Battle of Okinawa (1946)
Seorang prajurit dengan kulit sawo matang nampak berdiri bersama puluhan prajurit lainnya di semacam kapal pengangkut, dengan di depan ada seorang Letnan yang mencoba memotivasi mereka semua, namun sang Prajurit tahu, sang Letnan hanya mencoba membuat suasana hati mereka bagus sebelum mengirim bawahannya ke neraka.
Prajurit tersebut bernama Heru, seorang pria keturunan Jawa-Belanda yang bergabung ke dalam Korps Marinir Indonesia yang dibentuk pada tahun 1938. Heru sudah bertempur di semua front saat Perang Dunia Kedua, baik dari front Afrika, Front Italia sampai akhirnya dia ditarik mundur untuk persiapan operasi Overlord di Utara Prancis.
Sampai akhirnya perang Dunia Kedua berakhir pada tanggal 25 Desember, 1945 lalu... Namun ternyata peperangan belum sepenuhnya selesai, karena pada saat perayaan Kemenangan di Tokyo, Jepang... Terjadi penyerang besar-besaran oleh pasukan asing yang memiliki teknologi canggih dan pasukan darat yang sangat kuat, bahkan butuh hampir setengah dari magazine peluru Thompson untuk membunuh Infanteri mereka yang diberi nama Sopoid.
Hari ini adalah tanggal 28 Januari 1946, suatu hari yang menjadi penentuan sebagai kemenangan pertama dan terakhir umat manusia dalam seratus tahun mendatang. Heru menatap M1 Garand di tangan nya dengan tatapan ragu, Heru melihat sekelilingnya terdapat banyak prajurit Sekutu yang juga bersiap untuk terjun ke Okinawa, salah satu wilayah yang diambil oleh Mahluk Aneh yang diberi kode nama Nodian ini.
Heru mengambil buku hariannya dan mulai menuliskan semua perasaannya, buku harian itu juga menjadi salah satu Barang peninggalan Negara Indonesia yang paling berharga sekaligus menjadi buku prosedur cara membunuh mahluk Nodian secara efektif, walau pada akhirnya akan digantikan pada tahun 70an.
Heru berjalan mengikuti marinir dari peleton nya, dan masuk ke salah satu Higgins Boat yang sudah disiapkan, Heru bergabung di gelombang pertama penyerangan ke Pulau Okinawa, saat Higgins boat yang dinaiki Heru dan peleton nya diturunkan dari kapal pengangkut, mereka mendengar dentuman keras layaknya Kapal Tempur menembak, dan benar saja, sekitar 10 Battleship dari Amerika Serikat, 13 Battleship dari Kekaisaran Jepang dan beberapa Battleship Royal Navy yang tersisa menembakkan meriam raksasa mereka dan meriam sekunder mereka ke arah pulau Okinawa secara serentak yang menyebabkan ledakan super besar di pulau tersebut.
20 Higgins boat mulai melaju ke pesisir pantai dengan gunner Higgins boat membuka tembakan kearah pesisir pantai, kemungkinan untuk melembutkan tempat pendaratan mereka, tidak selang lama Heru mendengar suara ledakan kembali, kali ini lebih dekat dan saat dia melihat kearah kanan, dia harus pucat saat melihat salah satu Higgins boat hancur terbakar akibat terkena sesuatu, saat Heru mengalihkan pandangannya kearah pulau Okinawa, terdapat banyak cahaya terang yang menghancurkan maupun membelah sesuatu, salah satu Battleship Amerika, USS Arizona terkena serangan cahaya itu dan membuat kebakaran di dek dan meriam nomor 3 nya tidak berfungsi, lima cahaya lagi menghantam USS Pennsylvania yang ada di samping Arizona dan Pennsylvania pun terbakar hebat.
Dari langit Heru dapat melihat ratusan pesawat pengebom yang secara sekilas dapat dia kenali walau mereka terbang sangat tinggi, B-17 Flying Fortress, B-29 Superfortress, P1Y Ginga dan juga Lancaster dari RAF yang tiba dua minggu lalu melalui jalur laut... Ratusan pengebom tersebut menjatuhkan muatan mereka ke posisi musuh dan menyebabkan ledakan yang maha dahsyat, mungkin mengimbangi ledakan bom atom yang dijatuhkan di Berlin.
