Chapter 25
Ditengah laut Rodenius, Armada ketiga Parpaldia.
7 September 1639.
0900.
Laksamana Whitehall terbangun dengan rasa sakit yang teramat di kepala nya, dia melihat lantai kayu yang merupakan dek kapal yang sedang dia naiki. Perlahan tapi Whitehall bangkit dan berjalan keluar dari kantor Perwira dan terkejut melihat anak buahnya juga yang perlahan terbangun, mereka seperti secara tiba-tiba tertidur begitu saja tanpa alasan yang jelas.
"Laksamana!" Kapten Kapal langsung mendatangi Whitehall, dia juga memegang kepalanya akibat pusing.
"Kapten, bisakah jangan teriak? Suara mu berdering di kepala ku... Laporan situasi sekarang juga!"
"Siap, Laksamana! Nampaknya kita secara misterius berada di suatu pulau... Lebih tepatnya kita karam di tengah pulau, begitu juga kapal yang lainnya kecuali HMPS Archana yang masih berada di perairan." Ujar sang Kapten yang tambah membuat Whitehall kebingungan, apa yang sebenarnya terjadi?!
"Laksamana! Segerombolan mahluk tidak diketahui mendekat kita!" Whitehall melihat dari kejauhan terdapat puluhan mahluk aneh dengan tentakel, tangan layaknya arit dan berupa seperti lintah.
"Tunggu... Itu bukannya mahluk yang pernah menyerang Dunia lama Indonesia?! Bagaimana mereka ada disini?!" Whitehall bergetar ketakutan, dia masih mengingat dengan jelas dari rekaman ajaib Indonesia setahun lalu.. Tanpa basa-basi dia berteriak.
"Semuanya! Ke stasiun tempur masing-masing! Persiapkan seluruh meriam, semua kru ambil senapan yang dapat kalian lihat!" Semua kru kapal yang dikomandoi nya pun langsung bekerja.
Tidak hanya mereka, beberapa kapal yang ikut terdampar disini nampaknya sudah dikabari melalui Manacomm dan sedang melakukan persiapan tempur juga. Beberapa Wyvern Lord diterbangkan dari Kapal Induk Wyvern yang mereka bawa untuk CAP. Beberapa Wyvern yang lebih kecil juga diterbangkan untuk menjadi CAS.
Beberapa menit kemudian, Whitehall sudah memegang senapan FN FAL tanpa aksesoris, hanya Iron sight teman sejatinya untuk membidik. Dengan perintah tangan dari Whitehall, rentetan meriam dari kapal-kapal Parpaldia yang terdampar langsung menembakkan amunisi mereka ke arah kerumunan mahluk tidak dikenal. Banyak bola meriam menembus mahluk tersebut, tapi ada beberapa yang hanya tertahan sebentar sebelum kembali berlari ke arah mereka.
"Present, arms!" Semua orang di Kapal langsung membidik ke arah kerumunan monster yang semakin mendekat.
"Tembak!" Tembakan dari Musket, senapan Karabin dan senapan mesin kaliber 50 yang terpasang di masing-masing kapal langsung menghujani kerumunan monster dengan timah panas, tidak berselang lama setelah hujan peluru gila-gilaan itu, para monster yang tersisa langsung mundur lebih dalam ke pulau...
"Yeaaahhhh!!!"
"Woohooo! Makan itu bajingan!"
"Inilah kekuatan marinir dan angkatan laut, sayang!"
Semua orang bersorak dengan gembira saat mereka berhasil mengusir kawanan monster yang mengerikan, tapi Whitehall tahu, masalah baru saja dimulai.
"Hubungi pemimpin skuadron Wyvern Lord untuk melakukan patroli 10 kilometer dari posisi kita, jangan biarkan satupun mahluk itu mendekati kita. Perintahkan semua Wyvern biasa untuk mendarat." Perintah Whitehall ke petugas Manacomm.
10 Wyvern Lord berpisah dari armada yang terdampar dan langsung melaksanakan CAP yang diajarkan Angkatan Udara Indonesia. Sedangkan sisa-sisa Wyvern biasa mendarat di kapal induk mereka dan kembali bersiap-siap.
