06 - hamil?
Double up nii 🤞🤞🤞 happy reading ya, jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote atau komen yaaa
________________
Saat ini mereka bertiga—Name] beserta pasukannya—sedang berada di rumah sakit tempat Gempa bekerja, dokter dan perawat disitu sih udah pd banget ngira Gempa mau balik kerja lagi, padahal Gempa kesini karena mau nemenin [Name].
"Kayaknya kamu disini berjasa banget ya Gem, sampe dokter sama perawat udah ga sabar pengen kamu balik kerja, selesai cuti." Gempa yang baru saja mengambil nomor antrian menoleh kearah sang ipar, ia terkekeh dan menggaruk pipinya yang tak gatal.
"Gak, [Name]. Mereka nya aja yang lebay." jawabnya lalu mengambil posisi duduk di sebelah Blaze yang tengah bermain game di handphone nya. Blaze sih daritadi tidak menyimak, sesampainya di rumah sakit, dia hanya duduk, buka handphone nya, main game, dan tunggu Gempa serta [Name] kembali dengan nomor antrian.
"Matanya, Blazeee." pemuda dengan topi terbalik itu mencubit adik nya yang pertama, sudah sering sekali Gempa mengingatkan jarak antara mata Blaze dengan layar handphone yang terlalu dekat, tapi tetap saja, Blaze masih mendekatkan matanya.
"Ish—! Kalah, kannnn. Bang Gemgem sih." Blaze manyun, dia jadi tak mood untuk bermain game karena kakak ketiganya ini.
"Loh, kok nyalahin aku. Kan aku cuma ngingetin."
Awalnya kembar beda 10 menit itu ingin adu mulut kembali seperti di perjalanan menuju ke rumah sakit, namun hal itu tercegah karena sebuah panggilan antrian yang menunjukkan giliran mereka.
"Heh, udah-udah! Jangan berantem. Aku masuk dulu, yaa."
"[Name] yakin gak mau kita temenin masuk nih?" yang diberi pertanyaan menggeleng, ia memberikan jempol tangan kanannya menandakan bahwa dirinya yakin akan masuk sendiri.
"Kalian tunggu diluar aja, ya."
Yah, karena [Name] yang meminta, akhirnya mereka menurut deh.
Sekarang [Name] sudah berada di dalam ruangan seorang diri—ah, maksudnya di temani oleh dokter yang ada di ruangan itu daritadi.
"Jadi, apa keluhannya ya bu?" dokter itu bertanya, dengan pandangan nya yang masih kearah catatan miliknya.
Tanpa babibu, langsung saja [Name] menjelaskan keluhannya kepada sang dokter, setelahnya, baru deh mereka melakukan pengecekan—yang diakhiri dengan dokter tersenyum senang kepada [Name].
_____
Kriett...
Pintu ruangan terbuka, menampakkan seorang perempuan yang menjadi pelaku terbukanya pintu. Ia menatap kearah dua iparnya yang memberikan raut muka seolah bertanya, "gimana
"Kalian mau tau hasilnya gak?"
Keduanya mengangguk.
"Nanti aja ya, Thorny ku dulu yang denger." katanya dengan kekehan di akhir. Sedangkan pemuda di depannya langsung cemberut dan mencoba merayu [Name] tuk beri jawabannya kepada mereka.
"Pasti jawabannya hamil, iyakan!?"
"Gak sih."
"Kalo gitu... Ga hamil, ya?"
"Gak, sih."
"ISHHH [NAAAAMEEEE]"
Sang pemilik nama hanya tertawa puas, dirinya berlari kecil keluar rumah sakit—disusul oleh dua pemuda yang masih dilanda rasa penasaran.
"Besok ku kasih tau, deh."
"Bohong dosa loh, [Name]."
"Beneran Gemmm, besok ku kasih tau, janji!"
Gempa hanya menghela napas pelan, sudah kapok dia di bohongi oleh [Name] sedari dulu, makanya, dirinya sekarang ini ada rasa percaya gak percaya setiap mendengar kata yang dikeluarkan dari mulut [Name]
_____
Warna langit kini sudah menggelap, perempuan dengan usia 25 tahun itu sekarang sedang berada di ruang tamu menunggu kepulangan suaminya. Katanya sih, ia akan pulang pukul 8 malam, jadi, spesial malam ini [Name] siapkan makanan kesukaan Thorn. Sebenarnya bukan hanya itu saja sih yang membuat [Name] jadi mempersiapkan malam spesial.
"Assalamu'alaikum! Thorn pulaang, [NAAAAMEEE] KAMUUU DIMANAAAA, THORN KANGEEEN." dirinya langsung menaruh jas dan tas kerjanya ke asal tempat, dan ngacir ke dalam kamar tidur tempat ia dan istrinya tidur disitu. Padahal, [Name] nya ada di ruang tamu, Thorn nya saja yang tak sadar dan langsung melewatkan nya begitu saja.
"Haduh, Thorn. Aku disini, di ruang tamu!" [Name] sedikit berteriak, agar suaminya itu mendengar apa yang ia katakan.
"EEEH?? [NAME] DI BAWAH?? SEBENTAR YAAA, THORN MAU TURUN NIH!"
Niatnya sih begitu, sebelum akhirnya ia menyenggol meja yang ada di kamar mereka dan menjatuhkan sebuah surat serta barang lainnya.
"Surat dari rumah sakit?" Thorn menyipitkan matanya, dia menatap surat itu dengan sangat teliti, hingga ia membuka dan membaca isi surat nya.
"... Eh, mengandung?"
_____________________
Tbc~ makasii yang udah bacaaa ♡
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top