Heru melongo dengan takjub bersama dengan rekan satu peleton nya, moral mereka langsung tinggi saat melihat formasi para Bomber yang menjatuhkan ratusan atau bahkan mungkin ribuan bom... Namun rasa horor dan ngeri muncul saat cahaya terang yang menyerang perahu pendaratan dan kapal perang beralih ke para bomber dan mulai menembak jatuh para bomber, posisi para bomber terlalu berdekatan jadi saat cahaya tersebut mengenai salah satu bomber, maka bomber lainnya akan ikut kena dan hancur.
Meriam dari Battleship dan kapal lainnya mencoba mengambil alih perhatian para... Cahaya ini dan terbukti cukup sukses dengan cahaya-cahaya tersebut kembali menyerang kapal-kapal dalam Armada gabungan Dunia ini. Kapal pendaratan yang dinaiki Heru hanya 200 meter dari target dan mereka sudah samar-samar dapat melihat cahaya ungu berukuran kecil yang melayang kearah mereka, itu adalah senjata yang diberi nama Plasma Rifle, senjata yang mematikan jika mengenai benda padat..
"Baiklah anak-anak! Ini dia! Kita akan menjadi tombak pertama yang menusuk para mahluk laknat ini! Ingat latihan kalian dan berusaha untuk bertahan hidup sebisa mungkin! Raih tujuan kalian dengan sekuat tenaga. Jangan
Putus asa sampai nafas terakhir kalian!
Hitung setiap kematian kalian!" Teriak sang Letnan Marinir Indonesia.
Semua Marinir Indonesia yang ada di Higgins boat langsung mengokang setiap senjata mereka dan memastikan peluru mereka ada di senapan masing-masing... Waktu seolah-olah melambat dan Heru merasa dia dapat mendengar debar jantungnya yang berdegup sangat kencang, lalu pintu perahu terbuka dan mereka disambut oleh tembakan senapan api dari senapan mesin standar Angkatan Darat Jepang yang digunakan Nodian!
Heru yang merasa familiar akan kejadian ini langsung memanjat dinding Higgins boat dan melompat ke laut, diikuti rekannya yang masih selamat, termasuk sang Letnan yang sangat beruntung tidak berdiri di barisan paling depan, baru saja sampai dan kini Peleton Heru hanya tersisa 20 orang prajurit dari 45 orang... Nampaknya peleton lain juga mengalami nasib yang serupa... Bajingan Nodian ini nampak nya tahu cara menggunakan senapan api. Heru memutuskan untuk menulis hal itu nanti.
Berenang di air laut sebentar sebelum akhirnya dia menyentuh pantai, Heru dapat melihat darah dan anggota tubuh di mana-mana, Heru melihat seekor mahluk yang mendekati posisinya tanpa pikir panjang langsung menembakkan semua peluru yang ada di senapan Garand nya saat ini dan mahluk tersebut akhirnya tepar, walau masih dapat merintih kesakitan.
Heru yang pertama kali melihat mahluk tersebut secara langsung hanya terdiam syok, sebelum akhirnya langsung melompat menghantam tanah dan berlindung di salah satu Czech hedgehog yang dipasang pasukan Jepang dulu untuk menghalau penjajah. Nampaknya Plasma Rifle dapat melelehkan besi menurut pemantauan Heru saat melihat bagian dari Czech hedgehog yang dia gunakan sebagai tempat persembunyian meleleh.
Heru mengalihkan pandangannya pada salah satu Marinir Indonesia yang berteriak minta tolong sebelum akhirnya tubuhnya dirobek menjadi dua bagian dan isi perutnya keluar begitu saja, dan mahluk Nodian yang diklasifikasikan sebagai Sopoid langsung memakan isi perut dan tubuh bagian bawah sang marinir, sedangkan tubuh bagian atasnya dijatuhkan begitu saja dan pas sekali sang Marinir yang sudah almarhum menatap tepat kearah Heru yang bergetar. Heru yakin sang Marinir malang merasakan sakit yang teramat di momen kematiannya.
