggi, sedangkan Dragonfolk hanya butuh sekitar tiga puluhan..
"Saya memohon atas nama Dewa Luar Angkasa, tolong beritahu kami solusi untuk mengantisipasi kedatangan Kekaisaran Ravernal di masa depan!" Sang Peramal mengucapkan mantra yang tidak dapat dijelaskan dan banyak benang cahaya terbang. Sang Peramal lalu melebarkan matanya dengan syok lalu bergetar ketakutan.
Raja Naga Wagdran yang melihat hal itu langsung menjadi khawatir.
"Ada apa Peramal? Bagaimana nasib ras dan negara kita di masa depan? Apakah ada solusinya?" Tanya Wagdran bertubi-tubi.
Sang Peramal termenung sebentar sebelum akhirnya menatap sang Raja Naga tepat dimatanya.
"Yang Mulia... Ada satu negara yang menjadi kunci utama kemenangan kita melawan Kekaisaran Ravernal, mereka adalah negara baru yang di transfer setahun lalu dan dalam waktu singkat itu mereka sudah berhasil mengubah tatanan dunia.... Mereka adalah Sekutu dari utusan Dewa Bulan Sabit yang melawan Raja Iblis ratusan tahun lalu, mereka adalah Utusan sang Garuda, Republik Indonesia!" Ujar sang Peramal dengan menggebu-gebu..
"Apa?! Negara manusia yang saat ini terlibat konflik dengan Mirishial? Ini akan sangat merepotkan... Sial, tapi bagaimana caranya negara itu menjadi kunci dari kemenangan dan kebebasan kita..?" Raja Naga Wagdran terheran-heran, bahkan dia yakin negara sekelas Mirishial aja pasti tetap bonyok jika adu mekanik dengan Ravernal, apalagi negara baru yang asal usulnya tidak jelas.
"Tapi tulisannya seperti itu, Yang Mulia! Bahkan saat saya melakukan sihir ramalan, ada sesuatu yang nampaknya mencoba menuntun saya, seolah-olah ingin menunjukkan suatu tempat, di negara kita! Kemungkinan itu adalah semacam prasasti kuno yang menceritakan tentang Dewa Garuda... Tapi tetap saja Yang Mulia, anda tahu kalau ramalan ini keakuratannya itu sampai 98 persen!"
Raja Naga Wagdran menghela nafas panjang, dia tidak menyangka kalau sebuah negara manusia akan menjadi kunci melawan Kekaisaran Ravernal, tapi dia harus mencari tahu lebih banyak terlebih dahulu tentang mereka, terlebih kekuatan sihir mereka.
"Kamu! Segera lakukan hubungan diplomasi dengan mereka! Aku tidak peduli apa caranya, cari cara untuk menghubungi mereka, aku tidak peduli apa yang para Elf katakan mengenai hal ini, ego dan harga diri mereka itu sangatlah menyusahkan kadang-kadang." Ujar Wagdran.
"Siap! Akan saya laksanakan!"
"Itu tidak perlu, mereka sudah menuju kemari dan akan tiba di gerbang ke dua puluh tujuh." Ujar Sang Peramal.
"Itu lebih baik, beri perintah ke para Penjaga di Gerbang itu untuk menerima orang-orang Indonesia dan jangan menolak mereka, jika mereka menolak orang-orang Indonesia, maka akan ada konsekuensi!"
..
Perahu pasir yang ditunggangi diplomat Indonesia, Tono dan sekretaris nya, Irma Thesleff akhirnya berhenti di salah satu pemberhentian, dengan sistem pengeras suara di perahu tersebut mengatakan untuk terus mengikuti jalanan batu dan jangan nyasar.
"Pak Tono, kenapa kita tidak membawa MDV kita aja sih? Lebih praktikal daripada menaiki perahu tadi." Ujar Irma sembari mengecek armphone nya untuk internet.
"Jikalau kita bawa itupun, kita tidak tahu jalan yang aman atau tidak, bisa saja secara tiba-tiba kita disergap oleh bandit gurun." Ujar Tono memeriksa kopernya yang sedikit berdebu.
