Chapter 1 - Sebuah Pekerjaan
Chapter 1 - Sebuah Pekerjaan
Selamat pagi semua !! aku kembali publish SUAMI BAYARAN ya, isi beberapa ku ubah, ku update satu chapter dahulu, dan dilanjutkan kemudian jika ada waktu ( karena menulis ini hanya hobi ku , bukan pekerjaan utamaku hehe – harap maklum) selamat membaca semua jangan lupa vote dan comment nya ! terimakasih. *Prolog sengaja jadi pendek aja sesuai deskripsi, biar ga jadi spoiler.
"Habis subuhan di masjid ya nak Raka?" tanya ibu kos yang menyapaku. "Ah iya bu"jawabku tersenyum kepada Bu Rosma, Ibu kosanku. "Ibu jemur pakaian dahulu ya, oh iya kalau lewat kamar si Juned, tolong bilangin jangan lupa bayar uang kos ya!" seru bu Rosma sambil berlalu menenten ember berisi pakaian. "Baik bu"jawabku.
Setelah menyampaikan pesan bu Rosma kepada Juned, aku segera ke kamarku, beranti pakaianku.Aku bersiap memakai kemeja terbaikku, rambut aku berikan sedikit gel rambut dan menyisirkannya ke belakang agar tampak rapi, kemeja kumasukkan ke celanaku,tak lupa aku memakai ikat pinggang dan sepatu pentofel yang baru saja ku beli kemarin, semua ku persiapkan, semoga saja aku diterima bekerja.
Setelahnya aku menaiki angkutan umum, membelah jalanan ibukota, berjibaku dengan orang-orang dari berbagai suku dan agama dalm mencari rejeki di Ibukota Jakarta. Ku tatap gedung yang menjulang tinggi di depanku, gedung salah satu perusahaan besar yang berada di Jakarta. PT Bumi Makmur, nama itu tertulis besar di atas gedung itu.
Aku tersenyum lebar, sembari menelap kerinat di dahiku, sehabis menempuh perjalanan cukup jauh. Ya Allah jika ini memanglah rejekiku, perkenankan hambamu ini bekerja di sini. Hamba ingin membahagiakan ibu dan adik hamba.
Kemudian aku melangkah memasuki gedung itu, hari ini aku melamar pekerjaan di perusahaan ini. Perusahaan yang berjalan di bidang pertanian, sesuai dengan gelar sarjanaku, sarjana pertanian. Walaupun keluargaku kekurangan dan asli seorang petani di daerah jawa, aku mempunyai tekad untuk bersekolah tinggi, selepas aku SMA aku mengadu nasib di jakarta.
Berbekal keahlianku mengemudi mobil pengangkut sayuran di kampung, aku mencoba menjadi supir angkutan umum sembari kuliah di salah satu universitas swasta yang mengadakan kuliah untuk para pekerja, jurusan pertanian lah pilihanku, karena sejak kecil aku di besarkan di ladang padi dan kebun, sehingga aku suka tanaman.
Aku harus menempuh kuliah lebih lama dari pada teman-temanku, karena aku terkendala membayar biaya kuliah, yang menyebabkan aku mengambil cuti beberapa kali. Tidak apa, karena walaupun aku jatuh bangun, gelar ini berhasil tersematkan di namaku, dan alhamdulilah aku mendapat IPK yang memuaskan.
Aku jadi teringat hari itu, hari di mana aku di wisuda, aku menangis,Ibu dan adikku Rika juga menangis melihatku memakai topi toga. Seandainya ayah masih ada ,pasti dia akan turut bangga kepadaku.
"Raka Purnama"ujar mbak yan duduk di depan pintu itu. "Ya"ujarku menghampirinya. " Berkas mas tolong di serahkan ke sana ya"ujarnya ke tumpukan berkas-berkas lain. Aku mengangguk dan meletakkan berkasku.
***
Cukup lama aku menunggu dengan beberapa calon karyawan, hingga namaku di sebut , aku masuk dalam tahap selanjutnya. Alhamdulilah aku berhasil masuk menjadi salah satu kandidat calon pekerja di perusahaan ini.
Keesokan harinya aku kembali datang, semoga aku lolos, namun sayang ketika interview, aku kurang cakap dalam bahasa inggris dan aku tersisihkan. Aku kecewa, aku tidak berhasil mendapatkan pekerjaan lagi, ini sudah perusahaan kelima yang menolakku.
***
Dengan rasa kecewa aku melangkah ke mushola yang berada di basement gedung ini, aku mengambil wudhu dan menunaikan sholat sunah serta sholat zuhur. Aku bermunajat pada Allah, agar mendapatkan pekerjaan, karena sudah lima perusahaan menolakku. Ternyata mencari pekerjaan walau sudah memiliki gelar tetap saja susah.
Aku dahulu sempat bekerja sebagai sales marketing di perusahaan kecil selama dua tahun, namun gaji yang kudapat tidak mencukupi kebutuhanku sehari-hari, terlebih aku harus mengirimkan uang untuk Ibu dan adikku di kampung.
