Suki Kirai
Suki yo..
(Aku suka)
Kirai
(Aku benci)
Wakaranai
(Aku tidak tahu)
•
•
•
Suki Kirai
Pair: GakuTenn
School!AU
By: Anggun_P1004
•
•
•
Hah~
Ia menghela nafas lelah, wajah lesu dan letih terpatri di wajah tampan dan cantik miliknya. Lelah dengan kegiatan sekolah yang sangat-sangat menguras tenaga dan otak, belum lagi dengan pekerjaan rumah.
"Aku menyukai mu! Ayo jadi pacar ku!!"
Dua kalimat itu terngiang di kepalanya bak sebuah kaset rusak, ia mendengus sebal kala mengingat kejadian yang membuat suasana hatinya hancur. Memikirkannya saja sudah membuat dirinya pusing.
Ia masih bertanya apa pemuda itu tidak punya malu? Atau urat malunya sudah hilang termakan oleh rasa percaya dirinya yang setinggi langit itu?
Di sepanjang perjalanan ia memikirkan perkataan yang tadi siang di utarakan oleh seseorang yang ia benci.
Suka? Benci? Apakah mereka itu sama? Ia bahkan tidak bisa memilih ingin menjawab apa tadi.
Dalam lubuk hatinya yang terdalam ia sangat menyukainya namun diluar semua itu ia juga membencinya.
Akhirnya pernyataan cinta dadakan itu tak ia balas sama sekali, ia menggantungkan perasaan seorang pemuda yang digemari oleh banyak wanita.
"Biarlah aku tak peduli"
~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
"Tenn!"
Dengan malas dirinya memutar kepala, menatap datar sekaligus kesal dengan orang yang memanggilnya. Apa maunya kali ini?
"Apa?"
Dia membalasnya dengan jutek seakan tak suka--memang ia tidak pernah suka dengannya.
Pemuda bermarga Yaotome itu membungkuk di hadapan Tenn. Ia sudah menebak apa yang akan terjadi setelah ini.
"Tenn. Menikahlah denganku, kau mau kan?"
Namun hal yang akan terucap itu berbeda dari sebelumnya. Menikah katanya? Dia sudah gila kah?
Semua orang yang ada disana melihat peristiwa 'romantis' tersebut, termasuk adik kesayangannya yang saat ini sedang membuka mulut dengan lebar akibat terkejut.
Oh. Jangan lupakan ke-11 temannya yang keadaan mereka tak jauh berbeda dengan sang adik dan kedua Senpainya nya yang hanya diam menatap hal itu datar seolah sudah sering terjadi.
Si surai silver masih setia di posisinya, berharap sang pujaan hati menerima 'lamaran dadakan' nya itu.
Tapi,
Ekspetasi itu jauh berbanding terbalik dari Realita.
Bugh!!
"EEHH?!!"
Siswa-siswi di sana berteriak kencang, Tenn dengan tidak ada malunya menendang bahkan menginjak wajah seorang Yaotome Gaku di hadapan mereka. Tak lupa melumat wajahnya dengan kasar.
"TENN-NII! NANTI YAOTOME-SAN TIADA?!"
"Te-Tenn! Gaku bisa terluka nanti!!"
"Tenn-kun... Hentikan ini di lorong sekolah, nanti para guru akan kemari"
Beberapa ada yang simpati pada Gaku tapi tidak dengan sahabat karibnya dan sisanya hanya diam, memperhatikan tanpa memiliki inisiatif untuk melerai.
"Hajar terus Tenn!!"
"Balaskan dendam ku Tenn!"
"Hajar si nista itu!"
"Mido-san! Nikaido-san! Inumaru-san! Jangan seperti itu! Kalian akan memicu keributan!!"
"Biarkan saja mereka Mina"
"Kau juga! Seharusnya kau bantu Yaotome-san! Kasihan dia, cepat Isumi-san!!"
Pemuda yang di panggil Isumi mengangguk cepat, ia memilih menuruti perkataan temannya dibandingkan dirinya di jadikan kelinci percobaan untuk praktek bedahnya di ujian praktek biologi. Itu mengerikan..
Tak hanya Isumi Haruka saja. Nikaido Yamato, Mido Torao dan Inumaru Touma pun turut ikut membantu melerai pertikaian antara Gaku dan Tenn.