"Aku tahu hanya saja tetap menyebalkan, untung saja kita masih tetap dapat bawa senjata, walau tidak sekuat senjata standar di militer kita." Ujar Irma yang selesai memeriksa Armphone nya dan kini memeriksa tas ransel nya yang berisi ACR, enam magazine senjata yang terisi dan beberapa buah granat yang bervariasi.
"Kalau itu mah harus, mengingat betapa liarnya dunia ini, membawa senjata adalah keharusan, apalagi katanya ras Dragonfolk itu sangat kuat, baik dari segi fisik maupun magis, jadi hati-hati saat menggunakan kekuatan sihir mu, Irma." Sang Gadis pirang hanya memutar bola matanya dan menyandang ranselnya.
Mereka berdua mulai berjalan mengikuti jalan batu bersama dengan penumpang lain yang sudah turun, mereka berjalan hingga bertemu dinding setinggi 30 meter dengan beberapa Dragonfolk yang setinggi 2 meter menjaga pintu, mereka dilengkapi semacam pedang dan tombak, pasti terbuat dari sihir.
Tono dan Irma pun mengantri layaknya orang yang budiman, hingga akhirnya mereka melihat salah satu penjaga yang meneriaki sekelompok manusia, sesuatu tentang Manusia itu rendahan dan tidak setara dengan mereka, Dragonfolk.
"Sepertinya pertarungan anda yang kali ini akan menyenangkan, Pak." Ujar Irma dengan masam.
"Ya... Semoga saja darah ku tidak naik setelah pulang dari sini." Ujar Tono dengan senyuman pahit.
Lalu saat mereka sedang mengantri, Tiba-tiba seorang pria dengan pakaian formal keluar dan dikawal oleh beberapa prajurit, beberapa Dragonfolk dan manusia menundukkan kepala mereka saat melihat pria naga berpakaian Formal itu.
"Kayaknya orang penting deh." Irma menyiapkan tangannya dekat holster G5 Elite yang tersembunyi di dalam roknya.
Pria naga berpakaian formal itu mendatangi Tono dan Irma, pria naga itu tersenyum.
"Darimana asal kalian? Apa tujuan kalian kemari?"
"Kami berasal dari Negara kepulauan bernama Republik Indonesia, kami juga yang menjadi pemimpin organisasi RPTO, organisasi yang menaungi semua negara 'bar-bar' di Luar Wilayah beradab, sekaligus negara yang ditransfer." Ujar Toni dengan nada diplomatik.
"Kalau begitu kemarilah, lebih enak berbicara dengan santai bukan?"
Dengan ini, Indonesia dan Kerajaan Emor berhasil membuka hubungan diplomatik, Mirishial langsung mewaspadai Emor karena melakukan hubungan diplomatik dengan negara musuh mereka, Indonesia. Bahkan Mirishial mulai menumpuk beberapa batalyon Infanteri dan artileri di perbatasan Mirishial-Emor. Sedangkan Emor tidak terlalu peduli dan mencoba mencari tahu lebih banyak tentang... Utusan Dewa Garuda ini.
3 Desember, 1639.
Kerajaan Phantalassa kini telah mendapatkan dua skuadron Marin dengan performa yang di upgrade PT. DI Indonesia, diharapkan kedua skuadron ini dapat mendominasi udara saat perang pecah. Kerajaan Phantalassa juga menerima kiriman beberapa Howitzer kaliber 155mm dari Indonesia melalui IGL, di Phantalassa juga dibangun markas IGL untuk keamanan Phantalassa, sembari menunggu militer Phantalassa yang sedang diintegrasikan dan dimodernisasi.
Mossul, Ibukota dari Phantalassa kini mulai dilakukan sedikit perombakan, pemerintah Phantalassa tertarik akan sistem pertahanan Ibukota Jakarta dari Indonesia dan memutuskan untuk sedikit mencotek, tentu Indonesia mengetahui hal ini dan memutuskan untuk mengirim beberapa penasihat militer.