Heru mengisi ulang senapan Garand nya dan mulai menembaki Sopoid tersebut dengan ganasnya, semua tembakan Heru mengenai sasaran, tapi sang Sopoid bukannya mati malah dia lanjut makan tanpa peduli apapun, padahal Sopoid sebelumnya dapat dibunuh dengan mudah, kenapa yang ini lebih sulit? Apakah dia sub spesies? Heru langsung menandai Sopoid tersebut dan mengingat seluruh fitur tubuhnya sebelum akhirnya melempar granat dan meledakkan Sopoid tersebut ke neraka.
"Heru! Kemari!" Heru melihat ke samping dan terdapat sang Letnan bersama beberapa Marinir lain yang selamat.
Heru tanpa pikir panjang langsung berlari kearah mereka dan menghindari banyak sekali peluru dengan keberuntungan nya yang diluar nalar, sebelum akhirnya tiba dan melihat sang Letnan yang sedang berteriak kearah radio.
"-meminta bantuan segera! Kami dibantai disini!"
Heru kemudian langsung diperiksa oleh salah satu medis yang masih selamat dan sang Medis menepuk pundak Heru, menandakan kalau dia tidak apa-apa dan hanya tergores sedikit di bagian lengan.
"Heru! Senang kau selamat nak." Ujar sang Letnan.
Heru hanya menganggukkan kepalanya sebelum kembali mengintip keluar tempat persembunyian mereka berubah batu besar yang ada di pantai. Beberapa Sopoid mulai mendekat dengan diikuti Warrior-Class, tembakan senapan api dari Lesser Sopoid akhirnya berhenti, kemungkinan kehabisan amunisi atau kehabisan target untuk ditembaki. Heru membidik ke beberapa Sopoid yang mendekat, tampang mereka sedikit berbeda dari yang sebelumnya dia bunuh dengan granat. Dengan cekatan Heru dan tiga Marinir Indonesia lainnya langsung menghabisi para bajingan itu dengan beberapa Warrior-Class yang ikutan kena bantai.
Lalu secara tiba-tiba situasi hening selain suara laut, tembakan kapal perang dan juga mesin pesawat yang terbang dari kapal induk, hal ini sangatlah mencurigakan sampai akhirnya para Marinir Indonesia melihat gelombang kedua akhirnya datang dengan M4 Sherman dan tank Churchill didaratkan beserta 4.500 Marinir gabungan dari AS maupun Jepang.
Marinir Indonesia yang dari gelombang pertama langsung mendatangi mereka dan memberi laporan penuh akan apa yang terjadi saat pendaratan, mayoritas laporan didapatkan dari Heru, mengingat sang Letnan terlalu sibuk memastikan anak buahnya tetap selamat, Kolonel marinir AS yang menjadi pemimpin lapangan bernama Raymond mengapresiasi kerja keras para marinir.
"Kerja bagus marinir, saya merasa bangga pada kalian semua. Memang pantas kalian disebut Garuda dari Tenggara... Namun pertempuran masih belumlah selesai, Sersan Heru, tolong jelaskan tentang Subkelas dari Sopoid yang kamu temukan." Ujar Kolonel Raymond.
Heru menganggukkan kepalanya dan mulai menjelaskan Subkelas dari Sopoid tersebut. Badannya setinggi 4 meter, memiliki otot yang sangat besar dan tebal, nampak tidak merasakan sakit dari peluru tapi masih dapat ditembak dan dibunuh, memiliki beberapa kristal kemerahan dipunggung mereka.
Raymond termenung sesaat sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya.
"Baik, aku mengerti, terimakasih Heru." Heru menganggukkan kepalanya dan lanjut mendengar serta mencatat semua hal yang ada di rapat sementara, sebelum akhirnya mereka mendengar ledakan dari luar dan melihat ratusan Nodian, Sopoid dan Warrior-Class menyerbu mereka dari perbukitan dengan beberapa Tank-Class yang ikut dibarisan paling depan..
Formasi mereka dihancurkan oleh tembakan meriam kapal perang dan pilot-pilot pemberani yang dengan sigap melakukan serangan awal, pasukan pendaratan yang menyadari mereka diserang segera menyiapkan serangan balasan dengan artileri howitzer yang baru diturunkan dari kapal pendarat langsung beraksi setelah siap dirakit oleh para insinyur, marinir yang berjaga di tembok FOB mendapati para diri mereka di apit dari belakang karena ternyata oh ternyata, mahluk Nodian dapat menggali tanah dan mereka menggunakan kemampuan itu dengan sangat efisien.