"Apakah kita dapat menghubungi markas? Atau setidaknya kapal di dekat kita?" Tanya Whitehall yang disambut gelengan kepala oleh petugas Manacomm.
"Sialan... Tunggu, aku punya ide."
Tanpa tahu menahu apa yang sebenarnya terjadi, Whitehall berdedikasi untuk menyelamatkan semua anggota kru nya dan memutuskan untuk membongkar salah satu kapal, mengambil kayunya dan membuat simbol SOS yang cukup besar hingga satelit Indonesia dapat melihat situasi mereka. Semangat untuk pulang membara di hati setiap pelaut Parpaldia, tanpa tahu bahaya yang memantau mereka.
Mabes TNI, Republik Indonesia.
Wijaya masuk ke ruang rapat diikuti Sukmawati dengan wajah yang serius dan mengeras. Seluruh pemimpin dari empat matra Angkatan Bersenjata Indonesia sudah tiba dan mereka semua nampaknya sangatlah serius. Layar Hologram di ruangan rapat nampak menampilkan nomor yang dapat membuat merinding seorang veteran perang sekalipun...
991.
"Bagaimana bisa... Bagaimana?! Aku kira kita sudah membasmi mereka semua!" Seru Wijaya yang keluar dari karakter nya.
"Tidak diketahui pak, tapi teori dari para Ilmuwan dan ahli mengatakan kalau para... Nodian yang ada disini ikut ditransfer karena mereka berdiam diri di lantai lautan... Mengingat keadaan laut kita sama seperti di dunia lama dengan semua bangkai kapal terikut, aman untuk berkata kalau kita... Telah membawa bencana yang sangat besar ke Planet ini, dan kemungkinan sang Hive-Mind, Target Alpha sudah mengetahui planet ini." Ujar Menteri Pertahanan Sarno.
"Pak Sarno... Dimana Nod terdeteksi?"
Layar kembali berganti dan menunjukkan sebuah pulau yang sepenuhnya berisi pasir yang kemungkinan besar adalah gurun garam mini... Ada beberapa kapal yang familiar di sana, kapal perang Parpaldia terdampar di dalam pulau dan jarak mereka dengan HIVE sangatlah dekat, hanya sekitar 16 kilometer. Dan ada tanda SOS di sana, mereka meminta bantuan.
"Jenderal, apa ini siaran langsung dari satelit?" Pranata mengangguk.
"Iya pak, satelit militer LID memantau semuanya secara real time, saya berniat mengirim 'mereka' pak, sebagai QRF." Semua orang tertarik mendengar usulan tadi Pranata.
"Siapa, pak Pranata?" Dia menyeringai.
"Angkatan Laut Amerika Serikat!"
"Oh?! Mereka yah... Menarik, baiklah aku serahkan permintaan izinnya ke kamu, Pranata." Pranata mengangguk dan memberi hormat.
Lalu, Grup Kapal Induk USS Theodore Roosevelt berlayar dengan dikawal beberapa Battleship dan Destroyer Indonesia. Para marinir dan pilot merasa super bersemangat, akhirnya setelah setahun mereka nganggur di Markas mereka, mereka mendapatkan aksi!
Pelayaran untuk ke Pulau yang kini dinamai HIVE Rodenisu Alpha, memakan waktu sekitar 3 hari. Dengan satelit Indonesia secara konstan memberikan laporan mengenai prajurit Parpaldia yang sedang mati-matian mempertahankan posisi mereka, dengan satu satelit ARTMISS yang menjadi dukungan mereka selama bertahan, bahkan Korps Angkatan Luar Angkasa menjatuhkan beberapa supply drop melalui atmosfer menggunakan kapsul khusus. Isi supply drop biasanya senapan serbu, peluru dan makanan...
