Prolog

Teman

Teman sekolah

Teman satu kelas

Teman akrab

Sahabat

Sahabat sejati

~CAPAL~

・・・・・

Kelulusan itu hal yang aku sukai dan aku benci. Alasannya aku sudah menyelesaikan wajib belajarku dan aku tidak ingin berpisah dengan sahabatku.

Mereka sangat berharga bagiku. Apa lagi aku yang mudah rindu dengan mereka yang mencerahkan hari-hariku. Jika bertemu dengan mereka waktu sangat cepat berlalu dan akan menjadi lama ketika sudah berpisah dengan mereka.

Sejak kelulusan sekolah aku sudah lama tidak bertemu sahabatku. Kira-kira jika dihitung sekitar 5 tahun bahkan lebih. Aku masih disibukkan dengan kuliah dan yang lain katanya ada yang kuliah juga dan ada juga yang kerja.

Lagi pula semester kali ini sudah selesai. Musim panas nanti para mahasiswa/i akan diberi waktu 1 bulan untuk berlibur sebelum menuju tahun ajaran baru. Apa yang lain juga liburan, ya?

Tunggu dulu, tunggu dulu. Bukannya aku liburan selama 1 bulan, kenapa tidak menghabiskan musim liburanku dengan bertemu mereka. Mengadakan semacam reuni gitu.

Akupun langsung menghubungi mereka semua dan mengajak reuni apakah bisa ketemuan atau tidak.

(aku) : "Oi. Ketemuan, yuk! Buat rencana gitu saat liburan musim panas."

Aku yakini pesanku akan dibalas seabad kemudian. Mereka terlalu sibuk dan sebenarnya alasan yang lebih masuk akal adalah kami jarang mengobrol di somed.

Jujur aku ingin bertemu dengan mereka. Diantara kami berlima hanya aku yang paling baperan dan mudah berubah perasaannya. Jadi mungkin aku yang paling merepotkan.

Kami berlima kenal pertama kali saat SMP dan entah kenapa saat SMA masih sama, apalagi sekelas. Namanya juga takdir. Sekitar 6 tahun bersama dan berpisah selama 5 tahun.

Apapun yang terjadi aku harus bisa bertemu mereka. Waktuku 1 bulan dan jika itu gagal dalam sebulan terpaksa genap 6 tahun kami tak bertemu.

Tring

Ah, dibalas ternyata. Lumayan cepat juga, ya. Kira-kira siapa, ya?

(si cerewet) : "Kapan? Mau kemana emangnya?"

(si cerewet) : "Ar? Hoi, halo. Ar**!"

Agak sebel aku membaca chat keduanya. Dia memanggilku seolah-olah aku tidak akan muncul.

(aku) : "Aku punya rencana. Jadi gini, musim panas nanti aku libur sebulan. Apa kalian ada waktu luang sebulan itu nanti kita ketemuan."

Harusnya sih bisa. Jika mereka semua sibuk bagaimana kita bisa bertemu setelah sekian lama? Aku bingung juga gelisah.

(si cerewet) :"Oke, tapi aku cuma diberi waktu libur selama 3 minggu saja."

(aku) :"Oke, yang lain?"

Waktu 3 minggu cukuplah untuk merencanakannya. Sebaiknya aku tunggu yang lain dulu saja adakah yang longgar atau tidak.

Owh, aku sudah mulai berharap berlebihan. Bagaimana jika tidak ada yang bisa 3 orang lainnya? Aduh, bagaimana ini?

Reuni ini harus jadi apapun yang terjadi. Jika ada halangan pasti bisa dilewati, halang rintang bukan hal yang bisa mencegah kita terlalu lama karena itu cari celah untuk melewatinya.

Tring

(si gembul) : "Aku mau ikut. Eh, iya. Ar, aku cuma punya waktu 2 minggu. Masalahnya kalau musim panas di kampus banyak lomba jadi cuma diberi waktu libur 2 minggu."

Tambah parah. Adakah yang lebih parah lagi? Aku tidak berharap bakalan ada yang lebih parah. Kenapa jikalau kita semakin menua waktu kita semakin terbatas? Dulu saja dimasa sekolah kami sering bepergian untuk refresing setiap weekend. Apalah daya yang kami sulit bertemu sekarang.

Tring

(si banyak tingkah) : "Ar, aku minta maaf banget. Aku ada rencana selama musim panas dan baru longgar akhir bulan. Gimana nih?"

ASTAGA! MAKIN PARAH. GIMANA KALAU RENCANANYA BATAL?

Sabar, masih ada kesempatan. Masih ada satu orang yang belum membalas pesanku. Aku mohon dengan sangat semoga keputusan terakhir jadi.

Akhir-akhir ini orang itu yang paling susah dihubungi. Ya, bisa tapi pasti akan menunggu beberapa hari atau lebih parah lagi mingguan.

Tring

Ah, dibalas juga akhirnya. Semoga pesanmu tidak mengecewakan, sayang. Eh?

HAH? Jadi..

☀️☀️☀️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top