Chapter 27

Prajurit Parpaldia dan Mu menatap dengan heran serta terkejut melihat kelima sosok menggunakan power armor yang sangat canggih sedang membantai banyak sekali Nod dengan mudah, seperti mereka terlahir untuk hal ini. Para Prajurit juga melihat salah satu dari mereka menggunakan sihir petir yang sangat kuat hingga membunuh banyak Nod dalam sekali serangan.

Nod terakhir yang ada di garis pertahanan kedua pun mati setelah tertembak senapan api yang dipegang sosok yang mengeluarkan sihir petir tadi, dan bersamaan dengan hal itu, 15 unit Sufnoi SU-33 terbang dan menjatuhkan semua bok yang mereka bawa ke kerumunan Nod yang menjadikan garis pertahanan kesatu sebagai markas sementara mereka.

Kelima Prajurit abnormal tersebut berjalan kearah Garis pertahanan kesatu dengan tenang, seolah tidak takut akan kematian. Salah satu komandan tank Sherman Parpaldia melihat hal ini dan membuat jantungnya berkobar dan memerintahkan tank nya untuk maju, diikuti beberapa Prajurit Parpaldia.

Lalu tanpa mereka sadari, semua Prajurit yang ada di garis pertahanan kedua maju bersama kelima sosok Prajurit super tersebut. Beberapa pesawat jet Indonesia kembali lewat dan menembakkan misil  udara ke darat jarak jauh sebanyak 20 unit. 13 dari 20 misil berhasil menghantam target yang Laser-Class dan sisanya hancur ditembak diudara..

Pertempuran laut terus berlanjut dengan kapal-kapal aliansi sama sekali tidak mengalami kerusakan, palingan cuman laras meriam yang rusak akibat secara konstan menembak dan peluru yang habis. Cacing raksasa terus saja berdiam diri menerima serangan demi serangan di bibir pantai, sosoknya yang besar sangat sulit untuk tidak dilihat.

Artileri Rudal presisi milik Indonesia yang ditembakkan dari luar kota Eshtirant menyasar para Fort-Class yang dirasa mulai meresahkan, untung saja untuk sementara waktu Laser-Class tidak akan menjadi pengganggu akibat awan logam berat dari peluru AL yang ditembakkan dari Battleship Indonesia dilepas pantai Eshtirant. Armada gabungan sudah mulai mengambil jarak yang cukup jauh dari Cacing besar alaska, karena monster itu menunjukkan gejala aneh.

Beberapa Helikopter serang Apache dan Belzard akhirnya tiba karena Laser-Class tidak terlalu mengganggu, hingga para helikopter dapat menunjukkan potensi mereka. Hujan roket Hydra dan Hellfire menghancurkan formasi Nod yang mendekati pasukan Gabungan, pada poin ini bangunan di dekat pantai semuanya sudah rata ke tanah akibat misil, artileri atau para Nod sendiri yang menghancurkan nya.

Salah satu Apache menembakkan Chaingun mereka kearah tiga Tank-Class yang sedang ngebut ke formasi pasukan gabungan, bahkan Tank-Class itu sampai rela menginjak-injak Soldier-Class maupun Warrior-Class yang ada dihadapan mereka. Namun sayang saja, Chaingun dari Apache tersebut hanya menggores zirah mereka, tapi saat sang Apache membidik pantat ketiga Tank-Class itu, akhirnya Chaingun 30mm itu dapat langsung menembus kulit Tank-Class dan membuat mereka terluka, dan ketiganya dihabisi langsung oleh misil Hellfire.

Kelima sosok itu dengan mudahnya memindahkan ketiga mayat Tank-Class itu ke samping jalan dengan kekuatan Telekinesis mereka, sekaligus membuka jalan untuk pasukan yang mengikuti mereka. Jarak pasukan gabungan ke garis pertahanan pertama adalah sekitar 900 meter lagi, tapi jalan banyak sekali dipenuhi Soldier-Class yang sedang sibuk mendaur ulang mayat-mayat tentara Indonesia, Mu dan Parpaldia yang mati.