Kenapa korps penerjun Orbital Indonesia tidak langsung terjun dan membantu para Parpaldia? Simpel, Lagrange-1 belum sepenuhnya berfungsi pada semestinya, dan masih butuh banyak waktu agar stasiun itu dapat berfungsi sepenuhnya. Kalaupun melakukan penerjunan dari Orbit, pasukan Penerjun akan langsung dikeroyok dan akhirnya tetap sama, pasukan Penerjun akan dihabisi dan Indonesia akan kehilangan pilot veteran yang telah selamat dari berbagai neraka yang diberikan Nod hanya untuk mereka hanya untuk beberapa ratus orang... Indonesia tidak ingin mengambil resiko sebesar itu.
Makanya mereka mengirim Angkatan Laut Amerika Serikat untuk... Peregangan kaki di dunia baru, dan sekalian mencari pamor. Mengingat mereka ingin bekerja dengan cara seperti PMC.
Kapten Yumi menatap dengan tenang ke arah cakrawala dan sudah mulai terlihat pulau tempat Hive Rodenius bersemayam. Disamping nya terdapat rekan marinir nya, Linda yang sudah memakai pakaian pilotnya.
"Bagaimana menurutmu, Linda?" Tanya Yumi ke teman pirang nya.
"Jika menurut laporan dari Lagrange-1, maka Hive nya masih fase prototipe. Secara teori ini seharusnya mudah, tapi lebih baik kita berhati-hati." Ujar Linda.
"Hmm..."
Meriam Battleship milik Indonesia mulai membuka tembakan dan meledak tepat di atas Hive Rodenius dan mengeluarkan asap putih. Diikuti hujan rudal dari kapal penghancur milik Indonesia yang dengan telak menghantam target mereka, nampaknya mereka belum memproduksi Laser-Class... Bagus.
2 kilometer dari Pulau, Skuadron Jolly Roger dari USS Theodore Roosevelt pun terbang dari dek penerbangnya, diikuti beberapa Drone Ahool yang diterbangkan dari pangkalan udara Indonesia di Kerajaan Quila. Yumi yang sudah berada di dalam JLTV varian komandonya menghela nafas panjang dan melihat ke kompartemen belakang, terdapat beberapa marinir Amerika yang terlihat gugup.
Ini adalah pertempuran pertama mereka setelah Perang Nod tentunya, jadi mereka sedikit gugup dan takut tidak dapat bekerja secara maksimal.
"Hey, jangan gugup, ingat saja akan latihan kalian." Yumi tersenyum kearah mereka sebelum akhirnya kembali melihat kearah depan.
Misi mereka adalah untuk menghancurkan Hive Rodenius dan menyelamatkan pelaut Parpaldia yang terjebak di pulau neraka ini. Yumi sudah dapat mendengar rentetan senapan mesin dari V-22 Osprey yang diterbangkan dari USS America. Nampaknya musuh berada di bibir pantai.
Beberapa menit menunggu dan sedikit guncangan, mereka berhasil sampai di pantai dan pintu LCAC terbuka, M1A5+ Abrams yang ada didepan JLTV Yumi langsung maju ke depan sembari menembakkan meriam mereka, musuh benar-benar menyambut mereka!
Yumi merasakan JLTV nua mulai bergerak keluar dari LCAC dan melihat beberapa mayat Soldier-Class Nod yang mengapung di air dan terbaring di bibir pantai, jika dilihat dari jumlahnya, maka mereka ini adalah Peleton pengintai. Beberapa Mecha Jolly Roger mendarat di tempat perkumpulan sementara mereka.
Para Jolly Roger yang sempat terbang ke Hive nampaknya menemukan beberapa Heavy Laser Nod, tanpa ada Laser-Class yang normal, aneh. Para perwira pun berkumpul dan membicarakan strategi, dan mereka menyepakati kalau Pasukan Echo yang berjumlah 120 marinir AS, 5 tank MBT dan beberapa Mecha akan dijadikan pasukan pengalih perhatian sedangkan sisanya akan mengevakuasi pelaut Parpaldia.
