36. SURRENDER

👆🏻
Ini trailer lama yah, gengs. Sebelum castnya ganti.😭

Part ini singkat banget.😁

🍭🍭🍭

Seorang gadis bertubuh semampai dan memiliki paras yang cantik sedang dalam keadaan terikat di kursi kayu. Tangan dan kakinya sulit ia gerakkan, ditambah lagi mulut yang tertutup kain hitam. Kepalanya masih terasa pening efek obat bius yang diperolehnya.

Ringisan dan rintihan yang terlontar dari bibir tipisnya tak mampu mengubah apa pun itu. Ia terjebak dalam gelapnya sebuah ruangan. Hanya ada titik cahaya kecil yang masuk menyeruak melalui celah kaca yang tertutup rapat.

"Kamu gak akan bisa selamat dari aku malam ini, Manis." Pria dengan senyum penuh kemenangan itu mengusapkan ujung pisau pada permukaan leher jenjang sang gadis.

Lagi, sang gadis meringis. Ingin meronta, namun percuma. Akhirnya sang gadis hanya bisa melelehkan air matanya seolah minta belas kasihan.

"Mana pacar kamu yang katanya jagoan itu, hah? Gak ada, kan? Lagian udah aku bilang, Sayang ...." Pria tadi mengecup sekilas bibir sang gadis yang terhalang kain. "Dia itu BERBAHAYA, tapi kamu masih aja gak nurut. Alhasil di sinilah kamu sekarang." Seolah candu bagi sang pria, sekarang ia mengecup pipi sang gadis yang basah akan air mata.

Ia sangat amat tak sabar untuk menyentuh segalanya yang ada pada tubuh gadis cantik di depannya ini.

Tangannya mulai nakal menggerayangi permukaan kulit sang gadis mulai dari tangan, pipi, leher dan bahu.

Sampai pada akhirnya ia hampir menyentuh satu titik sensitif bagian atas gadis itu, suara memekikkan telinga terdengar.

Pintu terbuka dengan keras membuat benturan pintu dan dinding mengagetkan siapa pun yang ada di sana.

"Jangan sentuh cewek gue, Bangsat!"

Si pria bengis tadi menghentikkan aksinya. Berdecak kesal karena seseorang menghalangi nafsunya.

"Lepasin cewek gue!" Seorang pria muncul dari pintu tadi.

Si pria bengis tadi menepukkan kedua tangannya. "Waaah ... kita lihat siapa yang datang? Berani juga lo datang ke sini." Pria menyebalkan itu mengarahkan ujung mata pisau ke arah leher sang gadis.

"Berani lo sentuh cewek gue, gue gak akan segan bikin lo mati saat ini juga." Pria itu berlari menghampiri, namun tertahan oleh beberapa pria lain di sana.

"Wooww!! Nyali lo gede juga yah, Boy. Oke, kita lihat siapa yang akan mati duluan. Lo, gue, atau wanita manis ini?"

"Berengsek lo!"

"Kita lihat aja siapa yang paling berengsek." Pria itu menyeringai lalu berkata kembali, "Hajar dia!"

Tiga orang pria berbadan besar langsung saja menghajar secara membabi buta, pria yang baru datang tadi tak dibiarkan membalas walau sedikit pun.

Darah mengalir dari mulut dan hidungnya, bahkan pelipis dan dahinya sudah memar akibat benturan dengan lantai.

Perut dan dadanya mungkin sudah berubah warna menjadi biru keunguan. Ah, itu pasti sungguh menyakitkan.

"G-gue rela mati asalkan Seiza bisa selamat," gumam sang pria sambil terus meringkuk menghalau pukulan yang semakin bertubi.

Sang wanita meronta, tapi tak berdaya, hanya menghabiskan tenaga saja. Tak banyak yang bisa ia lakukan selain berdoa pada Sang Kuasa agar keajaiban bisa muncul secara tiba-tiba.

Mungkin satu lagi saja pukulan bersarang pada wajahnya, pria itu pasti langsung memejamkan mata karena kehabisan tenaga. Namun, dengan sekuat raga ia masih tetap bertahan untuk menjaga gadisnya.

"Stop!" pinta sang pria jahat. "Udah lama gue pengin lakuin hal ini, Yugo. Gue pengin balaskan semua dendam gue selama ini sama lo. Gue harap lo bisa terima dengan senang hati."

Percaya atau tidak, pria jahat itu yang semula memegang pisau kini sudah berubah menjadi pistol yang ujungnya sudah ia arahkan pada tubuh Seiza.

Yugo membulatkan matanya dan berusaha bangkit seolah tenaga yang semula hilang kini terisi kembali. Perlahan tubuhnya ia angkat demi menghalau tembakan yang akan dilepaskan oleh si pria jahat itu.

"Jangan! Gue mohon jangan Seiza! Gue aja!" Yugo memohon dan Seiza di sana menggelengkan kepalanya. "Tembak gue aja, tapi gue mohon lepasin Seiza."

Yugo terus merangkak menghampiri sang pria sampai tangannya menyentuh ujung sepatu pria itu untuk memohon.

"Gue mohon, jangan tembak Seiza," pinta Yugo yang mencium kaki si pria jahat.

"Wah, wah, seorang Yugo Pandu Pranadipa berlutut di hadapan gue. Sungguh kejutan besar." Pria berbadan besar itu tertawa penuh kemenangan. "Oke, kalau lo maunya gitu, gue kabulin."

Ujung pistol yang semula mengarah pada Seiza kini beralih di atas kepala Yugo yang sudah telentang di lantai karena tenaganya sungguh habis.

Seiza tak bisa bertindak apa pun selain terus merapalkan doa pada Sang Pemilik Semesta.

"Buka mata lo Yugo! Jadi cowok itu harus gentle!"

Yugo yang semula memejamkan matanya karena kesakitan kini sedikit membuka mata dan tepat di depannya sudah ada pistol yang siap menghabisi nyawanya. Ia pasrah, sudah tidak kuat dengan kondisi seperti ini, menyerah mungkin lebih baik.

Suara tembakan terdengar kencang di setiap sudut ruangan yang amat memekikan telinga.

Dalam hitungan detik, dengan mata yang masih terbuka itu Yugo melihat semua, melihat kejadian yang paling ia benci dihidupnya.

Pistol yang semula ada di hadapan mata Yugo, kini beralih.

Tembakan itu menghujam bahu gadisnya hingga tubuhnya terlonjak seketika. Dan dalam hitungan detik, mata sembab gadisnya itu tertutup dengan darah yang mengalir dari bahunya.

"SEIZA!!!" Hancur rasanya hidup Yugo. "Jangan tinggalin aku, Seiza!"

"Ini namanya pembalasan yang sempurna, Yugo," sarkas si pria jahat.

Saat itu pula tubuhnya dipaksa bangun agar bisa menghajar pria tadi yang sudah berani menghilangkan nyawa gadis impiannya sejak dahulu.

Namun, saat ia melayangkan pukulannya dan bahkan belum sampai pada wajah pria itu, pelatuk pistol sudah ditarik kembali dan mengarah ke kepala Yugo.

.

.

.

Tamat aja gimana? 🤣

Atau

Next?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top