Chapter 16

KRI Pasundan.
6 April, 1639.
0340.

Seorang pria Kaukasus dengan tinggi sekitar 1,95 Meter sedang tenang nya merokok di dek kapal, sungguh sulit baginya untuk memasuki kapal pengangkut ini, tapi usaha kerasnya terbayar dengan dia berhasil masuk bersama kru nya dan juga paket khusus.

Beberapa minggu lalu, beberapa orang misterius dengan tampang seperti seorang Elf yang berpakaian mewah mendatangi Ivanov dan meminta senjata Nuklir, tentu awalnya Ivanov menolak, persenjataan nuklir nya sangat terbatas. Tapi ada tawaran menggiurkan yang tidak bisa ia elak kan. Uang yang sangat banyak dan dukungan dari Negara orang-orang misterius ini... Kekaisaran Suci Mirishial.

Mereka adalah Negara Superpower di Planet ini, katanya. Dan Ivanov jujur ingin tertawa saat mendengar salah satu dari mereka membanggakan pencapaian mereka seperti Mesin kalkulator yang sebesar PC. Tapi tawaran berikutnya langsung membuat Ivanov setuju.

Kekuatan Absolut dan juga Influence.

Dia akan menyebarkan komunisme di dunia kuno ini dan di masa depan orang-orang akan memujanya sebagai pahlawan. Ivanov menyeringai akan delusi alias halu nya.

"Sayang saja itu tidak akan terjadi, Anjing Komunis." Ivanov menegang dan langsung menghadap kebelakang dan melebarkan matanya, sesosok Wanita cantik dengan badan dewasa memakai pakaian BDU Uni Soviet.

"Kau.... Boneka sialan! Bagaimana caranya kau ada disini?!" Ivanov langsung menodongkan Makarov nya kearah sang Wanita. Wanita itu hanya tertawa, bahkan tertawa sungguh merdu.

"Kamu lucu, Ivanov. Menyebarkan Komunisme dan menjadi pahlawan? Sungguh guyonan yang lucu. Kau seharusnya tahu Komunisme adalah ideologi gagal-" Ivanov menekan pelatuk Makarov nya dan menembus dada kiri sang Wanita, tapi sang Wanita seolah-olah tidak merasakan sakit sama sekali.

"Jangan kau banyak berbicara lagi! Boneka!" Sang Wanita menghela nafas sebelum akhirnya menerjang Ivanov dan menampar pistol Makarov dari tangan Ivanov. Sang Wanita lanjut melayangkan pukulan yang dihindari Ivanov mengakibatkan pukulan itu membuat penyok dek besi tempat mereka bertarung.

Ivanov balik memukul sang Wanita dan mereka bergulat di dek, hingga akhirnya banyak langkah kaki terdengar mendekat, dengan beberapa suara tembakan terjadi. Ivanov tidak peduli dan balik meninju wajah sang Wanita, yang mana si Wanita menerima serangan itu dengan berani. Si Wanita menerbangkan Ivanov ke dinding kapal yang membuat dia lemas. Si wanita meringis melihat lukanya yang terus mengeluarkan darah, sebelum si Wanita menghabisi Ivanov tiba-tiba anak buah Ivanov datang dan memberondong si Wanita dengan AK-74M, membuat sang Wanita jatuh ke lantai, seolah-olah mati.

"Pak! Kamu baik-baik saja?!"

"Ugh, jalang sialan, bagaimana dengan paketnya?!" Tanya Ivanov.

"Berhasil diamankan TNI..." Ivanov melebarkan matanya dan melihat kebelakang, sudah ada 20 anggota TNI Angkatan laut dan juga Polisi Militer.

Si Wanita perlahan bangkit walau tubuhnya penuh dengan luka tembak, mata sang Wanita bersinar terang, begitu juga dengan Ivanov.

Ivanov merasa sesuatu menyentuh pikirannya, dan dia melebarkan matanya... Si ESP wanita mencoba mengambil paksa semua ingatan yang berisi semua informasi pentingnya! Ivanov berusaha melawan tapi sia-sia, dia tidak bisa melakukan apa-apa di hadapan ESP, terlebih lagi nampaknya yang ia lawan adalah Veteran dari 1990.

"Tem... Bak!" Kata si Wanita dengan susah payah.

Ivanov dan anak buahnya langsung diberondong dengan SS7 hingga akhirnya mereka berdua sudah tidak ada lagi di dunia kehidupan, mayat Ivanov dan anak buahnya pun ditaruh di dalam kantong mayat dan dibawa ke sebuah Helikopter. Bersamaan dengan sang Wanita ESP yang nampaknya sedang sekarat dan ditangani tim Medis darurat, selagi mereka menunggu helikopter medis dari salah satu Destroyer untuk membawa si ESP ke tempat aman..