Salah satu M4 Sherman menembakkan peluru mereka kearah kerumunan Sopoid yang menghabisi separuh dari para kerumunan dengan peluru berbasis Fosfor putih yang baru, namun nampaknya efek dari peluru itu tidak seperti yang diharapkan. Beberapa marinir mendukung Sherman tersebut dengan cara menembaki sisa-sisa Sopoid yang tersisa.
Heru yang melihat itu hanya mengepalkan tangannya sebelum akhirnya berlari ke salah satu tenda tempat persenjataan dan meminta peluru tambahan serta senjata yang lebih kuat, akhirnya dia dipersenjatai BAR dan peluru yang cukup melimpah ruah.
Heru menatap tajam sebuah struktur aneh yang dibangun oleh Nodian di sebuah pegunungan/perbukitan yang sudah dikeruk oleh para Nodian untuk membangun struktur tersebut, kemungkinan besar struktur itu adalah markas operasi mereka... Kemungkinan kalau mereka berhasil menghancurkan struktur itu, Nodian dapat dikalahkan dengan mudah.
Heru melihat ke sang Letnan yang melambaikan tangannya kearah Heru, dan Heru langsung mendatangi sang Letnan yang sudah berkumpul dengan sisa-sisa peleton mereka. Sang Letnan menjelaskan kalau peleton mereka akan dikirim untuk misi pengintaian jarak dekat di Struktur Nodian tersebut. Heru menaiki salah satu Sherman dengan sang Letnan yang ikut menaiki Tank tersebut, empat Sherman dengan 80 prajurit dikirim untuk misi pengintaian rasanya aneh, tapi itulah realita baru yang harus mereka hadapi.
Heru menghabiskan waktunya untuk menulis semua informasi dan perasannya ke dalam buku harian miliknya, bahkan melakukan sketsa setiap spesies Nodian dengan informasi yang diketahui tentang mereka saat ini, Tiba-tiba bahu Heru ditepuk dan ternyata itu adalah sang Letnan yang memberinya sebuah kamera yang Heru pahami maksudnya apa, dia akan memotret semua hal yang dianggap penting dalam misi kali ini.
Saat mereka berada di hutan sekitar Struktur tersebut, Tiba-tiba Sherman yang ada di belakang hancur meledak begitu saja, yang sontak membuat semua orang terkejut, tidak sampai disitu saja, puluhan Warrior-Class muncul dari bawah tanah dan mulai menyerang Marinir Indonesia dan AS. Marinir AS dan Indonesia yang kaget langsung mencoba menyerang balik, namun apa daya, mereka sangat tidak tahu apa-apa tentang mahluk asing ini dan cara mengalahkan mereka dengan benar. Heru menembak beberapa Warrior-Class yang mencoba mendekat dengan BAR nya, komandan Tank Sherman yang dia naiki juga ikut membantu dengan menembakkan M2 Browning yang dipasang di palka tank. Serangan sergapan itu akhirnya selesai dengan pasukan pengintai hanya kehilangan 30 prajurit, 15 luka-luka dan 2 Tank Sherman, walau salah satu Sherman tersebut hanya kehilangan kru dan terkoyak oleh Warrior-Class yang ganas, semua peluru yang dapat diselamatkan segera diambil dan diberikan ke kedua tank Sherman yang tersisa.
"Serangan mengerikan bukan, Heru?" Ujar sang Letnan kelelahan.
Heru mengangguk kecil dan melihat para medis yang mengobati marinir yang terluka, mayoritas luka yang diderita adalah patah tulang dan anggota tubuh yang dicabut secara paksa oleh Warrior-Class dengan belalai mereka yang sangat kuat. Heru tahu berhadapan dengan mereka di jarak dekat akan menjadi mimpi buruk.
Pasukan pengintai kembali melanjutkan perjalanan dengan sang Letnan menghubungi Angkatan Laut untuk memberi mereka dukungan udara, dan dua skuadron F6F Hellcat dari USS Yorktown (CV-10) dan satu Skuadron A7M Reppu yang diterbangkan dari IJN Akagi.