Disaat momen lemah itulah pasukan gabungan dapat menghabisi para Soldier-Class dan Warrior-Class yang meresahkan, ditambah dua A-10 Warthog TNI AU yang lewat dan melakukan penyemprotan di jalan tersebut hingga akhirnya meninggalkan jejak mayat dan darah. Pasukan gabungan tiba di depan dinding pertahanan yang sempat dibangun beberapa minggu lalu untuk membendung serangan musuh dan dapat menahan Tsunami jika terjadi... Tembok itu juga merupakan garis pertahanan pertama.

Mereka dapat melihat dua Fort-Class membuat lubang di tembok dengan asam dari stinger nya. Jumlah Nod terlihat jauh lebih sedikit daripada pertempuran sebelumnya, kemungkinan besar Nod yang ada dalam Carrier-Class sudah habis dikeluarkan. Kesempatan emas ini dieksploitasi oleh kelima Prajurit super Indonesia dan langsung menerobos masuk kearah kerumunan Nod...

Pasukan Mu, Parpaldia dan Indonesia yang awalnya sedang memikirkan cara untuk menyerang, harus dikejutkan akan hal tersebut, dan Jenderal Arde yang secara langsung memimpin pasukan dari garis depan langsung memerintahkan penembakan mortar kearah pantai, diikuti hujan artileri rudal presisi dari Korps Artileri misil Indonesia.

Pasukan Mu yang tidak ingin kalah langsung memasang Bayonet ke ujung laras senapan mereka dan setelah diberi aba-aba berupa tiupan peluit, mereka langsung berlari maju, diikuti tentara Parpaldia yang juga ikutan memasang bayonet. APC Anoa dan IFV Grape mengikuti mereka untuk  memberi tembakan dukungan, sedangkan para Tank bertugas untuk menyerang dan menjatuhkan Fort-Class.

5 unit Helikopter Tiltrotor Bangau melaksanakan misi berisiko tinggi, yaitu terbang kearah kerumunan Nod sembari menembakkan semua senapan mesin dan Chaingun yang mereka punya kearah mereka, dan harus diakui rencana gila nan sinting itu cukup efektif dalam mengikis jumlah Nod yang memang sudah semakin sedikit, kelima Prajurit super datang membantu dan membuat kekacauan.

Salah satu Prajurit yang nampaknya pemimpin dari kelompok mereka mengeluarkan petir dari tangannya yang menyetrum banyak sekali Soldier-Class, sembari menyetrum, beliau juga menembakkan pistol G5 Elite yang berkaliber 50.

Mereka berlima seolah-olah tidak terkalahkan, mayat-mayat Nod semakin menumpuk dan pasukan Mu yang melakukan serbuan Bayonet tiba di pantai dan menghabisi para Nod yang tersisa, nampaknya akibat betapa mematikannya kelima Prajurit super ini, dukungan mortar dan serbuan bayonet dapat menghalau serangan Nod dan mengambil alih Garis Pertahanan pertama.

Yang tersisa di pantai hanyalah beberapa Tank-Class yang berusaha ditaklukkan oleh beberapa tim Parpaldia dan segelintir Fort-Class yang nampaknya mencoba untuk lari, namun mereka sial harus ditembak oleh meriam kaliber 130mm dari Leopard 3 dan meriam 75mm dari tank Sherman Parpaldia.

Pertempuran melawan Cacing besar alaska juga akhirnya menemukan titik cerah saat Mecha Indonesia, F-35M dilengkapi dengan EML-99X Chain Railgun, datang dan mulai menembakkan senjata tersebut yang bahkan sampai membuat kekuatan super regenerasi milik sang cacing kewalahan mengatasi kerusakan akibat serangan brutal dari satu Mecha...

Saat melihat celah di cangkangnya yang keras, salah satu kapal Atlantis menembakkan meriam magis kaliber 356mm dan berhasil membuat sang cacing meraung sangat keras hingga suaranya bahkan terdengar sampai ke penjuru Benua Philades. Serangan angkatan laut pun kembali lanjut berjuang dengan menggunakan sisa-sisa senjata mereka. Tujuh unit Mecha dengan EML-99X datang dan mulai menyerang cacing raksasa itu dengan Chain Railgun yang dibuat oleh seorang ilmuwan sekaligus anggota IRG Jepang, untung Indonesia sempat 'mengambil' cetak biru senjata brutal ini sebelum Jepang sepenuhnya jatuh.