Kerajaan Barnaul, suatu negara yang memiliki kultur yang cukup mirip dengan Rusia disaat mereka masih Monarki ini, mendapatkan kiriman alat-alat untuk bertani dari Indonesia dan juga sekitar 10.000 pucuk senapan Bolt-Action pabrikan D'Cobra. Kerajaan Barnaul juga mengirim request untuk secepatnya pengadaan Halftrack dan Greyhound yang dijanjikan semenjak Agustus lalu.
Angkatan laut Kerajaan Barnaul saat ini cukup kuat, dengan 50 Ship-Of-The-Line, 70 kapal dari tipe lain dan juga 2 Ironclad, Barnaul menjadi salah satu kekuatan yang disegani di RPTO. Bahkan kabarnya Magicaraich bekerjasama dengan Barnaul untuk mengembangkan suatu senjata.
6 Desember, 1639.
Raja Edallion III dari Kerajaan Edallia berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan petinggi PT. Pindah. Beliau berkunjung kemari dalam rangka pengadaan persenjataan bawah laut untuk Kerajaan Edallia, Indonesia sayangnya hanya dapat menawarkan ranjau laut, sonar dan perlengkapan untuk pertempuran bawah laut, bukan kendaraan bawah laut yang diinginkan Raja Edallion III, namun kemudian beliau bertemu dengan Sales dari perusahaan persenjataan Kerajaan Atlantis yang membuat sang Raja sedikit... Bersikap aneh, sebelum akhirnya mereka berinteraksi lebih lanjut dan mereka menyepakati kalau Atlantis akan mengirim empat kapal perang mereka dengan penempatan meriam 4x3, hal yang bahkan sekelas Parpaldia dan Indonesia saja belum dapat.
(Dalam kasus Indonesia, mereka tidak terlalu tertarik akan banyak meriam, tapi akan presisi dan keefektifan.)
Sejauh ini, hampir semua negara-negara RPTO sudah dipasok dengan senjata yang modern untuk sekelas mereka, bahkan beberapa diantaranya mempunyai persenjataan yang premium, contohnya Quila yang mendapatkan pelatihan khusus dari Indonesia dan kabarnya, Indonesia akan menghibahkan beberapa Jet bekas pakai seperti F-105 veteran perang Indochina atau bahkan yang sedikit lebih usang, F-100 Super Sabre yang bahkan Parpaldia sendiri hanya mendapatkan F-86 Sabre. Dari sini, banyak negara-negara berspekulasi Indonesia pilih kasih terhadap Quila...
Itu... Tidak salah namun juga tidak benar, alasan Indonesia melakukan ini semata-mata hanya untuk eksperimen, seberapa cepat mereka dapat beradaptasi dengan teknologi yang ratusan tahun lebih maju daripada yang mereka miliki saat ini? Bisa dibilang ini adalah eksperimen sosial versi mahalnya, bahkan Indonesia sampai rela melakukan investasi cukup besar untuk membantu menasionalisasi puluhan atau ratusan tambang minyak di Quila, baik di darat maupun fasilitas di laut.
Dengan bantuan Indonesia ini, Quila dalam hariannya dapat memproduksi sekitar 15 juta Barel perharinya! Jumlah yang bahkan sampai negara Mekanis seperti Mu langsung me-lobby Quila dan menawarkan beberapa produk mereka, ambil contoh seperti Jam tangan, mobil, pesawat tempur bahkan mereka menawarkan untuk membangun sekitar 2 kapal Dreadnought kelas La Kasami hanya untuk Quila, suatu tawaran yang menggiurkan memang. Ini semua demi minyak murah dan berkualitas tinggi yang dihasilkan Quila, terimakasih atas peralatan dan metode pengolahan minyak dari Indonesia.
Pemerintah Indonesia sendiri juga ketar-ketir saat mengetahui hal itu, dan mereka tahu kalau ini belum potensi aslinya Quila dan pasti mereka dapat menghasilkan Minyak jauh lebih banyak daripada Persatuan Timur Tengah dulu, makanya mereka mencoba terus membuat Quika dekat dengan pengaruh Indonesia, walau ada beberapa negara yang juga mencoba mempengaruhi Quila, contoh paling jelasnya adalah Mu.
