Life 1 :Part 3❄️
.
.
.
.
.
Wahh. Tadi sungguh sangat menyenangkan. Kageyama terbangun dengan segar. Ia merasa sangat bahagia sekarang. Ia masih tersenyum mengingat tingkah laku Oikawa yang kekanak-kanakan dan jahil. Rasanya semua penderitaan nya sedikit demi sedikit perlahan menghilang. Itu semua karena Oikawa dari dunia lain itu.
Rasanya baru pertama kali sejak Kageyama tersenyum setelah sekian lama. Hatinya terisi kembali. Kehangatan yang di rindukan Kageyama. Ia hanya tidak tau kalau perasaan aneh mulai muncul pada dirinya. Perasaan yang sama dengan tsukishima. Tapi ia masih terlalu polos untuk mengetahui itu.
Kageyama membereskan kamar tidurnya dengan riang dan ceria. Entah kenapa disaat suasana hatinya membaik. Tidak semua nya terlihat buruk. Biasa saja. Ia mungkin terlalu melebih lebihkan. Atau ini semua karena pertemuan anehnya dengan Oikawa. Menyenangkan.
.
.
.
.
.
Tsukishima menatap jam di kantornya. Hari ini Yamaguchi tidak menghampiri nya seperti biasa. Ia bersyukur jalang itu tidak mendekatinya hari ini. Ia sudah cukup kesusahan dan jijik karena terus di dekati sepanjang hari. Ia seperti lintah. Lintah yang menghisap seluruh daya kehidupan tsukishima.
Tsukishima membereskan semua perlengkapan kantor nya. Ia menjabat sebagai manajer perusahaan. Semuanya baik baik saja. Sebelum Yamaguchi mulai memusatkan nya. Sebelum orang sialan itu menempeli nya. Bukan tanpa alasan. Ia menyukai tsukishima. Sangat.
Sebenernya tsukishima sekalipun tidak pernah dan tidak akan sudi untuk jatuh cinta pada Yamaguchi. Ia hanya menyukai satu orang Saja. Dan sampai sekarang, rasa itu tidak pernah berubah sama sekali. Tapi, ..
Yamaguchi adalah anak dari pemilik perusahaan. Dan tsukishima membutuhkan pekerjaan ini untuk hidup. Ia sial sekali sepertinya saat memilih pekerjaan. Jika ia melawan, maka Yamaguchi tidak akan segan segan membunuh kedua orang tuanya dan Kageyama. Dan lagi jika ia berhenti dari sini untuk menghindar. Yamaguchi akan melakukan segala cara agar hidup nya menjadi susah.
Ia benar benar terjebak. Dan terpaksa mengikuti permainan nya itu. Permainan dimana ia mencintai Yamaguchi dan membenci Kageyama. Jika tidak Kageyama akan dalam masalah. Ia tidak mau orang yang ia cintai dengan sepenuh hati itu terkena masalah. Ia bisa gila jika hal itu sampai terjadi.
Yamaguchi juga merupakan anak dari geng mafia. Ayahnya sangat hebat. Berperan dalam pendiri perusahaan dan geng mafia besar di dunia bawah. Seperti muka dua saja. Sama seperti Yamaguchi. Tsukishima sudah pusing dan Sekarang bertambah pusing. Ia memikirkan keras bagaimana untuk lepas dari Yamaguchi.
Ia tidak mau menyakiti Kageyama terlalu jauh lagi. Tsukishima menatap lirih ke arah bawah. Melihat lorong yang ia lewati. Terpaksa ia pulang malam setiap harinya untuk menghindari Kageyama. Ia tidak tahan. Ia ingin bermesraan dengannya layaknya pasangan. Tapi tidak bisa, sialan..
Ia pusing sekali. Dan ia tidak mau merepotkan siapapun. Jujur ia sangat sakit saat melihat wajah Kageyama setiap hari. Sangat sedih, dan Sangat sakit terlebih lagi itu semua karena dirinya. Ia tidak tau harus berbuat apa dalam situasi seperti ini. Ia sudah beberapa kali mencoba agar Kageyama menjauh. Tapi ia bersikeras untuk tetap bersama nya.
Tsukishima juga masih sangat mencintai kageyama. Sangat dan tidak berubah sampai sekarang. Kageyama juga, meskipun ia sudah acuh tidak acuh seperti itu. Ia masih tahan bersamanya. Kalau begini bagaimana ia bisa terus bertahan?. Ia tidak ingin terutama Kageyama terjadi apa apa. Kageyama adalah jiwanya, Kageyama juga masih mencintainya setelah semua ini.
Akh Kageyama, maafkan aku..
.
.
.
.
.
Tsukishima pulang. Lagi lagi Kageyama menunggui nya di rumah. Dengan enggan, tsukishima menyingkirkan badannya dan beranjak pergi. Bisa ia rasakan wajah sedih dan terluka Kageyama. Bagaimana lagi?. Mata mata Yamaguchi ada dimana mana. Mau tidak mau ia harus melakukan ini.
