Life 2 :Part 5❄️ -End (1)

.
.
.
.
.

"Hai" seru sebuah suara tiba tiba. Kageyama memiringkan kepalanya. Sejenak ia mengingat kejadian tadi. Perut nya terasa Sangat sakit dan ia tidak tahan dengan hal itu. Kedua matanya memberat dan dia pingsan. Semuanya mendadak gelap. Apa ia sudah mati?. Apa ini adalah surga Sekarang?. Seseorang mendekatinya.

Mengarahkan wajah nya dekat dengan wajah Kageyama yang ada di bawah. Baru beberapa saat ia melamun sampai Kageyama mengetahui kalau itu adalah oikawa. Oikawa Tersenyum,ia mencubit gemas hidung Kageyama. Kageyama sedikit meringis. Apalagi saat Oikawa malah mencubit gemas kedua pipinya.

"Sa..sakit Oikawa" rintih Kageyama menatap sayu tanpa sengaja ke arah Oikawa. Membuat oikawa memerah. Ia langsung berdehem dan menjauh. Sambil bertanya tanya Kageyama menatap heran ke arah Oikawa. Kenapa wajahnya merah seperti itu?.

Kageyama mengambil tempat duduk di sebelahnya. Sosok bersurai coklat itu masih terdiam dengan kedua pipi memerah. Ia berusaha menetralkan diri yang membuat Kageyama menatapnya polos. Tidak mengerti,ia tidak tau kenapa Oikawa selalu memerah tanpa sebab. Kenapa ya?. Kageyama tidak sadar kalau setiap tingkah laku polosnya itu bisa membuat hormon Oikawa naik seketika.

"Hei, berhenti Menatapku seperti itu. Kau benar benar berniat mengodaku hah?" Seru Oikawa akhirnya tidak tahan lagi. Menyeringai menatapnya. Mendekatkan wajahnya dekat ke arah kageyama. Dan sayangnya Kageyama lagi lagi hanya menangapi dengan polos. Ia malah mengarahkan kedua tangannya tiba tiba mencubit pelan kedua pipi Oikawa.

Membuat oikawa terdiam menangapi sikap Kageyama yang sama sekali tidak bisa ditebak. Kageyama menatap dengan kedua manik mata polos. Astaga, jika saja semua orang tau kalau Kageyama sepolos ini!. Ia pasti akan langsung dimakan setiap bertemu!. Dia manis sekali!. Oikawa berusaha menahan mati Matian dirinya.

"Oikawa?. Ada yang salah dengan wajah ku?. Kau kenapa selalu...memerah saat menatapku?" Tanya polos kageyama tidak mengerti. Itu semua karenamu tau!. Ia benar benar tidak sadar diri. Dan lagi caranya bertanya dan menatap Oikawa seperti itu sangat imut sekali!!!. Ia ingin memakannya!.

Kageyama memiringkan kepalanya semakin tidak mengerti saat Oikawa malah tertegun menatap nya. Perlahan ia menyeringai lalu tiba tiba mengecup bibir Kageyama. Ia tidak pernah sadar akan hal ini. Ia tidak tau kalau Oikawa akan melakukan hal ini padanya. Oikawa membuka matanya sedikit, menatap intens ke arah Kageyama yang hanya terdiam karena perilaku nya.

Kageyama bisa merasakan bibirnya bergerak. Menelusuri mulut Kageyama yang membuat sensasi aneh disana. Jantungnya berdegup kian kencang. Ia bahkan sama sekali tidak menolak hal itu. Aneh. Kageyama menutup rapat kedua matanya berusaha menyeimbangi ciuman itu. Tapi tidak bisa. Ia berusaha meremas kedua lengan Oikawa untuk menahan getaran akibat ciuman panas itu.

Tapi Oikawa malah menahan kedua tangannya di tempat. Ia semakin mengecup bibir manis itu. Dan membuat Kageyama mulai memerah luar biasa. Oikawa menyeringai di balik ciumannya. Ia berhasil membuat sosok di depannya ini tersipu. Kageyama tidak memberontak. Ia hanya terlalu kaget dan tidak tau bagaimana harus menghentikan semua ini. Terutama perasaan aneh yang terus merambat di hatinya.

Hingga akhirnya Oikawa melepaskan ciuman itu. Kageyama terengah engah, ia menatap sayu ke arah Oikawa. Dan Oikawa menyeringai senang. Ia tidak tampak kelelahan. Kageyama masih berusaha menetralkan kondisi tubuhnya. Padahal ini mimpi, tapi hal itu terasa sangat nyata.

