3

“hoooaaaaamm~~~~” aku bangun dari tidurku. Sekarang jam 00.00. tengah malam rupanya. Kecapean Mungin aku. Aku berdiri, dan berjalan keluar.

“aku melakukan apa? Sekarang, kan tengah malam. Yang pasti semua lagi tidur” aku turun kebawah. Gelap rupanya.

Crash

Apa itu? Maling? Aduh! Aku takut sekali. Rinka! Kau dimana!? Aku mendekati suara itu. Ada 2 orang. Yang satu mengenakan jubah hitam, dan yang satu menggunakan jubah ungu gelap. Jubahnya sangat indah. Aku ingin punya jubah seperti itu. Kataku yang tidak tau keadaan. Eh, chotto! Kok kayak pernah dengar perkataan ini, ya?

Tuk

UPS! Kenapa ada tongkat dibelakang ku!? Siapapun itu aku kutuk kau menjadi pintar! Apa? Kata oka-san harus mendoakan orang.

“kau dengar itu?”

“iya. Kurasa ada yang tau keberadaan kita” kata orang itu. Aku mulai berkeringat dingin. Aku menggigit bibir bawahku. Bagaimana ini? Tiba-tiba ada yang menutup mulutku. Mataku membulat. Apa dia maling? Tamatlah riwayatku.

Dia membawaku kebelakang. Eh? Kan malingnya ada disana? Dia mau bawa aku kemana? Apa jangan-jangan.. positif thinking dong! Dia membawaku kekamar. Pikiranku udah kemana-mana ini! Rinkaaaa!!!! Uwaaa!!! Siapapun tolong!!!

“kau tidak apa-apa?” eh? Suaranya kok seperti karma? Jangan-jangan dia lagi maling dirumahku. Aku Hanya mengangguk kaku.

“baguslah. Kau tunggu sini. Aku ingin bermain~ sebentar~”

Aku masih mematung. Aku nggak akan cuci muka kalau begini. Tangannya bau strawberry. Hihihi...

Brak
Bruk
Duak
meaw!

Ada kucing? Kok rasanya aneh ya? Karma pun masuk ke kamarku. Tapi, bukan pintu. Melainkan jendela. Waras maz?

Tiba-tiba dia mendorongku. Aku terjatuh di kasur. Dia diatas dan aku dibawah. O ow. Apa yang akan dia lakukan? Mukaku sudah memerah. Sementara dia? Ya seperti biasa. Tapi, wajahnya agak merona.

“k-karma Kun?”

“hm~?”

Aku masih diam. Wajahnya semakin dekat. Makin dekat. 2 Senti lagi. Aku hanya menejamkan mata. Tiba-tiba-

Brak!

“KARMA! APA YANG KAU LAKUKAN?” dia adalah Rinka. Huft.. untung saja. Dia membawa pistol? Tunggu, pistol? Apa yang akan dia lakukan? Jagan bilang kalau dia ingin membunuh karma!?

Tuk! Tuk! Tuk!

Karma langsung berdiri, dan menghindar. pelurunya tepat di depanku. Aku kaget. Untung tidak mengenaiku. 3 Peluru itu melewatiku 4 Senti dari diriku.

“kau tidak akan mengenaiku Rinka~” katanya lalu pergi. Aku masih berdiam, dengan keadaan shock.

“miyako! Kau tidak apa-apa, kan? Untung kamarku aku kasih CCTV, jadi kau tidak akan terluka” katanya sambil tersenyum. Dan tak lupa sambil menggoyangkan pistol kesayangan nya itu. Apa aku merasa dia overprotektif, karena dia memakaikan CCTV? Atau hanya merasa saja? Entahlah.

Skip

nee-Chan? Ayo berangkat!”

“iya, iya” katanya. Dia menggandeng tanganku. Kami berangkat hingga sampai sekolah.

oha-maaf mengganggu kalian” kataku, dengan muka memerah. Kau tau aku liat apa? Maehara telah mengkabedon isogai. Mantap! Otp ku terwujud disini. Aku dan Rinka pun keluar meninggalkan mereka berdua.

“o-oy! I-ini tidak seperti yang kalian pikirkan!” teriak maehara.

“sungguh~?” kataku dengan senyum miring.

“i-iya. Kami bisa menjelaskan. Jadi, begini..”

Flashback

Aku dan isogai sedang berada di kelas. Isogai sedang berdiri. Ingin menaruh tasnya. Tapi, saat aku ingin pergi kearah isogai. Aku terpeleset pisang. Hingga tanpa sengaja aku mengkabedon isogai.

Flashback end

“jadi, begitu ceritanya”

“oh. Dikira” kataku. Aku langsung menaruh tasku. Dan duduk tentunya. Hingga setan—eh ralat. Maksudnya akabane karma datang. Rinka langsung menodongkan pistolnya kearah kepala karma. Aku yang melihat itu tentu saja kaget. Apa lagi isogai dan maehara. Sementara karma? Biasa-biasa aja.

“kau.apakan.adikku.semalam,akabane?” kata Rinka dengan penekanan di semua kalimatnya.

nee-Chan! I-itu bukan apa-apa”

diam!” ok. Lebih baik diam dari pada salah. Tapi, Masa aku hanya melihat, sih!? Husbandoku tersayang tengah menjadi buronan kakakku (?)

nee-chan! Itu bukan apa-apa” kataku sambil menatap Rinka tajam. Seketika suasana menjadi panas.

“hhh. Kau yakin?” tanya kakakku yang sudah baikan.

