20

"Hyemin, bangun! Hari ini adalah waktunya untuk bersekolah!" seru Jaeho dari dapur.

Ya, semakin lama seiring berjalannya waktu hubungan Hyemin dan ayahnya mulai membaik.

"Iya, Ayah! Aku sudah bersiap-siap!" balas Hyemin dari kamarnya.

"Baiklah, segera turun untuk sarapan!"

Hyemin telah rapi dengan perlengkapan sekolahnya. Ia berjalan tergesa-gesa menuju ruang makan. Meja makannya telah penuh oleh beberapa hidangan, Hyemin pun menatap kesal pada ayahnya.

"Ayah yang memasak ini semua? Kenapa tidak bilang padaku biar kubantu," gerutu Hyemin dan memanyunkan bibirnya.

"Sudahlah, kau makan saja. Ini spesial untuk putriku yang akan kembali bersekolah."

Hari ini adalah hari pertama Hyemin masuk sekolah setelah cuti beberapa lama. Bahkan tadi malam, Hyemin menangis hampir 4 jam karena masih ragu untuk masuk sekolah.

Tapi, ada seorang lelaki baik yang selalu mendukungnya dengan tulus. Semalam, lelaki itu menelpon Hyemin hingga gadis itu tertidur dengan tenang.

"Baiklah, terima kasih Ayah!"

"Tentu," ucap Jaeho dan tersenyum melihat Hyemin memakan pasakannya dengan lahap.

Jaeho berjalan kesebuah laci dan mencari sesuatu. Setelah menemukan barang yang ia cari, ia pergi mendekat ke Hyemin. Tangannya mengikat rambut Hyemin yang tergerai dengan rapi.

"Sekarang sudah memasuki musim panas, lebih baik diikat seperti ini agar tidak kepanasan."

"Heum, terima kasih," ucap Hyemin yang masih anteng dengan sarapannya.

⟭⟬

"Aku dengar, dia berpura-pura koma agar bisa memasukkan Nami ke dalam penjara?"

"Hah, benarkah? Hei bodoh, kau jangan membuat berita tidak benar seperti itu."

"Jika dilihat, saat ini dia seperti baik-baik saja. Jangan-jangan ucapanmu waktu itu benar."

"Tapi, jelas waktu itu perutnya tertusuk sebuah pisau. Bukankah kau sendiri melihat darahnya yang berceceran di gudang?"

"Hei, siapa tahu itu jebakan."

Bukan ini yang diharapkan Hyemin saat masuk sekolah kembali, perkiraannya tadi malam benar-benar terjadi hari ini.

Hyemin berjalan pelan serambi menunduk menatap sepasang sepatunya yang melangkah pelan. Semua penghuni sekolah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan dan membuat Hyemin sedikit ketakutan.

"Noona, kenapa kau sedari tadi hanya di situ?"

"Eoh, Jungkook..."

Tanpa Hyemin ketahui, lelaki yang merupakan sepupunya itu sedang menatap nyalang pada orang-orang yang sedari tadi membicarakan hal-hal aneh tentang Hyemin.

"Kau dicari Pelatih Choi, dia ingin bertemu denganmu. Sebaiknya kita pergi dari sini!" pinta Jungkook dan melangkah pergi bersama Hyemin.

Mereka berjalan beriringan menuju ruangan milik Pelatih Choi. Langkah mereka terhenti ketika ada seseorang memanggil namanya.

"Hyemin!" pekik seseorang.

Hyemin menoleh ke belakang dan mendapati kedua sahabat laki-lakinya yang sedang menatapnya dengan senang.

"Akhirnya kau sekolah juga," ucap Yoongi dan sebelah tangannya merangkul pundak Hyemin.

"Sunggu aku sangat lega, aku akan mati muda jika terus menerus bersama es kutub itu," sindir Taehyung menatap lelaki sipit di dekatnya.

Taehyung pun juga ikut merangkul pundak Hyemin. Jadi, sekarang Hyemin tengah dirangkul oleh kedua sahabatnya itu.

"Yak, mau kalian bawa ke mana Noonaku itu? Apa kalian tidak melihat ada orang di sini?" kesal Jungkook dan melipat kedua tangannya di dada. Sedari tadi ia diabaikan oleh kakak kelasnya itu.