Walaupun ibuku juga bekerja sebagai petani di kampung, dan cukup untuk kebutuhan makannya, namun aku harus mengirimkan uang untuk biaya tabungan kuliah adikku, saat ini adikku tengah duduk di bangku SMA, dia bercita-cita menjadi bidan.
Selesai melaksanakan sholat, dengan sisa uang yang aku punya, aku membeli makanan di kantin perusahaan ini. Aku duduk bersama para pegawai perusahaan, saat aku akan menbayar makanan, Aku mendengar,obrolan mereka yang berpakaian coklat tua, yang kuyakini sebagai para supir. Mereka berbicara bahwa bos mereka membutuhkan supir baru, yang mau tinggal di rumahnya, dan selalu sedia 24 jam.
Apakah ini jawaban ku atas mencari pekerjaan?. Aku tertarik dan menghampiri mereka, "Maaf pak, apa benar, jika sedang mencari supir?"tanyaku, Bapak berkumis yang ber tanda pengenal Narto mengangguk, "Benar dek, bos saya lagi nyari supir buat anaknya, kerjanya sih agak berat soalnya 24 jam, tapi sabtu sama minggu libur" ujarnya, menarik ,ujarku dalam hati dan hanya bekerja pada hari senin hingga jumat.
"Kalau tidak salah gajinya bisa sepuluh juta dek, tapi ya gitu kita harus siaga selalu nganterin majikan, ga kenal waktu, enak kalau yang belum berkeluarga, kalau yang udah , kudu berbagi waktu dengan keluarga dek"ujar Pak Banu , bapak bertubuh sedikit gempal itu.
Aku tertarik, mungkin ini jawaban dari doaku tadi, sebuah pekerjaan, "Apa boleh saya mendaftar sebagai supir itu pak?"tanyaju pada Pak Narto, "Boleh dek, nanti saya antar kamu ke asisten nya bos saya" ujarnya, "Oh, ya apa kamu berpengalaman sebagai supir?"tanya Pak Narto.
"Saya dahulu bekerja sebagai supir angkutan umum pak, sudah empat tahun lebih"ujarku, empat tahun di jalanan jakarta membuatku hapal semua jalan pintas, unutk menghindari kemacetan. "Wah bagus itu, pasti kamu pintar ngebut dan tahu jalan pintas"ujar Pak Banu, aku mengangguk.
Setelahnya aku diantar Pak Narto ke asisten bosnya mencoba mendaftar, sudah terbayang di benakku jika aku mendapat pekerjaan ini, dengan gaji sebesar itu, aku bisa menyambi kuliah S2 di universitas swasta terbuka mengambil kelas pekerja seperti dahulu, setalahnya aku bisa kembali ke kampong, mungkin mengajar menjadi dosen atau pekerjaan lainnya.
Dua hari kemudian, aku menerima telepon dari asisten bosnya Pak Narto. Ternyata aku di terima, dan bertugas sebagai supir anak satu-satunya pemilik perusahaan PT.Bumi Makmur, Laurent Jayanti namanya. Alhamdulilah ya Allah.
***
Keesokan paginya aku mendatangi alamat yang di berikan Pak Mulyo, asistennya Pak Bima Jayanto, bos PT. Bumi Makmur. Kedatanganku di sambut oleh Pak Mulyo, dia memberikanku dua stel pakaian khas supir, berwarna coklat tua dan bertuliskan namaku "Raka Purnama".
"Nak Raka sudah sarapan? jika belum boleh makan di dalam, minta saja dengan Bi Juminten"ujar Pak Mulyo, aku menggeleng "Sudah pak tadi, sebelum saya berangkat"ujarku. "Kalau sudah, mari saya antarkan ke kamarmu"ujar Pak Mulyo mengajakku masuk ke rumah bergaya minimalis ini.
"Nah ini kamarmu"ujar Pak Mulyo menunjuk kamar di seberang garasi, dan menyerahkan kunci kamar," kamar mandi ada di samping kamar, oh iya kamarmu sudah di pasang ac ya"ujar Pak Mulyo, "Semoga kamu betah ya bekerja di sini, oh ya, saya harus kembali ke kantor, Pak Bima membutuhkan saya "ujar Pak Mulyo lagi, meninggalkanku.
Sepeninggal Pak Mulyo aku memasuki kamar yang di peruntukkan untukku, kamar ini cukup luas, dari pada kamar kost-kostanku, jendelanya menghadap garasi, sehingga aku bisa memantau mobil, kamar mandi di samping kamarku, dan kamar ini dilengkapi AC , seumur hidup aku tidak pernah memakai AC, hanya di mall , kampus dan kantorlah aku merasakan AC. Alhamdulilah ya Allah telah memberikanku sebuah kenikmatan. Semoga pekerjaan ini membawa berkah untuk hamba Ya Allah.
Bersambung
Jangan lupa vote dan Commentnya ya!Terimakasih
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top