Ia bisa merasakan Tubuhnya memanas dan gemetar. Ia bisa merasakan nafasnya yang sesak. Semua itu sangat nyata. Dan perasaan aneh ini membuat ia semakin bingung. Tidak, tidak seharusnya ia merasakan ini. Ia mencintai tsukishima. Tapi ia juga tidak menolak ciuman tadi.

.
.
.
.
.

Kageyama sangat bingung. Perasaan nya semakin aneh setiap pertemuan nya dengan Oikawa. Padahal ia sudah tau dengan jelas kalau ia hanya mencintai tsukishima seorang. Tapi...ia tidak menolak Oikawa. Ia membiarkan pemuda itu berada di dekatnya, bahkan ia tidak membenci saat Oikawa mencium nya tadi.

Ini..ini tidak benar kan?. Lalu, kenapa ia menerima hal itu?. Kageyama sangat labil dalam hal cinta. Ia tidak tau dan tidak ahli dalam hal itu. Ia belum tau dengan pasti perasaan apa yang ia alami selama ini. Apa itu hanya sekedar perasaan biasa?. Bukankah Oikawa yang selalu membuatnya merasa tenang. Ia hanya sekedar teman bukan?. Ia hanya menemani Kageyama dan meredakan perasaan sedihnya. Hanya sekedar itu hubungan kami.., Aneh ini sungguh membingungkan..

Tapi...ini aneh..ini lebih dari itu..

.
.
.
.
.

Jam sudah menunjukkan pukul 6. Selama itu Oikawa tampak aneh. Memang ia sekilas tampak seperti biasanya. Tapi itu seperti di paksakan. Ia juga pingsan karena rasa sakit itu. Ini perasaan nya atau kota ini tampak sudah mulai memudar?. Rasanya ada yang aneh disini. Ia merasa sesuatu menyedihkan sedang dirahasiakan darinya.

Oikawa tertawa, membicarakan semua hal dengan ceria. Ia bercanda dan sangat bersemangat. Tapi entah kenapa Kageyama bisa merasakan kalau semua itu hanyalah bohong. Ia menyembunyikan sesuatu yang begitu menyedihkan. Ia berhasil menutupinya dengan sangat baik. Kageyama tidak ingin bertanya. Tapi ia semakin risau terhadap Oikawa.

Melihat nya ceria dibalik kesedihan itu akan membuatnya merasa kan rasa sakit yang lebih luar biasa. Ia tidak tahan ketika melihat senyuman Oikawa yang terasa seperti dipaksakan. Oikawa sudah membantunya, kali ini ia yang akan membantu nya. Ia bisa merasakan betapa sakitnya Oikawa saat ini.

Kageyama berhenti. Oikawa juga. Mendadak semuanya terhenti. Kota ini mendadak menghilang. Menyisakan ruangan putih, hanya berdua. Kageyama terdiam, terkejut karena perubahan sekejap ruangan ini. Oikawa masih terdiam di depannya. Tawanya berhenti begitu saja.

Kageyama menelan ludah. Entah kenapa firasat nya menjadi tidak enak. Oikawa berbalik. Kageyama terpaku. Tangannya terasa lemas. Wajah Oikawa yang sangat sedih. Ia menatap kageyama dengan wajah sendu. Ia tersenyum pahit menatap Kageyama. Kedua mata coklatnya berbinar memancarkan kesedihan begitu mendalam meksipun ia masih saja memasang senyum. Rambut coklat nya bergoyang pelan.

Kageyama terdiam. Rasanya ia tidak ingin berkata apapun lagi. Suasana terasa sangat hening dan mencengkam. Tidak ada seorangpun Membuat Kageyama bisa melihat segalanya tentang Oikawa dengan jelas. Pandangan nya hanya terpaku pada Oikawa seorang. Tatapannya, ekspresi nya. Ia sangat terluka.

"Tobio-chan, terima kasih kau sudah menemani ku di saat saat berharga ku. Meski pada akhirnya aku akan tetap menghilang. Di saat saat singkat itu, aku sudah mencintai mu"

"Eh?", Kageyama tidak mampu berkata kata. Terlalu terkejut dengan perkataan serius Oikawa. Oikawa tidak pernah bicara serius atau menatapnya dengan tatapan kesakitan seperti ini. Rasanya. Rasanya begitu menyedihkan. Ia bisa merasakan perasaan itu melukai hatinya.