10 Desember, 1639.
Akhirnya, Nyonya Remille mempublikasikan apa itu proyek "Wonderful Parpaldia". Proyek itu adalah pembangunan besar-besaran di seluruh wilayah Parpaldia, termasuk beberapa kerajaan yang kembali bergabung dengan Kekaisaran Parpaldia. Proyek "Wonderful Parpaldia" Ini termasuk pengembangan teknologi ke Luar Angkasa, memperbarui sistem pendidikan, pembangunan ratusan hotel untuk turis, pembangunan bandara Internasional, dan TCM menjadi pusat utamanya disini.
Proyek ini diperkirakan akan memakan waktu lebih dari 10 tahun, mengingat ini adalah proyek jangka panjang, dan mungkin bahkan bisa lebih dari 10 tahun... Untuk biayanya... Jika dirupiahkan bisa sampai 50 triliun rupiah lebih! Sungguh angka yang fantastis, tapi untungnya mereka tidak sendirian dalam hal ini. Ada Indonesia yang siap membantu kapan saja, Mu yang bersedia mengirim arsitektur terbaik mereka, dan banyak bantuan yang akan diberikan dari negara-negara sekutu RPTO.
Bahkan negara-negara tersebut mulai membuat proyek yang sama seperti Parpaldia, mereka menamakan proyek itu adalah "Wishing Well". Megaproyek ini kemungkinan akan selesai dalam waktu 20 tahun mendatang, lama, tapi investasi itu akan sangat setimpal. Dalam waktu dua dekade itu, jika tidak terjadi perang, maka negara-negara di Luar Wilayah Beradab atau mantan negara bar-bar akan dapat mengalahkan pamor negara-negara dari Benua tengah atau dapat disebut Wilayah Beradab Pertama.
Indonesia sendiri mulai merencanakan pembangunan ibukota baru, namun masih terdapat perdebatan dimana lokasinya, ada yang berargumen seharusnya di Kalimantan, namun ada juga argumen gila namun menakjubkan, membangun ibukota di Bulan.
Dihari itu juga, Gra Valkas melakukan invasi ke Hinomawari dan Kerajaan Sonal. TNI Angkatan Angkasa hanya memandang dari langit, sebelum akhirnya melanjutkan tugas mereka, mereka tidak merasa kasihan dikarenakan konflik itu bukan urusan mereka. Setidaknya untuk sekarang.
15 Desember, 1639.
KRI Lux Spei pulang ke Pelabuhan Tanjung Priok dan melakukan isi ulang pasokan makanan, peluru, bom, rudal dan segala macam hal yang diperlukan untuk pertempuran. Kedatangan Lux Spei juga berarti kedatangan Armada pengawalnya yang hampir atau bahkan menembus angka seratus kapal! Jumlah yang cukup fantastis untuk melindungi satu kapal.
Sistem Rapid Dragon milik Indonesia dapat digunakan dengan maksimal sekarang dan sudah di uji coba di Grameus, lebih tepatnya pada gerombolan pasukan Iblis yang tersisa, hasilnya cukup mengesankan.
Nyonya Remille mendatangi Indonesia dengan Ludius, kunjungan kali ini tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan kenegaraan. Remille kemari karena ada konvensi Hololive yang dibuka untuk pertama kalinya di Dunia baru, dan Remilla yang telah mengenal Internet Indonesia yang terbatas secara tidak sengaja menemukan grup bernama Hololive, dan dia sangat terkesan dan mulai mengidolakan mereka setelah hari itu.
Konvensi ini bukan hanya tentang Hololive, tapi semuanya yang berhubungan dengan pop kultur luar negeri Dunia lama Indonesia, walau ada beberapa stand dari negara-negara tetangga, mayoritas adalah stand makanan.