Nanase Riku, Osaka Sougo dan Tsunashi Ryuunosuke menarik Tenn. Yamato, Touma dan Torao menarik Gaku sementara Senpai mereka, Orikasa Yukito, berada di tengah-tengah keduanya.
Tak perlu di jelaskan bagaimana wajah Gaku sekarang. Tapak sepatu terpatri jelas di wajah tampannya walaupun begitu, ia malah tersenyum seolah senang dengan perlakuan si pujaan hati.
'ga bener nih anak' - YamaToumaTora
Mereka bertiga membawa Gaku ke ruang kesehatan sekolah, sementara Tenn di tenangkan oleh Riku.
Sungguh. Tenn tak habis pikir dengan jalan berpikir manusia silver itu, apa ia tidak tahu malu dan menikah? Yang benar saja! Umur mereka baru 16 tahun, belum masuk usia legal.
Mungkin lain kali dirinya harus memusnahkan manusia itu agar hidupnya tenang. Ya, dia harus lakukan itu.
Tapi...
Entah kenapa dirinya suka, sangat-sangat suka dengan pernyataan menikah tersebut. Itu membuat hatinya sedikit..... Um... Berdegup?
Tanpa sadar Tenn tersenyum, senyum bahagia dan senang namun di mata Riku dan yang lain itu terlihat menyeramkan.
'Tenn-nii/Tenn-kun/Tenn kowaiii....' RikuYukiRyuSougo
♥️🌼♥️
Suasana pagi ini menurutnya tak terlalu buruk. Pagi cerah dengan matahari yang memancarkan cahayanya, keadaan sekolah yang sedikit sepi namun itu menenangkan.
Saat ini Tenn tengah membaca buku di kelas, menghilangkan rasa bosan dan menunggu bel masuk berdentang.
Adiknya berada di kelas sebelah dan tak tahu sedang apa. Mungkin bermain ponsel atau berbincang-bincang dengan temannya.
Hah~
Udara pagi yang sangat segar--
"Tenn"
--hancur sudah paginya yang indah..
Ia tidak menggubris panggilan tersebut, memilih berpura-pura tuli dan kembali melanjutkan bacaannya.
"Tenn"
Lagi-lagi ia diam seperti orang tuli.
"Tenn"
Ia masih mendiamkannya, masih tidak peduli dengan panggilan orang itu.
"Oy Malaikat jejadian! Kalau dipanggil tuh balas dong"
"Apa?!"
Ia menatap tajam si lawan bicara, membuat raut wajah yang mengatakan seolah dirinya adalah pengganggu pagi harinya yang indah.
"Maaf mengganggu mu tapi--"
Tangan pemuda itu merogoh saku jaket lalu ia menarik sesuatu keluar, sebuah benda berbentuk persegi panjang yang terbungkus kertas kado berwarna merah muda. Gaku menyodorkan benda itu ke Tenn.
"Apa ini?"
"Buku novel. Aku melihatnya kau sangat menginginkan buku ini jadi aku belikan"
Gaku yang mengharapkan ucapan terimakasih dari Tenn malah mendapatkan tatapan jijik dari si empu.
"Kau menguntitku?"
"A-aku hanya melihat mu secara kebetulan disana. Kau tak perlu khawatir"
"Atas dasar apa kau memberi ku 'hadiah' ini? Pernyataan cinta? Maaf aku menolaknya. Sudah ku katakan kau bukan tipe ku"
Berbeda di mulut lain pula di hati. Perkataan yang ia lontarkan untuk Gaku semakin membuatnya bingung dengan hatinya sendiri.
Gaku pergi dengan wajah lesu. Usahanya lagi-lagi gagal dan tidak berhasil bahkan sebelum ia berbicara, Tenn sudah tahu maksudnya memberi hadiah.
Tenn sendiri masih berdebat dengan hati dan pikirannya, buku yang ia baca ia taruh di meja, tertiup angin yang berhembus dari jendela.
Manik merah mudanya menatap hadiah tersebut.
'ya.. aku pikir mungkin kau juga memiliki sisi yang manis..'
Dan sekarang perasaannya bercampur aduk dan dia menjadi ragu-ragu dengan kata hatinya.
