1

Miyako pov

“aku dimana?” tanyaku.

Sekarang aku berada di ruangan putih. Lagi-lagi putih. Lalu ada seseorang masuk. Tunggu...

Bukannya dia

Hayami Rinka

Wow

Benar katanya.

Dia langsung memelukku, begitu saja. Sedangkan aku? Hanya mematung.

“aku dimana?” tanyaku.

“kau ada dirumah sakit. Dan syukurlah kau baik-baik saja, adikku” katanya.

Tunggu, katanya adik? Berati benar katanya. Aku kira hanya hayalanku saja. Ternyata tidak. Lalu ada perempuan masuk. Dia masih kecil. Kira-kira 4 tahun. Dia terlihat imut. Maksudku, bukan berarti aku pedo, ya.

Semoga

nee-Chan!! Kata dokter besok Nee-Chan boleh pulang!!”

“iya, iya. Tapi, jangan teriak ya? Ini rumah sakit. Kasihan nanti keganggu yang lain” kataku.

“iya, nee-chan”kata gadis itu. Bahkan suaranya juga manis. Ugh, dia sangat lucu. Tapi, bukan berarti aku pedo. Ingat itu.

Keesokan harinya...

Kata Rinka, aku bersekolah di SMP kunugigaoka. Dan aku berada di kelas E. Dan untungnya, dokter bilang ada sebagian ingatanku yang hilang. Makanya, Rinka langsung memberitahu ku semua. Dan juga. Kata Rinka, aku murid baru disana. Katanya juga, aku masuk rumah sakit karena, shock.

“ayo berangkat!!!”

“i-iya nee-Chan” kataku pelan. Aku berangkat bersama Rinka kesekolah. Aku ditarik Rinka, untuk ke ruang guru. Dan disana ada Irina-sensei, karasuma-sensei, dan Koro-sensei. Aku pun memperkenalkan diri.

“miyako! Gurita ini akan menjadi wali kelasmu. Dan kau. Bawa dia kekelasmu” kata karasuma-sensei.

“nurufufufu~ iya karasuma- sensei! Tapi, aku memiliki nama. Hayami-san. Ikuti aku” kata koro-sensei.

Aku mengikutinya dari belakang. Sementara Rinka, udah dari tadi pergi. Aku ditinggal. Sedihnya diriku. Aku dan koro sensei sudah ada dikelas—tidak! Hanya koro-sensei. Aku sedang berada di luar kelas. Aku akan masuk setelah diberi aba-aba oleh koro sensei.

“nurufufufufu~ Mina-san! Kita mendapatkan murid baru. Hayami-san. Ayo masuk” mendengar kata 'hayami'. Semuanya langsung menengok kearah Rinka. Ketika aku sudah didampinginya koro-sensei. Semua langsung melihat kearahku.

namae wa hayami Miyako desu. Yoroshiku Mina” kataku lalu membungkuk.

“baik, hayami-san. Kau akan duduk disampingnya akabane. Akabane-san. Tolong angkat tanganmu” lalu karma mengangkat tangannya. Aku pun duduk disampingnya.

Skip

“namaku kaede kayano! Salam kenal hayami! Dan ini shiota nagisa!” kata kayano yang sudah ada didepanku.

“panggil saja aku Miyako, kaede-san”kataku.

“iya! Dan kau harus panggil kami dengan nama asli kami juga! Ya?”katanya.

“iya kayano-Chan” kataku.

“umm.. salam kenal Miyako-Chan”kata nagisa.

“salam kenal nagisa-Kun, kayano-Chan” kataku sambil tersenyum. Dan kalau dilihat-lihat, ya. Para lelaki lagi blusing. Aku tidak tau. mereka kenapa? Mereka lagi sakit kali.

“nagisa Kun? Kau sakit?” tanyaku. Aku memegang dahinya. Tidak panas. Kenapa dia?

“tidak panas. Kau kenapa?” tanyaku kebingungan.

“t-tidak. A-aku tidak apa-apa” katanya sambil menggeleng. Dia malah membuatku tambah bingung. Dan aku tidak akan mencuci tanganku. Dahi nagisa sangat lembut hihihi. Lalu datang si Surai merah. Siapa lagi kalau bukan akabane karma. Husbando ku.

“jadi namamu hiyami Miyako~? Namaku akabane karma. Kau bisa memanggilku karma, Miyako Chan~” katanya sambil tersenyum. Tapi, bukan senyum biasa bagiku. Tapi, senyuman maut. Sekarang giliran mukaku yang memerah. Aku langsung membuang muka darinya, dan mengangguk pelan.

Normal POV

Miyako yang melihat karma yang sedang tersenyum maut itu langsung memerah. Dia langsung membuang muka dari pandangan karma. Kawaii, pikir semua murid.

“kenapa? Aku tampan ya?” katanya dengan pedenya. Muka Miyako yang memerah langsung padam. Dia yang lagi memegang pensil. Pensil itu langsung patah karenanya. Semuanya menatap tidak percaya minus karma. Lalu ia mendecih.

“cih! Jangan terlalu pede” katanya sambil menatap karma tajam. Yang ditatap Hanya tertawa kecil. Baru pertama masuk sudah dibuat kesal.

