05

"Kenapa kau ada di sini?" tanya Hyemin dengan kebingungan setelah melihat seorang lelaki yang berdiri di pintu ruang dance.

"A–ah itu..."
"Ah iya, aku baru saja mengurus surat kepindahan sekolah!"

Taehyung menghampiri Hyemin dan membantu gadis itu untuk berdiri. Tangan mereka bertautan, Hyemin sedikit menarik seragam Taehyung agar tubuhnya berdiri dengan sempurna.

"Apa yang terjadi denganmu?" tanya Taehyung dengan khawatir.

"Bukan apa-apa. Aku tadi kesleo saat menari," bohong Hyemin.

"Kau membohongiku, nak..."

"Benarkah? Tetapi, betismu tampak membiru."

Hyemin menatap betisnya. Dan ternyata benar, betisnya membiru kembali.

"Tenang saja, aku sudah terbiasa seperti ini," ujarnya Hyemin dengan tertawa canggung.

"Paman lihatlah, putrimu sangat pintar membohongi seseorang."

"Diam kau bocah, dia pasti punya alasan untuk berbohong," ucap Jaeho dalam hati.

Punggung Taehyung membungkuk di hadapan Hyemin dan membuat Hyemin kebingungan. Tampak Taehyung menghela napas panjang, lalu tangannya menepuk-nepuk punggungnya.

"Apakah tak apa-apa?" tanya Hyemin mengerti dengan maksud Taehyung.

"Tak apa, naiklah!"

Hyemin menaiki punggung Taehyung. Mereka berdua keluar ruangan dance dan langsung disuguhi suasana sekolah yang sangat sepi.

Saat di depan gerbang sekolah, ada seseorang memangil nama Hyemin dan membuat Hyemin menolehkan wajahnya.

"Nam Hyemin!" teriak orang itu dari kejauhan.

"Min Yoongi...," lirih Hyemin seakan-akan ingin menangis.

Dari kejauhan, Yoongi berlari menuju posisi Taehyung dan Hyemin berdiri. Ketika sampai, Yoongi menarik tangan Hyemin untuk turun dari gendongan Taehyung.

"Turun!" titah Yoongi dan menatap tak suka pada lelaki yang menggendong Hyemin.

"Kenapa? Kakiku terasa sakit, aku tak bisa berjalan." Hyemin menunjukkan kakinya yang membiru pada Yoongi.

Yoongi terkejut ketika melihat betis Hyemin yang membiru kembali. Lalu, tangan Yoongi bergerak menyentuh betis Hyemin.

Plakk

"Untuk apa kau memegangnya?" geram Taehyung melihat tangan Yoongi yang seenaknya memegang betis Hyemin.

"Astaga, Paman. Jangan katakan itu, nanti mereka akan curiga." Taehyung dengan panik mengatakan hal itu.

"Kau gila, mana mungkin aku membiarkan putriku disentuh lelaki lain."

"Aku tahu, tapi sekarang Paman sedang dalam penyamaran menjadi diriku. Ini cukup beresiko..."

Tampak Yoongi menaikkan kedua alisnya. Ia menatap remeh pada Taehyung yang seenaknya memukul tangannya.

"Memangnya kau siapa? Berani sekali kau memukul tanganku!" geram Yoongi.

"Aku..."

"Ayahnya!"

"Aku pacarnya, jadi kau tak usah berani-berani menyentuhnya!" seru Taehyung di depan wajah Yoongi.

Wajah Yoongi memucat seketika. Lalu, ia menatap wajah Hyemin yang terkejut dengan ucapan Taehyung barusan.

"Apa? Mengapa Paman mengatakan itu?" kesal Taehyung.

"Diamlah, kau menurut saja padaku!"

Yoongi tertawa remeh. Dengan cepat tangan Yoongi meraih kerah seragam Taehyung dan berancang-ancang akan memukulnya.

"Yoongi hentikan!" seru Hyemin yang masih berada di gendongan Taehyung.

Yoongi berbalik menatap Hyemin yang ketakutan melihat Yoongi akan memukulnya. "Maafkan aku..."

"Jangan sesekali memukul seseorang, aku tak suka!"

"Ayo pulang, aku tak ingin melihat kalian berkelahi!" Hyemin beranjak akan turun dari gendongan Taehyung, tetapi Taehyung tak melepaskan tangannya sedari tadi.

Hyemin menghelas napasnya panjang. "Taehyung, turunkan aku..."

"Tidak. Kakimu masih terasa sakit," sela Taehyung dan berjalan pergi dengan Hyemin yang masih di gendongannya.

Yoongi berjalan menyamai langkah Taehyung. Mereka berjalan beriringan menuju rumah Hyemin.

