<[Sick]...[The Cute Tobio🌹]>
.
.
Srek!
"Bersiaplah Chibi-Chan, masalah besar akan datang" seru Oikawa memperingati sesuatu.
"Eh Oikawa senpai??"
Hinata menatap heran dan bingung kepada Oikawa yang tiba-tiba menepuk pundaknya lalu pergi begitu saja. Hinata memiringkan wajahnya yang imut ke arah belakang melihat Oikawa yang gantian ke ruang tamu itu. Ia hanya diam saja, tidak seperti biasanya yang sangat berisik dan banyak bicara serta sangat hiperaktif.
"Oikawa tidak apa apa ya?, Wajahnya merah gitu" ujar polos Hinata. Ia mengangkat bahunya tidak mengerti, lalu ia beranjak ke arah kamarnya Kageyama.
Sudah waktunya Kageyama untuk minum obat, jeda untuk makan dan minum obatnya berbeda. Hinata mengetuk pintu kamarnya, sebelum ia beranjak masuk ke dalam. Disana tampak Kageyama yang tengah tertidur disana, membelakangi dirinya. Hinata menyunggingkan sebuah senyuman tipis. Ia masuk ke dalam kamarnya, mendekati sosok Kageyama yang tengah tertidur pulas di kasurnya itu.
"Kalau tertidur, wajahnya jadi gak menakutkan" ujar Hinata melebarkan senyum manisnya saat ia melihat wajah polos sang partner dalam permainannya itu. Mereka masih bermain voli untuk jangka waktu tertentu saja karena Kageyama sibuk.
"Waktunya minum obat, hei bangun Tobio" seru Hinata. Ia memgoyangkan bahu Kageyama pelan. Kageyama tampak enggan untuk bangun. Dia hanya memutar posisinya kearah lain menghadap kearah Hinata.
Hinata mengelus surai hitam Kageyama hingga Kageyama perlahan membuka kedua matanya sejenak. Ia langsung saja mengenali orang yang ada di depannya itu meskipun dalam keadaan setengah sadar, dan pikirannya masih pusing karena udara panas dan demam.
"Boge?" Seru Kageyama pelan.
Hinata mendesah pasrah, saat ia mendengar kata pertama yang keluar dari mulutnya itu.
"Masih saja ituuu. Hinata loh, aduh" seru Hinata. Ia hendak bangkit dari posisinya, tapi tiba tiba Kageyama menarik tubuh kecil Hinata hingga ikut jatuh di tempat tidurnya. Kageyama langsung memeluk Hinata, memejamkan matanya yang lelah dan menjadikannya guling seketika. Hinata langsung saja memerah seketika, ia belum bisa move on dari Kageyama.
"Ho-hoi, Tobio. Kau ngapain?" Bisik Hinata pelan.
"Sebentar saja, kumohon jangan tinggalkan aku" pinta-nya. Yang membuat Hinata memerah.
"Ka-Kau ini, aku gak kemana mana. Sudah lepaskan, aku harus memberimu obat demam sekarang" seru Hinata. Ia tidak bisa menahan debaran-nya.
Hinata melepaskan perlahan pelukan Kageyama yang posesif. Ia bangkit dari tempat tidurnya dan mengambil obat yang dia letakkan di samping kasurnya. Disana, ia terkejut saat melihat Kageyama menangis. Kageyama terduduk di atas kasurnya sambil menutup mulutnya tanpa sadar dengan tangan kirinya untuk meredakan isakan nya, wajahnya yang memerah tipis dan tetesan hangat yang mengalir di kedua pelupuk matanya. Si raja egois yang biasanya tidak akan pernah menunjukkan emosi itu. Kini benar-benar menangis, hinata sampai panik. Ia langsung memegang kedua bahunya.
"A-Ada apa tobio!, Kau gak apa apa. Kenapa menangis??" Ujar Hinata panik.
Kageyama mengeleng, ia tidak menghapus air matanya bahkan ia tidak sadar menangis. Tangan kanannya diangkat dan perlahan memegang pipi kanannya. Wajah memelas-nya dihadapkan pada Hinata yang langsung saja meneguk ludah melihat ekspresi Kageyama yang manis.
"Aku kira kau benci aku" gumam Kageyama seperti anak kecil. Ia melihat lagi ke arah Hinata dengan wajahnya yang sayu dan sedikit sembab. Ditambah pipi nya memerah karena demam, ia juga sedikit berkeringat. Itu sungguh adalah perpaduan yang sangatlah berbahaya.
"Hah?!" Langsung saja tanpa aba-aba wajah Hinata memerah padam melihat tingkahnya.
Kageyama masih menghapus air matanya, sesekali sesenggukan. Hinata merasa bersalah, dia melirik ke arah obat yang masih ada di atas mejanya itu. Hinata masih duduk dilantai di pinggir kasur seraya melipat kedua tangannya di atas kasur, dan meletakan kepalanya melihat ke arah Kageyama yang duduk di pojokan sana. Matanya masih sedikit merah, sisa menangis tadi. Kageyama menangis karena dirinya, rasanya menyenangkan. Hinata memiringkan kepalanya dengan manis, dengan semburat merah di wajah kecilnya.
"Tobio..kau mau minum obat?" Tanya pelan hati hati Hinata, Kageyama saat sakit ternyata jauh lebih sensitif. Kageyama menatap ke arah Hinata, lalu ia memeluk dirinya sendiri dengan bantal yang dia pegang sedari tadi, Kageyama menatap Hinata dengan tatapan memerintahnya dan tatapan tajamnya itu.
"Peluk aku..," pintanya seraya merengut disana. Kalau seperti ini, Kageyama sama sekali tidak tampak menyeramkan. Apalagi dengan wajah seperti itu. Kurasa Hinata tau, kenapa tsukishima dan Oikawa setelah keluar dari kamar Kageyama langsung saja memerah, dan menjadi aneh.
Mereka menahan diri.