Remille yang memakai pakaian kasual menatap dengan kagum konvensi mewah ini, banyak sekali warna dan kepribadian yang bercampur di satu tempat! Remille mengambil brosur dari salah satu pegawai staf di sana dan mulai berjalan ke area Hololive. Ludius yang bukan wibu hanya menghela nafas dan mengikuti Remille. Tanpa mereka sadari, mereka diikuti oleh dua Kompi Kopassus dan satu helikopter VTOL sudah siap mengekstrak mereka jika sesuatu yang buruk terjadi.
Dimulailah perjalanan wibu Remille!
20 Desember 1639.
Menhan mengajukan proposal pengiriman sekitar 200 unit kendaraan Mk. 3 APA varian Komando dan Rumah sakit lapangan beserta pelatihan cara penggunaan efektifnya. Negara pertama yang akan menerima kendaraan ini adalah United Isle of Antara, suatu negara yang entah mengapa memiliki kultur yang... Cukup mirip dengan Indonesia di zaman Orba dulu, kenapa mereka? Karena seringnya terjadi bencana di sana, contohnya Longsor. Walaupun begitu, sedikit terjadi perdebatan siapa yang akan menerima kendaraan multifungsi ini terlebih dahulu.
Pabrik Militer di Duro selalu aktif 24/7, tidak pernah berhenti bekerja, terakhir kali mereka berhenti bekerja karena liburan nasional, setelah itu mereka lanjut kerja, dengan shift kerja 8 jam yang selalu dirotasi sebanyak tiga kali sehari, hingga menyebabkan pabrik-pabrik penghasil alat militer selalu bekerja nonstop. Akibat hal ini juga, pesanan beberapa negara dapat terpenuhi, seperti pesanan 24 unit F4U Corsair untuk Angkatan Udara Qua-Toyne, 65 unit F8F Bearcat untuk Kerajaan Quila dan 16 unit F4F Wildcat untuk Negara United Isle of Antara.
Pesanan yang cukup buat keteteran, belum lagi pesanan untuk Kerajaan Jinghal, Estervingard, Martha, Kooze, Marl, Arukh, Kurz, Cannara, Edrin, Sios, Awan dan banyak lagi negara yang belum mendapatkan pesanan pesawat mereka, sampai-sampai Parpaldia mempekerjakan hampir semua orang yang menganggur, agar pesawat tempur untuk negara sekutu cepat selesai.
Itu belum termasuk pesanan senapan api yang diurus oleh Mu dan Indonesia, dengan setiap minggunya terjadi pengiriman melalui udara, orbit bahkan laut. Pengaruh Indonesia sudah menyebar sangat luas dalam waktu setahun mereka disini, bahkan mereka sudah mengimpor lebih dari 600.000 pucuk senapan api! Dan itu bahkan belum menggores sedikitpun gudang persenjataan yang masih menumpuk senjata dari zaman perang kemerdekaan hingga zaman sekarang.
Walaupun begitu, petinggi ABRI tahu, mereka butuh lebih dari itu agar dapat memenangkan perang secara total, belum lagi rencana jangka panjang Indonesia di Dunia ini, mereka sudah terlalu dalam menanamkan akar mereka.
Oh dan omong-omong, saat ini Parpaldia sudah mengoperasikan 20 unit C-47 Skytrain, dengan 5 diantara dua puluh unit C-47 akan diubah menjadi AC-47 Spooky seperti dulu di Front China. Kelima pesawat kargo sekaligus transportasi ini akan disulap menjadi pesawat pendukung pasukan darat ataupun khusus dan tidak perlu bergantung pada AC-130 Whale milik Indonesia.
Modifikasi ini akan direncanakan selesai pada bulan Februari mendatang, sudah sekalian dengan pelatihan kru. Sementara waktu, Parpaldia masih belum berencana menambah jumlah armada pesawat kargo mereka, mungkin kedepannya hal itu akan berubah.
Mu yang khawatir atas invasi Gra Valkas ke Hinomawari langsung menghubungi sekutu mereka, Indonesia, untuk bantuan keamanan. Dibuatlah pasukan Ekspedisi RPTO kedua, dengan lebih dari 10.000 prajurit akan dikirim ke Benua Mu secara berkala, dan dengan tambahan 25.000 akan datang pada tanggal 20 Desember, 1639.