Mata Taehyung melirik Yoongi yang di sampingnya sedang berjalan dengan gaya coolnya. Lalu, ia memutar bola matanya malas melihat lelaki yang sok angkuh itu.

"Kenapa kau mengikuti kami?" tanya Taehyung dengan nada yang tak enak.

"Memangnya kenapa? Aku sahabat Hyemin, jadi aku harus memastikan bahwa dia pulang dengan selamat bersama pacar barunya ini."

Hyemin memutar bola matanya dengan jengah melihat interaksi kedua lelaki yang ada di dekatnya itu.

"Bagaimana kau bisa tahu rumahku?" tanya Hyemin setelah Taehyung menurunkan dirinya di dekat pintu rumahnya.

"Ah itu..."

"Kali ini apa yang akan kutakan?" tanyanya.

"Jawab saja jika Paman pernah membantu mengantar ayahnya yang baru saja dihadang preman."

"Apa kau yakin?" tanya Jaeho dengan ragu-ragu. Taehyung pun hanya mengangguk-ngangguk.

"Aku pernah membantu mengantar ayahmu pulang ke rumah setelah dihadang preman."

Hyemin tampak seperti mengingat-ingat sesuatu. Lalu dia menjentikkan jarinya.

"Ah, jadi kau lelaki yang itu..."

Taehyung tersenyum kikuk dan mengangguk paham. Yoongi yang di samping Hyemin hanya menyimak percakapan dua orang yang ada di dekatnya itu. Ia lagi malas berbicara.

Pandangan ketiga pelajar itu teralihkan oleh pintu rumah Hyemin yang terbuka. Muncul seorang pria paruh baya yang merupakan ayah Hyemin. Pria itu memeluk putrinya dengan sayang, lalu menatap kedua lelaki yang bersama putrinya itu.

"Yak! Itukan aku, mengapa aku masih di sana?"

"Paman, lama-lama aku akan stress jika seperti ini. Aku sangat kebingungan!" rengek Taehyung.

"Jiwaku ada dua? Yang satu di tubuh bocah nakal ini dan satunya masih tetap di tubuhku."

"Haha, sepertinya aku akan gila," kesal Jaeho menatap tak percaya pada seseorang yang ada di hadapannya.

"Oh, siapa kedua lelaki tampan ini?" tanya Jaeho setelah melihat kedua lelaki itu.

"Ah mereka temanku, yang pendek itu namanya Min Yoongi dan yang di hadapan ayah itu namanya Kim Taehyung."

Hyemin terkekeh kecil setelah melihat wajah Yoongi yang kesal karena tak terima dikatakan dirinya pendek.

Ayah Hyemin mengangguk paham. Lalu, matanya meneliti setiap inci pada lelaki yang ada di hadapannya itu.

"Kau tampan sekali, Nak. Aku semakin rindu dengan masa mudaku dulu."

"Cih, tampan apanya? Bagaimana dia mengatakan bocah ingusan ini tampan?" gerutu Jaeho dengan wajah julidnya.

"Astaga, Paman. Aku yang tadinya terbang sekarang menjadi terjatuh setelah mendengar perkataanmu," kata Taehyung dengan dramatis.

"Diam saja kau ini. Jangan mengganggu konsentrasiku!"

"Terima kasih, Paman. Kau membuatku menjadi malu," titah Taehyung dengan malu-malu.

"Paman, kau tidak mau mengatakan aku juga tampan?" tanya Yoongi dengan wajah datarnya.

Hyemin memelototi Yoongi yang mengeluarkan sifat aslinya di hadapan ayahnya. Yoongi hanya menaikkan salah satu alisnya bingung ketika melihat Hyemin memelototinya.

"Yak! Apa kau gila?" bisik Hyemin pada telinga Yoongi. Namun, hanya diabaikan oleh lelaki itu.

"Haha, kau juga tampan. Lelaki muda zaman sekarang sangatlah tampan."

Jaeho tertawa kecil, ia merasa ingin kembali ke masa sekolahnya ketika melihat Hyemin dengan teman-temannya itu.

Tiba-tiba, tawa Jaeho berhenti ketika matanya melihat betis Hyemin yang membiru.

"Astaga! Ada apa dengan betis kakimu yang membiru ini?"

Hyemin terdiam, tak berani menatap mata Jaeho yang sedang menatapnya dengan khawatir. Satu-satunya jalan saat ini adalah berbohong. Sebenarnya dia tak mau membohongi ayahnya sendiri, tetapi itulah cara paling ampuh agar ayahnya tak mengetahui semuanya yang dialami Hyemin.

Taehyung menatap dua sejoli di hadapannya yang sedang beradu tatap. Karena saking geramnya, Taehyung pun angkat bicara.

"Paman, tadi di sekolah Hyemin baru saja..."

"Aku kesleo saat latihan menari, Ayah."

TBC⟭⟬

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top