AtsuOsa (1)
'Pacar'...,bonus
Atsumu Miya x Osamu Miya,
Akh pokoknya nikmati saja seraya Saia masih ada ide untuk lanjutin. Yah bagi yang mau baca juga sih. Maklum skill menulis saja memang tidak bagus dan ini hanya karena saia ada ide saja makanya mau nuangin disini.
Happy Fun~
.
.
.
.
.
Pacar, adalah seseorang yang sedang ditunggu tunggu oleh semua orang. Bahkan di saat sudah memasuki SMA. Semua orang semakin gencar mencari pacar untuk asmara atau sekedar uji coba. Tetapi bagi Osamu pria datar ini ia sama sekali tidak menyukai tentang pacaran. Dan sedangkan saudara kembarnya, ia selalu mengelak saat ditanya tentang pacaran.
Yah intinya kedua kembaran ini sama sekali tidak tertarik dengan namanya pacaran. Meskipun mereka berdua sama sama sangat terkenal karena hebat dalam permainan voli terlebih sikap mereka yang bertolak belakang menambah daya tarik.
Atsumu yang suka menebar senyum dan mudah gaul, sedangkan Osamu yang pendiam dan acuh tidak acuh. Tetapi jangan salah atsumu adalah kakaknya meskipun Osamu lebih bisa diandalkan dari padanya dalam urusan apapun.
.
.
.
.
.
Seperti biasa pada pagi hari. Osamu perlahan membuka mata, ia melirik ke samping menatap sang kembaran yang lebih tua darinya. Meskipun di bilang lebih tua , atsumu hanya membuka matanya terlebih dahulu dari osamu.
Atsumu melingkarkan tangannya pada tubuh Osamu. Melilitnya dan melampirkan kehangatan disana. Osamu menatap datar, ia sudah terbiasa dengan tingkah atsumu yang manja. Astumu masih saja seenaknya tidur dengan memeluk Osamu , oh ya mereka tidur di tempat tidur yang sama.
"Atsumu, bangun" seru Osamu. Ia memgoyangkan tubuh atsumu yang mengunci badannya. Atsumu mengeliat dan malah mengeratkan pelukannya pada tubuh Osamu. Osamu menghela nafas, ia mengacak kasar rambut atsumu, lalu dengan kasar pula ia mendorong tubuh atsumu hingga terpental ke samping tempat tidur.
Atsumu merintih kesakitan saat mendapati adik kembarannya itu dengan kasar mendorong tubuh nya menjauh bahkan sampai menabrak dinding putih di belakangnya. Atsumu mengerjap ngerjap kan paksa matanya hingga menggerutu pada adik bersurai hitam itu.
"Osamu~, kau ini padahal aku masih ingin tidur" rintih kakaknya. Osamu menatap datar, ia segera melontarkan kata kata kasar tanpa di filter.
"Berisik, kau berat sekali seperti gajah", atsumu yang sudah terbiasa dengan kata kata sinis sang Osamu . Kini merangkak dan kembali tidur di tempat tidur tanpa mempedulikan waktu yang sudah mulai memasuki pukul 7 pagi.
Osamu sekali lagi menghela nafas, meskipun di sebut kakak, dia malah lebih tidak bisa diandalkan. Osamu menarik kerah sang kakak sekali lagi dan menghempas nya ke bawah.
Salahkan atsumu yang terlalu manja hingga Osamu terpaksa mengeluarkan kekuatan nya untuk mendorong sang kakak bangun. Atsumu segera merintih sekali lagi.
"Bangun pemalas!" Seru Osamu, ia meninggalkan atsumu yang sudah terjaga. Ia segera ke bawah untuk menyelesaikan pekerjaan rumah. Atsumu mengelus ngelus kepalanya, Osamu memang kasar sekali.
Dengan malas atsumu pergi untuk mandi dan memakai makanan. Atsumu selesai mengenakkan pakaian, ia segera turun mendapati Osamu yang sedang asyik memasak.
Atsumu melancarkan godaan lah pada sang adik. Ia mendekati Osamu dan segera meletakkan kepalanya pada pundak Osamu dengan manja.
"Masak apa sayang?"
Osamu hanya bertingkah biasa, ia kembali mengaduk sup yang baru saja di panaskan. Atsumu malah semakin nakal, ia malah mengarahkan satu tangannya ke balik kaos Osamu.
Osamu yang sedang memasak, merasakan tangan atsumu mulai memasuki kulit di balik kaosnya itu. Semburat merah tipis menghiasi wajahnya dan membuat atsumu semakin melancarkan aksinya itu.
"Hentikan atsumu, kau tau aku sedang memasak kan?!" Marah Osamu. Ia sedang memasak, dan harus memperhatikan masakannya. Dan atsumu malah seenaknya memanfaatkan itu.
Osamu tidak mendengarkan, oh ya ngomong ngomong soal pacar. Atsumu dan Osamu sudah berpacaran sejak lama. Hm mungkin sebelum masuk SMA. Tapi bisa dibilang hubungan mereka ini rahasia. Dan untuk posisi, atsumu yang mengambil posisi atas, karena ia kakak dan tenaga nya jauh lebih kuat dari sang adik.