~•~•~•~•~•~•~•
"Hari ini kelas kita akan melakukan pelajaran gabungan dengan kelas sebelah loh"
Dirinya sedikit tertarik mendengar penuturan dari teman-teman perempuan di kelasnya.
"Hee~ kelas apa?"
"Kelas 11-B"
11-B.. tunggu sebentar, itu kelas adiknya dan si pemuda yang selalu menganggu dirinya. Yaotome Gaku.
"Anak-anak! Ayo. Hari ini kita akan melakukan pelajaran musik dengan kelas 11-B. Segera ke ruang musik"
Guru musik sudah masuk ke kelasnya, ia mengambil buku dari tas dan segera pergi ke ruang musik yang berada di lantai tiga. Tandanya ia harus menaiki satu lantai untuk menuju ruangan tersebut.
Saat masuk kelas 11-B sudah berada disana, guru pun juga sudah duduk dengan rapi. Teman-teman kelas dan dirinya berdiri tepat di sebelah kelas 11-B.
"Baiklah hari ini kita akan praktek bernyanyi dengan pasangan,sebagai nilai keterampilan. Carilah pasangan kalian dan jika bisa salah satu di antara kalian menggunakan alat musik yang tersedia disini. Untuk lagunya kalian bebas memilih"
Ia menghampiri Riku yang tengah bingung untuk mencari siapa pasangannya.
"Riku. Ayo bersama--"
"Eits!! Nanase dengan ku! Iya kan Nanase?"
"Tidak! Riku bersama ku, pergi kau ubanan!"
"Nanase dengan ku! Kau dengan Izumi Otouto sana!"
Gaku menunjukan si surai Raven yang merupakan sahabat adiknya, Tenn dengan misuh-misuh pun mengalah dan menghampiri pemuda bermarga Izumi itu.
"Izumi Iori. Kau partner ku"
"Lah?"
"Apa? Mau membantah?"
"Tidak jadi"
"Kalian sudah menemukan pasangan?"
"Sudah"
Tenn hanya mengangguk saja, dirinya malas menjawab pertanyaan si guru.
"Baiklah kita mulai. Dari..... Um... Nanase Riku dan Yaotome Gaku"
Tunjuk sang guru wanita itu, Riku maju diikuti oleh Gaku di belakangnya. Gaku mengambil sebuah gitar lalu berdiri tepat di sebelah Riku.
"Lagu apa yang akan kalian nyanyikan?"
"Apa Yaotome-san? Kau tentukan, aku akan nyanyikan jika aku tahu lagunya"
Gaku tampak berpikir, ia sedikit bergumam lalu ia tersenyum dan membisikkan lagu yang akan mereka nyanyikan.
"Hmm... Ok. Aku tahu"
Tenn hanya menatap datar keduanya, mungkin lebih ke Gaku. Berani-beraninya manusia silver itu menjadi partner adiknya, padahal jarang-jarang kelasnya melakukan pelajaran yang sama dengan kelas sebelah.
Suki yo kirai wakannai Kirai! ♪
Sukida Igai arienai Suki da!♪
Suki to kirai wakannai tomarannai♪
Suki kirai♪
Tenn yang mula-mula merasa bosan langsung merasa berapi-api, mendengar suara adiknya yang bernyanyi bersama Gaku membuatnya sedikit terpesona.
//Terpesona~ aku terpesona--plak!!//
"Mou! Aitsuno kokuhaku teyatsu atama no Naka guruguru to mawaru♪
Suki? Kirai? Mannaka wa aruno? Semarareru ni taku♪"
Tenn tertegun mendengar lirik yang di nyanyikan Riku, makna lirik itu lebih mirip dengan suasana hatinya beberapa hari ini.
"Mou henji wa kimatteru hasu za♪
Wedding! Sou bijon wo kanpeki!♪
Sou da. Sumu nowa matsu tou Atari ga iina♪
Kodomo wa sannin kanaa♪"
Ia terkekeh kecil kala mendengar lirik lagu yang dinyanyikan Gaku, entah kenapa itu cocok sekali dengannya.
