07 - kejutan gagal

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa komen atau vote, ya! 

Happy reading. 

_______________________________

Thorn masih menatap surat dari rumah sakit itu dengan diam, tak sedikitpun ia bersuara kala selesai membaca isi surat. Sedangkan [Name], yang berada di ruang tamu merasa bingung karena Thorn tak turun-turun kebawah. 

Hal itu lantas membuat sang dara berinisiatif ke kamar tuk mendatangi suaminya. 

"Thorn, tadi katanya sebentar lagi. Kok lama banget, kenapa si—" perkataan nya terpotong, ketika melihat suaminya itu berdiri dalam diam sembari memegang surat dari rumah sakit. 

"[Name]...." dia menoleh, menatap si istri dengan tatapan tak percaya dan diikuti oleh air mata yang menyusul. 

"Iya?"

"HUWEEE KOK GABILANG SIIII, KOK DI UMPETIN SIIH, THORN KAN JUGA PENGEN TAUU" suaminya menerjang dirinya tanpa izin, membuat yang di terjang terkejut sebentar lalu mengelus surainya yang lembut. 

"Eh, eh, Thorn yang pertama kali tau, loh. Tadi siang aku ke rumah sakit bersama Gempa dan Blaze, mereka cuma nemenin, kok. Tapi soal hasilnya gak tau sama sekali, hehe. Biar Thorn aja yang tau duluan." 

Pemuda di depannya masih terisak-isak, merasa senang karena dirinya akan menjadi ayah sebentar lagi. "Jadi dari kemarin [Name] muntah terus mual itu karena ini!!? Iiihh, maaf Thorn ga nyadarrrr HUWEEE" Oke, suaminya kembali menangis dan memeluk sang istri lagi. Kepalanya is tenggelamkan di bahu istrinya. 

[Name] terkekeh, ia menepuk-nepuk pelan punggung suaminya, membiarkan Thorn menangis layak nya anak kecil. 

"Loh, aku juga ga nyadar kok Thorn. Kalo aja Gempa ga curiga aku hamil, pasti aku ga bakal tau juga."

"Kakak-kakak Thorn yang lain udah tau belum?" [Name] menggeleng, dia melepaskan pelukannya dengan suaminya, lalu mengenggam tangan kiri nya erat. 

"Gausah cengeng kayak gitu ah! Kasian anaknya punya bapak cengeng kayak gini."

"IHHH [NAAAMEE], ini tuh bukaaan cengenggg, Thorn gak cengeng!" yang diejek langsung mengelap sisa air matanya, dengan muka cemberut, dia menarik tangan istrinya dengan lembut tuk turun kebawah. 

"Besok kita kasih tau mama papa sama saudara yang lain ya,"

"Iya! Tapi, Thorn gak mau Bang Hali tau duluan. Pokoknya Bang Hali harus tau terakhiran."

[Name] menatapnya bingung, dia duduk dulu di kursi lalu kembali buka suara, "loh, kenapa? Bukannya Halilintar dulu yang harusnya tau duluan?"

"Enggaaaaaa! Pokoknya yang harus tau duluan itu Bang Upan sama Bang Blaze!"

Awalnya gadis itu terdiam, sedetik kemudian ia hanya geleng-geleng kepala dan tertawa kecil. "Iya deh, iya. Sekarang makan dulu, yuk. Khusus hari ini aku masak banyak, loh. Awalnya sih mau ngasih tau pas makan buat kejutan gitu. Tapi Thorn tau duluan, yaudah deh."

"[Name] gak ngumpetin suratnya sih, ketahuan kan jadinya."

Ya, gak salah sih. Haduh, dasar [Name].

"Tapi Thorn seneng. Makasih ya, [Name]!"

Yang di ajak bicara itu mengangkat kepalanya, dia tersenyum manis kepada sang suami, "Sama-sama, Thorn."

"HUWEEE [NAME], THORN MAU NANGIS LAGIIII"

"Loh—EH??"

Setidaknya biarkanlah sepasang suami istri yang ini berbahagia di malam hari. 


______________________

Yang kali ini pendek banget, tapi setidaknya update, deh. 

See u minggu depan atau mungkin... Besok? 👀

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top