Saat mereka akan berangkat, sebuah laser terang datang dan menembus KRI Nasution, hingga membuat kapal tersebut perlahan terbakar dan langsung kehilangan armor pelindung anti-laser milik nya. Tidak hanya KRI Nasution, banyak kapal milik Indonesia yang ikut ditembaki oleh Heavy Laser-Class. Tanpa banyak basa-basi, pasukan Marinir langsung bergerak menjalankan misi mereka.
Pasukan Echo sampai tepat 1 kilometer dari posisi Hive Rodenius yang sedang dalam pembangunan, nampaknya Hive itu akan berevolusi menjadi Fase 5! Yumi, sebagai pemimpin pasukan Echo tanpa pikir panjang langsung memerintahkan para tank dan Mecha untuk menembakkan semua amunisi yang dapat mereka bawa kearah para kerumunan Nod yang berkumpul. Diikuti hujan artileri kapal dari KRI Nasution yang masih dapat bertarung walau dek kapalnya sedang terbakar.
Beberapa Ahool menukik dengan tajam dan menjatuhkan bom berhulu ledak besar dan berhasil memotong nomor kerumunan Nod menjadi setengahnya. Segerombolan Soldier-Class secara tiba-tiba muncul dari belakang pasukan Echo. Yumi yang baru mengingat kalau Soldier-Class sangat jago dalam menggali langsung membidik para Soldier-Class dengan senapan mesin kaliber 50. Dan menekan pelatuknya.
Para Nod yang melakukan serangan tiba-tiba dari belakang langsung disambut hujan timah panas dari senapan mesin Yumi yang tanpa melepaskan jarinya dari pelatuk senapan mesin, beberapa marinir membantu Yumi dan menembakkan senapan serbu mereka kearah pasukan Nod yang ada dibelakang.
"Linda! Berapa lama lagi proses evakuasi?!" Tanya Yumi yang sedang mengganti amunisi senapan mesin kaliber 50.
"[Sebentar lagi, Yumi! Beri kami waktu setidaknya 10 menit!]" Linda.
"Kami tidak ada waktu 10 menit, kampret! CP! Aku menandai posisi Pasukan Echo saat ini adalah Broken Arrow! Hajar dengan apa yang kalian punya!" Yumi langsung memberi perintah ke anak buahnya untuk segera naik ke kendaraan masing-masing dan mundur, dua Mecha sayangnya harus jatuh karena dipanjat oleh Soldier-Class dan Yumi dapat melihat dengan dekat melalui Drone saat kokpit Mecha tersebut dibuka secara paksa dan pilot di dalamnya dimakan hidup-hidup, bahkan usus mereka ditarik keluar begitu saja.
Tak berselang lama hujan artileri dari KRI Nasution dan dua battleship lainnya menghujani posisi para Nod dengan peluru berhulu ledak tinggi dan diikuti peluru fosfor putih nampaknya. Yumi terduduk lesu, pertempuran pertama di dunia baru yang sangat kacau.
"Laporan situasi!" Yumi.
"Letnan, dari 120 orang kita kehilangan 30 marinir dan dua Mecha, para Tank semuanya selamat dan hanya kehabisan peluru." Ujar salah satu anak buahnya.
"Hah... Setidaknya masih banyak yang selamat."
Setelah mengemudi beberapa menit, mereka kembali ke bibir pantai dengan tiga LCAC yang menunggu mereka, nampaknya proses evakuasi sudah selesai dilaksanakan. Dan Marinir AS pun mundur bersama dengan kapal-kapal Indonesia yang rusak parah akibat serangan dari Heavy Laser-Class.
Yumi duduk di atas dek Theodore Roosevelt dan melihat para kru dari KRI Nasution sedang berusaha sekuat tenaga mereka untuk memperbaiki kapal dan memadamkan api. Beberapa tubuh yang gosong juga diletakkan di dek kapal. Yumi menundukkan kepalanya dengan sedih, pertempuran pertama di dunia baru benar-benar membuat Yumi merasakan sesuatu yang pahit di mulutnya.
