[6] - Menangis
Saat rasa kesal mulai datang, amarah mulai menguasai diri ini.
Aku berusaha tuk menahannya, aku berusaha tuk bersabar.
Aku kesal, aku marah, tapi aku tak bisa mengungkapkannya.
Aku terlalu lemah.
Lelah, letih, dan rasa sakit yang kutahan lebih kuat dari pada tenagaku sendiri.
Dikala aku tak bisa mengungkapkan kemarahanku, kekesalanku, kekecewaanku, rasa sakit, benci, dan semua yang ada di hati.
Dan, di saat itulah aku menangis.
Ya aku menagis ketika tubuh ini terlalu lelah, lemah, tak berdaya, dan tak bisa untuk mengungkapkannya, disitulah air mataku meluncur membasahi pipi ini.
Dikala ada seorang yang membuatku kesal dan marah. Lalu ada orang lain yang bertanya atau menyapaku. Aku yang saat itu sedang berusaha bersabar dan menahan emosi. Aku hanya bisa membalasnya dengan senyuman.
Ya mungkin hanya senyuman dan kata iya. Ya. Iya. Nggak apa-apa kok.
Ya saat ini aku kembali menangis, tidak hanya karena tubuh ini terlalu lelah dan rasa kesal. Tapi aku teringat kenangan masa lalu saat aku masih bisa merasakan kasih sayang, dan perhatian yang diberikan oleh seorang yang dekat denganku.
Menyedihkan.
Ya mungkin itu kata yang tepat untuk keadaanku saat ini.
Nasib sebagai anak rantau. Sendirian di kamar kost, tergeletak dengan suara musik dari mp3 yang kuputar, tak ada teman yang menemani.
Hemm
Jangankan teman! Cicak pun tak ada.
Aku menangis karena bangga. Ya aku bangga. Aku bersyukur atas apa yang aku punya saat ini.
Melewati semua perjalanan dalam hidup dan kerasnya dunia ini, tak luput dari luka kecewa dan tangis, tapi tak bisa kupungkiri rasa haru bahagia turut menyertai kehidupanku.
Ada hal yang membuatku bertahan sampai sejauh ini.
Aku meyakini tidak ada yang kebetulan didunia ini. Ya semuanya sudah tertulis, ini takdir.
Dan aku selalu bertahan karena kuyakin dibalik hari ini ada hal yang lebih baik.
Jika aku tidak bisa melewati hal ini. Bagaimana nantinya aku akan melewati hal yang lebih sulit. Mungkin saja setelah ini akan ada yang lebih parah.
Tahukah Engkau menangis itu bukanlah hal yang buruk.
Ya aku bisa dibilang seorang yang sering menangis. Ya walaupun tidak ada masalah terkadang aku suka menangis. Entah itu karena sedang memasak atau sedang tertawa bahagia sampai menangis.
Menangis bukan berarti cengeng.
Tahukah Engkau!
Hati ini lebih nyaman setelah menangis.
Menahan amarah hanya akan membuat hati serasa sesak. Dan semakin sesak. Terus saja berkata di dalam hati. Menggerutu tentang dia yang tak bisa kau ungkapkan.
Iya inilah aku yang sebenarnya. Terlihat ceria di luar, kuat, bahagia seperti tak ada beban, tapi disaat aku sendiri, disitulah sisi lain dari diriku keluar. Diri ini yang begitu lemah dan rapuh.
[※]
Hi...
Maaf untuk part ini saya tidak membuatnya seperti perckapan atau part sebelumnya. Iya menurut saya tidak perlu diceritakan sedetail itu takutnya ada yang tersinggung.
Jadi saya membuatnya dengan beberapa kiasan saja.
Thx yang udah baca. Dan keppoin saya. Saya harap kalian bisa belajar dari setiap part atau penggalan kisah saya.
Warning:
Cukup di baca aja, cukup tau aja. Cukup dipelajari. Cukup ambil hikmahnya.
Tidak boleh di jiplak atau di buat menjadi sebuah cerita atau karya. Dari semua penggalan kisah saya.
DILARANG KERAS
jangan melakukannya tanpa seizin saya.
Oke thx
Bye
Queen typo
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top