United Isle of Antara mengirim satu Skuadron F4F Wildcat baru punya mereka dan satu skuadron Wyvern Lord hasil hibah dari Parpaldia, diharapkan para pilot hebat dari Antara ini dapat mendominasi langit saat misalnya Gra Valkas melaksanakan Invasi ke Mu.
Kerajaan Atlantis mengirim beberapa kapal perang selam mereka untuk melakukan patroli di wilayah laut milik Mu dan mereka menemukan hal yang cukup menakutkan.
Armada Zeroth milik Kekaisaran Suci Mirishial nampak sedang berlayar dengan Armada Barat milik Kekaisaran Gra Valkas, mereka nampaknya sedang melakukan latihan gabungan untuk menunjukkan kekuatan kedua negara tersebut, suatu hal yang cukup diwaspadai dan dipantau oleh Indonesia secara terus menerus melalui satelit. Bahkan ada momen dimana, Kapal Tempur terbaru Mirishial, Orichalcum menembakkan misil anti kapal pertama mereka dan bekerja dengan sangat baik, bahkan efeknya jauh lebih dahsyat daripada misil anti kapal Harpoon milik Indonesia.
Agen BIN yang juga memantau menggunakan FB-22 Ion Raptor dengan beberapa Drone dari langit, langsung menandai kapal-kapal yang harus dihancurkan saat perang pecah, apapun yang terjadi. Gugus Tempur Atlantis yang melihat secara langsung Armada gabungan tersebut pun langsung berlayar menjauh dari mereka, tidak mau menjadi yang pertama menekan pelatuk.
Lima pesawat patroli maritim P-8IEX Poseidon direncanakan akan tiba di Bandara Ainank sekaligus Pangkalan udara terbesar milik Mu semenjak di renovasi oleh Indonesia beberapa bulan lalu.
25 Desember, 1639.
Di Bandara Ainank, petugas teknisi Myrus menunggu di lapangan udara dengan banyak sekali personil militer Mu yang menunggu sesuatu, tidak hanya mereka, banyak warga sipil yang menonton baik dari luar pagar bandara maupun dari dalam bandara.
"Dimana mereka... Apakah mereka telat?" Myru melihat jam tangannya terus menerus sebelum akhirnya mendengar suara dentuman dari kejauhan.
Dari awan, muncul 10 unit HSST tipe Kargo dan juga satu Frigat Luar Angkasa kelas Papua dengan nama KRI Jayapura FFGY-398. Myrus kembali terpana saat melihat mesin terbang Indonesia yang dengan mudahnya muncul dari awan, seolah-olah mereka muncul dari surga itu sendiri, walaupun dia memang tahu kalau Indonesia dapat menembus batasan itu dan kabarnya membangun kota di Bulan....
10 unit HSST tipe Kargo dengan masing-masing dari HSST menggendong dua Re-Entry shell dipunggung mereka, satu persatu HSST megah dan cantik itu mendarat di lapangan pacu milik Mu dan diparkirkan di tempat yang sudah di sediakan, Myrus segera mendatangi mereka diikuti beberapa personil militer lainnya.
Dari belakang HSST tersebut, sebuah pintu terbuka dan beberapa prajurit Indonesia dengan armor berwarna hitam keluar dan membuat lingkaran perlindungan di sekitar pesawat, Myrus kembali terkesan dengan kedisiplinan Prajurit Indonesia dan juga teknologi mereka yang high end, belum lagi saat mereka melihat sebuah... Sosok besi tinggi dan besar tersebut adalah Fencer milik Indonesia dari Korps penerjun Orbital.
Letkol Suryanto keluar dari pintu itu juga dan mendatangi Myrus, dibelakangnya beberapa personil dari HSST mulai mengeluarkan beberapa palet berisi bom, roket, amunisi yang buanyak dan juga beberapa kendaraan lapis baja pesanan Mu, Greyhound.
"Selamat siang, Petugas Myrus! Kau sendiri yang menerima pesanan ini?!" Tanya Suryanto dengan keras, mengingat betapa bisingnya bandara.