"Hah?" Tanya Hinata lagi mungkin dia salah dengar, tapi Kageyama malah menatapnya dengan sebal dan berdiam lagi disana. Hinata menghela nafas, dia mendekati ke arah Kageyama dan duduk di antara kedua kakinya. Menyamankan diri disana, Kageyama masih memandang ke arah lain dengan sebal. Hinata tersenyum, sedikit mengusel manja kepalanya di dada Kageyama. Kageyama masih diam saja, membuat Hinata terkekeh pelan. Ternyata Kageyama bisa semanis ini.
"Kenapa? Kau marah,.." seru Hinata dengan manisnya, dia hanya diam saja. Tidak lama Kageyama mengarahkan tangan nya mengenggam kedua punggung tangan kecil Hinata di atas pahanya, Hinata yang tidak menyangka serangan dadakan dari Kageyama langsung memerah padam, Kageyama menyandarkan dirinya di atas bahu kiri Hinata yang membuat jantungnya berdegup kencang.
Kageyama mengurung Hinata kecil diantaranya, perlahan ia mengarahkan wajahnya pelan ke arah puncak kepala Hinata. Mencium aroma orange yang terasa begitu menenangkan, Kageyama menatap dengan tatapan tajamnya. Semburat merah tipis di wajahnya, lalu Kageyama mengarahkan kedua tangannya memeluk tubuh kecil Hinata dan mendekapnya. Kedua kaki Kageyama ikutan memeluk Hinata hingga Hinata sama sekali tidak bisa bergerak.
"Jangan pergi..." Pinta Kageyama yang dapat terdengar jelas, Hinata tersenyum dan perlahan mengarahkan tangannya mengusap surai hitamnya dan dia perlahan mendongak dengan sebuah senyuman manis yang selalu membuat semua hal terasa begitu menyenangkan dan manis. Wajah Kageyama yang menatapnya dengan serius dan tajam, hawa panas dan degup jantungnya yang lambat. Semua hal dalam diri Kageyama yang sangat-sangat dia sukai.
"Aku disini..kok Tobio...," Seru Hinata tersenyum sangat manis. Kageyama mengeratkan tangan nya pada salah satu tangan kecil Hinata yang ikutan mengenggam nya balik di salah satu pahanya.
".." Kageyama hanya menatap dalam diam, tapi Hinata tau kalau Kageyama takut. Terlihat dari tatapannya, Hinata mendekat dan mengusap surai hitamnya lagi membuat sensasi lembut yang menenangkan.
"Aku gak akan kemana-mana, jadi tenang saja oke?"
Kageyama mengangguk pelan tanpa mengatakan apapun, Hinata tersenyum manis, sesuai dengan wajah kecilnya. Semburat merah memenuhi wajah manisnya itu, perlahan tangan kecilnya mendorong perlahan Kageyama agar dapat melepaskan dirinya sejenak.
"Untuk pertama minum obat dulu ya, boleh cepat sembuh..," seru Hinata tersenyum, menarik pelan tangan Kageyama.
Dia manis sekali..///
.
.
Hinata keluar dari sana dengan perasaan malu merambat. Ia menemui Oikawa dan juga tsukishima di ruang tamu. Ia tidak tahan berada sekamar dengan Kageyama, bisa bisa ia yang malah memakan kageyama dalam artian mesum. Karena Kageyama benar benar sangat imut sekali disana. Sikapnya yang seperti anak kecil dan mudah berekspresi jauh berbeda dari Kageyama yang biasanya.
"Bagaimana benar-benar sangat berbahaya kan?" Tegur Oikawa, menghela nafas panjang.
"I--iya. Aku gak menyangka kalau Tobio akan seperti itu saat sedang sakit" seru Hinata langsung menutup wajahnya yang memerah padam.
"Dia benar-benar sangat uh, aku gak bisa mengucapkannya" seru tsukishima membenarkan kaca matanya. Bahkan dirinya tidak bisa tahan dengan godaan iman yang seperti itu. Bayangan manis Kageyama terus terbayang pada pikirannya dan ia benar benar tidak akan tahan satu ruangan. Ia tidak bisa menyembunyikan rona merah pada wajahnya.
"Saat aku kekamar tadi, dia yang biasanya susah menurut. Tapi bisa begitu mudahnya menurut dan itu benar-benar sangatlah manisssss!!!!. Argh, sialan kau atsumu. Coba saja kalau aku yang ada disana setiap hari!!" Desah Oikawa frustasi mengacak rambutnya itu, tanpa peduli kalau rambutnya akan kacau. Oikawa berhenti mengacak rambutnya, yang tetap tampan meskipun berantakan. Bayangan Kageyama muncul lagi, saat ia mengatakan senang melihat dia bermain voli dan itu langsung saja membuatnya memerah.
"Sial banget deh, damage-nya gak main-main" keluh Oikawa dengan semburat merah tipis di kedua pipinya itu. Menggerutu menatap ke arah lantai keramik putih di ruangan tamu itu.
"Eh Oikawa senpai juga gitu??, A--aku juga. Tadi tobio yang gak biasanya nangis. Tiba tiba aja dia nangis gak ingin aku pergi katanya, dan sumpah Hinata benar-benar merasa itu hal yang manis sekali~~~!" Seru polos Hinata ia langsung menunduk dan menutupi wajahnya yang sudah memerah padam.
Curang, padahal kan dia sudah mau move on. Kok kageyama kalau sakit bisa manis seperti itu sih, kan jadi terbayang terus. Apalagi saat Kageyama memeluk dirinya, uh Hinata merasakan kalau tubuhnya langsung gugup dan memanas seketika.
"Kau bagaimana tsukishima, kau juga aneh sejak berasal dari kamarnya Tobio-chan ?" Tanya Oikawa setelah berhasil untuk mengendalikan dirinya.
"Eh, tsukishima juga terkena??" Seru Hinata penasaran. Lihatlah tatapan penuh binar itu.
"Rahasia" seru tsukishima melihat ke arah lainnya, tampak semburat merah tipis di salah satu pipinya. Bohong kalau dia bilang, tidak terpengaruh. Tobio semanis itu seperti Yogurt yang sering dia minum. Sangat manis. Dia jadi iri dengan Atsumu.
"Apaan sih tsukishima kasih tau dong~" seru Oikawa cemburut.
"Iya iya, pelit!" Seru Hinata ikut ikutan mengembungkan kedua pipinya dengan gemas.
