SUFFER
[Halo! Cerpen ini terdiri dari 8 chapter dan total 80 halaman, ya. Kalian bisa langsung baca sampai tamat di Karyakarsa kataromchick. Siapin tisu untuk baca cerita ini karena aku jamin nyesek. Jangan lupa gunakan kode voucher potongan harga yaitu SUFFER untuk 30 orang tercepat. Selamat membaca.]
"I can give you a child."
Itu adalah kalimat yang gila untuk Rodeo dengar dari mulut sahabatnya.
"Manika, ini bukan candaan."
Wanita itu menggelengkan kepalanya dengan keyakinan penuh. "Aku nggak bercanda. Aku tahu, itu yang kamu inginkan. Aku juga tahu, diam-diam kamu dan Sayira memikirkan mengenai hal ini. Meminta aku untuk melahirkan anak kamu. Iya, kan?" Itu sebabnya kamu belakangan ini berusaha menggoda aku dalam setiap kegiatan berdua, kan, Rod?
Memang akan terdengar aneh dan gila. Pria yang sudah menikah dan memiliki istri, malah sibuk untuk mendekati sahabatnya sendiri dengan keinginan merayunya agar memberikan pria itu—pasangan itu—anak.
"Manika ... I'm sorry. Aku nggak bermaksud untuk membuat kamu dalam posisi seperti ini."
Manika mengangguk pelan. "Aku berusaha memahami posisi kamu aja, Rod. Kamu bilang Sayira memang nggak bisa hamil. Kamu juga bilang kalian sering membicarakan untuk mencari ibu pengganti. Aku nggak terpikir sebelumnya, bahwa kalian punya pemikiran untuk mau menjadikan aku ibu pengganti."
Rodeo menarik napas. Dia tahu bahwa sesuatu yang tidak bisa dilakukan di negara tersebut adalah menggunakan bank sperma atau hal lainnya yang bisa bebas di beberapa negara luar.
"Sulit bagi kami untuk percaya pada perempuan sembarangan yang nggak kami kenal, Manika. Aku dan kamu seenggaknya udah kenal lebih dari sepuluh tahun. Aku tahu kamu dan kamu tahu aku. Kamu bukan penipu, kamu bukan tukang hutang, kamu punya latar belakang keluarga yang jelas. Nggak ada alasan bagiku dan Sayira untuk memusingkan mengenai kamu. Kamu calon ibu yang luar biasa."
Manika menatap Rodeo dengan intens. Sebagai seorang perempuan yang mengedepankan perasaan, dia tidak mengerti kenapa Rodeo tidak bisa melihat sisi sentimentilnya untuk pria itu. Namun, begitulah persahabatan antara lawan jenis, kan? Bisa saja mulut bicara tidak saling suka, tapi pasti salah satu diantara mereka memendam perasaan untuk yang lainnya.
Sudah tidak berusaha peduli dengan perasaan Manika, sekarang Rodeo juga berusaha untuk meminta bantuan agar pria itu mendapatkan anak dari Manika.
"Metode apa yang paling tepat untuk bisa memberikan kalian anak kalo gitu?" tanya Manika.
"Kamu serius mau melakukan ini?" tanya Rodeo takjub.
Manika mengangguk. "Iya, aku mau."
"Kamu nggak akan keberatan dengan resiko ke depannya?"
Manika mengerutkan keningnya dan bertanya, "Resiko apa yang buruk ke depannya?"
"Kamu belum menikah, Manika. Dan kamu akan hamil serta melahirkan. Sebagian pria yang mendekati kamu akan bertanya semua itu. Kamu menutupinya pun, bekas di tubuh kamu nggak akan hilang."
"Ya, anggap aja aku janda yang nggak ada status jandanya. Aku nggak akan cari pria yang nggak bisa menerima kisah dalam hidupku, kok, Rod."
Masih dengan tatapan tidak sepenuhnya yakin, Rodeo menggenggam tangan Manika begitu saja. Rodeo sudah sering melakukannya, tidak heran jika pria itu tidak merasakan apa-apa saat melakukannya.
"Menurut kamu, lebih baik kamu mengalami semua fase kehamilan tanpa status atau menjadi janda dalam kurun waktu beberapa tahun?"
"Tergantung gimana Sayira memutuskan. Dia wanita, aku juga wanita. Dia mau anaknya aku kandung aja itu keputusan yang berat, Rod. Sebaiknya kita bicarakan ini bertiga, secara serius. Kita bahas sampai detail apa yang aku mau dan apa yang Sayira butuhkan. Kalau dalam pembicaraan itu terlalu memberatkan aku, maka aku bisa mundur dari kesediaan tersebut. Bisa?"
Rodeo mengangguk dengan senyuman yang terpatri di bibirnya. Pria itu terlihat bahagia. Tidak bisa dibohongi bahwa memang momen inilah yang Rodeo tunggu. Ada harapan untuk memiliki anaknya sendiri dari wanita yang dikenalnya dengan baik.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top