Stuck on you #1

"Pagi, (Name)..."

Kau tersipu malu ketika nada menenangkan dan penuh kelembutan menyapa gendang telingamu, disusul pelukan hangat nan erat namun nyaman menyelimuti tubuh mungilmu.

Kau melirik dengan pipi memanas, memandang kesal wajah tampan kekasihmu yang kini tersenyum lembut.

Astaga... Jantungmu terasa semakin berdetak kencang sekarang, dalam hati kau berharap jika kekasihmu itu-

"Detakmu kencang sekali... Kau gugup, hm? "

Bisikan lirih yang terasa semakin mendebarkan ketika napas hangat kekasihmu terasa didaun telinga, dengan wajah memerah padam kau segera menjauhkan wajah kekasihmu dengan gerutuan berselimut rasa malu yang membumbung.

"Jangan jahili aku, Yuki... Kita sedang ada dikantor... "

Tawa pelan yang terdengar merdu segera meluncur dari bibir tipis pria itu. Yuki, Nama panggilan yang kau berikan untuk pria berambut panjang yang selalu terikat tinggi ketika sedang berada dikantor.

Sudah lewat 3 bulan kalian berkencan, setelah pengakuan berani seorang Yuki ketika kalian berdua sedang mengerjakan berkas lemburan dari boss divisi kalian berdua.

Sungguh latar dan suasana menembak seorang gadis yang bagus dan manis.

Dalam arti sarkas tentunya.

Konyolnya, kau juga menerima perkataan cinta pria berwajah dingin dengan senyuman khas itu.

Dasar bucin.

Lamunanmu terpecah menjadi berkeping-keping ketika tangan mungilmu terangkat pelan, sebelum kau memprotes ataupun berkomentar kecupan seringan kupu-kupu hinggap dipunggung tanganmu.

Mulutmu bergetar pelan bersamaan dengan pipimu bersemu merah, mirip warna rambut pegawai magang dikantormu yang selalu menguarkan aura ceria, bahkan lebih?

Kau merasakan panasnya pipimu menyebabkan uap imajiner keluar dari atas kepalamu.

"Memang aku peduli? "

Dengan kurang ajarnya, Yuki menutup perlakuan manisnya dengan kedipan sebelah mata dan komentar tak pedulinya yang khas.

Terkutuklah pesona mematikan milik seorang Orikasa Yukito.

'•'

"(Name) sudah waktunya untuk istirahat. "

Kau hanya berdeham, semakin mempercepat sapuan jemarimu yang berada diatas keyboard. Mengisi dan mengedit sebagian kecil bagian berkas yang harus kau serahkan tepat selesai waktu istirahat.

"Tidak ada waktu untuk itu, Yuki. Kau bisa makan dahulu. "

Kau berucap beberapa patah kata tanpa mengalihkan pandangan, semakin tenggelam dalam pekerjaanmu yang menuntut dari detik demi detik. Suara geseran kursi menganggu kosentrasimu, berhenti sebentar kau menatap obyek yang kini berpangku dagu.

Menatapmu dengan intens dengan senyuman tipis.

"...apa yang kau lakukan? "
"Menatap wajah cantik kekasihku yang sedang melewatkan makan siangnya, salah? "

Kau menghela napas, meraih pipi Yuki lalu mendekatkan paras kalian. Yuki yang tiba-tiba mendapat perlakukan tak biasa darimu sedikit gugup. Semburat merah muda tipis terlihat dipipinya.

"Dengar kekasihku yang dingin tapi tampan, makan sekarang. Aku tidak ingin menyeretmu kerumah sakit jika kau sakit nantinya, paham? "

Yuki dengan patuhnya mengangguk pelan, bak anak kecil yang diberi petuah oleh orang tuanya.

"Oke, sekarang pergi makan. Hiraukan saja aku dulu. "

Yuki sekali lagi menganggukkan kepala, bangkit berdiri meninggalkanmu. Kau akhirnya bernapas lega, kembali menghadap komputer kerjamu dan mengumpul fokus yang tercecer.

Langkah kaki terdengar kembali mendekat, bibirmu berkedut pelan ketika kau mengenali suara langkah kaki siapa yang kini mendekat kearahmu.

"Yuki! Sudah kubilang-"

Diam, kau memegang pipimu yang baru saja dikecup ringan. Panas sekali lagi hinggap dipipimu ketika Yuki meletakkan sekantong plastik didekatmu, dengan posisi yang lumayan dekat pria itu sekali lagi mengecup pelan. Kini didahimu.

"?! "

Refleks kau memegang dahimu, bergumam-gumam tak jelas karena tak ada kata pas yang ingin kau ungkapkan untuk menyikapi tindakan Yuki.

Belum abis rasa malumu, tangan hangat Yuki mengusak rambut tertatamu. Kau memekik kaget dan kesal, berusaha melepaskan tangan Yuki yang hinggap dikepalamu.

"Yuki!!! Aku juga ada rapat setelah ini!!! "

'•'

"Yuki bodoh... "

Kau menggerutu sambil merapikan rambutmu kembali ketatanan yang biasa kau pakai, melirik kesal kearah Yuki yang berdendang tanpa beban sampingmu. Kau menabok pelan bahunya, melepaskan sedikit rasa kesalmu yang dibalas tawa renyah Yuki.

Kini kalian berdua berjalan bersama dalam perjalanan pulang, kebetulan rumah kalian dalam satu rute. Jadi anggap saja seperti kencan bertema mengantarkan pacar kerumahnya dengan selamat.

"(Name) dalam tatanan rambut berantakan tetap cantik dimataku. "

Kau mendelik kesal, sekali lagi menabok bahu bidang Yuki.

"Katakan itu sekali lagi atau akan kucekik lehermu dengan rambut panjangmu! "

Yuki tertawa kembali, menarik tanganmu lalu membawamu dalam dekapannya. Menaikkan dagumu hingga tatapan kalian bertemu.

"Kau cantik. (Fullname) wanita yang sangat cantik..."
"..."

Baik, kau sekali lagi kalah dalam tatapan dalam dan tajamnya, memalingkan wajah sambil mengigit bibir adalah jalan satu-satunya kau saat ini agar tidak semakin digoda.

"Oke, sudah sampai dirumahmu. "

Kau tersentak, menatap kedepan. Benar, ia sudah didepan rumahnya. Cepat sekali!

Colekan dipipi membuatmu terkesiap, Yuki menatapmu dari samping. Kembali menerbitkan senyuman.

"Malam, (Name). Sampai jumpa besok... "

Kau mendengkus geli, ikut menerbitkan senyuman dan dengan cepat mengecup kilat pipi Yuki.

"(Name)-"

Kau segera berlari memasuki rumah lalu menjulurkan lidah, lalu menutup pintu rumahmu dengan kencang. Meninggalkan Yuki yang berdiri diam didepan gerbang, mengelus pipinya dengan wajah berseri.

Tbc

IYHA, INI YUKINYA PEGAWAI KANTORAN BIASA, AOWKAOAK-

Tapih karena aku bingung, jadi bakal kuanuin en kuanuin~

Btw ni buk buat ultahnya Mbak Mayumi_Mayu58 AristaKujo
Habede super telat, mangap baru buat sekarang ue :(

Btw lagi met jumpa di chap selanjutnya, hwhwhw >:3

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top