"Berisik" ujar tsukishima. Lelah dengan tingkah dua orang yang berisik dan kepo ini. Ini adalah rahasia nya, gak akan pernah di beritahukan pada siapapun.
.
.
Atsumu dengan santuy dan tanpa rasa bersalah, pergi ke tempat Kageyama sedang sakit. Ia rindu dengan Kageyama. Dia duduk di sebelah sisi kasur sang kekasih manisnya.
"Wah manisnya~" ujar atsumu membelai pipi kanannya.
"Umh....(?)" Kageyama membuka matanya, ia mengumam pelan. Melihat seseorang yang duduk di pinggiran kasurnya itu.
"Wah kau sudah bangun?, Kenapa kau bisa sakit sih?" Seru atsumu tanpa rasa berdosa.
Kageyama tidak menjawab, ia hanya diam. Seraya perlahan dia mengangkat tubuhnya keatas atsumu. Atsumu melihat dengan bingung tentu saja. Kageyama mengerjapkan matanya dengan perlahan seolah tidak sadar.
Bruk!
Kageyama menjatuhkan kepala nya pada paha atsumu yang duduk di samping Kageyama. Kageyama juga mengulurkan tangannya memeluk , melingkari pinggang atsumu. Mengesekan pelan pipinya pada perut atsumu dengan mengemaskan sekali.
"Kau kenapa sih tobio, kok jadi manja gini?" Ujar atsumu. Tapi ia senang sih, pasalnya istirnya ini tidak pernah manja padanya. Baru kali ini , dan tanpa sadar pula. Kalau sadar, tidak mungkin Kageyama mau seperti ini.
Kageyama membuka matanya perlahan, melihat dengan wajah polos manisnya kepada atsumu. "Atsumu ,elus aku" pinta polos Kageyama. Dengan manja, ia menaikkan dirinya hingga berhadapan dengan atsumu, lalu ia memeluknya. Mengerakkan manja kepalanya pada salah satu pundak atsumu. Seraya kedua tangannya juga melingkarkan diri pada pinggang atsumu. Dia sangat manja sekali, dan kali ini dengan kesadaran penuh.
Membuat atsumu terkejut dan hampir kehilangan kendali akan akal sehatnya itu. Atsumu yang biasanya santai, kini tampak gelagapan meksipun ia senang bentuk saja saat Kageyama terus memanjakan dirinya itu. Atsumu berdehem sejenak, ia mengelus surai milik Kageyama. Tahan, tahan. Dia masih sakit, dan itu karena dirimu loh. Nanti kau dijadikan Sate Atsumu kalau macam-macam. Atsumu teringat dengan tiga penjaganya itu. Oikawa, rival nya yang sangat menyebalkan. Tsukishima yang kadang-kadang menyeramkan dan Hinata yang bisa jadi yandere dengan tiba-tiba. Atsumu masih sayang nyawa kalau boleh dibilang, langsung saja atsumu ingin tobat.
"Atsumu, kau gak mau elus aku?" Tanya polos kageyama. Ia menarik dirinya dan berada tepat di depannya. Melihat dengan tatapannya yang polos seperti anak kucing kecil. Pipinya yang memerah manis dan sedikit berkeringat. Nafasnya yang terengah-engah serta posisi mereka yang masih berhadapan. Kageyama merangkul-kan dirinya dengan manja pada sang suami tercintanya itu.
Atsumu mendorong pelan Kageyama dan memilih untuk membelakanginya, bisa gawat kalau terus terus begini. Dengan polosnya, Kageyama malah memeluknya dari belakang dan mengalungkan kedua tangannya di leher atsumu. Dia melihat dengan wajah polosnya atsumu yang terdiam, tidak seperti biasanya. Tampak jelas semburat merah di pipinya, Kageyama mengosokkan kepalanya di ceruk leher atsumu manja, dia mau di perhatikan oleh atsumu.
"Tsumu~, gak mau elus?" Tanya polos kageyama tidak sadar dengan wajah manisnya yang memerah dan hawa panasnya.
"Tobio...kau masih sakit, berhenti mengodaku seperti ini. Aku benar benar tidak tahan.." pinta atsumu, wajahnya sudah memerah dan dia berusaha menahan dirinya sekuat tenaga. Kageyama memerah, atsumu menahan diri untuknya. Atsumu menatap ke arah bawahnya, berusaha agar tidak kehilangan kendali. Kageyama manis sekali, mana mungkin dia menyerang Kageyama yang masih sakit.
Kageyama memerah, degupan jantung atsumu sama seperti dirinya. Atsumu berusaha untuk menahan dirinya, Kageyama mengigit bibirnya. Dia perlahan mengesekan pipinya pada atsumu, mengarahkan tangan nya yang memperlihatkan wajah atsumu yang memerah disana.
"Tsumu beneran malu?" Tanya polos kageyama entah karena sengaja, atsumu mengangguk. Dia mengecup telapak tangan Kageyama, melihatnya dengan wajah memelasnya itu.
"Tentu saja, siapa yang tidak berdegup saat berhadapan dengan orang yang dicintainya, apalagi semanis tobio.." seru atsumu tersenyum tipis, pipinya juga memerah sama seperti dirinya. Atsumu berusaha untuk menahan dirinya, entah kenapa itu membuatnya malu juga.
"Tobio kira..selama ini atsumu cuman mesum saja..." Gumam pelan Kageyama menggerutu. Atsumu terkekeh, dia mengeleng pelan dan mencium lembut bibir Kageyama. Mereka saling berhadapan dengan penuh cinta, atsumu menatapnya lembut.
"Istriku selalu cantik, aku tidak akan bisa menahan diriku untuk tidak menyentuh istriku..", Kageyama mengembungkan pipinya saat mendengarkan kata cantik yang biasanya untuk wanita. Yang membuat wajah Kageyama jadi mengemaskan.
"Aku tidak cantik Tsumu!, Sialan!" Atsumu terkekeh, dia mencium lagi pipi kanannya.
"Kau selalu terlihat cantik, Tobio. Makanya aku mencintaimu. Bahkan sikapmu yang tsundere ini aku sangat mencintainya.." seru atsumu mengarahkan tangan Kageyama ke pipinya, dan perlahan tersenyum lembut membuat Kageyama memerah.