“yup!” kataku sambil menutup mataku sebelah dan menunjukan jari ibu ke atas bukan kebawah. Dan wajah Maehara, isogai, dan karma memerah. Semerah rambut karma.

“baiklah” katanya. Dia langsung menaruh pistolnya disaku. Emang Muat ya? Kayano dan nagisa pun muncul. Seketika aku batuk.

“eh!? Kau kenapa!? Sakit!? Kau harus masuk rumah sakit!” siapa lagi kalau bukan Rinka. Overprotektif nya mulai kumat nih.

“aku hanya batuk nee-Chan. Karena..” seketika aku langsung blushing.

“l-lupakan saja!”

Nagisa POV

Aku masuk ke kelas dengan tawa kami. Kami masuk. Tiba-tiba saja, Miyako yang melihat kami batuk. Dan Rinka heboh.

“eh!? Kau kenapa!? Sakit!? Kau harus masuk rumah sakit!” katanya sambil mengguncang tubuh Miyako.

“aku hanya batuk nee-Chan. Karena..”  dia menjeda kalimatnya, dia menatapku sejenak lalu menatap Rinka lagi. Apa dia cemburu? Mukanya memerah?

“l-lupakan saja!” katanya lalu duduk. 3 wajah langsung menatap kearahku. Ayolah! Apa salah ku? Tidak mungkin dia menyukaiku yang mempunyai tampang ehemcantikehem. Ya, seperti cowok cantik.

Skip

Miyako POV

Ada dua otpku disini. Pertama maeiso, dan nagikaya. Tapi, kasihan karma nggak ada pasangan. Seharusnya karunagi. Hihihi seru tuh.

“miyako?”

Karma memanggilku. Dia telah membuyarkan lamunanku. Aku menatapnya.

“ada apa?” dia tidak menjawab. Bukannya menjawab malah menarikku. Rinka? Dia lagi berbicara bersama Chiba. Aku ditarik nya hingga sampai ditaman belakang.

“ada apa?”

“menjauhlah dari laki-laki yang lain”

“memang kau akan melakukan apa?” kataku sedikit berteriak. Dia memandangku tajam yang membuatku merinding. Lalu dia memelukku.

karena, aku merasa cemburu denganmu~” bisiknya ditelinga ku, yang terdengar ummm. Kau Taulah. Mukaku langsung memerah. Lalu dia meninggalkan ku.

“a..aaaa...aa-aaapaaa~~ yang dia k-katakan? Dia pasti bercanda” kataku. Aku langsung memukul pipiku. Setelah sadar. Aku kembali kekelas. Lagi-lagi ada penghalang. Ada seseorang yang menarik tanganku kebelakang. Tentu, saja aku tak sengaja memeluknya.

“a-apa yang kau-”

“sshhhttt... Ini aku” katanya. Kalau suaranya seperti maehara. Aku langsung memerah. Aku tatap mukanya dan benar, dia maehara. Sesegera mungkin aku membuang muka darinya.

“kau tau aku mencintaimu, bukan?” katanya. Mukaku langsung memerah.  Semerah rambut karma.

Skip

“miyako! Ayo kita ganti baju!” kata kayano. Aku ditariknya hingga kekamar ganti baju. Aku mengganti baju.

nee-Chan?

“ya?”

“aku bol-”

“nggak! Badanmu masih lemah! Tidak boleh!”

“tapi-”

“tidak!” aku hanya mengembungkan sedikit pipiku. Lalu pergi meninggalkannya. Aku menunggu diluar hingga pelajaran olahraga dimulai. Padahal aku pengen ikut.

“miyako! Karena kau baru masuk kesini. Jadi, sensei mau tau kekuatanmu”

“ta-”

sensei!  Keadaan Tubuhnya Miyako masih belum stabil! Jadi, dia tidak bisa ikut!” kata Rinka. Sementara karasuma-sensei hanya mengangguk. Berati dia mengerti. Aku Hanya melihat mereka bertarung. Satu per satu maju. Bosan.

nee-Chan~! Kenapa aku tidak boleh?”

“tubuhmu Masih lemah”

“ih! Kok gitu?”

“nanti juga lama-lama kau akan sembuh” kata Rinka, dengan senyuman lemahnya. Dia kenapa?

“tapi, kalau pistol boleh? Nee-Chan bisa ajarkan aku, kan?”

“kalau itu boleh. Hanya kamu tidak boleh lama-lama lari” aku hanya mengangguk. Sekarang giliran nagisa. Nagisa sangat hebat. Auranya bahkan sangat hebat juga. Nagisa sekarang sudah selesai.

“nagisa-Kun! Kau sangat hebat!”

“nggak hebat juga, sih. Hehe”

“nggak kok. Kamu hebat”

“he~ padahal aku bisa lebih hebat,Lo~. Dari pada nagisa~” kata karma. Karena suaranya seperti karma. Lalu mereka saling tatap. Bukan tatapan bersahabat. Tapi, tatapan sinis.

“hey, kalian! Berhenti. Kalian kan saha-”

“iya, kami ini sahabat~. Ya, kan~?”

“iya” kata mereka. Tapi, aku tau. Mereka terpaksa mengatakan itu. Aku hanya diam-diam menghela nafas.

“miyako!”

“ya?”

“ayo ganti baju lagi!”

“ya udah” kataku bodo amat, yang mulai badmood. Sementara yang lain menatapku bingung. Sementara Rinka, sepertinya sudah tau aku sedang badmood. Aku pun mengganti baju diruang ganti.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top