"Iya! Saya ditugaskan untuk mencatat apa saja yang sudah dikirim dan memverifikasi semuanya! Yang mengurus pengiriman adalah Militer!" Balas Myrus.
Mereka lalu melihat Re-Entry Shell milik HSST yang perlahan menurunkan sebuah Mecha, itu adalah A-10M Thunderbolt II. Di setiap HSST juga membawa dua Mecha bertipe yang sama, jadi secara total ada 20 unit A-10M yang dikirim pemerintah Indonesia kemari untuk membantu memperkuat pertahanan udara di Otaheit, sekaligus melindungi aset milik Indonesia dan gudang persenjataan kiriman Indonesia.
Myrus melebarkan matanya, begitu juga dengan yang lainnya, mengingat ini pertama kalinya mereka melihat Mecha secara langsung, maka reaksi mereka dapatlah dimaklumi, walau sudah membaca laporan dari Kolonel Kay yang berperang di Perang Philades bersama Indonesia.
Tidak hanya Mecha, Indonesia menyumbangkan setidaknya 35 unit S-60 "Mbah", 150 pucuk M2 Browning (model dual), Stinger bekas perang di Afghanistan bersama dengan Mujahidin, dan ratusan RPG-7 yang sudah tidak pernah Indonesia gunakan kecuali di situasi darurat. Masih banyak senjata yang dikirim selain di atas, contohnya kayak M19 Multiple Gun Motor Carriage bekas Agresi Militer, sepeda motor untuk pengintaian dan banyak lagi hingga author hanya dapat memberi list di akhir chapter.
Prajurit Mu sebelumnya sudah dilatih untuk menggunakan persenjataan yang akan Indonesia beri, jadi sisanya nanti tinggal latihan ulang untuk mengingat dan juga membiasakan diri.
Sepuluh HSST Indonesia pun sudah mendarat dan mengeluarkan semua barang bawaan mereka, semuanya demi melindungi Mu dan mempererat hubungan antara kedua negara.
Myrus yang melihat hal ini hanya tersenyum lebar dan berkata.
"Ini hadiah natal terbaik yang pernah Mu dapatkan." Ujar Myrus yang mengingat kalau tanggal 25 Desember itu adalah hari liburan spesial bagi orang-orang di Indonesia.
Saat rapat di Gahara kemarin, selain pembicaraan tentang latihan multilateral, Presiden Indonesia, Wijaya, mengundang semua kepala negara beserta orang-orang yang mereka pilih untuk merayakan tahun baru di stasiun luar angkasa Lagrange milik Indonesia, sekaligus untuk mempererat hubungan silahturahmi antara sesama anggota organisasi.. Semua negara menerima undangan tersebut dengan penuh semangat.
Pada tanggal 30 Desember, 1639... Dua Ironclad kelas Babet berhasil diluncurkan dari galangan kapal Duro, dengan Remille yang memecahkan botol Champagne ke lambung kapal tersebut dan kapal tersebut bersama dengan saudarinya yang dipecahkan oleh Ludius, terjun ke lautan dan disambut dengan sorakan meriah oleh para rakyat Parpaldia, diikuti dengan Flyby 6 unit F-86 Sabre, delapan F4U Corsair dan dua puluh Wyvern Lord.
Kedua kapal tersebut pun dinamai HMPS Babet dan HMPS Babel. Mereka berdua akan masuk ke Armada Ekspedisi ke Mu sebagai kapal tambahan, lumayan untuk ngetes perlengkapan canggih yang benar-benar sangat menakjubkan. Perwakilan dari Magicaraich menceletuk kalau pengembangan FCS digital Magis itu sangatlah susah, mereka sendiri saja terkejut dapat melakukannya dan memberi saran agar kedua kapal tersebut tidak terlibat pertempuran dalam waktu dekat.
Dengan selesainya Babet dan Babel, perusahaan pembangunan kapal perang Parpaldia pun mulai mengerjakan Ironclad kelas Babet pesanan Quila. Memiliki spek yang sama dengan punya Parpaldia, walau rencananya akan ditempel peluncur misil Harpoon oleh PT. PAL.