"Datte matte nande?♪
Datte juyon sai desu! Desu Yo?♪
Tsukiau toka♪"
"Sukida!♪"
"Hanashii kiite Baka!♪
Noogado daze Suki ga iino♪"
Dia sedikit terhibur dengan pertunjukan kecil tersebut, entahlah. Lirik yang di nyanyikan Riku itu sangat cocok untuknya, dia ingin posisi mereka diganti. Riku dengan Iori dan ia dengan Gaku.
Tanpa sadar dirinya tersenyum kecil. Seraya manik merah muda itu menyaksikan penampilan kecil dari adiknya, dirinya merasa ada sesuatu yang sedikit berbeda.
Sesuatu yang manis dan menyenangkan.
"Kimi ni hiwo tsuketa Yura Yura to♪
Hou ete high ni Naru pyromania♪
'Aishiterunda' Yoku wakaranai kedo♪
Osoraku sekai~♪"
Ah. Akhirnya ia mengerti. Benci dan suka itu tidak berbeda jauh, mereka beeda tipis. Mungkin perasaan benci yang ia rasakan hanyalah sesuatu yang tak berarti.
"Suki yo♪
Kirai♪
Wakatteru♪
Suki yo♪"
"Suki da! Igai arienai. Suki da♪"
Suki to Kirai Owaranai♪
Lalalala~♪
Suki Kirai~♪
Prok! Prok!
Seluruh siswa bertepuk tangan, ada juga yang berteriak memuji penampilan kedua orang itu. Riku hanya tersenyum simpul, Tenn tersenyum senang dan mengacungkan jempol tanda ia suka kepada pertunjukan adiknya.
Ia sedikit melihat ke arah Gaku dan seketika pandangan mereka bertemu. Gaku yang tahu bahwa ia ketahuan memperhatikan Tenn hanya tersenyum canggung lalu kembali menatap anak kelas. Mereka langsung bergabung dengan anak kelas, tak lupa Gaku menaruh kembali gitar tersebut di tempat yang seharusnya
Tanpa mereka sadari Gaku tersenyum tipis namun Riku yang melihat itu pun bertanya padanya.
"Kau kenapa Yaotome-san?"
"Ah. Ti-tidak! Aku hanya senang penampilan kita berhasil memikat mereka"
"Hum! Permainan gitar Yaotome-san bagus"
"Suara mu juga indah Nanase"
~•~•~•~•~•~•~•~•
Akhirnya sekolah selesai juga tapi tidak dengan jadwal piketnya yang menyebalkan. Hari ini Tenn piket sendiri, ia harus membersihkan kelas dan mengantarkan buku pelajaran ke ruang guru.
Untuk tugas itu ia sudah melakukannya tadi dan sekarang waktu bersihkan kelasnya yang berantakan tersebut, dari mengpel lantai, melap kaca jendela, menghapus papan tulis dan mengatur meja serta bangku.
Sinar matahari menembus jendela, menciptakan warna oranye yang terpampang di tembok. Nuansa kelas yang semula berwarna putih menjadi oranye akibat Sinaran senja tersebut.
Kepalanya kembali berputar ke memori saat pelajaran musik tadi, lirik lagu yang di nyanyikan oleh Riku dan Gaku masih teringat jelas di kepalanya.
Perbedaan Suka dan Benci. Iya akhirnya mengerti akan hal itu. Rasa benci yang ada dihatinya mulai berubah menjadi rasa suka yang dalam.
"Tenn"
"Gaku. Apa?"
"Kau sudah selesai piket? Kita pulang bersama ya?"
Tenn menimang-nimang, ingin ikut bersama pemuda ini atau menolaknya seperti biasa.
"Baiklah. Aku akan pulang dengan mu"
"Eh? Benarkah? Kau tidak bercanda?"
"Benar. Sekarang tunggu di luar, aku harus membersihkan papan tulis"
Gaku senang, sangat senang. Ia langsung berlari keluar kelas. Apa dirinya baru saja bermimpi? Tenn yang selama ini sangat susah di bujuk langsung menerima tawarannya untuk pulang bersama. Rasanya dia ingin terbang ke angkasa saja.
Tak butuh waktu lama, Tenn sudah selesai dengan piketnya. Pemuda bersurai baby pink itu menyambar tas hitam miliknya.
"Ayo. Ini sudah sore, aku lapar"
Gaku mengangguk cepat dan berjalan mengiringi Tenn. Tenn sendiri memilih melambatkan langkahnya, saat ini ia sedang mati-matian menahan detak jantungnya yang seperti akan melompat dari tempat.