Kageyama perlahan memajukan wajahnya dan mengecup malu malu ke pipi kanan atsumu yang membuatnya terdiam seketika.
"Aku tidak akan kalah kali ini Atsumu..!" Seru Kageyama, wajah atsumu memerah padam, dia langsung memegang mulutnya dan berusaha untuk menahan dirinya. Tatapannya menatap ke arah lainnya dengan sedikit panik, Kageyama terdiam melihat ekspresi lain dari atsumu yang tidak pernah dilihatnya itu, ternyata bukan hanya dia yang selalu malu.
"Ah, tobio...kenapa kau harus melakukan itu...," Gerutu atsumu, dia melirik ke arah Kageyama dan menatapnya dengan tatapan memelas nya. Tatapannya yang sayu, dan Kageyama bisa merasakan kalau Atsumu menahan dirinya sekuat mungkin, agar tidak menyakiti Kageyama yang sedang sakit.
"Aku tidak akan tahan.., kau cantik sekali..., Ah sialan.." seru pelan atsumu mengumpat. Dia mengigit pelan bibirnya, dan pipinya memerah padam bahkan tubuhnya gemetaran karena berusaha menahan diri. Atsumu tidak ingin mendorong atau menolak Kageyama. Karena dia sangat mencintainya.
Entah apa yang membuat Kageyama berani, dia hanya terlalu senang dengan ekspresi atsumu yang ternyata sama dengannya. Kageyama mendekat dan menatapnya dengan sebuah seringai yang menantangnya.
"Kalau begitu, lakukan saja.." seru Kageyama menatapnya dengan tatapan tajamnya dan nafasnya yang terengah-engah.
Twitch!
Lepas sudah pertahanan atsumu yang susah payah ia bangun. Atsumu sudah bangun, ia mengelus salah satu pipi tobio hingga dia menutup matanya sebelah merespon. Melihat dengan tatapannya yang polos dan manis seperti anak kecil. Semburat merah tipis terulas dari kedua pipi atsumu saat ia melihat kemanisan istrinya ini. Ia bisa jadi kehilangan kendali kalau istrinya sakit seperti ini untuk setiap harinya.
"Itadakimasu!" Sahut sebuah suara bahagia disana. Langsung saja ada suara berisik disana.
"KAU APAKAN TOBIO-CHAN DASAR MANUSIA HARAM!" teriak salah satu penjaganya itu yaitu Oikawa-Senpai.
"Sial, dia masuk ke dalam. Padahal aku sudah menahan diri" seru tsukishima melangkah cepat ke arah kejadian.
"To-To-Tobio dimakan lagi!!!" Teriak dramatis hinata tidak mampu bergerak dengan wajah yang memerah padam. Ia tidak bisa melihat Kageyama lagi, kadar kemanisannya sudah melampaui batasannya~!.
.
.
Buk!
Buk!
Buk!
"Lepaskan Tobio-chan, ATSUMU MIYA!" ngegas salah satu suara disana, menarik kasar si mesum yang merupakan pelaku.
"Kau tidak apa-apa Tobio?" Ujar tsukishima memeluk Kageyama yang hampir dibuka bajunya.
"Ka-kau gak apa-apa?" Intip Hinata dari balik pintu dengan manisnya, ia khawatir juga.
"Ish, sakit!. Iya-iya aku lepaskan. Kalian ini cepat sekali kalau menyangkut istriku" seru atsumu merengut seraya dirinya merapikan rambutnya itu.
"Eh?" Kageyama memiringkan kepalanya melihat kearah sang tsukishima dan melihat lagi ke arah depan, dimana ada tiga orang lainnya disana yang kini sedang melihatnya khawatir.
Dengan wajah polosnya, ia menatap dengan tatapan yang sayu. Seraya satu tangannya perlahan menarik kaosnya yang tadi sempat terbuka sebagian itu. Kedua kakinya perlahan saling menutup dengan gemetar. Kageyama memiringkan kepalanya kearah kanannya, sehingga surai hitamnya ikutan bergerak kearah sana. Keringat menetes pelan ke pipinya karena hawa panasnya. Perlahan ia mengangkat satu tangannya menutupi sebagian wajahnya itu dengan sangat gugup.
"Kalian mau apa-in Tobio-?" Seru tobio dengan polosnya. Lalu ia mengigit perlahan bibirnya dengan sangat mengemaskan.
Glek!
Ia menarik selimut yang ada di atas kasurnya itu. Perlahan ia merangkak ke atas sana, semua orang hanya diam saja. Tobio merangkak ke arah atas kasur sana dengan tempo pelan. Lalu ia memasukkan dirinya sebagian dalam selimut tebal. Sebagian tubuhnya tertutupi dari belakang dan ia meraih bantal yang ada disana. Menempelkan pada wajahnya. Dan ia menatap dengan wajahnya yang polos sedikit sayu ke arah depannya itu. Dengan kedua tangannya dengan gemas memeluk bantal dan menyentuh pipi kanannya. Ia memiringkan wajahnya melihat kearah mereka dengan wajahnya yang memerah.
"Tobio masih sakit, jangan di apa-apain dulu ya?. Nanti kalau udah baikan. Tobio bakal peluk kalian..." seru tobio pelan yang bikin deg-degan. Tatapan matanya yang sayu dan pipinya yang memerah dengan manis, surai hitam yang perlahan tergerai dan bajunya yang masih sedikit berantakan, kedua tangan Kageyama yang terlapisi oleh lengan baju yang panjang membuatnya terlihat manis.
Glek!
Mereka berempat meneguk ludah, Kageyama sungguh manis sekali saat dia seperti itu. Kageyama tampak seperti anak anak yang sangat polos dan manis sekali. Kageyama yang biasanya akan malu sekali seperti itu, dia malah melakukan hal yang manis dengan polosnya dan bahkan sama sekali tidak sadar, Kageyama menatap ke arah kiri dan ke arah kanan lalu dia perlahan mengulurkan kedua tangannya ke arah depan dengan polosnya. Kedua mata hitamnya menatap polos.
