Part 05


yok vote sebelum baca.

............................................

"Tolong dibantu, please, Kapten."

"Iya, saya yang tanggung jawab, kalau terjadi masalah kedepannya. Tapi, saya yakin Segara Adyatama adalah pilot yang andal."

"Jam terbangnya juga sudah banyak, kan?"

"Baik, terima kasih, Kapten Migha."

"Saya mohon bantuan Anda. Terima kasih sekali lagi. Jika ada kendala, hubungi saya, ya."

Segara berdeham guna membuat atensi Sanistya Ayodya terarah padanyaa. Adik bungsu dari sang mantan kekasih juga sudah selesai bertelepon.

Sanistya tentu lekas memandangnya.

"Sudah beres, Kak."

"Tinggal tunggu ditelepon untuk kerja, ya."

"Aku diterima dari jalur nepotisme?" Segara pun bereaksi dengan kalimat bernada candanya.

"Jalur rahasia."

Segara mengikuti tawa yang diloloskan Sanistya.

"Makasih banyak sudah bantu."

"Jika aku diterima, aku akan bayar upeti."

Segara memang masih bicara dengan nada sarat guyon, namun ia serius akan ucapannya. Wajar saja dilakukan karena Sanistya sudah menolong.

"Eh, nggak usah, Kak. Aku bisa kena sidak Papa kalau aku ketahuan terima suap."

"Lagian, aku berprinsip akan kasih peluang ke teman dan juga kerabat terdekat untuk kerja di perusahaan penyewaan privat jet kami."

Segara hanya mengangguk-angguk. Ia tak punya komentar lagi. Bahkan, ia ingin mengganti topik ke hal lain yang memang ingin diketahui.

Sanistya seperti bisa menjadi sumber informasi, mengingat memiliki hubungan keluarga dengan Samiyaa. Ia hanya perlu berani bertanya.

"Kak Segara mau mendekati Kak Samiya lagi?"

Anggukan beberapa kali ditunjukkan, tanpa satu pun patah kata yang menyertai. Masih menunda untuk bertanya, membiarkan Sanistya bicara.

"Tujuan mendekati Kak Miya mau diajak nikah nggak? Kalau cuma mau main-main, maaf saja aku nggak akan dukung Kak Segara, ya."

"Mending aku jodohkan Kak Miya sama salah satu temanku yang suka Kak Miya."

"Jangan." Nada bicara Segara lebih serius.

"Aku tidak ingin main-main dengan Miya."

"Aku berencana mengajak dia menikah."

"Benar, Kak Segara?"

Kembali kepalanya diangguk-anggukan dengan mantap. Ia sedikit tegang karena pembicaraan ini namun harus tetap bisa rileks dalam berpikir dan mengambil keputusan yang tak merugikannya.

"Oke, aku akan bantu Kak Segara."

"Seperti dulu, saat aku comblangin Kak Segara dan Kak Miya. Hehehe. Tapi harus janji benaran bakal menikahi kakakku itu, ya, Kak Segara."

"Pasti." Dijawab mantap lagi ucapan Sanistya.

"Aku masih mencintai Miya sampai sekarang."

"Dari SMA, hanya dia yang aku sukai."

"Tapi, Miya tidak mengingatku sedikit pun."

Segara sudah memusatkan atensi ke sosok adik Samiya dengan tatapan yang sarat tanya.

Tentu ingin Sanistya menjelaskan semua yang belum dirinya tahu. Ia butuh keterangan lengkap agar bisa memahami kondisi Samiya.

"Kak Miya mengalami musibah saat main ski di Swiss. Kak Miya jadi lupa ingatan."

"Awal Kak Miya sadar, nggak ada satu pun dari keluarga kami yang Kak Miya ingat."

"Butuh tiga bulan sampai ingatannya balik."

"Nah, aku nggak nyangka kalau Kak Miya tetap nggak ingat Kak Segara. Aku jadi bingung."

Sanistya ingin mencerocos lagi, tapi saat dilihat mantan kekasih sang kakak terdiam dengan raut wajah menunjukkan kekagetan sangat nyata, ia pun memutuskan untuk diam sebentar.

Menunggu reaksi dari Segara Adyatama.

Sanistya lantas terkejut mendapati seniornya di sekolah menengah atas itu, menitihkan air mata.

Tentu saja, Segara merasa sangat sedih setelah tahu bagaimana kondisi Samiya. Hatinya pedih.

Kenapa dirinya tidak dari dulu saja menjalin lagi komunikasi dengan wanita itu, sehingga ketika Samiya mengalami kejadian buruk tersebut, ia akan tahu. Rasanya sangat terlambat sekarang.

Namun ia sudah bertekad akan membuat Samiya kembali mengingatnya. Wanita itu tidak boleh melupakan dirinya terus. Apalagi, mereka masih memiliki janji yang harus diupayakan terjadi.

Bagaimana caranya, ia akan berusaha keras. Dan pastinya akan ada jalan keluar terbaik untuk bisa diambil agar Samiya kembali ke pelukannya.

"Sanistya?"

"Kenapa, Kak Segara?"

"Mau membantuku mendapatkan hati Miya lagi? Aku perlu pertolongan kamu jadi mak comblang kami seperti dulu. Kamu mau, Sanistya?"

"Pasti aku bantu, Kak."

"Aku ingin Kak Miya menyusulku menikah."

"Kak Segara bisa kan menikahi Kak Miya tahun ini?" Sanistya meminta kepastian lebih jelas.

"Akan langsung aku nikahi Miya, setelah dia berhasil mengingat siapa diriku."

"Bagus, Kak Segara. Aku dukung, deh."

"Nah, aku ada ide nih supaya ingatan Kak Miya cepat balik?"

Segara menaikkan alis. Merasa penasaran.

"Ide apa?" tanyanya kemudian.

........................................

Komennya mana nih, kok sepi ya wkwkwk.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top