Osamu bergetar saat atsumu semakin menaikkan jarinya dan perlahan mengelus secara sensual pada punggungnya. Osamu merintih, sekali lagi ia mengutuk kakaknya yang bejat ini. Tidak dimana saja, kakaknya ini bisa melakukan hal hal aneh pada nya.
"Osamu, aku mencintaimu loh, hm apa mau kita lakukan disini?" Seru atsumu berbisik di telinga sang adik. Osamu hanya merinding, hari ini sekolah, apa ia sama sekali tidak mempedulikan hal itu?!
"Akh atsumu hentikan!!, Sudah pergi sana!" Seru Osamu. Akhir nya masakan nya selesai. Ia segera mendorong atsumu mengunakan siku tangannya. Atsumu mundur memegangi perutnya yang sakit terkena sundulan penuh cinta dari sang adik. Osamu tanpa rasa bersalah, menatap sinis pada sang kakak sambil membawa makanan nya ke ruang makan.
"Rasakan itu dasar bejat sialan!"
"Kh kau jahat sekali" keluh atsumu. Awas saja nanti, akan kubuat dia tidak bisa berjalan nanti di sekolah!..
.
.
.
.
.
Atsumu dan Osamu sudah sampai ke sekolah. Mereka belajar di kelas yang sama. Tepatnya mereka bahkan duduk sebangku disana. Atsumu melirik ke kanan melihat sang adik yang sedang belajar dengan raut datarnya. Padahal ia sangat manis dan erotis saat di kasur.
"Apa lihat lihat" ketus Osamu lagi lagi mengacaukan pikiran atsumu yang sedang memikirkan permainan nya untuk nanti istirahat siang kedua. Atsumu hanya membentuk senyum yang sama sekali tidak diketahui oleh Osamu.
"Tidak ada"
.
.
.
.
.
Istirahat pertama, seperti biasa mereka makan di kantin. Mereka membawa bekal, tentu saja yang memasak adalah Osamu. Adiknya ini sangat pandai dalam urusan memasak.
Seperti biasa, teman temannya bertanya tentang masalah pacar yang sedang populer. Mereka bertanya pada atsumu yang sedang asyik mengunyah makanan di bekalnya.
"Hei atsumu , kau benar benar tidak tertarik pada pacar?" Tanya salah satu temannya itu.
Atsumu berhenti makan ia melirik ke arah Osamu yang hanya menatap datar tidak tertarik, "pacar tertarik kok?"
"Eh, lalu bagaimana bagaimana tipe kesukaan mu. Pastinya yang cantik dong!"
Atsumu kembali tersenyum lagi,
"Tentu, yang manis, pandai memasak, dan mungkin agak kasar kasar begitu", serunya melirik sejenak lagi pada Osamu yang tampak memerah tipis.
"Eh seperti nya kau sudah punya gadis kesukaan ya?, Memang siapa yang kau taksir?" Tanya lagi teman temannya yang tertarik pada ucapan atsumu. Atsumu melirik lagi ke arah Osamu yang diam diam tertarik dengan pembicaraan nya.
Atsumu hanya mengangkat bahu, "Hm kurasa itu rahasia"
.
.
.
.
.
Dan yah disinilah mereka sekarang. Di toilet tempat dimana Osamu di tahan. Dihadapan nya adalah sang kakak bersurai kuning yang dengan seenaknya mengunci pintu toilet dan menahannya disana.
Osamu memiringkan wajahnya dengan malas, "Ayolah atsumu, hentikan perbuatan mu ini, kita ada kelas selanjutnya"
Atsumu tidak mau melepaskan Osamu setelah ini. Antara tenaganya atau Osamu, tentu saja dalam hal pasangan. Atsumu lebih kuat. Ia mendekati Osamu yang mundur perlahan hingga menyentuh dinding toilet..
"Hei Osamu. Tugas seorang pacar adalah menyenangkan pacarnya kan?"
"Hah?, Tidak tau. Sudah sana pergi" Osamu mendorong dada kekar atsumu. Tetapi atsumu tetap melancarkan aksinya menerkam Osamu. Atsumu mendekati hingga berhasil menahan Osamu di pojokkan dengan satu tangan kirinya menahan sisi kanan Osamu.
"A- atsumu kau jangan main main, ini lingkungan sekolah loh", kini giliran Osamu yang ketakutan. Yang benar saja!
"Aku tau, tapi kita sudah berpacaran kan?, Lalu bagaimana kalau kita melakukan kewajiban kita sebagai pacaran sayang?"
"Hah?!, Sejak kapan itu menjadi kewajiban kita!, Atsumu kumohon menjauh dariku. Dasar kakak bejat sialan mesum!"
"Kasar sekali sayang, tapi aku suka kok yang kasar kasar. Terutama kalau itu Osamu yang akan sangat mesum saat berhubungan kan"
Osamu memerah, "I- itu tidak benar",mana mungkin ia semesum itu. Barangkali kakaknya yang sangat mesum.
"Bagaimana kalau kita buktikan?"
"Ja- jangan bercan--"
.
.
.
.
.
Dan yah untuk kesekian kalinya Osamu menyesal sudah menjadi pacar sang kakak yang ternyata sangat mesum ini. Atsumu yang bahkan bisa membuat pertahanan nya hancur, dan mengendalikannya dalam permainan panasnya itu.
.
.
.
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top