"Semuanya! Ini kapten Derek, Indonesia baru saja meluncurkan ICBM dengan hulu ledak G-Element, sampai dalam waktu 2 menit, semuanya diharapkan memakai masker dan menutup mata." Perintah yang diulang-ulang dari speaker kapal pun membuat Yumi sedikit terganggu.
Yumi merasakan sesuatu di bahunya dan melihat Linda yang menyodorkan masker kepadanya dengan senyuman. Yumi pun memakai masker tersebut dan bersama dengan Linda dan semua orang di armada, melihat sebuah cahaya putih terbang di langit dan mengarah ke pulau Hive Rodenius yang sudah berjarak 30 kilometer lebih dari mereka.
Sebuah cahaya terang menyinari mereka sebelum akhirnya Yumi melotot saat melihat efek G-Bomb yang menyebabkan sebuah kubah berwarna hitam keunguan dengan listrik yang terpancar, dan kubah tersebut nampaknya semakin besar melahap pulau Hive Rodenius. Sebelum akhirnya ledakan yang super besar terjadi, bahkan terasa hingga ke seluruh penjuru planet dan membangkitkan sesuatu dari tidurnya.
8 September 1639, semua negara anggota RPTO langsung berbondong-bondong menanyai Indonesia apa yang sebenarnya terjadi hingga mereka menggunakan senjata super mereka ditengah laut? Pemerintah Indonesia sedikit kesulitan menjelaskan dan memutuskan untuk jujur akan kehadiran Nod di planet ini.
Hal ini membuat sedikit kekacauan, banyak orang yang takut mendengar hal itu karena mereka melihat seberapa ganas dan mengerikannya Nod dari video rekaman Indonesia. Tapi beberapa negara memutuskan untuk terus semakin cepat memperkuat diri mereka agar dapat bertahan dan tidak bergantung ke Indonesia, contohnya Parpaldia dan Altaras.
10 September 1639, para pelaut-pelaut Parpaldia berhasil pulang ke negara asal mereka yang disambut langsung oleh Kaisar Ludius sendiri, dia merasa bangga akan pelaut-pelaut nya yang berhasil selamat walau menggunakan senjata yang jauh lebih kuno.
Kedutaan Amerika di Indonesia secara resmi memberikan izin menggunakan pasukan Amerika di Indonesia untuk kepentingan keamanan bersama dan tinggal menunggu kedutaan Kekaisaran Jepang yang sejauh ini masing diam.
Paket pertama pengiriman P-51 Mustang akhirnya tiba di Mu bersama dengan pilot yang sudah dilatih, suku cadang dan persenjataan mereka. Paket pertama ini hanya berisi 30 unit, tapi mengingat Indonesia membiarkan Mu untuk Meneliti pesawat tersebut, dalam waktu dekat mungkin Oktober atau November, Mu sudah dapat mulai memproduksi P-51 Mustang mereka sendiri tanpa bantuan perusahaan Indonesia.
Pemerintah Indonesia yang melihat kekacauan akibat Nod beberapa hari silam akhirnya sadar dan memberikan lampu hijau untuk mengirim semua B-25 Mitchell tersisa mereka yaitu 75 unit. Cukup membuat Parpaldia pusing untuk melatih para pilot dan kru pesawat tersebut. Untuk sekarang yang dapat dioperasikan hanyalah 5 unit pesawat pengebom.
Setelah berbagai pertimbangan dan perundingan, Mu akhirnya mau menjual beberapa Marin ke negara-negara aliansi RPTO seperti Fenn, Sios dan Awan untuk menjadi pesawat latihan, sedangkan industri aviasi Indonesia membuatkan pesawat mereka, P-47 Thunderbolt yang pernah dipakai Indonesia dulu.
Atlantis sendiri kini juga mulai sangat aktif dalam aliansi, baik itu di sektor perdagangan atau keamanan, seperti saat Angkatan Laut Kerajaan Atlantis memergoki beberapa kapal kargo milik Mirishial yang ingin memasuki perairan Mao. Setelah berhasil di usir oleh Angkatan Laut Atlantis, pasukan Umbra Interfectorem bekerja sama dengan pasukan khusus Parpaldia dan mulai melakukan pemburuan pasukan pemberontak di bekas wilayah Riem dan Mao.
