AkaBoku (2)
'Pelaku'
Keiji Akashi x Kotaro Bokuto
Pasangan kedua dan terakhir yang saia sukai dalam haikyu, Mereka sangat cutie!!
Selamat membaca para pembaca tersayang~
.
.
.
.
.
Hari ini bokuto akan pulang setelah menginap seharian di rumah akashi. Semuanya baik baik saja, bokuto masih imut imut dan menggemaskan seperti biasa. Akashi mengenakkan piyama usai mandi.
Krak!!
Akashi segera menyusul ke asal suara di kamar tidurnya. Walaupun suaranya keras, tetapi tidak ada satupun benda pecah disana. Akashi memutar bola matanya ke kiri dan ke kanan berusaha untuk mencari sang pelaku benda yang mengeluarkan suara itu.
Lagi lagi tidak ada, akashi hanya mengaruk kepalanya yang tidak gatal. Dan Menganti bajunya dengan baju santai khas rumahnya. Setelah selesai Menganti baju. Akashi bergegas ke bawah. Anehnya bokuto tidak ada disana. Padahal akashi sudah bilang untuk mengantarkan bocah itu pulang kerumahnya. Bokuto sudah senang tidak kepalang seperti anak kecil.
Lalu kemana perginya pasangan burung hantu manisnya itu?, Akashi memeriksa kamar dan lainnya bokuto benar benar menghilang. Akashi membuka hapenya yang ternyata ada pesan dari bokuto beberapa menit yang lalu.
Untung saja akashi tidak jadi mencari bokuto kemana mana karena tiba tiba menghilang, akashi menghela nafas dan melihat pesan dari teks itu.
Singkat sekali, hanya perkataan 'maaf aku pulang duluan'
Akashi tidak mempedulikan ke anehan itu. Ia memilih menghabiskan makanan yang dibuat oleh bokuto. Diam diam bokuto pandai memasak, calon pasangan yang baik.
.
.
.
.
.
Keanehan berikut nya yang akashi temukan dimulai besok saat sekolah dimulai. Bokuto terus terusan menghindari kontak dengan akashi. Bahkan ketika akashi ingin mengajaknya bicara ,bokuto selalu saja mengalihkan pandangannya dan pergi begitu saja.
Akashi tentu saja merasa aneh,ia teringat lagi pesan yang dikirim bokuto yang tidak seperti biasanya. Akashi menjadi tidak begitu fokus tentang voli dan bokuto terlihat masih sama saja seperti biasa. Meskipun kedua matanya sedikit sayu.
Sepulang latihan akashi menyapa bokuto lagi. Ia ingin tau kenapa bocah yang selalu menempel dengan nya itu hari ini tiba tiba menghindari nya. Itu cukup aneh bukan?
"Bokuto"panggil akashi. Bokuto yang mendengar panggilan akashi segera bergidik. Ia tidak menghiraukan panggilan akashi dan langsung berlari pergi ke rumahnya. Akashi menatap datar, ia khawatir sekali pada bokuto.
.
.
.
.
.
Akashi pulang kerumah. Lagi lagi orang tuanya tidak ada dirumah. Akashi melemparkan tas nya ke sembarang arah. Ia lelah sekali, entah kenapa perilaku bokuto yang tidak seperti biasanya membuatnya kepikiran terus.
Akashi dengan enggan masuk ke dalam kamarnya. Dia segera menghempas kan tubuhnya kekasur. Akashi melihat lihat sekitar sembari memikirkan apa penyebab bokuto sampai menghindari nya tanpa sebab.
"Eh dimana kaset bola voli ku ya?" Tanya akashi. Ia teringat selalu meletakkan kaset yang merupakan hadiah pertama dari orang tuanya. Akashi mendirikan badannya dan bergegas mencari kaset itu.
Aneh, padahal benda itu selalu ada disini?, Akashi masih bingung dengan keberadaan kasetnya hingga akhir nya ia menyerah karena tidak bisa menemukan nya. Yah kurasa itu jatuh atau apalah.
Eh tunggu jatuh?
.
.
.
.
.
Sudah seminggu lebih bokuto menghindari akashi. Akashi sudah ingin sekali memeluk tubuh bokuto dan merasakan aroma yang familiar itu. Akashi tau siapa pelaku yang membuat suara itu dan juga apa yang membuat bokuto jadi menghindari nya..
Tapi tidak adil!, Akashi sudah tidak tahan lagi. Ia tidak bisa hidup tanpa sosok kekanak kanakkan yang manis itu. Akhirnya akashi benar benar menahan bokuto setelah pulang latih tanding.
Akashi sengaja cepat Menganti baju dan kini menunggu bokuto selesai Menganti baju. Tepat disaat bokuto membuka pintu. Akashi langsung meraih tangannya dengan segera ia menangkap bokuto dengan kabedonnya.