Mereka sudah keluar dari area sekolah, sekarang keduanya tengah berjalan beriringan di jalan setapak. Menikmati indahnya lembayung senja di langit dan melihat-lihat suasana sekitar yang tenang.
"Gaku"
Si pemuda silver yang tengah menatap langit pun menoleh ke arah lelaki di sebelahnya.
"Apa?"
"Soal lagu yang tadi kau nyanyikan... Kenapa kau memilih lagu itu?"
"Hanya ingat saja. Memangnya kenapa?"
"Oh... Tidak ada.."
Diam mulai menguasai atmosfer disekitar mereka hanya hembusan angin kecil yang menemani keduanya saat ini.
Gaku melirik sekilas Tenn yang tampak gelisah dan serasa ingin mengutarakan sesuatu namun ia takut.
"Kau.. ingin membicarakan sesuatu?"
Tenn terlonjak kaget kala mendengar penuturan Gaku yang terlalu mendadak. Hatinya makin berdegup kencang tak karuan.
'diamlah Jantung!! Ku tusuk kau nanti-- ehh jangan nanti aku mati'
"Apa yang ingin kau katakan?"
"Itu... Um.... Apa ya.. ugh...."
Gaku menghentikan langkahnya, begitu juga dengan Tenn. Dirinya semakin takut bahkan gugup, tak pernah dirinya merasakan rasa gugup yang sebesar ini.
"Aku suka--"
"Bisa bicara yang keras? Aku tidak dengar"
"Hah..... Ok.. Gaku. Mengenai pernyataan Cinta yang kau katakan tempo hari"
"Ya? Ada apa dengan itu?"
"Aku bersedia.."
One..
Two..
Three..
Four..
Five..
Six..
Seven Jump!!
//malah ngonser-_-//
"A-apa?!"
Gaku berteriak keras sementara Tenn berusaha menahan rasa malunya. Hatinya semakin berdegup kencang, kedua pipinya memerah dan panas.
"Kau yakin?! Tenn kau benar-benar yakin?!!"
Gaku mencengkeram erat pundaknya. Ia sedang berusaha menjauhkan kontak matanya dengan mata Gaku. Ia tidak ingin melihat wajah pemuda itu, sebagai respon ia hanya mengangguk sedikit.
"YUHUUU! AKU BERHASIL!!"
Gaku memeluknya dengan erat, ia terlihat sangat senang. Tenn hanya diam di sekap seperti itu, lama-kelamaan dirinya mulai membalas pelukan itu, membenamkan wajahnya di pundak Gaku.
//Astaga~ Author iri~ asalkan bisa begitu sama husbu//
"Tenn"
"Y-ya?"
"Aku suka kau"
Tenn terkejut namun kemudian ia tersenyum tipis dan membalas kalimat Gaku dengan nada yang lembut.
"Aku juga suka"
Pelukan itu berakhir. Wajah Tenn masih memerah, Gaku terkekeh kecil melihatnya.
"Baiklah. Ayo pulang"
"Y-ya"
Mereka berjalan beriringan, sembari menikmati lembayung senja. Kini tidak ada suasana canggung seperti tadi hanya suasana bahagia dan hangat. Keduanya bergandengan tangan, menyalurkan kehangatan kepada satu sama lain.
Sikap pantang menyerah milik Gaku akhirnya mampu membuat seorang Nanase Tenn mengerti dengan apa yang mengganggu isi hati dan pikirannya.
Suka dan Benci. Akhirnya aku mengerti akan kedua hal itu, Terimakasih- Nanase Tenn
-----------------------------------
Gaku: ....
Tenn: ....
Ehehe~ gaje seperti biasa ya bund:>
Cerita ini berdasarkan lagu yang aku dengar dari YouTube, berjudul Suki Kirai. Penyanyi aslinya itu Vocaloid Kagamine Len dan Rin tapi yang aku lebih sering denger versi Hanatan.
Silahkan di dengarkan, itu yang ver. Hanatan.
Gaku&Tenn: Thor. Sini deh, kita ada sesuatu untuk anda.
Ogah. Aku mau ngerjain Ujian Praktek, babay~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top