Part 27 (21+)
"Ini kayaknya terlalu tembus pandang." Samiya berujar tak nyaman setelah melihat penampilan diri dengan lingerie dari pantulan cermin.
Perasaan Samiya juga sedikit risi dengan gaun tidur minim bahan dan tipis yang tengah dipakai. Tidak sesuai pula akan bayangannya.
Jadi, diputuskan untuk tak memilih ini.
Masih tersisa tiga lagi belum dicoba. Dan sudah ada empat lainnya dikenakan tadi, namun belum satu pun yang terasa nyaman digunakan.
Mungkin karena belum terbiasa dengan pakaian jenis seperti ini, maka dari itu tak ada yang tepat baginya. Rata-rata sangat mini dan pendek.
Harusnya tadi siang dibeli secara langsung saja, tapi karena kesibukan di kantor cukup padat.
Dipesan lewat website dan asal memilih saja.
Memanglah jenis pakaiannya adalah gaun tidur minim bahan, sudah pasti terbuka pada beberapa bagian. Ukurannya pun sangat ketat.
Tujuannya untuk merangsang pasangan bukan? Ya tentu harus dibuat dengan desain seseksi dan semenawan mungkin dilihat para lelaki.
Lalu bagaimana pendapat Segara? Apakah sang suami akan merasa terpesona melihatnya dengan jenis gaun tidur seperti ini? Atau malah risi?
Memikirkan reaksi pria itu, membuat Samiya jadi kian gugup saja. Apalagi melihat langsung.
Otaknya sudah dengan liar pula membayangkan fantasi nakal, bagaimana nanti akan melakukan percintaan perdana bersama sang suami.
Debaran jantung tambah kencang.
Munginkan saat benar-benar berhubungan intim dengan Segara, ia tak akan pingsan karena rasa tegang luar biasa yang melingkupinya?
Akan sangat memalukan jika sampai terjadi.
Baiklah, dirinya tetap harus rileks dalam upaya untuk menghalau semua hambatan pikiran yang membuat rencana disusun kacau nanti.
Malam ini, ia dan Segara harus bercinta.
Walau merasa amatlah tegang akan tidur dengan ia akan tetap menjalankan tugas sebagai istri.
Dirinya juga segera ingin memiliki momongan dengan sang suami. Dan semoga saja secepatnya ia bisa mengandung buah hati mereka.
Drrttt ......
Drrttt ......
Drrttt ......
Ponsel berbunyi nyaring, cukup mengagetkan.
Panggilan dari sang suami.
Samiya segera mengangkat telepon. Ia pun ingin mengetahui keberadaan pria itu sekarang.
"Malam, Sayang."
"Sudah dimana?" tanya Samiya to the point.
"Sudah di rumah? Ruang tamu?"
Tentu saja dirinya kaget dengan jawaban sang suami karena tak menyangka Segara telah tiba.
Kemudian, pria itu menanyakan keberadaannya.
"Aku lagi di kamar."
"Aku akan keluar sekarang. Tunggu, ya."
Samiya lantas bergegas mengenakan jubah tidur, tak nyaman menggunakan gaun malam berbahan mini yang memerlihatkan lekuk tubuhnya.
Dengan langkah cepat, Samiya pun keluar dari kamar. Menuju ruang tamu untuk menyambut kedatangan sang suami. Sungguh tidak merasa sabar berjumpa karena sangat rindu.
Dengan berjalan seperkian detik saja, tentu bisa dijangkau ruangan tamu. Kedua matanya secara cepat dapat menangkap sosok suaminya.
Segara Adyatama gagah memakai seragam pilot yang menjadi profesi membanggakan pria itu.
Lalu, atensi Samiya terpikat oleh boneka dengan ukuran besar dibawa oleh sang suami.
Jenisnya beruang warna putih.
Apakah akan diberikan padanya?"
"Hallo, Sayang."
Sapaan diluncurkan sang suami, seketika dapat menambah kuat dorongan untuk memeluk pria itu. Ia segera berlari ke arah Segara Adyatama.
Ingin dipeluk suaminya, namun terhalang oleh boneka besar yang dipegang pria itu.
Tentu harus disingkirkan lebih dulu.
"Terima kasih hadiahnya," ujar Samiya tulus. Ia pun mendekap boneka raksasa tersebut.
"Senang nggak?"
"Senang sekali, Suamiku."
Dan kali ini, Samiya sudah berhasil merasakan dekapan hangat suaminya. Mereka berdua pun berpelukan dengan erat untuk satu sama lain.
Lantas, didengar suaminya bersiul seraya mata yang mengarah ke badannya. Pria itu pamerkan juga seringaian sarat akan ekspresi nakal.
"Siap untuk malam pertama?"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top