Lalu, setelah para operator BIN dengan dibantu para ESper, Indonesia mengetahui kalau aksi sabotase terhadap kapal perang Indonesia di Altaras waktu itu adalah Badan Intelijen Mirishial dan Gra Valkas yang bekerja sama. Tentu Indonesia sangatlah geram kepada kedua negara ini dan memulai rencana ekspansi pengaruh ke Wilayah Peradaban kedua.
Riset dari Magicaraich nampaknya mulai menunjukkan hasil, mereka berhasil membuat sebuah obat yang dapat dikonsumsi oleh Penyihir High-End Indonesia yang mana mereka dapat menggunakan kekuatan mereka secara stabil tanpa harus mati atau berevolusi menjadi monster. Walau efek obatnya masihlah sebentar dan efek sampingnya yang berupa pusing kepala itu masihlah mengganggu, para komunitas penyihir Indonesia terus menunggu kabar baik dari Industri Sihir Magicaraich, ataupun Industri Sihir Indonesia yang semakin bagus setiap harinya..
Jalur kereta lintas Parpaldia sudah mulai beroperasi untuk publik, dengan sekitar 20 unit kereta api dari Indonesia dan beberapa kereta uap tua dari Mu. Sistem kendaraan kereta ini menjadi favorit bagi banyak orang di Parpaldia karena mereka belum terlalu terbiasa naik mobil atau motor. Beda ceritanya dengan Fenn yang mana mayoritas penduduknya sangat suka akan sepeda motor dan mengimpor banyak sekali sepeda motor dari Indonesia, Indonesia saja sampai kewalahan untuk menyanggupi pesanan dari berbagai negara yang membutuhkan motor.
14 September, 1639.
Pembangunan di Benua Vestal pun dimulai dengan kuli-kuli Jawa langsung bekerja nonstop sampai kota baru selesai. Seluruh Benua Vestal secara resmi menjadi teritori Indonesia dan banyak negara aliansi maupun non-aliansi ingin melakukan investasi di Benua ini. Terlebih lagi mereka menemukan sumber energi misterius baru yang bisa menjadi permata bagi Indonesia dan sekutunya.
Kapal Induk Parpaldia yang baru akhirnya selesai Sea Trial dan akan dijemput langsung oleh kapten barunya, Laksamana Whitehall. Kapal tersebut pun memulai pelayarannya dengan mengibarkan bendera Kekaisaran Parpaldia dengan bangga. Kapal itu kini dengan resmi bernama HMPS Ludius.
Lagi-lagi, Sinkhole besar muncul dan membuat pemerintah Indonesia pusing akibat sinkhole tersebut yang terus saja bermunculan tanpa sebab. Terlebih mayoritas tempat munculnya itu sinkhole adalah Qua-Toyne, penyumbang pangan terbesar Indonesia saat ini. Tim Ekspedisi yang dikirim waktu lalu pun juga tidak menemukan jejak apapun, hanya sebuah lorong yang mengarah ke lubang lainnya.
Pasukan Ekspresi Grameus sempat mengalami kendala dan akhirnya memulai ekspedisi mereka ke Benua Grameus pada tanggal 14 September 1639.
100 ESper Indonesia generasi keempat mulai dibangkitkan dengan setiap bulannya akan terus bertambah ESper yang dibangkitkan. Mayoritas ESper akan bekerja bersama dengan BIN dan yang sisanya untuk TNI.
Unit HI-MAREF akhirnya dapat digunakan dan mulai diterbangkan ke Atmosfer dengan digendong oleh dua HSST. Tujuan mereka adalah untuk membuat ekspedisi Grameus sebagai tempat uji coba HI-MAREF.
Laporan dari Korea, Sadogashima dan Kashgar menunjukkan kalau HI-MAREF sangatlah hebat dan kuat, tapi pemerintah Indonesia sedikit skeptis dan memutuskan untuk membuat HI-MAREF versi mereka sendiri dengan menyontek punya Jepang. Nah bedanya disini, HI-MAREF Indonesia itu harus diawaki sedangkan punya Jepang tidak.
