05 - sakit
Kira-kira minggu ini double up ga ya, jadi up sabtu (malming/siang) dan minggu (malsen/siang)... Menurut kalian gimana? Mau double up gak? 👀
Oke-oke, ayo kita masuk ke story.
____________________________
Sudah dua harian [Name] demam juga muntah-muntah, hari ini pun masih begitu, muntah-muntah dan demam. Thorn juga ingin mengambil cuti untuk merawat [Name], tapi dirinya ada project serius yang harus di selesaikan secepatnya.
Katanya, Blaze dan Gempa yang akan menjaga [Name] selama Thorn kerja, toh juga mereka berdua kan hanya dirumah saja, heh! Bukan pengangguran, kok. Blaze bos dari restoran ayam yang sedang naik daun akhir-akhir ini, dirinya membuka restoran itu dibantu abang-abangnya dua tahun lalu. Gempa sendiri, dia dokter yang sedang diberi cuti setelah sekian lama sibuk bekerja tanpa libur.
Selama kedua abangnya itu menjaga sang istri, Thorn tak henti-hentinya menelpon Gempa, dan pertanyaannya juga hanya pertanyaan biasa untuk orang yang sedang sakit.
"[Name] udah makan belum bang Gem?"
"[Name] nanti mandi pake air hangat yaa,"
"[Name] mau Thorn bawain apaaa?"
"[Name], Thorn bakal pulang cepet kok! Tunggu Thorn ya."
"Kangen [Name] huweee, Thorn gak bisa jagain [Name] lagi hari iniii."
"Cantiknya Thorn, cepet sembuhh ya! Kata kak Upan, biar orang semangat buat sembuh itu, harus dipuji-puji, jadi Thorn puji [Name] deh biar semangat buat sembuh!"
Kira-kira seperti itu, deh.
Sekarang saja, Thorn masih mengganggu [Name] yang tadi hampir terlelap, sampai-sampai dimarahi Blaze karena menelpon dan menyita waktu [Name] untuk tidur.
"Huweee, bang Blaze marahin Thorn lagii [Nameeee], [Name] ke ganggu juga ya sama Thorn??? Kalo gitu Thorn tutup aja ya telponnyaaa, cepet sembuh sunflower-nya Thorn!"
Setelah mengatakan itu, telpon langsung di putus oleh Thorn, sedangkan [Name] yang berada di ranjang hanya terkekeh mendengar suara dan pesan dari si suami.
Blaze? Jangan ditanya, udah panas duluan dia gara-gara dengar percakapan uwu-uwu [Name] sama adek keduanya. Untung Gempa tak mendengarkan karena sedang ada di dapur untuk membuat bubur.
"Blaze, adekmu lucu ya."
"Iyain buat yang lagi bucin."
"Aku ngomong fakta tauuu," [Name] melipat tangannya di depan dada dengan raut wajah cemberut seolah merasa tak puas dengan jawaban Blaze.
"Thorn mah dari dulu emang udah lucuu, paling polos diantara yang lain lagi. Bahkan kita aja ga nyangka dia bakal nikah duluan." Gempa tiba-tiba datang sambil membawa nampan yang diatasnya ada sebuah mangkok bubur beserta obat untuk [Name].
"Eh gitu yaa? Hahahaha sama, aku juga ngira bakal ke pelaminan sama Hali, eh ternyata sama adeknya."
Keduanya tertawa mendengar ucapan istri Thorn, memang benar, siapa sangka seorang [Full name] akan menikahi pemuda polos kesayangan mereka-kita-semua. Padahal, dulu sudah banyak yang menebak sampai berani taruhan kalau [Name] akan terus bersama Halilintar.
Dimana-mana semuanya kenal [Name] dulu itu sebagai pacar Hali, tapi kali ini berbeda, sekarang dirinya di kenal sebagai istri Thorn.
"Oh iya [Name], selain sering muntah-muntah sama demam kayak gini, kamu ngerasain apa lagi?" pak dokter—Gempa, mengubah topik pembicaraan. Kali ini ia sudah siap catatan dan pulpen di tangannya. Wuih, bakal berobat gratis kah ini?
[!Name] mengerutkan keningnya, dia mencoba mencari jawaban untuk pertanyaan Gempa sambil mengingat-ingat apa yang ia rasakan.
"Hari pertama, aku merasa pusing dan mual. Malemnya, aku muntah. Terus lanjut besok pagi, aku demam tinggi. Terus jadi gak napsu makan, kalo mau makan juga, baru sesuap rasanya kayak mau ke kamar mandi lagi. Rasanya juga pegel banget, pengen duduk sama rebahan aja gitu."
Gempa tak jadi menyatat, ia menaruh buku dan pulpen itu ke asal tempat, lalu menatap Blaze dengan senyam-senyum tak jelas. Blaze yang di tatap hanya bingung, tak mengerti maksud tatapan Gempa.
"BLAZEEEE KITA BAKAL PUNYA PONAKAAAN BLAZEEE." Gempa mengguncangkan kedua bahu Blaze dengan heboh, sedangkan Blaze, dirinya masih mencoba mencerna ucapan Gempa. Sebelum akhirnya ia mengerti dan ikut heboh.
"WHOAAAA GUE JADI OM NIH??? EH GAK DEH, emmm enaknya gue di panggil apa ya bang?"
"Heh apaan nih, gue gak hamil ya!" [Name] menatap bingung keduanya, bukan bingung dengan topik yang mereka bicarakan, tapi bingung karena mereka menyangka dirinya hamil.
"Kamu hamill [Nameeee],"
"Halah, tau darimana?"
"Tuuuh," Blaze menunjuk Gempa, orang yang ada di sebelahnya, sedangkan Gempa yang di tunjuk hanya menatap Blaze bingung.
"Ah masa gue hamil... Ga mungkin ah! Ngadi-ngadi kalian."
"Ih serius, [Name]. Terakhir kamu datang bulan kapan?" Gempa kembali bertanya.
"Sebulan lalu kali? Eh dua bulan kali ya?"
"TUH KAAAN, SANAA KAMU SIAP-SIAP. KITA KE DOKTER SEKARANG, SURPRISE-IN THORN JUGAAA."
Keduanya langsung bangun dan pergi dari kamar [Name] dan Thorn, tak lupa menutup pintu kamar juga menunggu [Name] siap-siap.
Sedangkan [Name] hanya geleng-geleng melihat perlakuan iparnya itu.
"Iya deh, kata Thorn juga nurut aja dulu sama mereka."
_____________________________
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote atau komen yaa! Thankyouu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top