"Sudah baikan? Ayo pelukan!" Seru Kageyama. Mereka terdiam untuk sejenak, hingga Oikawa yang langsung maju dan memeluk Kageyama yang hanya diam saja. Dengan tatapan datar dan polosnya, Oikawa dengan seenaknya mengecup pipi kanan kageyama dengan senyuman menawannya yang mempesona membuat yang lainnya cemburu. Kageyama sama sekali tidak masalah, dan malah memasang wajah polosnya yang manis.
"Iya tobio-chan, ah andaikan kau selalu seperti ini~" seru Oikawa seraya mengosokkan pipi mereka berdua dengan manja, membuat pipi Kageyama terlihat gembul dan begitu manis.
"Ayo menikah denganku, tinggal kan rubah busuk itu ya~?" Goda Oikawa tersenyum jahil tidak mempedulikan atsumu yang sudah seperti rubah bakar disana karena terbakar dengan api cemburu, atsumu menatap dengan wajah marahnya yang ditutupi dengan senyuman.
"Dasar brengsek kau.." seru atsumu tersenyum munafik.
Atsumu langsung mendekat, tapi ditepis oleh tsukishima yang tiba-tiba dengan cepat pergi ke arah Kageyama dan langsung saja mendorong Oikawa sehingga dia tersingkirkan, tsukishima menenggelamkan wajahnya di bahu Kageyama. Ia menjauhkan wajahnya dengan semburat merah tipis dan mengecup pipi kiri Kageyama, dan membuat lainnya kaget.
"Tobio...aku mencintaimu..." Seru tsukishima menatapnya dengan tatapan tenangnya. Berhadapan dengan wajah polos Kageyama yang menatapnya dengan kedua mata hitamnya. Atsumu segera mendekat dan kini dia menarik Kageyama sedikit ke samping dan memeluk posesif tubuhnya, atsumu langsung saja mencium bibirnya dan membuat oikawa dan tsukishima mendecih kesal, atsumu memeluk kageyama dan mengigit pelan telinganya.
"Kau adalah milikku, tidak akan kuserah kan pada siapapun♡.." seru atsumu memiringkan kepalanya tersenyum mengejek pada kedua orang disana.
"Termasuk dua jomblo itu.." ejek atsumu terang-terangan.
Oikawa segera mengepalkan tangannya, hendak menghajar mulut kurang ajar itu. Oikawa mendekat dan menarik atsumu dari sana dan bertengkar seperti biasanya, tsukishima hanya diam disana memperhatikan perkelahian kedua orang bodoh yang seperti anak-anak disana.
Kageyama memiringkan kepalanya menatap ke arah Hinata yang hanya duduk menjauh dari sana, dia langsung saja berjalan memeluknya dari belakang Hinata dan membuat Hinata memerah padam.
"Wah! Tobio!" Kaget Hinata.
"Kau gak suka peluk?" Tanya Kageyama menatapnya tajam dari balik bahu. Hinata sontak mengeleng, Kageyama langsung mengecup pipinya membuat Hinata memerah dan yang lainnya juga ikutan cemburu dan mengejar Kageyama. Mereka berebutan memeluk Kageyama, Kageyama hanya diam disana. Atsumu dan Oikawa yang masih bertengkar, atsumu memeluk punggung nya dengan posesif. Oikawa ikutan memeluk bagian kirinya, tsukishima memeluk bagian kanannya menatap sinis ke arah mereka, tapi dia hanya memeluk dengan tenang. Hinata yang memerah dan masih di peluk Kageyama dari belakang. Kageyama hanya diam disana, memperhatikan satu persatu orang yang membuat harinya menjadi lebih berisik. Lebih berwarna daripada hari hari biasanya yang selalu sepi. Pelan, Kageyama melepaskan dirinya. Dia berjalan ke arah kasurnya, mereka menatap ke Kageyama dengan tatapan bingung. Pelan Kageyama menarik senyuman, hari yang menyenangkan. Dia perlahan berbalik, memegang kedua tangannya di balik punggungnya. Dia menatap dengan wajah polosnya yang tampak sangatlah bahagia.
Lalu ia perlahan mengukir sebuah senyuman manis dan wajahnya yang berubah perlahan menjadi ceria dan sangat menggemaskan. Membuat semua orang disana ikut terpesona, wajah seram yang biasanya menakuti orang orang. Wajah itu yang sekarang tampak sangat manis, seperti ada bunga-bunga yang ikut bertebaran di sekitarnya. Kageyama yang terlihat begitu manis, begitu berharga, begitu hangat. Tidak ada yang tau, seperti sebuah mutiara yang tersembunyi. Tatapan matanya yang melembut tidak lagi tajam, semburat merah tipis yang sempurna di wajahnya. Perlahan sebuah senyuman tipis terurai disana. Membuat waktu terasa seakan berhenti, Kageyama yang selalu terlihat mempesona.
"Suki Desu!" Serunya dengan nada yang hangat dan lembut, berasal dari hatinya sendiri. Dia menatap ke arah mereka, dan menatap satu satu dari antara nya yang menyayanginya. Tanpa sadar, dia selalu dikelilingi oleh seseorang. Mereka selalu ada di sekitarnya tanpa pergi, dan hal itu membuatnya bahagia. Masing masing dari mereka yang memiliki tempat sendiri yang teristimewa di hatinya, dan mengisi harinya yang selalu sepi. Semuanya takut padanya, tapi mereka malah memeluknya mau menyentuh dirinya ini.
Dan karena itu dia menjadi bisa tersenyum seperti ini, tidak seperti sebelumnya. Bahkan saat ini ia ingin terus tersenyum, berterima kasih pada orang orang yang bersamanya. Dia yang menyebalkan, egois, dan menyeramkan ini. Kageyama akui dia egois, nyatanya dia ingin keempat orang ini agar selalu bersamanya, dia ingin agar mereka selalu menyayangi nya dengan cara mereka. Dia ingin berada di tempat yang berharga di hati mereka, karena merekalah yang sudah membuat Kageyama merasa seperti itu. Apakah itu egois?, Kageyama sama sekali tidak peduli, karena Kageyama mencintai mereka semua. Tsukishima yang memang menyebalkan tapi dia juga kadang-kadang perhatian, Oikawa yang mengagumkan dan sangat perhatian, Hinata yang baik hati dan sahabat miliknya, dan atsumu, yang mesum tapi begitu mencintainya. Hal seperti itu, ia ingin memilikinya.