Di Pagi harinya, di KRI Pasundan banyak prajurit koalisi mengeluh akan suara tembakkan sedari tadi malam yang mana TNI membuat alasan mereka melakukan latihan tembak pagi hari dan meminta maaf sebesar-besarnya menganggu kenyamanan para prajurit.

Tanah Abang, Jakarta Pusat, Indonesia.
6 April, 1639.
0930.

Karena semakin naiknya tingkat terorisme di Tanah air, hal ini dimanfaatkan pedagang senjata. Karena, pada hari ini mereka didatangi oleh banyak orang yang ingin membeli senjata api.

Dulu Tanah Abang sebelum jatuhnya Indochina adalah tempat pertukaran kultural, banyak sekali kultur lokal maupun luar berkumpul disini. Sekarang, Tanah Abang menjadi pusat penjualan senjata ke warga sipil untuk pertahanan diri.

"Dibeli bang AK-47 pabrikan D'Cobra! Dapat gratis Grenade Launcher nya deh!"

"Beli 1 unit M16 dapat 10 AK-47! Ayo semuanya diramaikan!"

"Bang Bang saya mau beli Panzerfaust 3 bang."

"Buset tong, lu mau ledakin teroris atau bagaimana?"

"Ledakin rumah mantan bang, hehe."

"Owalah goblok-"

Begitulah keadaan Tanah Abang yang saat ini penuh akan pembeli yang antusias untuk membantu pemerintah memburu teroris. Mayor Kuzo yang dapat hari libur setelah kemarin kerja nganggur berjalan-jalan kemari bersama Istrinya, Naoko Takahashi.

"Ramai juga... Btw kita kemari ngapain?" Tanya Kuzo pada istrinya.

"Tentu saja belanja untuk kebutuhan rumah, keadaan semakin kacau, dan orang-orang di rumah tidak tenang jika kita tidak nge-stok selagi bisa." Ujar Naoko melihat penawaran G5 Elite baru pabrikan Pindad.

"Bagaimana yang ini?" Kuzo menunjuk beberapa senapan berat.

"Kord? Nampaknya bagus, harga murah begitu juga dengan peluru. Untung kita bawa pickup." Ujar Naoko melihat Kord yang disarankan Kuzo.

"Ya... Tapi serius kita perlu ini semua, aku overprotektif pada kalian tapi gak kayak gini." Ujar Kuzo yang berkeringat dingin mengingat ada 5 kotak senjata yang masing-masing kotak senjata terdapat 10 senapan AR-15 dan juga sekitar 20 kotak peluru. Dan bahkan mereka belum selesai berbelanja!

"Hush sayang, kita perlu Kord ini jaga-jaga mereka bawa kendaraan lapis baja, ah bagaimana kalau beberapa NLAW! Atau bahkan, kita beli Crusader yang di sana!" Kuzo melongo dan mengucek matanya saat melihat Tank era perang dunia milik Inggris, Mk. VI Crusader.

"Mereka menjual tank seperti itu disini?! Selanjutnya apa, Hind?" Tanya Kuzo sarkastik, dia bisa gila jika lama-lama disini.

"Uhm... Sayang, mereka juga menjual Hind disini walau terbatas..." Pernyataan itu sukses membuat otak Kuzo overload dan dia langsung plonga-plongo.

Sedangkan Naoko hanya mengangkat bahunya dan menarik Kuzo semakin dalam ke Tanah Abang.

"Menakjubkan sekali Indonesia menjual senjata sekelas ini kayaknya menjual sayuran di pasar." Salah satu turis dari Negara bar-bar yang menjadi anggota RPTO dengan kagumnya melihat Glock 17 yang dia kagumi karena kecantikannya.

"Anda tertarik pak? Kami sedang ada diskon lho." Ujar salah satu pegawai kedai itu.

"Apa boleh?"

"Kami tidak akan menganggap rendah pelanggan kami, walaupun kelakuan mereka seperti Iblis, contohnya dibelakang anda." Si Turis melihat kebelakang dan berkeringat dingin saat seorang bocah yang main-main dengan M2HB dengan tripod, sedangkan Ibu nya sedang menawar harga senjata api selayaknya Ibu-Ibu Indonesia sejati.

"B-Begitu... Berapa satu Glock 17 dengan 4 Magazine nya?" Si Turis ini tau kosakata itu dari majalah senjata, dan yang membuatnya penasaran akan Tanah Abang.

