yok vote dulu sebelum baca.

Bisa yok bisa 300 votes buat next part.

........................................

"Kenapa kamu ke sana, Sanis?"

Sanistya pun spontan berhenti berjalan tepat di depan pintu kamar Prabha Winangun, manakala sang suami melontarkan pertanyaan untuknya.

Sanistya lalu membalikkan badan belakang guna melihat sang suami yang mengekor setelahnya.

Mereka berdua berdiri saling berhadap-hadapan, dengan bentangan jarak tidak cukup jauh.

Sanistya pun dapat menyaksikan jelas sepasang mata Prabha Winangun menyelidik ke arahnya.

"Kenapa aku mau ke kamarnya Mas Prabh?"

Sanistya mengulang pertanyaan sang suami.

"Karena aku mau bantu Mas Prabh packing."

"Belum selesai kayaknya. Jadi aku mau bantu."

"Benaran belum selesai kan tadi packing, Mas?" konfirmasi Sanistya sekali lagi pada suaminya.

"Belum."

Jawaban amat singkat dari Prabha Winangun.

"Nah, makanya aku mau bantu, Mas Prabh."

"Aku kan istri yang rajin." Sanistya berceloteh dengan santai. Senyumannya kian melebar.

Setelah menjawab, Sanistya pun bergerak lagi ke tempat tujuan yang tinggal selangkah di depan.

Kode pintu berjumlah enam digit pun dirangkai untuk bisa masuk ke dalam ruangan. Tenti saja ia tahu sandinya dari Prabha Winangun sendiri.

Setelah susunan kode ditekan semua, aksen pun terbuka. Pintu langsung didorong maju. Kedua kaki melangkah santai masuk seraya mulutnya yang bersenandung-senandung kecil.

Saat perut sudah kenyang, suasana hatinya pasti akan dalam kondisi yang amat bagus juga. Dan cenderung ceria dan bersikap bersahabat.

Bahkan jadi ringan tangan pula.

Bersedia membantu sang suami memasukkan pakaian dan barang-barang ke koper yang akan dibawa pergi selama perjalanan bisnis.

Hitung-hitung ia lakukan untuk membalas budi kebaikan sang suami telah bersedia memasakkan dirinya semangkuk mie goreng sangat enak.

Perutnya tak lagi keroncongan. Nanti pasti akan bisa tidur dengan nyenyak dan mimpi indah.

"Mas Prabh ...,"

"Ada apa?"

Full versi part ini bisa dibeli di karyakarsa. Link di bio.