Bokuto yang seketika sadar. Langsung menatap ke arah lain. Tampak betul raut wajahnya yang takut takut, akashi menatap matanya dengan tatapan datar tetapi tersembunyi sebuah kemarahan disana.
"A- akashi a--aku bisa jelaskan"
Pluk
Tetapi bukannya marah. Akashi malah memeluk bokuto. Ia mengarahkan dengan lembut kepalanya pada dada bokuto. Bokuto terkejut, ia kira akashi akan memarahinya. Tetapi akashi malah memeluk nya dengan hangat.
"Bokuto"
Bokuto tersentak. Ia menelan ludahnya. Sudah beberapa hari ini ia berusaha menghindari akashi karena tidak sengaja merusak CD kesayangannya. Bokuto menatap penuh takut dan gemetar takut akashi akan memarahinya dan tidak mau lagi berhubungan dengannya.
Akashi menarik kepala nya menjauh. Ia menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher bokuto. Menghirup setiap wewangian bokuto yang sudah seminggu lebih sama sekali tidak bisa ia rasakan.
"Ma- maafkan aku akashi, aku aku minta maaf" seru bokuto.
"Aku tidak marah bokuto, tapi kenapa kau menjauhiku. Kau tau kalau aku mencintaimu kan?"
Bokuto memerah, matanya mulai berair mendengar perkataan akashi. Jujur ia juga sangat merindukan akashi selama ini. Walau ia yang menjauh tetapi itu berat sekali.
"A--aku juga mencintai mu akashi, aku sangat mencintaimu, tapi aku takut ka - kalau nanti akashi marah lalu lalu -- Huwaa"
Bokuto tidak tahan lagi. Ia menangis seperti anak kecil. Pipinya memerah dan ia tidak tahan menahan sesuatu menyakitkan dalam hatinya, akashi menarik kepalanya dari leher bokuto. Mengelus air mata yang keluar dari mata bokuto.
Kemudian perlahan mencium nya, ciuman hangat yang perlahan membuat bokuto menjadi tenang. Setelah itu akashi menarik ciuman nya ia melayangkan senyum tipis dan menangkup kedua pipi bokuto dengan kedua tangannya.
"Aku lebih tidak suka kau menjauh dariku bokuto. Kau seharusnya tau, kau itu lebih berharga, hah kau membuatku khawatir saja"
"Ma-maaf"
Akashi menghela nafas, memang beginilah bokuto. Tetapi memang ini lah yang akashi suka. Bokuto yang manis dan kadang kadang suka membuatnya was was karena tindakannya.
"Bokuto, karena kau sudah mengabaikan ku selama seminggu. Kau harus melayani ku seharian penuh hari ini"
Akashi berbisik di telinga bokuto yang seketika membuat bokuto merinding. "Ta-tapi akashi, besok masih sekolah"
Tetapi akashi tetap pada pendiriannya, bokuto menelan ludah. Ini adalah hukuman nya karena telah menghindari akashi plus telah membuatnya khawatir. Akashi menarik tangan bokuto menuju ke arah rumah nya. Bersiaplah bokuto , tubuhmu tidak akan bisa bergerak besok.
.
.
.
.
.
"Akashi" seru bokuto, akashi membalikkan wajahnya melihat bokuto yang sama seperti yang diduga. Ia tidak bisa bergerak hari ini. Bokuto di lapisi selimut putih di kasur akashi. Sedangkan akashi memang sengaja tidak sekolah, kurasa libur sehari saja tidak masalah.
"Uhm, kaset itu, maafkan aku, itu rusak berat..." Seru bokuto mengerucutkan bibirnya sembari menunduk lesu.., ia menyesal tidak sengaja menyenggol benda berharga milik akashi.
Akashi hanya mengelus kepala bokuto perlahan. Bokuto terdiam menikmati elusan akashi yang penuh kasih sayang.. Akashi sama sekali tidak marah, bagaimana bisa marah saat bokuto malah menunjukkan ekspresi seperti anak kucing kehilangan induknya??
"Tidak masalah , toh itu sudah tidak butuh lagi, aku lebih takut kehilanganmu bokuto"
"Akashi"
Bokuto melambaikan kedua tangan nya dengan gembira, ia menarik kepalanya ke atas dan tampak lah senyum memikat lebar biasanya.Ia langsung memeluk akashi melingkarkan tangannya pada punggungnya. Akashi menikmati pelukan hangat sang kekasih. Bokuto meletakkan kepalanya pada pundak akashi. Ia bersyukur sekali mempunyai pasangan seperti akashi.
"Aku mencintaimu akashi!!"
.
.
.
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top