💮🌹-10-🌹💮

'Ciuman'

.
.
.
.
.

Hinata sedang asyik berjalan jalan dengan mengangkat kedua tangannya. Selesai latihan harian di Karasuno. Sekarang Kageyama menemani Hinata untuk pergi ke toko buku meskipun dengan sedikit paksaan tentunya.

Akhirnya mereka berdua sampai ke toko buku itu. Hinata langsung masuk dan kini mencari buku kesukaannya. Kageyama melipat tangannya malas menatap ketus pada Hinata yang sedari tadi mondar mandir tidak karuan.

"Cepatlah Boge!" Teriak Kageyama dari jauh. Ia malas mengikuti Hinata berkeliling dan memilih berdiri di dekat rak buku dekat pintu toko .

"Sabarlah tobio!, Aku belum menemukan bukuku!" Tegas Hinata tidak kalah keras. Hinata dengan gencar mencari buku buku dan seketika matanya menoleh ke atas. Buku bertuliskan komik olahraga terpampang jelas disana.

Hinata segera berjinjit untuk mengambil buku itu. Ia melambai lambaikan tangannya karena letak buku itu lebih tinggi dari badannya.

Kageyama menghela nafas. Ia mendekati Hinata yang sedang asyik melompat lompat seperti kelinci manis. Kageyama mengarahkan tangannya pada atas membantu Hinata mengambil buku nya, ia mendekat dan menghimpit tubuh kecil Hinata karena posisi bukunya sedikit kebelakang.

Hinata seketika memerah saat menyadari tubuh besar Kageyama kini sedang merangkap tubuh kecil Hinata dan menghimpit nya hingga Hinata bisa merasakan pakaian Kageyama menempel pada punggungnya.

"Ini Boge!, Kau pendek sekali" seru Kageyama menepuk kepala Hinata dengan buku yang baru saja ia ambil. Seketika Hinata memegang kepalanya dengan cemberut.

"Tobio bodoh!, Bodoh!" Teriak Hinata beraninya ia menyebut Hinata pendek, padahal ia sudah makan sebanyak mungkin dan tingginya sama sekali tidak bertambah. Kageyama melihat wajah Hinata yang cemberut.

Kageyama menyerahkan buku itu pada tangan Hinata dan kemudian mengelus kepala orange Hinata yang memiliki tinggi sebahu darinya. Hinata memerah dalam diam. Merasakan betapa lembutnya sentuhan Kageyama pada kepalanya itu.

"Maaf shouyou, kurasa aku berlebihan" seru Kageyama. Hinata masih terdiam hingga Kageyama beranjak dari tempat nya berdiri. Ia sekali lagi meneriaki Hinata yang sedari tadi hanya mematung disana.

.
.
.
.
.

Hinata akhir nya berhasil membeli buku yang ia inginkan. Jika saja tidak ada Kageyama ia akan kesulitan untuk mengambil buku itu. Hinata memeluk meluk buku itu di dadanya dengan senyum melebar.

"Neh tobio" seru Hinata setelah setengah perjalanan. Kageyama berhenti dan melihat Hinata yang kini sedang menatap ke bawah. Perlahan Hinata mendongakkan kepalanya dan menatap Kageyama dengan tatapan hewan buasnya.

"Cium aku"

Kageyama melihat Hinata dengan heran. Ia mengaruk kepalanya, "jangan bercanda Boge, sudah cepat kita harus pulang" seru Kageyama, ia berbalik dan mulai berjalan lagi.

Tetapi Hinata sekali lagi tidak bercanda. Ia memeluk tangan kanan kageyama sehingga pria bersurai hitam itu menunduk dan sama tinggi dengannya. Sekali lagi hinata mengatakan itu dengan raut serius.

Kageyama menghela nafas. Ia melihat ke kanan dan kekiri. Ia sebelumnya belum pernah mencium seseorang. Dan apa lagi yang membuat Hinata menjadi seperti ini?!

Kageyama menurunkan wajahnya menatap wajah Hinata yang tampak manis. Ia terdiam dengan mulut kecilnya itu. Kageyama menelan ludah, dengan perlahan Kageyama memegang kedua pipi Hinata yang sangat empuk dan perlahan melakukan ciuman itu.

Kageyama berusaha bergerak dan berhasil membuat Hinata melenguh kecil. Kageyama tidak membuka mata karena malu, ini adalah pertama kalinya ia mencium seseorang.

Srek!

.
.
.
.
.

Kageyama terperanjat saat ada sebuah tangan yang menarik kerahnya hingga ia melepaskan ciuman nya dengan Hinata secara paksa. Kageyama memerah samar sedangkan Hinata membuka matanya perlahan sambil tangan kecil nya memegang bibirnya.

"Tobio Chan, kau jangan mencoba mengoda Hinata, kau tau itu hm?" seru sebuah suara yang dikenal Kageyama. Kageyama menoleh dan melihat sosok senpai nya itu. Kini menariknya dengan tangan kanannya. Kageyama memerah ini bukannya karena dirinya yang mau. Hinata yang duluan?!

"Bu -bukan aku"

Cup!

Kageyama membulatkan matanya saat Oikawa mengecup bibir nya itu , Kageyama menutup mata saat Oikawa mulai mengerakkan lidahnya menyusuri mulutnya itu. Perlahan Kageyama merasa ciuman Oikawa semakin liar hingga dirinya lagi lagi di tarik oleh seseorang dari arah berlawanan.