Sang Cacing yang sudah terluka parah pun tidak punya pilihan lain dan memutuskan untuk bergerak maju dan menggunakan tubuhnya yang besar untuk menggilas semua manusia yang ada, dengan suara erangan yang keras, sang Cacing mulai bergerak kearah pantai tempat pasukan Gabungan saat ini melakukan pembersihan. Meriam kapal perang mencoba sekuat mereka tapi gagal, meriam magis dapat menembus cangkang zirah mereka, tapi si Cacing raksasa tetap saja maju dan pasukan gabungan menyadari apa yang akan terjadi.

Mereka semua berlari mundur dengan panik, kecuali kelima sosok Prajurit super Indonesia yang mana, pemimpin mereka mengangkat tangan kanannya dan muncul sebuah perisai sihir raksasa yang menahan laju sang cacing. Sang Cacing meraung dan terus saja mencoba maju, tapi dapat ditahan walau dengan usaha yang berat dari pemimpin prajurit super.

Arde yang melihat para prajurit super Indonesia menahan sang Cacing tidak kehilangan akal dan berteriak kearah radio.

"Cepat aktifkan meriam magis tipe-46! Dan bidik cacing sialan itu!" Seru Arde dengan lantang.

Dari arah bukit kecil yang mana jika dipuncak bukit itu, kalian dapat melihat sepenjuru kota Eshtirant. Dipuncak bukit muncul sebuah meriam yang nampaknya ditutupi menggunakan dedaunan dan pepohonan. Meriam magis berkaliber 460mm ini adalah hasil riset selama setahun kurang dari divisi riset magis Parpaldia untuk menggabungkan teknologi mekanik Indonesia dan Magis Parpaldia. Dan terlahir lah meriam dengan tiga laras besar ini yang sekarang tengah membidik cacing besar alaska dan mulai mengecas Energi magis dari G-Generator milik Indonesia yang dipinjamkan ke Parpaldia.

Di depan ketiga moncong meriam muncul lingkaran berwarna-warni layaknya pelangi, dengan ada 8 Lingkaran serupa yang muncul menjadi akselerator di depan ketiga moncong. Dengan sekali tarikan pelatuk, meriam magis tipe-46 langsung menembakkan energi sihir yang maha dahsyat yang langsung menghantam telak cacing raksasa itu dengan kekuatan penuh!

Para prajurit super Indonesia beralih menggunakan perisai sihir mereka dari menahan laju cacing, menjadi melindungi para prajurit Mu, Parpaldia dan Indonesia yang terperangah melihat dahsyatnya kekuatan meriam magis dan kekuatan prajurit super Indonesia. Rasanya seperti berjam-jam mereka melihat meriam magis milik Parpaldia yang menghantam cacing raksasa itu, nyatanya hanya terjadi selama 1 menit sebelum akhirnya semuanya selesai.

Saat Arde membuka matanya akibat silau dari meriam magis, Arde melihat ke depan dan tersenyum sumringah saat melihat cacing besar itu kini sudah tewas tidak bergerak, hanya tersisa separuh dari badannya saja akibat meriam magis Parpaldia... Pertempuran berhasil dimenangkan setelah 3 jam yang menegangkan.... Korban jiwa berada di sekitaran 8.000 prajurit, mayoritas mati di garis depan sedangkan yang terluka secara mengejutkan sangat sedikit, cuman 150 orang luka-luka.

Itu dikarenakan luka yang diberikan dari serangan Nod sangatlah berbahaya dan personil medis Parpaldia maupun Mu tidak memiliki perlengkapan yang sesuai untuk menyelamatkan mereka, jadi banyak prajurit yang seharusnya dapat diselamatkan, namun harus mati akibat mereka tidak punya perlengkapan yang memadai... Untung saja beberapa dapat diselamatkan oleh media Indonesia yang tahu cara menyembuhkan luka dari Nod.

Dengan matinya Carrier-Class Nod di dekat Eshtirant, berakhir jugalah ancaman Nod di Terra.... Untuk sekarang.