"Ah ternyata ada bayi kelinci. Long time no see, bro!" seru Yoongi dan menampakkan senyum manisnya pada Jungkook.

Jungkok menatap keheranan pada Yoongi yang sangat terlihat bodoh di matanya. "Apa-apaan kau ini, bukankah hampir setiap hari kita sering bertemu?"

"Apa kau tidak tahu basa-basi?" kesal Yoongi.

"Huh, menyebalkan sekali pak tua yang satu ini."

"Sialan, akan kuhajar kau!" seru Yoongi dan sedang ancang-ancang akan mulai menghajar Jungkook.

"Terserah kau saja, Hyung. Pantas saja kau cepat tua, ternyata suka marah-marah."

Jungkook memang cari mati. Bagaimana dia bisa berbicara seperti pada Yoongi dengan nada yang kelewat santai.

"Eoh, Tae Hyung! Ayo ke aula, pelatih Bae menyuruh kita untuk mengambil piano bekas," ucap Jungkook tiba-tina setelah mengingat sesuatu.

"Begitu, ya? Aku pergi dulu, kau dengan Yoongi saja," ucap Taehyung pada Hyemin.

Hyemin menganggukkan kepalanya. Ia menatap Taehyung dan Jungkook yang pergi dari hadapannua, kedua lelaki itu terlihat sangat akrab akhir-akhir ini.

"Sejak kapan mereka sangat akrab seperti itu?" tanya Hyemin pada Yoongi yang masih enggan melepaskan rangkulannya.

Kedua bahu Yoongi terangkat seketika. "Entah, tiba-tiba saja mereka sangat akrab seperti adik dan kakak."

"Yak, lepaskan tanganmu!" pekik Hyemin dan berusaha melepaskan rangkulan Yoongi di pundaknya.

"Tidak mau, kau itu harus dilindungi."

"Cih, memangnya aku gadis lemah?" ucapnya dan berjalan pergi meninggalkan Yoongi yang tiba-tiba masih terdiam di lorong kelas.

"Kenapa dia selalu memaksakan dirinya sendiri untuk kuat?" gumam Yoongi dengan wajah tanpa ekspresi.

⟭⟬

"Bagaimana keadanmu?" tanya Pelatih Choi dengan nada yang halus.

"Cukup baik," jawab Hyemin seadanya.

"Ah syukurlah, aku sangat lega mendengarnya."

"Sepertinya kau belum benar-benar pulih, sebaiknya kau cuti untuk menari dulu," pinta Pelatih Choi yang sedang sibuk menulis sesuatu di berkas hadapannya.

"Ah aku baik baik saja, aku masih bisa menari," tolak Hyemin.

Tentu saja Hyemin menolak. Ia tidak bisa hidup tanoa menari. Jika dilihat, keadannya sudah cukup baik untuk saat ini.

"Tidak, kau tidak boleh menari. Sebentar lagi kau akan lulus, lebih baik fokus belajar."

Seketika Hyemin mengingat hak itu. Ya, sebentar lagi ujian kelulusan akan tiba.

"Tapi aku ingin mena–"

"Hyemin!" bentak Pelatih Choi.

Hyemin mengerjapkan kedua matanya. Ia menatap Pelatih Choi yang matanya membola dengan dada yang naik turun.

"Maaf, aku tidak bermaksud membentakmu."

Pelatih Choi dan Hyemin terdiam sebentar.

"Aku mohon, turuti perkataanku kali ini. Karena ini demi kebaikkanmu."

Hyemin tersenyum terpaksa. "Tentu saja, saya akan kembali ke kelas. Terima kasih untuk semuanya ssaem."

Tidak sopan, ya Hyemin tahu itu. Tap rasa sakitnya tidak bisa terobati begitu saja. Berhenti menari? Huh, Hyemin saja tidak bisa membayangkannya.

Memang sebentar lagi dia akan sibuk belajar. Tapi apa salahnya jika mengisi waktu luangnya untuk sekedar menari?

Entah mengapa, hari ini Hyemin merasa semua orang di sekitarnya sangat aneh.

TBC⟭⟬

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top