Terjadi gempa bawah laut di dekat Republik Lador dan peringatan evakuasi pun dibunyikan, beberapa kapal Induk TNI AL dan HMMS Kouge, kapal induk milik Mu, mulai berlayar ke Lador untuk melakukan misi bantuan kemanusiaan jika sesuatu yang buruk benar-benar terjadi.
31 Desember, 1639.
Semua kepala negara di RPTO telah tiba di Stasiun Lagrange dan mereka dimanjakan dengan penampilan Indah luar angkasa dengan ruangan pesta yang sangat megah dan dindingnya seolah-olah terbuat dari kaca tembus pandang, karena mereka dapat melihat pemandangan diluar. Orang-orang berpesta, makan, bernyanyi sembari menunggu waktu untuk Tahun Baru.
Presiden Wijaya seperti biasa, duduk dengan Raja La Mu, Raja Neptunus, Kaisar Ludius dan yang terbaru bergabung dengan circle mereka, Dean Asuka, pemimpin dari Magicaraich. Mereka membahas banyak hal, seperti perkembangan proyek "Wishing Well" Yang masih dalam fase janin, Ludius yang pamer kapal barunya, Raja Neptunus yang menyarankan beberapa sistem perdagangan yang mengadopsi sistem Dagang Bebas, La Mu yang khawatir akan invasi yang dilakukan Gra Valkas terhadap Hinomawari dan Dean Asuka yang memberikan kabar baik tentang perkembangan dari Radar magis canggih yang mengambil inspirasi dari radar bertipe AESA Indonesia.
"... Benar-benar perkembangan yang menakjubkan... Tapi aku punya berita untuk kalian." Ujar Wijaya dengan serius...
"Kenapa itu, Jaya?" Tanya Neptunus penasaran.
"Kemungkinan Indonesia akan dipimpin orang lain jika aku kalah pada Pilkades dua tahun mendatang, aku mohon pada kalian untuk membimbing dia yang akan menggantikan ku, aku juga sudah tua, tidak bagus pria tua seperti ku terus-terusan memimpin negara, kami Demokrasi." Ujar Wijaya.
Mereka pun hening, mereka lupa kalau pemimpin Indonesia akan terus berganti-ganti, hal ini cukup ditakutkan karena, bisa saja siapapun yang menjadi Presiden Indonesia itu adalah orang yang tidak memiliki faham yang sama dengan Wijaya dan Indonesia tidak akan seperti saat Wijaya memimpin, jujur itu membuat mereka merinding.
"Begitu... Jadi, dimana kau rencananya akan pensiun, pak tua?" Tanya Ludius.
"Aku? Hahaha mungkin di Neraka enak." Tawa Wijaya yang diikuti mereka semua.
"Haha... Ah, acara puncaknya akhirnya akan dilaksanakan." Wijaya berjalan mendekati dinding tembus pandang, dengan diikuti semua kepala negara, mereka menyaksikan dengan takjub saat melihat delapan cincin raksasa dibariskan dengan sejajar. Di dekat cincin yang membentuk gerbang itu, terdapat kapal Induk super kelas Sirius yang bersiap, dengan dua kapal Frigat Luar Angkasa kelas Papua di sisinya sebagai pengawal.
Gerbang tersebut mulai menyala berwarna biru muda terang dan semua orang menyaksikan dengan takjub saat Kapal surgawi raksasa milik Indonesia dengan kedua pengawal nya menghilang setelah melesat melalui cincin tersebut.
Wijaya mengangkat gelasnya dan berteriak.
"Selamat tahun baru!"
Di Terra, semua negara-negara RPTO meluncurkan kembang api di saat yang bersamaan saat KRI Sirius melewati cincin gerbang, letusan kembang api diikuti abu berwarna biru bekas magis dari Gerbang Formalhaut Indonesia jatuh ke planet dan pada saat itu, semua penyihir di RPTO merasa kalau kekuatan mereka dapat Boost besar.
TBC.
Njir Update.
MDV :
Mk. 3 APA :
Formalhaut Alpha :
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top