Pertempuran di Sinkhole di  Quila dan Qua-Toyne berlangsung dengan sangat panas dan sengit. Pasukan Quila yang memanfaatkan medan gurun untuk mengalahkan Nod pun dapat berhasil secepat mungkin membersihkan Nod yang keluar dari Sinkhole di negara mereka tanpa bantuan Indonesia, suatu prestasi yang wajib di apresiasi. Mungkin karena faktor Nod yang keluar hanyalah Soldier-Class dan Warrior-Class tanpa ada dukungan dari Laser-Class maupun Tank-Class.

Di Qua-Toyne sendiri, Maihark hampir saja jatuh ke tangan Nod, kalau tidak bukan usaha marinir Indonesia dan juga Garda Nasional Qua-Toyne yang berada di Maihark, mungkin saja Maihark sudah menjadi lautan api sekarang ini... Qua-Toyne sendiri membutuhkan waktu yang jauh lebih lama untuk menghabisi Nod, dikarenakan mereka harus berhati-hati agar tidak merusak tanah Qua-Toyne, kalau tidak maka Indonesia akan kembali ke masa setahun lalu.

Untungnya saja, para Nod berhasil dipukul mundur dengan usaha dari Yonkav 10 yang bermarkas di Maihark, Divisi Infanteri bermotor Kedua Qua-Toyne dan Divisi Infanteri Petama Qua-Toyne yang dengan gigih berjuang melawan Nod. Ditambah lagi lima pesawat Whale yang memberikan hujan api kearah posisi pasukan Nod yang sangatlah berdekatan.

Indonesia di Qua-Toyne sendiri hanya menderita kehilangan 10 Mecha, 100 prajurit dan juga beberapa aset udara, mereka menulis dalam laporan kalau mereka hanya mendapatkan korban jiwa karena kekurangan peluru, itu alasannya, kekurangan amunisi.

Semua negara RPTO yang mendapat laporan serangan dari mahluk ekstraterestrial bernama Nod yang diceritakan Indonesia ini benar-benar nyata dan berada di planet ini, langsung panik dan situasi ini juga membuat negara-negara tersebut semakin dekat ke Indonesia, dapat dilihat saat para Ambasador mereka yang menyatakan kalau negara mereka ingin membeli senjata yang jauh lebih banyak, sangking banyaknya, banyak pabrik yang harus dirombak menjadi pabrik senjata untuk memenuhi semua kebutuhan negara-negara sekutu....

Pemerintah Parpaldia sendiri yang merasakan bagaimana mengerikannya Invasi Nod ke tanah air mereka langsung membuat wacana untuk mengubah beberapa kota untuk menjadi kota industri, mereka sudah tidak ingin lagi tanah air mereka diserang musuh asing, sudah sangat bersyukur saat ini Parpaldia memiliki banyak teman yang akan datang jika mereka diserang... Tapai Parpaldia tidak dapat terus-terusan bergantung kepada aliansi, dimana mereka harus menaruh wajah mereka sebagai superpower kalau begitu?

Kaisar Ludius sendiri langsung turun ke lapangan untuk melihat secara langsung bekas tempat pertempuran melawan Nod bersama Remille dan staf Kekaisaran lainnya... Dan beberapa orang langsung mual saat melihat beberapa tumpukan mayat Nod dan mayat tentara gabungan yang sedang ditumpuk. Kaisar Ludius melihat salah satu prajurit Parpaldia yang mati dengan mata terbuka, dari sirat matanya menunjukkan dia merasakan sakit yang teramat sebelum nyawanya melayang.

Sang Kaisar juga melihat bangunan yang rusak dengan tatapan sulit diartikan... Eshtirant yang baru saja selesai dibangun menjadi metropolitan, harus merasakan kerusakan di sektor ini, padahal Ludius sudah menginvestasikan uang cukup banyak untuk memperindah dan mempromosikan tempat ini.. Ludius bersumpah jika Nod kembali menyerang, Parpaldia akan menghabisi mereka semua sampai ke akar-akarnya kalau perlu.

Tentara Mu yang dipimpin Kolonel Kay sangat terguncang setelah selesai pertempuran, ini bukanlah perang yang biasa mereka lakukan, bahkan Kolonel Kay tahu peperangan sudah berubah, bukan lagi seperti yang mereka kenal biasanya...