Heru menatap dengan malas ke langit sebelum akhirnya tatapan malas itu berubah menjadi kengerian saat pesawat yang seharusnya menjadi pendukung mereka, malah ditembak jatuh oleh cahaya terang dan juga beberapa titik berwarna hitam yang terbang dengan super cepat dan sangat gesit. Nampaknya itu adalah Avianca! Unit udara Nodian yang menjadi momok mengerikan bagi kapal dan juga pesawat tempur.
Heru menggertakkan giginya, merasa tidak berguna dibawah sini sedangkan rekan mereka di udara dihabisi satu persatu oleh Avianca yang sangat mengerikan performanya, namun bukan berarti mereka tidak terkalahkan, buktinya saat ini dua Avian berhasil ditembak jatuh oleh pilot Amerika dan Jepang yang bekerjasama untuk menjatuhkan para Avianca dengan persenjataan yang tersedia. Para marinir pengintai dibawah bersorak saat keempat Avianca berhasil ditembak jatuh dengan kehilangan 40 persen dari ketiga skuadron pesawat. Heru tersenyum lebar, umat manusia masih ada harapan!
Satu jam berlalu dan akhirnya mereka sampai di wilayah tempat pengintaian dan mulai melakukan pengintaian, dengan Heru yang mengintai bersama pasukan induk, ada lima regu kecil yang dikirim agar pemantauan dapat dilakukan lebih efisien.
Heru melihat melalui teropong nya dan cukup terkejut saat melihat barisan Sopoid yang membawa ratusan tubuh Prajurit Kekaisaran Jepang yang menjaga pulau Okinawa bukan hanya para prajurit, namun warga sipil juga ikut dibawa dengan keadaan tubuh yang mengenaskan. Beberapa warga Jepang yang masih hidup dipaksa mengangkat bebatuan yang nampak berat dengan beberapa dari mereka dicambuk oleh para Warrior-Class... Huh, ternyata benda yang dekat selangkangan mereka itu adalah cambuk, Heru mencatat hal itu walau dengan perasaan bersalah di hatinya, dia tidak sanggup melihat orang-orang tidak bersalah diperlakukan dengan tidak benar, mengingatkan nya akan perlakuan Belanda dulu.
Sang Letnan nampak menghubungi seseorang melalui radio dan tidak berselang lam, hujan peluru berkaliber raksasa menghujani struktur yang sedang dibangun para Nodian, Heru dan beberapa marinir rekannya syok saat sang Letnan ternyata memerintahkan pengeboman terhadap struktur yang sedang dibangun itu... Padahal masih ada warga sipil yang dapat diselamatkan. Heru memotret bekas ledakan dengan tangan bergetar, dia sering melihat hal ini tapi bukan berarti dia tidak merasakan empati... Heru semenjak kecil adalah anak yang berempati dan selalu ingin mencoba menolong, namun dia tahu sikapnya itu tidak dapat mengubah dunia yang rusak sekaligus membusuk ini... Namun bagi Heru, jika kebaikan kecilnya itu dapat merubah dunia menjadi sedikit tidak kejam, dia sudah cukup puas.
Heru melihat salah seorang Marinir Amerika nampak memprotes aksi tersebut dan sang Letnan dan Marinir Amerika tersebut terlibat perkelahian yang disaksikan oleh semua orang, mereka bingung harus mendukung siapa karena mereka berdua sama-sama benar dan salah. Hingga akhirnya tiba-tiba tanah tempat kedua orang tersebut berkelahi runtuh dan Heru beserta Marinir lainnya menyadari kalau mereka tanpa sadar berdiri di atas jaringan bawah tanah milik Nodian... Tentu pertempuran tidak terelakkan dengan semua orang berusaha menyelamatkan diri masing-masing begitu juga dengan Heru yang berusaha melawan tiga Warrior-Class sekaligus yang adalah masalah serius, melawan satu saja cukup merepotkan apalagi tiga. Untungnya berkat skill yang telah dia peroleh selama Perang Dunia Kedua, dia dapat mengeliminasi ketiga Warrior-Class tersebut dengan efisien walau Heru harus kehilangan BAR nya.
Kini Heru hanya berbekal Thompson yang dia ambil dari mayar marinir Amerika dan melihat sekelilingnya, kekacauan dan kematian dimana-mana. Dua Tank Sherman yang menjadi pendukung peleton pengintai dihajar habis-habisan dan kru nya dimangsa hidup-hidup, Heru hendak lari sebelum dia melihat sang Letnan yang ternyata masih hidup, dengan seekor Sopoid yang memakan perutnya.
