Chapter 1


Beberapa kilometer dari Esthirant, terlihat beberapa kapal Ship-of-the-line yang mengibarkan bendera Kekaisaran Parpaldia berlayar dengan tenang, hari yang indah untuk menjadi pelaut Parpaldia!

Commodore Whitehall tersenyum sambil meminum kopi hangat yang baru saja diseduh oleh pelayannya, pagi hari yang nikmat dengan kopi terbaik di seluruh Kekaisaran! Tapi senyum itu luntur karena mengingat insiden yang terjadi beberapa hari lalu diatas langit Esthirant.

Sebuah burung besi- tidak, Pesawat tempur seperti milik Mu atau Kekaisaran kedelapan yang ada diujung Barat benua Mu, kecepatan benda itu sangat gila bahkan membuat kaca di Istana Kaisar Ludius bergetar hebat. Dan sekarang, Gugus pencarian kecil yang dia pimpin mengikuti jejak terakhir kali Pesawat tersebut terlihat, ini adalah perintah langsung dari Kaisar Ludius. Hal itu tentunya membuat jantung Whitehall berdegup sangat kencang.

Sudah sehari lebih dia berlayar dengan 3 Ship of the line, 1 Wyvern carrier dan dua kapal pengangkut prajurit, tapi mereka belum menemukan tanda apa-apa. Whitehall terus saja memerintahkan prajuritnya untuk terus berlayar kearah Rodenius, dia sempat skeptis tentunya karena wilayah itu adalah wilayah tidak beradab, tapi dia tidak peduli dan terus mencari.

Dan pencaharian tersebut akhirnya membuahkan hasil pada hari ketiga saat dia melihat sesuatu di Cakrawala, perlahan-lahan benda tersebut semakin besar dan semakin banyak jumlahnya. Seorang pengamat di kapalnya langsung berteriak.

"Kapal di cakrawala!"

Semua kru kapal langsung bergegas ke stasiun tempur masing-masing dan Whitehall mengeluarkan teropong nya dan mulai memantau rombongan kapal-kapal tersebut yang entah kenapa semakin terlihat besar.

"Hubungi mereka dengan Mana-com." Ujar Whitehall yang mulai merasakan tekanan yang aneh.

"Sudah kami coba Commodore, tapi mereka tidak membalasnya sama sekali. Huh... Aneh, diatas mereka nampaknya ada semacam kumpulan energi magis yang sangat kuat, entah apa itu...." Guman seorang Arc-Mage yang bekerja dengan angkatan laut Parpaldia.

"Energi magis? Apa mereka sama seperti para Mirishial... Terus coba hubungi mereka, kemudi! Dekati Armada tersebut!" Mereka pun terus mendekati yang nampaknya kumpulan kapal perang dengan warna abu-abu?

Saat sudah lumayan dekat, Whitehall melihat sebuah benda terbang dari salah satu kapal dengan dek rata, seperti kapal induk, pikir Whitehall yang terpana melihat kecantikan kapal tersebut. Benda terbang tersebut kemudian melayang di antara Flotila kapal mereka dan berbicara?

"Punten penduduk asli dunia ini! Kami berasal dari Republik Indonesia, darimana asal kalian btw?" Itulah kalimat yang pertama kali mahluk tersebut ucapkan dan mereka terdengar sangat jelas.

"Kalian bisa mendekat ke kapal yang paling besar di Armada ini untuk berbicara secara langsung dengan perwakilan kami, ganti. " Mahluk tersebut pun terbang pergi meninggalkan semua Pelaut Parpaldia kebingungan apa yang terjadi. Dari Cakrawala, lusinan kapal perang raksasa yang terbuat dari besi mengawal Kapal dengan dek rata yang ia lihat sebelumnya, mereka terlihat sangat perkasa dan kuat.... Lebih kuat dari kita, pikir Whitehall ketakutan.

Saat jarak mereka hanya sekian ratus meter, mereka bisa melihat secara jelas betapa raksasanya kapal- tidak, Benteng bergerak milik Angkatan Laut negara yang bernama..... Indonesia?

Kapal milik Whitehall bersandar disamping Kapal dengan dek rata yang perlahan menurunkan elevator nya dengan beberapa orang kru dari kapal tersebut melambai-lambai kan tangan mereka, mencoba menjadi ramah. Whitehall bersama dua pengawalnya naik ke Elevator tersebut menggunakan tangga tali yang dilempar dari kru kapal tersebut dan dia lagi-lagi terkesima melihat kapal yang indah ini.