Mu akhirnya berhasil mengembangkan pesawat monoplane pertama mereka setelah melakukan riset dari salah satu P-51 Mustang yang mereka beli dari Museum Indonesia... Tapi mereka tidak memakai cara Mirishial yang betul-betul menjiplak suatu teknologi, tapi Mu benar-benar mengembangkan sendiri pesawat itu dan kini pesawat yang dinamakan F5M Super Mustang terlahir ke dunia.

Pameran diadakan tanggal 18 September yang dihadiri perwakilan dari RPTO serta Indonesia, mereka menatap dengan tatapan kagum dan respek saat melihat pesawat yang dikembangkan Mu sangatlah hebat, pesawat itu dapat melakukan manuver yang gila, kecepatan tinggi dan memiliki pertahanan baik menggunakan baja anti sihir dan untuk perlindungan dari tembakan senapan mesin.

Dikabarkan Magicaraich dan juga beberapa perwakilan RPTO sudah me-lobby pesawat ini dan akan mendapatkan pesanan mereka dalam tahun yang mendatang. Bandara di Mu juga akhirnya berhasil diupgrade dan kini pesawat Indonesia dapat lebih mudah mendarat untuk mengantar suplai senjata dan amunisi, serta dapat menaruh beberapa skuadron pesawat tempur antik mereka untuk pertahanan Mu.

Kerajaan Atlantis sendiri kini mendapati diri mereka cukup kayak dengan hasil penjualan Batu Magis yang sangat murni, mengalahkan kualitas dari Altaras dan bahkan Mirishial itu sendiri. Ditambah lagi kini Raja Neptunus sudah memberikan mandat untuk membangkitkan semua persenjataan lama milik Kerajaan Atlantis yang sangat kuat. Atlantis sendiri juga melihat secara langsung pergerakan Cacing Besar Alaska dari bawah laut, serta ribuan Soldier-Class yang ternyata dapat berjalan dibawah air... Untung target mereka bukan Atlantean.

Raja Neptunus juga tidak lupa untuk mengirim pesan ke seluruh Kerajaan yang menjadi bawahan Atlantis untuk kembali bersatu agar dunia bawah dan permukaan dapat kembai bersatu, tidak hanya itu saja, tujuan asli Raja Neptunus adalah agar mereka semua dapat siap untuk melawan ancaman Mirishial dan juga kroni mereka yang nampaknya mulai memperkuat diri, walau operator BIN sudah menyabotase mereka dengan berbagai cara.

Berita tentang identitas asli Utusan Dewa Bulan pun keluar karena gosip para prajurit, para prajurit suka melakukan itu. Semua negara-negara RPTO langsung ingin memverifikasi klaim tersebut, dan setelah mereka melihat bendera Utusan Dewa Bulan dan juga Bendera Indonesia di bekas tempat medan perang melawan Pasukan Iblis Nosgorath seribu tahun lalu, mereka percaya dan rasa respek negara-negara di RPTO pada Indonesia semakin tinggi, bahkan sampai beberapa kepala negara datang ke Istana Merdeka hanya untuk mengucapkan terimakasih atas pengorbanan yang dibuat oleh pasukan mereka bersama Utusan Dewa bulan.

Tentu saja Pemerintah Indonesia sangatlah bingung sekaligus kaget, jadi disini para prajurit yang hilang dulu berada... Saat tahun 1980, Invasi Nod sudah mencapai Timteng dan kota Suci umat Muslim terancam dihancurkan, makanya waktu itu Indonesia mengirim banyak sekali bantuan militer ke negara-negara di Jazirah Arab. Bahkan Indonesia mengirim 500.000 orang prajurit dalam pasukan Ekspedisi pertama Indonesia setelah perang dunia kedua.