Robot Balam pun sudah memasuki fase pensiun dan salah satu Balam akan mulai dibongkar, dikarenakan tidak ada target yang besar untuk dilawan dan betapa MAHALNYA pengoperasian Balam, maka diputuskan Balam akan dipensiunkan secara berkala.
Tanggal 16 September 1639, Gra Valkas berhasil menciptakan pesawat Jet pertama mereka yang sangat mirip dengan ME-262... Tapi jet prototipe itu dan cetak birunya secara misterius terbakar dan hancur.. Termasuk para ilmuwan yang melakukan riset mesin jet secara misterius menghilang dan beberapa terbunuh akibat kecelakaan lalu lintas. Hal ini membuat kebingungan badan intelijen Gra Valkas, siapa orang yang dapat melakukan ini dengan mulusnya? Tanpa ketahuan lagi.
Lalu salah satu kapal Destroyer Gra Valkas menemukan sesuatu mengapung di laut dan itu ternyata adalah suatu tong air plastik, dan saat dibuka para pelaut Gra Valkas harus dengan horor melihat banyak sekali potongan tubuh manusia, organ-organ dan bahkan sesuatu yang nampaknya alat kelamin laki-laki.
Benar, mereka adalah ilmuwan Gra Valkas yang bertugas di bidang mesin Jet, tidak hanya satu tong, ada banyak tong yang berisi mayat, potongan tubuh atau ilmuwan yang disemen dalam tong. Tapi ada satu tulisan yang sama dan dalam tulisan yang mereka kenal.
"Hidup Kerajaan Leifor!"
Para anggota badan intelijen Gra Valkas menganggap semua ini ulah tikus sialan dari Leifor langsung melancarkan serangan ke berbagai tempat yang mereka curigai, bahkan sampai panti asuhan pun mereka bakar, semuanya direkam oleh anggota BIN yang sengaja mengadu domba partisan Leifor dan Gra Valkas, agara Indonesia punya alasan yang jelas jika kelak di masa depan Indonesia harus berhadapan dengan Gra Valkas.
Di Hive Jin-Hark.
Alisa yang sedang berada di ruangan Reaktor dan sedang bermeditasi untuk memenangkan diri dan mencari tahu lebih banyak tentang kekuatan Nod, Tiba-tiba terbangun dan mengalami kejang-kejang. Tim Blast yang ditugaskan untuk menjaga dan merawat Alisa langsung melaporkan hal ini ke para Ilmuwan dan Profesor.
Saat kondisi Alisa sudah mulai normal, dia langsung berteriak ke Direktur Steven, kepala peneliti di sana.
"Evakuasi, segera! Mahluk itu datang! Mereka akan menghancurkan semua yang telah kalian bangun!" Alisa.
"Tenanglah Alisa, kamu aman, apa yang kamu maksud?" Tanya Steven.
"Kekaisaran Parpaldia, Qua-Toyne, Quila! 20 September 1639! Jam-" Alisa pun kembali pingsan dengan Reaktor G-Element natural yang awalnya bersinar biru terang perlahan meredup, diikuti para Nod dibawah kendali Alisa pada ikutan pingsan atau meraung kesakitan.
Masalah yang BESAR mendekat, dan apakah RPTO siap melawan masalah ini dan apakah mereka akan selamat?
Saksikan di episode kamen rider- maksud saya, saksikan di Chapter berikutnya!
TBC.
Lelah cuy. Kalau ada gambar yang lupa gua upload, bilang aja coyyy
Yumi Nagumo :
Unit HI-MAREF, codename Indra, terinspirasi dari Susanoo milik Kekaisaran Jepang.
Ruangan Reaktor Nod :
Hive Jin-Hark :
Keadaan di Eropa setelah Operasi Babylon, 2005 :
Teritori Nod selama Perang Nod 1995-2030.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top