Kini Kageyama melepas ciumannya, kepalanya lagi lagi di arahkan pada arah kiri. Kali ini ia melihat seseorang bersurai kuning itu. Ia juga dengan cepat mengecup bibir Kageyama. Kageyama mendesah tertahan, saat tangannya perlahan menyesap masuk ke dalam kaosnya.

"Tobio, kau ini manis sekali , apalagi saat berwajah bergairah seperti itu" seru atsumu melepaskan tautannya setelah beberapa saat. Kini wajah Kageyama benar benar memerah, air Saliva yang entah jelas dari siapa itu mengalir memenuhi tengkuk lehernya.

Sedangkan Hinata sudah memerah saat melihat Kageyama yang tadi mencium nya kini malah berwajah sayu. Terlebih dia dicium oleh kedua setter terkenal ini.

.
.
.
.
.

Srek!

Entah apa yang terjadi hari ini. Kini dirinya dengan tenaga paksa di tarik kebelakang. Kageyama yang masih mengambil nafas hanya mengikuti arah tubuhnya yang kini ditahan seseorang dari belakang.

"Hei tsukishima, tidak kah kau curang mengambil tobio?" Tanya atsumu. Ia menjilat bibirnya itu. Ia merasa tergganggu saat bocah berkacamata itu menarik Kageyama sehingga Kageyama tidak bisa ia goda lebih jauh.

Sedang kan si pelaku itu masih mengenakan headset. Sungguh ia kesal saat Kageyama tiba-tiba di cium oleh ketiga manusia ini. Padahal dirinya sendiri belum merasakan betapa manis nya mulut Kageyama sejak kejadian di WC itu.

"Huh?, Benarkah?" Seru tsukishima, ia kini menarik kepala Kageyama yang kini menghadap ke arahnya. Perlahan Tsukishima melahap bibir Kageyama yang langsung mendapat decihan oleh atsumu dan Oikawa yang sudah menyerang Kageyama duluan.

Kageyama dilepas kan perlahan oleh tsukishima setelah ciuman itu. Kageyama masih sedikit Ling lung. Ia bergetar tetapi berhasil berdiri sendiri. Sedangkan tsukishima sudah pergi bertengkar bersama atsumu dan Oikawa. Kageyama berdiri menatap mereka hingga akhirnya ia benar benar sadar sudah di cium seenak nya oleh keempat orang itu.

.
.
.
.
.

"Ka - kalian seenaknya!, Dasar sialan kalian semua!" ketus kageyama dengan aura gelapnya tampak jelas dahinya mengkerut karena perbuatan aneh keempat manusia di depannya itu.

"Ah kau sudah sadar tobio, bagaimana rasa ciuman nya?" Tanya atsumu. Ia memandang Kageyama dengan tatapan sensual. Dia adalah yang paling mesum dari ketiga orang itu.

"Hm pasti aku lebih enak kan, tobio Chan?" Kini Oikawa yang berbicara. Ia melebarkan senyum biasanya melihat ke arah Kageyama. Kageyama seketika memerah, ia bergetar.

"Tidak, ciuman ku pasti lebih enak" seru tsukishima ikut ikutan menanggapi. Ia juga ikut menatap Kageyama.

Hinata kecil tidak mau kalah. Ia mengepalkan kedua tangan nya dengan semangat melihat ke arah Kageyama yang memerah disana. Mereka semua tidak peduli bahwa mereka sudah melakukan hal memalukan di tempat umum?!

Kageyama akhirnya benar benar marah ia melemparkan tong sampah yang ada di samping nya. Benar benar manusia mesum semuanya!

"Ka - kalian mesum!" Teriak Kageyama. Ia memerah hingga ke telinganya. Kageyama menunduk memperhatikan ke bawah sambil keringat dingin membasahi wajahnya itu.

Hingga akhir nya kageyama berbalik dan meninggalkan tempat kejadian. Sedangkan si pelaku penciuman kini saling tersipu dalam keadaan masing masing melihat sifat stundere Kageyama yang sangat manis.

Tsukishima memegang bibirnya, ia mengenakan lagi headset nya meskipun tidak tampak tsukishima sebenernya menyukai sifat stundere nya tadi..

Atsumu juga ia menjilat bibirnya dalam dalam. Memang rasa bibir Kageyama sangat manis. Ia ingin menyantap nya lagi. Salahkan atsumu yang diam diam mesum ini.

Oh dan Oikawa. Ia memerah parah saat menatap Kageyama. Atau bisa dibilang ia adalah seme terimut dari mereka semua. Sungguh sikap stundere Kageyama benar benar menusuk bagian terdalam hatinya.

Hinata kini memblush. Ia sadar Kageyama sangat tampan tadi tapi seketika raut wajah Kageyama berubah saat berciuman dengan mereka bertiga. Yah tapi Hinata tidak terlalu terpengaruh sih.

.
.
.
.
.

Dan yah sekarang kageyama benar benar bersumpah tidak akan berjalan dengan masing masing dari mereka tadi. Karena Hinata ia sampai terlibat dalam ciuman entah sudah beberapa kali itu. Kageyama meremas bantal di tempat tidurnya itu.

Ia menenggelamkan wajahnya yang memerah padam seperti tomat. Tidak mungkin ia memperlihatkan sifat memalukan ini. Ia adalah laki laki. Tapi siapa juga yang tidak malu sih saat dicium seperti tadi?!. Kageyama berguling guling di kasurnya sehingga tanpa sadar kelakuannya sangat imut seperti kucing hitam yang sedang berguling guling dengan polosnya.

.
.
.
.
.

~ TBC ~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top