"Ahhh anda turis dari luar negeri... Hmmm.... Harganya sih cuman 250 Rupiah, jikalau jadi Gulden... Sekitar 2.500 Gulden pak." Ujar si Pegawai.

'Murah sekali!' si turis langsung cepat-cepat mengeluarkan dompetnya dan membayar senjata api yang dia beli.

Begitulah secara singkat Tanah Abang di Indonesia~

Parpaldia, Pelabuhan Paykalt.
8 April, 1639.
1020.

5 kapal Tanker yang membawa 50.000 segera menurunkan muatan mereka. Terdapat beberapa kendaraan lapis baja kuno seperti M113 milik Marinir Quila, M60 Patton dari Kooze, dan banyak lagi kendaraan tempur bersama prajuritnya turun. Ribuan warga Parpaldia menyambut Pasukan Koalisi dengan hangat, hal yang mereka tidak mengharapkan ini karena orang-orang Parpaldia selalu menganggap rendah orang-orang yang berasal dari Luar Peradaban.

Moral pun naik dan mereka melakukan marching sepanjang jalan Esthirant dengan senyuman, bahkan beberapa warga melempar botol Champagne, Bir dan bahkan minuman fenomenal dari Indonesia, Orang Tua.

Mereka akan membantu prajurit Parpaldia membalikkan keadaan peperangan yang selama ini selalu berujung buntu dan tidak ada yang maju maupun mundur.

50.000 prajurit Koalisi RPTO pun tiba di Kota Siegdom yang dijadikan tempat persiapan oleh pasukan Parpaldia.

Pada tanggal 10 April, pasukan Koalisi langsung melakukan serangan kilat ke dalam teritori Riem, dengan mayoritas jalan Riem masih sempit dan tidak cocok untuk kendaraan berat, banyak Infanteri yang harus didukung oleh APC atau Tank penjelajah, seperti Crusader pabrikan PT Pindad.

Namun, dengan jalan yang susah inilah Divisi Insinyur bersinar, mereka dengan cepat membuat jalan raya yang cukup besar untuk dapat dilewati kendaraan lapis baja mereka dan truk pengangkut. Mereka akan membuat jalan ke Hilkiga, walau Indonesia sudah ngebom itu kota dengan senjata Super mereka, tapi katanya kehancurannya cukup minimal dan masih banyak orang-orang Riem bertahan dan melawan di sana.

Dan akhirnya mereka tiba di tanah lapang yang mana di sisi lain tanah lapang itu, terdapat ribuan tentara Riem membuat parit pertahanan, posisi meriam dan bahkan Bunker, nampaknya mereka juga sudah punya senapan mesin jadul, entah darimana mereka dapatnya, kemungkinan suatu negara di Peradaban kedua.

Pasukan Koalisi yang tidak ingin terjadi banyak korban Jiwa memutuskan untuk ikutan juga membuat parit dan mulai menghujani posisi pasukan Riem dengan artileri mereka yang lebih superior, tank mereka juga Membidik posisi meriam seret milik tentara Riem.

Pertempuran yang dimasa mendatang akan dikenal sebagai Battle of Riem Plain akan terus berlangsung hingga akhir perang Philades. Total hampir 45 persen dari wilayah Riem sudah berhasil diambil alih setelah perang dimulai, dan nampaknya semangat Riem mulai memudar, dengan banyaknya prajurit Riem yang menyerahkan diri, itupun mereka juga harus melewati banyak tantangan.

Lebih kurang sudah ada 500 orang korban jiwa dari pihak Koalisi dengan 670 lebih luka-luka, tapi hal itu tertutupi dengan jumlah korban jiwa Riem yang mencapai lebih dari 100.000 prajurit semenjak perang dimulai dan banyak ahli baik dari Indonesia maupun negara lain memprediksi angka itu akan menaik pesat.

Kemenangan pasukan Koalisi disebarkan oleh berbagai perusahaan informasi/media, koran disebarkan ke seluruh penjuru negeri di Wilayah tidak beradab, Tayangan berita disiarkan di TV di Negara-negara superpower dan entah kenapa hal itu membuat beberapa dari mereka resah, termasuk Mirishial.

Kaisar Mirishial sudah sejak lama khawatir akan kehadiran Indonesia, dia menganggap dengan datangnya Indonesia, pengaruh Mirishial akan meredup dan menghilang dari permukaan dunia, makanya di Wilayah Peradaban Pertama, Kedua dan ketiga, Kaisar Mirishial melakukan sanksi kepada negara manapun yang melakukan diplomasi atau bahkan bersekutu dengan Indonesia.