Sakit. Rasanya sakit. Tapi Kageyama pasti lebih sakit lagi. Ia tidak mempunyai siapa siapa selain dirinya. Hanya dirinya yang tau betapa manis dan beruntungnya dirinya mendapatkan Kageyama. Ia begitu setia dan masih mau bersamanya sampai detik ini.
Itu sudah luar biasa. Tsukishima merasa menjadi pasangan yang sangat bangsat dan tidak tau berterima kasih. Ia melakukan itu untuk Kageyama seorang. Agar hidup nya baik baik saja. Biarkan saja ia yang mengalami semua ini. Ia akan memikirkan segala cara sembari mengelabui Yamaguchi. Untungnya ia benar benar dapat membuat Yamaguchi berpikir ia sekarang benar benar membenci nya.
Ah dasar bodoh. Sekarang ia harus memikirkan bagaimana bisa lepas darinya. Kalau bisa ia ingin membuat Yamaguchi mendapatkan hukuman setimpal karena telah berani membuat Kageyama sedih.
.
.
.
.
.
Tsukishima pusing sekali. Masalah itu dan sekarang adalah tugas pekerjaan nya. Ia butuh istirahat. Meskipun tsukishima adalah orang yang pintar dan cerdik. Ia tetap butuh istirahat. Apalagi mendapatkan begitu banyak masalah dalam waktu berkepanjangan. Semua ini membuat tubuhnya lemah dan juga kepalanya sangat luar biasa pusing memikirkan semua itu.
Tsukishima menghidupkan lampu di kamarnya guna melanjutkan pekerjaan. Sendirian. Kepalanya berdenyut tetapi tetap ia paksa untuk menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk. Ia bisa melakukan ini. Hanya segini tsukishima, kau pasti bisa melakukannya.
.
.
.
.
.
Srek!
Ada seseorang yang tiba tiba masuk kekamar disaat tsukishima sedang memaksa untuk menyelesaikan semua masalahnya sendirian. Seseorang yang sangat ia kenal itu masuk kedalam. Tsukishima tau itu meksipun ia tidak menoleh sedikitpun. Ini sudah biasa. Dan ia tidak akan pernah bosan untuk melakukannya.
Orang itu tersenyum tipis. Senyuman yang sangat manis ketika melihat tsukishima. Senyuman yang membuat tsukishima meleleh seketika. Kageyama jarang tersenyum, berekspresi pun sangat jarang. Kageyama melangkah. Tanpa berkata apapun. Meletakan makanan dan segelas susu hangat di atas mejanya.
Hangat. Ia merasa sangat bersalah karena terus saja mengabaikan Kageyama. Ia merasa dirinya ini sungguh menyebalkan. Bahkan ia masih mau mempedulikan nya setelah semua yang ia lakukan. Ia masih mau merawatnya. Tsukishima sungguh merasa sangat bersalah. Ia ingin memeluk dan meminta maaf pada Kageyama.
Tapi, sialan Yamaguchi itu. Ia tidak bisa melakukan itu. Kalau tidak semua rencananya akan terbongkar. Dan Kageyama akan dalam masalah. Tsukishima mengigit bibirnya. Ia pusing, ia tidak tau apa yang harus ia lakukan. Tanpa sadar bibirnya berdarah karena terlalu kuat.
Kageyama tiba tiba menyandarkan badannya ke arahnya dari samping. Dengan lembut. Tsukishima memang sedang mengerjakan tugas di atas kasur. Tsukishima terdiam, sejenak semua pikirannya sirna. Ia melihat ke samping. Dan sekali lagi hatinya menghangat.
Wajah polos Kageyama yang sedang tertidur karena lelahnya. Wajah manis Kageyama yang menjadi miliknya. Yang sangat ia cintai. Sudah lama rasanya sejak mereka sedekat ini. Sudah lama sejak tsukishima akhirnya melihat lagi wajah polos itu. Itu terus dan masih membuatnya jatuh cinta tanpa bosannya.
Sebuah rona merah tercipta tipis disana hanya karena kejadian kecil ini. Wajah yang selalu terlihat dingin dan tajam itu seketika melembut. Rasanya tidak ada hal lain lagi selain Kageyama yang ada dipikirannya. Ia meninggalkan pekerjaan nya sejenak.
Ia mengarahkan tangan kanannya. Menyusuri Punggung Kageyama dan mengelus surai itu dengan hangat dan lembut. Kageyama sama sekali tidak terbangun. Ia malah tersenyum. Astaga ia begitu manis. Tanpa sadar tsukishima tersenyum tipis. Padahal ia tidak pernah tersenyum lagi sejak Yamaguchi mengusik hidupnya.
Hanya karena Kageyama saja. Hanya dia yang mampu membuat tsukishima seperti ini. Tsukishima melihat dengan manik mata birunya. Hanya sekali ini saja. Biarkan ia melakukan ini. Tsukishima mengarahkan wajah nya. Dekat dan akhirnya ia mengecup kening Kageyama.
"Oyasumi tobio, maafkan aku atas semuanya. Aku mencintaimu" seru tsukishima. Ia melihat ke arah jam. Berharap waktu ini terus bertahan lama. Berharap kebersamaan ini tetap terjaga. Dan semoga Kageyama tetap bertahan bersamanya.
.
.
.
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top