Seorang diri. Bolehkah?, Karena Kageyama sudah merasa sangat bahagia dengan keberadaan mereka yang berada disisinya. Rasanya dia tidak butuh apa apa lagi, memiliki mereka untuk seumur hidupnya adalah harta berharga yang dia inginkan. Dan bersama mereka adalah hal yang akan selalu dia lakukan, karena Kageyama tidak pernah ingin kehilangan mereka. Hari harinya yang selalu ramai, dengan orang orang yang mau bersamanya. Hari harinya yang terasa berwarna, rasa hangat yang selalu menyelimutinya dan membuatnya ingin terus merasakan hal itu lagi dan lagi, tanpa henti. Berada disini bersama dengan mereka, adalah satu satunya keinginannya.
Karena mereka berempat, Hinata, Tsukishima, Oikawa, Atsumu. Dia jadi menginginkan hal itu, semua adalah salah mereka dan dia menyukai hal itu, kalau bisa Kageyama ingin terjebak selamanya bersama mereka. Dan tersenyum bersama sama dengan mereka semua dan membuat kenangan yang berharga, kenangan yang bisa membuktikan kalau orang sepertinya bisa bahagia bahkan hanya dengan beberapa orang saja. Beberapa orang itu adalah mutiara berharga miliknya.
"Terima kasih...telah bersama dengan Tobio..., Tobio sangat menyayangi kalian..., Tobio sangat bahagia bersama kalian" seru Kageyama tersenyum, dia mendekati ke arah mereka dan memeluknya satu persatu. Ah, jika ini mimpi dia tidak akan mau pergi dari sini. Tidak lagi seorang diri, ada seseorang yang akan selalu menunggu-nya.
"Kalian semua adalah harta berharga milik Tobio...terima kasih sudah membuat hidupku menjadi sangat berwarna..", Kageyama menarik masing masing tangan dari mereka dan mengarahkan pada tangannya dan menggenggamnya lembut.
"Tobio ingin... kita bisa selalu bersama selamanya.., hehe. Tobio sangat bahagia sekarang ini, apakah ini hal yang boleh?" Seru Kageyama pelan, seraya menengadah dan tersenyum pada mereka. Tatapannya yang melembut, dan tetesan hangat yang perlahan mengalir tanpa sebab, senyumannya yang sangat indah di balut dengan kesedihan. Dia ingin terus dan terus bersama dengan mereka, kebahagiaan kecil seperti itu. Apakah boleh dia dapatkan-?.
Hinata tersenyum manis, dan memeluk Kageyama. "Tentu, semua orang berhak bahagia.., aku sebagai sahabat mu tentu akan selalu mendukungmu.."
"Shouyou.., terimakasih.." seru Kageyama tersenyum pelan dan mengusap pelan surai orange Hinata yang ditanggapi dengan senyuman manis diwajahnya.
Oikawa menarik tangan Kageyama dan mengecup punggung tangannya pelan dan mengusapnya, tersenyum menawan pada Kageyama.
"Kau adalah adik ku yang paling manis, aku akan selalu menjaga adik manis ku ini, kan~?", Kageyama menatapnya dengan tatapan berbinar-binar.
"Tooru...senpai.. terimakasih" seru Kageyama tersenyum lembut, air mata perlahan yang mengalir tanpa dihentikan.
Atsumu beranjak, mengusap air mata yang mengalir itu. Dia mengecup air mata bening yang perlahan menetes di pipinya.
"Jangan menangis, semua orang ada disini. Aku tentu akan selalu mencintaimu, dan akan kubuat kau menjadi pasangan paling berbahagia di dunia..." Seru atsumu tersenyum, Kageyama terkekeh pelan. Mengusap air matanya yang terasa panas.
"Tsumu, terima..kasih.." gumam Kageyama. Tsukishima yang masih berdiri disana. Kageyama mengalihkan tatapan ke arah bawah, tsukishima mendekat. Dia mengangkat dagu Kageyama dan melihat wajah manisnya.
Tsukishima memiringkan kepalanya, mencubit kedua pipi gembul Kageyama keras.
"Kau terlihat bodoh saat sendirian, mana mungkin aku akan meninggalkan mu saat kau jadi menyedihkan seperti ini...?" Gumamnya menyebalkan, Kageyama menepisnya pelan, dan merasakan tetesan yang terus saja mengalir. Kageyama mengarahkan kedua tangannya dan menutupi wajah nya yang mulai berbalut air mata.
"Kenapa ya..., Aku tidak bisa berhenti menangis...aku.. sangat bahagia..., Aku ingin bersama dengan kalian...., Hiks..hiks.." seru Kageyama bergumam, dia mengigit pelan bibir nya. Rasanya aneh, dia menangis tapi dia tidak merasa sedih.
Mereka terkekeh, saat Kageyama pelan menatap mereka. Mereka terkekeh, menertawakan dirinya. Tapi dia tidak merasa kesal, Kageyama pelan ikut terkekeh. Mengusap air mata, dan menatapnya dengan sebuah senyuman tipis nya yang manis yang perlahan berubah menjadi senyuman lebar yang indah.
"Aku mencintai kalian.., teruslah bersamaku...ya?" Pinta nya dengan nada memelas, mana mungkin mereka akan bisa meninggalkan orang yang manis seperti ini. Kageyama yang sudah menarik hati mereka, dan mengisi waktu yang indah.
"Tentu saja, karena kami tidak akan pernah meninggalkanmu.." seru mereka tersenyum dan Kageyama yang perlahan tersenyum mengikuti mereka, hari yang terasa sepi setiap harinya. Tanpa ada sesuatu yang berharga, warna hitam putih. Dan saat itu, mereka datang tanpa peringatan, mengisi hari hari yang biasanya sepi. Dan Kageyama malah merasa nyaman dengan hal itu, dan tanpa sadar dia tersenyum akan hal itu. Senyuman tulus ketika ruangannya terasa berwarna, dengan adanya Hinata, Oikawa, Atsumu, dan Tsukishima yang ada disana. Selalu ada disana, dan menemaninya dalam setiap waktu yang terus berjalan.