Wijaya juga ingat kalau dulu ada 1.500 prajurit TNI dan 6.000 lebih pasukan Jihad sedang mempertahankan kota Basra dari serangan Nod, dengan dibantu armada kecil Eurasia yang berjumlah 1 Battleship, 1 Kapal Induk, 1 kapal penjelajah ringan milik Indonesia, yaitu KRI Irian dan lima kapal penghancur. Namun secara misterius mereka menghilang begitu saja, bahkan melalui Satelit mereka tidak dapat melihat apa yang sebenarnya terjadi, saat tim darat dikirim mereka tidak menemukan bekas apapun, bahkan mayat atau rongsokan bekas tank hancur juga tidak ada. Mereka semua menghilang tanpa jejak, begitu juga dengan armada kapal perang Eurasia yang mendukung mereka. Indonesia tidak hanya harus kehilangan prajurit kebanggaan mereka, namun kapal yang menjadi simbol kekuatan mereka melawan Belanda dulu.

Sekarang setelah 66 tahun dinyatakan menghilang, mereka akhirnya ditemukan... Mereka tidak menemukan jalan pulang ke rumah, tapi rumah lah yang menemukan mereka... Letkol Suryanto duduk di atas Tank Leopard 3 dengan tenang, mereka saat ini berada di pesisir benua Grameus. Air yang sangat menenangkan dan sangat bersih, tanpa tersentuh oleh tangan manusia yang sangat destruktif.

Dia melihat ke atas dan terdapat lima Ahool yang mengawal mereka dan tanpa lelah melakukan hal itu, mengingat mereka adalah UCAV. Suryanto melihat ke sekelilingnya terdapat banyak sekali prajurit Ekspedisi RPTO yang tengah semangat walau angin yang menyejukkan, yang mengherankan itu separuh dari benua Grameus ini beriklim layaknya negara di Timteng sedangkan separuhnya lagi beriklim salju, sungguh dua mata koin yang aneh.

Saat Suryanto akan kembali ke dalam halusinasinya, dia harus diganggu oleh seorang letnan Parpaldia yang terlihat panik dan semangat.

"Pak! Kita menemukan kota kecil di dekat pesisir! Tapi tidak hanya itu, kamu harus melihat kearah lautnya! Setelah bukit itu!" Ujar sang Letnan dengan semangat.

Suryanto melihatnya dengan aneh sebelum akhirnya memberi perintah untuk segera melewati bukit pasir yang menghalangi pemandangan depan, saat berhasil mendaki, Suryanto dan seluruh prajurit Ekspedisi harus terpana akan pemandangan indah dihadapan mereka. Sebuah kota pelabuhan yang sangat indah dan terlihat sangat sederhana..

Tapi bukan itu yang mereka kejutkan, namun kapal perang yang ada di lepas pantai kota itu... Itu adalah KMS Karl Marx! Kapal tempur super dari kelas H44 yang dibuat oleh Jerman... Bagaimana mereka ada disini?! Tidak hanya itu, disamping kapal perang yang sudah berkarat itu terdapat Kapal Induk dengan dek miring yang sangat mudah untuk dikenali, itu adalah KMS Graf Zeppelin dan kapal penjelajah yang mereka lihat mengibarkan bendera merah putih yang sudah kusam, beberapa prajurit Indonesia langsung memberi hormat saat melihat kapal legenda itu berada disini... Kelima kapal Penghancur dari India juga ada disini.

Suryanto jujur dia terperangah saat melihat KRI Irian kembali semenjak kapal itu dinyatakan hilang... Bahkan setelah berpindah dunia dan menghabiskan ribuan tahun mendekam tidak pernah berlayar, kapal tersebut masih saja mengibarkan bendera merah putih. Hal yang sangat membuat hatinya bergetar dan Jiwanya menangis. Dia juga melihat bendera pasukan Jihad berkibar di kota tersebut dengan bangganya.

Kalau mereka tidak dapat menemukan rumah, maka rumah yang akan menemukan mereka. Suryanto juga yakin dia melihat tulisan di dek KRI Irian menggunakan kacamata VIZ nya.

"Kami pernah disini!!! Selamat datang!"

TBC.

Wow, Chapter baru di tahun baru, padahal ini chapter seharusnya gua update tadi malam untuk menyambut malam tahun baru, tapi sang Author geblek malah ketiduran karena kecapekan. Jika ada foto yang tidak gua upload, bilang saja!

Selamat tahun baru bagi yang merayakan!!!

Meriam Magis Tipe-46 :

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top