"Terima kasih karena sudah menciptakan ku.., terima kasih karena telah mengizinkan aku untuk mencintai mu"

Oikawa Tersenyum. Senyuman yang berbalut kepahitan itu. Itu sangat menyedihkan saat melihat nya langsung seperti ini. Sosok yang ceria seperti itu. Pasti telah mengalami sesuatu yang begitu menyakitkan sehingga itu tidak bisa terbendung lagi. Dan terlebih lagi itu karena dirinya. Ia tidak tau dengan jelas, tapi ia yakin itu pasti karena nya.

"E..eh Oikawa?. Apa yang kau maksud?. Eh tubuh mu!"

.
.
.
.
.

Oikawa tau perkataan Kageyama. Sepertinya saatnya sudah tiba. Saat saat ia akan berpisah untuk selamanya. Kisah ini sudah berakhir. Kisah singkat penuh kesedihan ini. Kageyama tampak bingung dan kaget ketika melihat tubuh nya perlahan menghilang menyatu dengan ruangan putih tanpa batas ini. Berbaur disana. Karena sebenarnya ia adalah bagian dari mimpi Kageyama.

Oikawa menatap kageyama dengan sepenuh hatinya. Ia mencintai kageyama. Tapi bersama nya selamanya adalah hal tidak mungkin. Bahkan mungkin ia sebenarnya tidak boleh mencintai kageyama. Ia tau rasanya akan sangat sakit. Ia tau kalau dirinya dipastikan akan berpisah cepat atau lambat.








Karena..ia sebenarnya tidak nyata...







Ia hanyalah halusinasi belaka yang diciptakan Kageyama untuk mengurangi rasa sakitnya. Dirinya hanya sekedar itu. Ia bahagia walaupun ia hanya bisa bertemu Kageyama dalam mimpi. Ia bahagia bisa melihat sosok yang manis melebihi segalanya. Dan dia bahagia karena mencintai kageyama.

Ia bahagia bisa melihat nya dalam jangka waktu yang sangat singkat ini. Ia bahagia bisa hidup meksipun dalam mimpi belaka. Keseharian yang sama sekali tidak nyata. Ia tau kalau ia tidak akan bisa bersama Kageyama. Ia hanyalah halusinasi dan akan Hilang. Ia tau semuanya. Karena ia adalah ciptaan Kageyama sendiri. Ia tau segalanya. Dirinya tidak akan tercipta jika kageyama tidak mengalami hal seperti ini.







Ah ia Sudah mulai tidak bisa mendengar suara manis itu lagi. Tapi aku masih bisa melihat wajahnya yang manis menatapku khawatir. Kageyama khawatir padanya?. Aku sungguh beruntung. Melihat Kageyama khawatir padaku, aku sudah sangat senang.







Tapi meskipun begitu. Ia masih memiliki hak tersendiri untuk mencintai. Ia mencintai kageyama tanpa sadar dan terus bertumbuh begitu cepat. Ia tercipta dalam alam sadar Kageyama. Kageyama mungkin tidak tau akan hal itu. Itu tak masalah. Selama ia bahagia, Oikawa selalu mengharapkan yang terbaik untuk kageyama.

Ia tidak mau membiarkan Kageyama larut dalam halusinasi ini. Ia tidak mau Kageyama bersedih. Dengan berakhirnya dirinya. Maka berakhirlah pula penderitaan Kageyama. Ia ingin kageyama bahagia meskipun ia sendiri harus menghilang dan tidak akan pernah bertemu lagi.







Samar samar kulihat Kageyama mendekat. Dan ...ia mengarahkan kedua tangan nya padaku. Pelukan?...Tapi aku sudah lenyap. Aku tidak dapat merasakan ataupun melihat apapun...







Tidak apa..kau seharusnya sudah tau Oikawa. Jangan berpura pura tidak tau ..semuanya akan berakhir seperti ini...







Toh sebenernya ia tidak nyata. Ia juga tidak hidup. Ia juga sebenarnya tidak pantas mencintai sosok yang menciptakan nya. Ia hanya ingin tau betapa ia sangat mencintai kageyama. Ia ingin setidaknya Kageyama tau akan hal itu. Meskipun pada akhirnya, perasaan itu tidak akan pernah tersampaikan. Biarkan saja ia tidak tau. Itu lebih baik.







Itu tidak masalah.. karena ia akan selalu mencintai kageyama..







.
.
.
.
.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top