Perlahan ia pun dengan sangat polosnya dan perlahan ia mengerjapkan matanya dan langsung tertidur di pelukan mereka, Oikawa langsung saja menangkapnya, Sedangkan tobio hanya tertidur dengan wajah polosnya yang sungguh sangat imut seperti bayi yang sangat mengemaskan. Oikawa perlahan membaringkan di atas kasurnya, dia tampak sangat bahagia. Dan Kageyama tampak puas, seperti tidak ada lagi beban masalah.
Deg!
Deg!
Blush!
Tsukishima menutupi sebagian wajahnya yang memerah tipis karena perbuatan Tobio yang sungguh kelewatan manis.
"Waaah. Ousama. Kau ini benar-benar sangat imut" seru pelan tsukishima tidak tahan.
"Tobio-chan, aaah. Aku gak tega membangunkannya!" Seru dramatis Oikawa yang wajahnya sudah memerah padam itu.
"Istriku adalah malaikat surga" seru atsumu mengalihkan wajah memerah tipisnya ke arah lain.
Hinata melihat kearah tobio yang tertidur dengan sangatlah polos. Tidak tau kalau sikapnya barusan memberikan damage yang sangat luar biasa.
"Kau benar benar imut , Tobio" gumam hinata sebelum dirinya benar-benar tidak tahan dan memilih untuk bersembunyi dalam satu bantal yang ada di samping Kageyama itu.
Sangat manis seperti gula, Oh gods, Tobio benar-benar sangat manis saat sedang sakit. Mungkin lain kali mereka semua tidak ingin Tobio sakit lagi!. Bisa jadi nanti merekalah yang malah tidak tahan melihat itu-!.
.
.
Omake
.
.
Kageyama merengut marah disana, dia mengembungkan kedua pipinya dan tampak aura seram di sekitarnya. Kageyama menatap seram dan tajam ke arah mereka berempat yang malah sedang asyiknya memeluk dirinya bersama-sama di kasur, padahal tadi dia perasaan sedang sakit, dan tiba tiba sudah ada empat orang yang memeluk dirinya dengan erat. Kageyama melepaskan dirinya dengan susah payah, tapi Oikawa malah lagi lagi menariknya dalam pelukan. Kageyama mendorong, dan kali ini dia ditarik saat berhasil duduk ke samping oleh atsumu. Kageyama menghela nafas, dia berhasil keluar dan duduk di atas kursi. Dan lagi lagi dia ditarik ke belakang oleh tsukishima. Bahkan Hinata juga ikut memeluknya seperti guling, Kageyama mengernyitkan dahinya kesal. Dia benar benar tidak ingat apa yang terjadi.
"Ck, lepaskan aku!" Teriak Kageyama kesal. Dia lapar!
Dan sekarang mereka sedang berusaha membujuk Kageyama yang marah marah disana.
"Ayolah tobio-chan, jangan marah gitu deh..,ya?" Seru Oikawa membujuk. Kageyama hanya diam saja di tempat. Oikawa meringis, dia tidak mau Kageyama marah padanya.
"Kau seperti anak kecil saja, ousama malah marah-marah, apa salahnya memeluk mu?" Seru si mulut garamnya. Padahal Kageyama suka juga, tsukishima ingin menghibur tapi diselingi dengan ejekan yang membuat Kageyama malah tambah marah.
Kageyama menatapnya marah, seperti kucing hitam yang mengeram marah. "Kalian kira aku guling?!, Aku sama sekali gak marah. Cuman kesal!" Seru ketus Kageyama, atsumu tampak menghela nafas disana.
"Sayang, sudah dong.. jangan marah, kau tambah imut.." seru atsumu menatapnya tanpa rasa berdosa. Kageyama berbalik dan menatapnya dengan kesal, seperti ada ekor hitam yang menegak keatas imajiner disana.
"Gak tau malu!, Atsumu sangat menyebalkan!" Seru Kageyama, Hinata mendekat. Dia takut juga kalau Kageyama marah, tapi dia sudah biasa. Hinata menepuk bahu Kageyama yang langsung di tepis nya dengan muka galak.
"Sudah sudah, tobio. Kau marah terus, makam dulu ya?" Seru Hinata. Kageyama melipat kedua tangannya, menatap dengan tatapan kesal. Hinata hanya terkekeh pelan, tidak lama Kageyama menoleh lagi ke arah mereka. Dengan tatapan marah yang terlihat mengemaskan.
"Baiklah, jangan kira aku akan memaafkan kalian ya!" Seru tsundere Kageyama, dan segera dia memakan makanannya dengan lahap. Kedua pipinya mengembung, Kageyama dengan nikmat menarik rotinya seperti slime. Dia menatap dengan polos ke arah mereka berempat yang terus saja menatapnya.
"Kenapa kalian menatapku seperti itu, ada yang aneh?" Seru Kageyama seraya mengelap sisa makanannya di mulutnya dengan tangannya yang sedikit tertutupi dengan lengan bajunya yang panjang karena posisi kerah bajunya yang sedikit terbuka, dan miring. Dan Kageyama sama sekali tidak sadar akan hal itu. Dia tampak manis sekali, pipinya memerah dan kesusahan mengusapnya.
"Kawaiiii" ujar mereka dalam hati. Kageyama memiringkan kepalanya, menatap dengan tatapan marah saat mengambil sebuah yogurt kesukaannya itu.
"Kalau ini gak boleh!, Ini cuman punyaku!" Seru Kageyama pelan dan perlahan berbalik untuk menyembunyikan minuman kesayangannya itu. Tampak sangat manis saat dia berusaha untuk menyembunyikannya.
Tsukishima disana menyeletuk, seraya tersenyum miring.
"Padahal tadi saat kau sakit, kau tampak sangat manis saat malah marah marah saat bajumu basah loh.." seru tsukishima, wajah Kageyama langsung memerah. Dia sama sekali tidak sadar.
Dia berbalik, "Tidak mungkin!, Aku tidak mungkin seperti itu!" Elak Kageyama keras kepala.