Tapi hal lain yang membuat dia terkesima dan terkejut adalah seorang prajurit nampaknya dengan armor baja berwarna biru, berdiri dan menatap mereka, seolah-olah menelanjangi mereka. Kru yang lain hanya diam dan menampilkan wajah yang seolah-olah berkata "Tenang saja, dia tidak menggigit."

Elevator kapal tersebut mulai naik dan Whitehall dapat melihat aktifitas di atas dek kapal raksasa tersebut. Puluhan kru dengan baju warna-warni berlarian kesana kemari melakukan pengecekan, lusinan wyvern besi atau Pesawat istilahnya di Daerah Peradaban kedua. Benar-benar pemandangan yang menakjubkan.

Seorang pria dengan kulit warna kecoklatan dengan memakai pakaian berwarna putih bersih dengan pria dengan Jas hitam layaknya orang-orang Mu datang ke arah mereka dengan prajurit yang memakan pakaian sama seperti yang mengawal mereka tadi di Elevator. Tapi yang uniknya, ada lambang Jangkar digabung dengan sayap Garuda beserta pedang. (Lambang Kopassus.)

Whitehall menyadari dia memandang mereka terlalu lama dan segera menyapa mereka.

"Selamat siang, tuan dari sebrang lautan, bisakah daku bertanya apa gerangan beliau beliau ini jauh-jauh datang ke Perairan Negara kami?" Tanya Whitehall dengan sopan, dia tidak akan mencoreng nama Kekaisaran Parpaldia lebih jauh lagi!

Pria berbaju putih bersih dan berbaju Jas dihadapannya nampak terkejut begitu juga dengan pengawalnya, walaupun hampir tidak kelihatan, apakah mereka merasa terhina?!

"Ah sial, mereka berbicara dengan bahasa Bri'ish." Umpat pria berbaju putih bersih tersebut.

"Biarkan saya yang berbicara pak, saya pernah baca karya Shakespeare!" Ujar pria yang memakai Jas dengan bangga.

"Ehem, terimakasih sambutannya... Tuan?"

"Namaku adalah Commodore Whitehall, pemimpin Gugus pencarian dari Kekaisaran Parpaldia." Pria tersebut mengangguk kecil.

"Baik Commodore Whitehall, mari ikuti saya, lebih enak bicara jika santai bukan?"

Whitehall mengangguk, wajahnya sudah berkeringat dingin takut gagal, tapi mereka nampaknya sangat beradab dan bermartabat, tapi waktunya menggali informasi!

Pembicaraan antara Indonesia dan Parpaldia pun dimulai dengan cukup hangat walaupun sempat terjadi ketegangan tapi mereka bisa lanjut berbicara layaknya sesama orang beradab. Setelah berbicara panjang lebar, Whitehall tidak percaya mereka berasal dari Dunia lain, cerita itu terdengar sangat gila dan tidak dapat dipercaya, namun, Iblis saja eksis di dunia ini, kurasa Negara yang di transfer tidak terlalu gila, bukan?

"Jujur saja, pak... Tono? Cerita anda itu sangatlah tidak masuk di akal tapi secara bersamaan masuk di akal, ada beberapa insiden seperti itu di masa lalu, atau di dongeng orang-orang Mu." Komen Whitehall sambil mengelus dagunya.

"Begitu, kalau begitu, bisakah kami menjalankan hubungan Diplomatik dengan Kekaisaran kalian?" Tanya Tono sambil minum Teh Obeng yang dibuat oleh kru dapur. (Batam gang.)

"Semua orang dapat melakukan hubungan Diplomatik dengan Kekaisaran kami tuan, tapi terkadang ada beberapa pengecualian." Ujar Whitehall sambil menghela napas.

"Seperti?"

"Negara Bar-bar yang ada di wilayah tidak beradab, mereka salah satu pengecualiannya. Ada beberapa negara yang tentunya melakukan hubungan diplomatik dengan kami, tapi seperti yang saya bilang sebelum nya, ada pengecualian." Ujar Whitehall sambil mengambil peta dari Jas khas Commodore Angkatan Laut Inggris abad ke-18.

"Salah satunya adalah negeri bajak laut ini yang selalu menjadi duri dan mengganggu Kekaisaran kami. Mereka adalah perompak yang menjarah dan memperbudak. Saya jujur pada anda, Pak Tono. Kami pun begitu juga dulu, tapi semenjak Kaisar Ludius memimpin Parpaldia, kami mencoba berbuat baik pada negeri orang bar-bar ini, tapi ada saja yang tidak bersyukur akan kebaikan Kaisar Ludius." Curhat sang Commodore sambil minum Teh Obeng yang disediakan..