"Tolong... Aku.... Naakk!" Heru tanpa pikir panjang langsung menembak kepala sang Letnan, mengakhiri hidup serta penderitaannya.
Heru setelah itu langsung kabur bersama para marinir lain yang masih selamat, mereka meminta dukungan udara untuk menghambat para Nodian yang mengejar mereka layaknya tiada hari akhir. Akhirnya, dari 95 orang yang dikirim, hanya 10 Marinir yang selamat sampai kembali ke FOB di pantai. Heru langsung melaporkan semua kejadian yang terjadi serta informasi yang sudah dikumpulkan, Kolonel Raymond menganggukkan kepalanya dengan tatapan mengerti.
"Begitu, baiklah Sersan Heru, kamu dan yang lainnya silahkan beristirahat, penyerangan balasan akan dilaksanakan besok tanpa kalian, kalian hanya perlu beristirahat." Ujar Raymond.
".... Pak, dengan segala hormat. Kami memulai ini, kami juga harus ikut dalam pertempuran itu." Ujar Heru untuk pertama kalinya setelah dia mendarat di Pulau Neraka ini.
Raymond dan ajudannya nampak terkejut karena Heru tiba-tiba bicara.
"Aku kira kamu bisu." Ujar Raymond dengan kagum.
Heru hanya menghela nafas panjang akan hal itu, tidak enaknya jadi orang pendiam ya gitu, pasti dibilang bisu. Namun akhirnya Raymond mengiyakan permintaan Heru dan keesokan harinya 29 Januari serangan balasan besar-besaran diadakan dengan sekitar 25.000 prajurit yang didaratkan terus menerus kemarin langsung menyerbu posisi pasukan Nodian yang membuat parit pertahanan di beberapa titik untuk melindungi struktur kemarin. Para bomber dari Mainland Jepang pun kembali dengan jauh lebih banyak pesawat dan bom yang lebih dahsyat. Kapal perang secara serentak menembakkan meriam mereka dan membakar hutan-hutan serta menghancurkan medan pertempuran.
Ratusan pasukan penerjun payung diterjunkan selama pertempuran terjadi di balik garis musuh, sesuai prediksi banyak orang, mereka terbantai walaupun begitu berhasil membuat kerusakan dan mengalihkan perhatian Nodian hingga pasukan utama dapat menembus garis pertahanan mereka.
Dihari ketiga pertempuran, kapal pendarat tank pun tiba dan keluar Tank T-34-85 dan ribuan pasukan Merah Uni Soviet keluar dan langsung membantu pasukan Sekutu di garis depan, puluhan Katyusha yang diturunkan langsung membabat garis pertahanan musuh yang mulai melemah setiap kali pasukan Sekutu maju.
Pertempuran Okinawa pun selesai seminggu kemudian, lebih tepatnya tanggal 4 Februari 1946. Heru berhasil selamat dan pulang kembali ke Jawa dengan mental yang rusak... Dia bukanlah orang yang sama setelah keluar dari Pulau Neraka itu. Setelah struktur itu berhasil dinonaktifkan pasukan Sekutu dengan korban yang banyak, Pulau Okinawa dijadikan tempat penelitian oleh para ilmuwan untuk meneliti para Nodian.
...
....
.....
"-dan begitulah kejadiannya, setelah itu Kakek Buyut ku menikah dengan gadis idamannya dan mempunyai keturunan yang ganteng seperti ku." Ujar Wijaya sambil minum tuak khas Karo.
"Itu.... Kedengaran sangat gila." Ujar Dean Asuka.
"Benar! Suatu perjuangan yang luar biasa memang." Ucap La Mu yang nampaknya juga mabuk akibat minum tuak.
Ludius dan Neptunus sudah tepar duluan sedari tadi dengan tangan masih memegang paha ayam bakar.
"Ya... Begitulah perjuangan kami." Ujar Wijaya dengan senyuman kecil di wajah tuanya.
TBC.
Akhirnya, side story dari Summoning Garuda di upload juga. Author pemalus memang gini..
Fotonya nanti kalau ingat.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top