[4] Resep Malapetaka

Kini Alan tahu kelanjutannya. Rahasia yang selama ini Ayahnya simpan. Perlahan, Alan membuka lipatan kertas, menilik ke permukaannya yang dimakan usia. Aransemen Note-block. Setelah dibaca, benar lagu itu. Alan memeluk Ibu, berterima kasih.

"Jadi," kata gitar itu, sekarang sedikit lebih syahdu, "kau sungguh akan memainkannya, Alan?"

Alan mengangguk ke langit-langi kamar.

#

Tidak mungkin. Lagunya ... berhenti?

Alan merasakan tangannya lemas, dan menjatuhkan gitarnya di lantai. Ayah tidak pernah senagaj menghentikan lagunya. Lagu itu tidak pernah selesai.

"Kau harus memainkan sebuah lagu! Lagu yang tenang dan mengalun! Kertas note itu masih ada kan? Lanjutkan saja!"

"Aku tidak bisa!"

"Apa?! Janjimu, Alan! Kau akan memainkan lagu itu sepenuhnya!"

"Kau cuma gitar!" Alan mencabik-cabik kepalanya gemas,

"Kamu pikir, hanya dengan'Cuma gitar' bisa membebaskan janjimu, Alan?!."

"Bodo amat! Aku tidak bisa membuat lagu!"

Terdengar desah berat, "Terserah kamu. Mainkan saja lanjutan note itu, Alan."

Terkadang, ia merasa bersalah. Tapi gitar ini selalu memaksa. Ia tidak tahu kelanjutannya. Atau alasan kenapa Ayah tidak pernah melanjutkannya.

"Apa Ayah juga tahu kau bisa bicara, tuan Gitar?"

"Tidak. Aku menuggu saat yang tepat sebelum bicara. Orang asing sangat berbahaya bagiku."

"Kenapa?"

Tuan Gitar diam sejenak.

"Aku adalah alat pengabul keinginan."

Bola mata Alan membulat.

"Aku bisa mengabulkan apapun yang manusia bisa bayangkan. Dengan lagu yang tepat, semua mungkin terjadi."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top