"Jadi.... Kalian sekarang tengah berperang?" Tanya pria berbaju putih bersih yang ternyata adalah Laksamana Muda Budi dengan ekspresi frustasi.

"Yap, kami selalu dalam kondisi peperangan. Terlebih lagi pasukan Bar-bar kian hari bertambah kuat, hanya dalam hitungan tahun mereka dapat menandingi kami... Terlebih lagi mayoritas sumber daya kami, kami alokasikan untuk Kerajaan Louria dengan tujuan tidak jelas seperti membasmi Half-Human, benar-benar membuang waktu saja." Keluh Whitehall.

"Half-Human?" Tanya pria dengan armor berwarna biru dan memegang senapan berwarna hitam yang cukup futuristik.

"Iya, mereka manusia dengan ada anggota tubuh hewan seperti kucing, harimau atau badak." Ujar Whitehall menjelaskan.

Pria tersebut hanya mengangguk mengerti.

"Jadi kurang lebih... Kalian dalam peperangan dan kami harus datang ke Negeri kalian untuk melakukan hubungan diplomatik?" Whitehall mengangguk.

"Well, seperti nya kita akan berpetualang lagi, Commodore, bisakah kamu memimpin kami ke Kekaisaran kalian." Whitehall berdiri dan menjabat tangan Laksamana Muda Budi.

"Tentu saja tuan."

Enam kapal angkatan Laut Parpaldia pun mengawal Armada Diplomasi Indonesia ke Esthirant dengan Whitehall yang berharap, mungkin, mungkin saja.... Indonesia bisa menjual beberapa persenjataan mereka ke Parpaldia yang sedang sekarat ini.

Esthirant, Kekaisaran Parpaldia.

Armada Parpaldia-Indonesia tiba di kota Esthirant yang nampaknya terjadi beberapa kebakaran dikota dan beberapa kapal Galleon serta Ship-of-the-line mereka hangia terbakar atau tenggelam.

Whitehall hanya menghela nafas panjang, lagi-lagi serangan dari Kerajaan Perompak yang semakin menjadi-jadi, darimana sih mereka sebenarnya mendapatkan kekuatan?

Semua warga Esthirant awalnya jalan kesana kemari tanpa alasan hingga akhirnya mereka melihat kapal perang raksasa dari laut dengan beberapa kapal Angkatan Laut mereka sendiri yang nampaknya mengawal mereka.  Hal tersebut memberikan mereka secercah harapan dan banyak rakyat Esthirant berbondong-bondong ke pelabuhan saat mendengar kapal besi raksasa datang dengan mengibarkan bendera merah putih.

Dua Helikopter Blackhawk versi Angkatan Laut terbang dari dek kapal induk sembari membawa dua buah HMMV yang mereka dapatkan dengan murah dari Amerika. Kedua Blackhawk tersebut terbang diatas pelabuhan dan perlahan menurunkan kedua HMMV yang mereka bawa serta menurunkan semua penumpang mereka. Enam pengawal dengan Armor berwarna biru tua loreng-loreng, Tono dan Budi juga ikut serta, begitu juga dengan Kapten James yang merupakan orang yang bersama Mereka tadi di ruang pertemuan KRI Medan.

Masing-masing dari mereka segera memasuki Humvee dan menunggu Whitehall yang sedang menyandarkan kapalnya dekat dengan pelabuhan. Mereka melihat keluar jendela dan melihat beberapa anak melambaikan tangan ke mereka dengan semangat, pemandangan ini cukup melelehkan hati para anggota Kopassus yang ditugaskan untuk mengawal Diplomat serta Laksamana Muda Budi.

"Yah, sudah lama kita tidak disambut dengan ramah seperti ini bukan?" Ujar Tono sambil tersenyum kecil.

"Ya, terakhir kalinya kita mendapatkan perlakuan seperti ini adalah saat Operasi Highway-End." Ujar Budi sambil mengetik sesuatu di Holopad nya.

"Hmm... Operasi itu, cukup gila." Gumam James yang dapat didengar oleh Tono dan Budi yang tertawa.

"Oh ayolah James, aku dengar kau sempat meniduri beberapa Wanita Jepang." Ujar Budi sambil tersenyum usil.

James hanya memutar kedua matanya di dalam helmnya sebelum akhirnya tersenyum tipis.

"Yah, cukup gila."

Beberapa saat kemudian, datanglah beberapa orang-orang dengan kuda yang di depan adalah Whitehall yang menunggangi kuda.

"Maaf membuat menunggu, mari ikuti saya ke Gedung Kementerian Luar negeri." Dengan hal itu, kedua Humvee milik Indonesia mengikuti pasukan berkuda milik Whitehall.



TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top