Hampir semua negara di Wilayah peradaban kesatu dan kedua tunduk terhadap Mirishial, kecuali Mu yang tetap saja melakukan hubungan diplomatik dengan Indonesia, apalagi Indonesia membawa Lux Spei untuk bernegosiasi, tentu hal itu membuat para mata-mata Mirishial melaporkan penemuan mereka.

Sedangkan wilayah peradaban ketiga.... Mereka tidak tunduk lagi terhadap Mirishial dan ada beberapa dari mereka sudah membekukan aset milik Mirishial di negara mereka, seperti halnya yang dilakukan Parpaldia, Pandora dan Mari. Mereka percaya diri sekarang karena mereka jika berkonflik dengan Mirishial, Indonesia pasti akan langsung mengintervensi dan memberikan bantuan dengan kapal perang ilahi mereka!

Kerajaan Awan mengajukan permintaan keanggotaan RPTO, permintaan Kerajaan Awan akan dapat ditanggapi paling cepat bulan Desember nanti.

Oh Dan mengenai Liga sepak bola di Parpaldia, pertandingan tetap dilaksanakan dan hampir semua keuntungan penjualan tiket diberikan ke pemerintah Parpaldia untuk dapat melanjutkan peperangan mereka melawan Riem dan sekutu mereka yang masih tidak diketahui.

Pembangunan Formalhaut telah mencapai tahap akhir dan kalibrasi akan dilakukan paling cepat pertengahan tahun 1640, itupun kalau tidak ada lagi kendala seperti krisis terorisme, energi dan persaingan politikus Indonesia.

Ekonomi Indonesia sudah perlahan pulih bersamaan dengan perdagangan mereka yang semakin meningkat. Dengan semakin banyaknya negara yang Indonesia buka hubungan diplomatik, seperti pengiriman senjata murah tapi luar biasa, baju buatan Indonesia, dan banyak hal yang hanya ada di Indonesia.

Indonesia juga akhirnya berhasil memecahkan masalah Kelaparan di negara mereka, dengan desain terbaru dan juga perubahan genetika terimakasih atas bantuan para Penyihir dari Pandora dan Parpaldia, Indonesia berhasil kembali membuat lebih banyak bahan pangan yang diubah genetika nya. Contohnya Padi, yang menaik hingga 890 juta Ton lebih padi dalam sekali Panen! Terimakasih juga dengan sistem pertanian baru yang mereka dapatkan dan kembangkan dari Jepang.

...
.....

Lina Tervo, seorang Kapten dari Angkatan Luar Angkasa Indonesia, merengut saat melihat sesuatu yang ganjal di Monitor. Dia saat ini berada di salah satu HSST yang membawa perlengkapan tempur secara langsung. Lina melihat semacam radiasi Elemen-G yang meningkat drastis di salah satu kota di Kerajaan Riem.

Lina melebarkan matanya saat dia melihat kota itu lebih dekat, sebuah bola biru muda terang terbang ke langit dan menuju Esthirant. Lina tanpa pikir panjang langsung meninju tombol darurat di kokpit HSST nya.

"Novus Actual! Disini Tervo! Senjata semacam G-Bomb diluncurkan dari salah satu Kota Riem dan menuju Esthirant! Ini bukan bercandaan!"

Semua satelit Indonesia langsung memberikan informasi dan data yang sama ke markas pusat di Novus Lagrange.

"Target diterima, Komandan, izin untuk menembak jatuh target dengan meriam Requiem." Ujar salah satu Staf.

"Ditolak, aku ingin kalian menggunakan EML-99X untuk penembakan kali ini, menggunakan Requiem dapat membinasakan wilayah tempat laser nya mendarat... Bidik dengan hati kalian." Ujar sang Komandan.

"Baik pak! Membidik... Mendapatkan target, target terkunci!"

"Tembak!"

Salah satu meriam EML-99X milik Indonesia menembakkan sekitar 200 peluru berkecepatan tinggi dan langsung menembak jatuh bola cahaya itu dan menyebabkannya pecah menjadi ribuan serpihan biru yang berjatuhan di langit, para warga yang berada diluar malam itu sangat kagum akan pesona dari malam hari.

Sedangkan di Novus Lagrange semua staf Indonesia hanya menghela nafas panjang, untung saja mereka dapat menembak jatuh apapun bola cahaya itu, kalau tidak bisa kacau semuanya.

"Lagrange actual ke Istana Presiden, misi sukses, senjata yang dicurigai sebagai pemusnah massal berhasil di hancurkan." Ujar sang Komandan dengan senyuman bangga.



TBC

Njir update


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top