“sudahlah miyako-chan

“huft.. iya nee-chan” kataku, lalu tersenyum kepada Rinka. Rinka pun membalas senyumanku. Dan sekali lagi, para lelaki lagi pada blushing.

“kayano chan?” kataku mencoba untuk tidak membuat suasana akward.

“ya?” jawabnya.

“aku dengar dari Rinka. Kau suka buat puding. Apa itu benar, kayano-Chan?” kataku langsung menatapnya.

“iya! Kalau kau mau puding! Minta saja kepadaku! Dan nanti kita pulang barengan, ya?” kata kayano antusias.

“uuummmm... Baiklah. Jika nee-Chan tidak kebera-” omonganku terpotong.

“siapa yang keberatan?” kata Rinka tiba-tiba. Baru aja diomongin, langsung ada. Panjang umur Rinka, panjang umur.

“tadi-” omonganku terpotong lagi.

“ah! Baiklah! Kita akan pulang bareng” katanya semangat.

Skip

Miyako pov

Aku, nagisa, Rinka, kayano, isogai, maehara, dan karma pulang bersama.

“miyako! Dari kelas kita! Menurutmu siapa yang paling tampan?” dan dengan bodohnya. Kayano menanyakan hal itu, kepada kami. Bahkan ada laki-laki disini. Maksudku yang benar saja, kayano!

“tapi, aku berkata tampan. Bukan berati aku suka,ya?” kataku, muncul semburat kecil di pipiku. Namun tidak ada yang sadar.

“hihihi... Iya,iya” aku kaget mendengar tawa kayano. Itu ketawa apa ketawa? Ketawanya kayak Mak lampir aja. Hiii jadi inget ibu tiriku.

“hmmm... Paling tampan ya? Kalau aku berkata isogai dan maehara bagaimana?” yang mendengar nama mereka disebut. Mereka langsung berhenti berjalan dan blushing. Kami juga ikut berhenti. Aku menetap mereka bingung.

“kalian kenapa? Ayo jalan lagi” kataku lalu berjalan lagi. Aku yakin para laki-laki lagi pada doki-doki. Tapi, jangan terlalu pede. Siapa tau ada yang nggak doki-doki. Seperti nagisa dan karma misalnya. Kan mereka pasangan yaoi. Kita pun berjalan lagi.

Maehara POV

Tadi dia bilang aku tampan? Waw! Tapi, kenapa, setiap aku melihatnya aku selalu deg deg kan ya? Apa aku jatuh cinta? Miyako! Seandainya kau milikku. Aku akan selalu disampingmu.

Isogai POV

Kenapa aku blushing? Kenapa hatiku serasa deg deg kan? Ada apa denganku? Dari semua wanita, yang menyebutku ganteng. Hanya dia yang bisa membuatku blushing. Tapi kenapa?

Karma POV

Kenapa harus maehara dan isogai sih!? Kenapa tidak aku!? Aku kan tamvan melebihi ketampanannya mereka. Kan? Tapi, kenapa aku merasa iri ya? Apa aku jatuh cinta sama dia? Jatuh cinta pada pandangan pertama gitu? Tapi, aku tidak yakin.

Nagisa POV

Aku kira dia akan menyebutkan namaku. Ternyata tidak. Oh ayolah, nagisa. Siapa yang mau bersama mu? Tampangnya saja seperti wanita. Tidak mungkin dia memilihmu. Dan lagipula kalau ada perempuan yang memiliki pasti dia lesbian. Ugh. Membayangkannya saja sudah ngeri. Tapi, sepertinya aku jatuh pada pandangan pertama. Apa kalau aku menyatakan perasaanku dia akan menerimanya? Tapi, rasanya tidak mungkin deh.

Kayano POV

Kenapa saat Miyako mengatakan itu, karma dan nagisa langsung bermuka masam, ya? Terutama nagisa. Ada apa dengannya? Apa dia cemburu dengan perkataan nya? apa dia menyukai Miyako? Sepertinya iya. Nanti akan aku tanyakan saja lah, dia di chat. Tapi entah mengapa. Di lain hati aku merasa cemburu dengan Miyako. Karena nagisa telah menyukai Miyako.

Rinka POV

Kurasa karma dan nagisa cemburu tuh, tentang pernyataan Miyako. Ternyata Miyako cukup laku, ya? Dari pada aku? Aku mah apa. Chiba juga tidak peka.

Normal POV

Di lain sisi. Ada seseorang bersurai perak. Dia bersembunyi dibalik semak-semak. Mereka tidak mengetahuinya. Tapi, dia terlihat kesal dengan pernyataan gadis itu. Dan dilain sisi lagi. Ada orang bersurai Orange. Tapi, ini bukan author. Dia laki-laki. Dia ada dibalik tembok. Sebenarnya dia sudah lama menyukai Miyako sejak lama. Dia terlihat kesal dengan pernyataan Miyako. Sangat.




























_____________________________

Bagus tidak? Pasti hancur, kan? Jangan lupa untuk vote dan komen ya Mina! Ja nee Mina!













Bonus pict:

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top