Janji Masa Muda


"Hari wisuda yang melelahkan."

"Banyak harus bertemu orang."

Segara terkekeh cukup kencang, ia jelas sudah menduga jika lelaki itu akan bereaksi seperti ini atas curhatannya, karena Segara gemar tertawa.

Namun, dirinya tidak akan merasa tersinggung. Malah senang bisa mengungkapkan apa yang tak menyenangkan hati dengan jujur pada Segara.

Lelaki itu adalah pendengar terbaik untuknya, bahkan sudah sejak mereka di bangku SMA.

"Kalau capek, kamu harus istirahat."

Segara menarik lembut kepala Samiya supaya rebah di bahu kanannya. Tak ada penolakan dari perempuan itu. Dan tentu bertanda baik.

"Manusia introvert." Segara meloloskan ejekan. Upaya meneruskan percakapan mereka.

Namun sayang, Samiya seperti malas meladeni sindirannya. Perempuan itu masih diam.

Artinya, ia harus mengajukan pertanyaan.

"Apa rencanamu sekarang?"

"Setelah kita wisuda," perjelas Segara.

"Aku akan melanjutkan S2 di Swiss."

"Kamu sendiri?"

"Aku akan ambil sekolah pilot di Amerika. Aku sudah lulus semua tes seleksinya."

"Selamat, Segara."

Diloloskan tawa cukup keras sebagai balasannya setelah membisikkan kata terima kasih.

Lantas, digenggam salah satu tangan Samiya. Sayang saja, ia belum dapat mengubah status perempuan itu menjadi kekasihnya lagi, setelah dua tahun mereka sepakat putus.

"Ayo buat sebuah perjanjian mengikat."

Samiya yang merasa ucapan Segara mempunyai maksud tersirat, langsung mengumpulkan fokus dengan memandang kian lekat pria itu.

"Ayo menikah saat usia kita diakhir dua puluhan dan kita sama-sama belum punya pasangan."

"Perjanjian macam apa itu?"

"Perjanjian yang manis, Miya."

Segara menempatkan kedua tangannya pada pipi kiri dan kanan sang mantan kekasih. Ia merasa lucu melihat ekspresi kaget perempuan itu.

"Aku akan sukses menjadi pilot."

"Aku akan kaya, lalu mengajak kamu menikah."

"Jadi, tolong tunggu aku, Samiya."

Cup!

Tanpa izin lebih dulu, Segara mendaratkan satu ciuman singkat di kening sang mantan kekasih.

Dilanjutkan memeluk Samiya Ayodya.

"Deal?"

"Kesepakatan ini kita buat?" Segara memastikan persetujuan atas perjanjian yang diusulkan.

"Oke, deal."

"Ayo bertemu dan kita menikah lima tahun lagi, Gara." Samiya tak keberatan akan kesepakatan diajukan. Ia tertantang untuk mewujudkan.

"Bagus, Miya. Tetaplah lajang demi diriku."

..........................

Lanjut nggak? Yok simpan di library dulu biar dapat update-an.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top