"Iya ya~,tadi juga saat aku menyuapi mu kau malah salah ngira dengan jariku...~!" Seru Oikawa tersenyum menyeringai disana, Kageyama tambah merah. Tapi dia berusaha untuk menyembunyikannya.
"A-aku tidak mungkin akan melakukan hal memalukan!" Seru Kageyama, pipinya memerah dan tatapannya yang menatapnya dengan panik.
"Tadi juga Tobio malah memeluk ku dengan sangat manja♡" seru atsumu menjilat bibirnya.
Kageyama mengeleng kuat, tidak mungkin dia melakukan hal seperti itu. Hinata disana juga hanya memerah, dan segera menghindarinya. Hal seperti itu tidak mungkin dia lakukan, itu sangat memalukan. Pipinya memerah padam, dan rasanya matanya seperti berputar dengan rasa malu yang semakin merambatnya. Kedua matanya menatap dengan sayu, tapi dia juga tidak mengingat apapun..
"Tidak, kalian bohong!" Teriak Kageyama ketus. Mereka malah menyeringai disana, Kageyama menatap ke arah bawah. Merasa kalau ini adalah hal yang sangat memalukan, dia mengangkat kedua tangannya yang tertutupi oleh lengan panjang, dan ia mengatupkan kedua kakinya dan menutupi sebagian wajahnya dengan kedua tangan nya, Kageyama menutup rapat rapat kedua matanya, semburat merah menghiasi wajah manis itu dan air mata mengalir pelan. Dia hampir saja menangis. Badannya perlahan gemetaran, dia tidak akan pernah mengakui kalau dia melakukan hal itu.
"A..aku tidak mungkin seperti itu...," Elak Kageyama.
"Kau mengelak ousama?, Padahal kau bilang kalau kau Sangat mencintai kami.." seru tsukishima menatapnya dengan tatapan sinis nya itu. Dia dengan tenang, memakan onigiri nya.
Blush!
"Ara tobio-chan, jangan malu malu. Kami tau kok kalau kau tidak mau kesepian.." seru Oikawa tersenyum menyeringai dan memasukan makanannya yang dimainkan di atas mulut.
"A..aku tidak seperti it..u" elak Kageyama lagi.
Blush!
"Kau tidak harus malu malu kok, kami tidak akan meninggalkan mu , ya♡?" Seru atsumu dengan santai, memangku dagunya dengan kedua tangannya dan berbaring dilantai menghadap ke arah Kageyama disana.
"...ngh..aku.. tidak..." Gumam Kageyama mengigit bibirnya.
Blush!
"Tenang saja Tobio, kami akan selalu bersamamu.." seru Hinata tersenyum manis disana.
"......///" Kageyama memerah, dia menunduk disana. Bahunya yang perlahan gemetaran.
Blush!
"Tobio?" Tanya mereka heran. Kageyama hanya diam saja, Kageyama menutupi wajahnya dengan seluruh tubuhnya perlahan menjadi gemetaran. Bajunya yang besar menutupi tubuhnya dengan manis dan dia mengatupkan kedua kakinya.
"Mnh...ngh...kalian bohong.." seru Kageyama yang bergumam pelan. Dan tidak lama tetesan air mata itu perlahan jatuh juga, Kageyama menatap mereka dengan tatapan sayunya yang sungguh manis dengan matanya yang berurai air mata.
"Hiks..kalian bohong, dasar Baka!" Seru Kageyama menutupi wajahnya yang penuh air mata, dia tampak sangat menyedihkan. Kageyama menghindari mereka saat mendekat. Kageyama meringkuk dan semakin terus menyembunyikan dirinya di pojokkan, dengan beberapa kali dia menghapus air matanya.
"Maafkan aku tobio-chan ya?" Seru Oikawa berusaha untuk membujuk. Tapi Kageyama hanya mengeleng pelan, tidak berniat menolaknya.
"Ck, cengeng sekali..," tsukishima menghela nafas, ia mengusap surai Kageyama pelan..., "Jangan nangis, Tobio.." gumam pelan tsukishima. Kageyama hanya diam saja, Oikawa mengecup pelan punggung tangan kirinya yang perlahan gemetaran.
"Sayang, maafkan aku.., tapi jangan nangis.., aku tidak suka Tobio bersedih.." seru atsumu tersenyum lemah dan mengecup punggung tangan kanannya.
Hinata juga perlahan ikut memegangi ujung bajunya Kageyama, menatap dengan wajahnya yang memelas.
"Maaf Tobio..,maafkan aku.." seru Hinata pelan.
"..." Kageyama hanya diam, mendapati perilaku manis dari ketiganya. Ia sesenggukan.
Perlahan dia mendongak, dengan wajah manisnya yang berbalut air mata. Surai hitam yang terlihat berantakan.
"Manisnya~"^pikir mereka tanpa sadar dengan semburat merah.
"Hiks.."
"Baka..baka..baka..." Ketus Kageyama memelan, seraya mengigit bibirnya agar bisa menahan isakan-nya. Bajunya yang kebesaran, yang tampak sangat manis untuk Kageyama.
"Aku tidak akan luluh!" Ketus Kageyama menatap dengan kesal, namun sebenarnya dia sudah memaafkan mereka.
"Iya ya, aku mencintaimu, manis ku Tobio-chan~" seru Oikawa tersenyum menawan seraya mengecup punggung tangannya.
"Dasar cengeng..., Tapi aku juga sangat mencintaimu..." Seru tsukishima mengusap air mata yang membekas pelan.
"Aku juga Tobio♡" seru atsumu mengecup pipi kanannya dengan penuh cinta, seraya tersenyum.
"A--aku juga,hehe" seru Hinata seraya tersenyum manis disana.
Blush!!
"Dasar baka..'" seru Kageyama memiringkan kepalanya ke arah lain berusaha mengabaikannya. Tapi dia sama sekali tidak menolak ataupun memberontak,
Dia tidak peduli apapun lagi, Astaga. Kageyama yang sakit ataupun saat biasa, mereka sama sama sangatlah manis!
.........💐💐💐💐👐👐👏👏💕💕
~TBC~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top