9
Prompt hari kesembilan:
[Buat songfic dari lirik lagu yang di-generate oleh website https://theselyricsdonotexist.com/ temanya diisi Love, Genre-nya bebas, Mood-nya bebas.]
- - - -
Moneta membolak-balik buku. Gambar ilustrasi yang dilihatnya sedikit berbeda dengan buku Kucing yang Terbuat Dari Abu. Buku yang dia pegang lebih berwarna-warni, menggambarkan sebuah pulau terpencil yang dipenuhi hewan-hewan ajaib.
Alkisah, terdapat seorang pemuda yang bertugas menggembala hewan di padang rumput. Sehari-hari, dia menjalani hidup dalam rutinitas yang sama. Pemuda itu tidak tampan, tidak juga jelek. Namun, keramahannya membuat dia disukai semua orang.
"Akhirnya aku menemukanmu," seru seorang gadis yang tidak pernah pemuda itu lihat.
"Aku sudah mencarimu ke seluruh penjuru dunia. Akhirnya menemukanmu," seru gadis itu lagi.
Rupanya, gadis itu datang dari negeri yang jauh, menyelundup di kapal saudagar dan berkeliling dari pulau ke pulau sejak dia memimpikan pemuda itu. Dia tidak cantik, tidak juga jelek. Namun, tawa riangnya mampu membuat orang lain ikut tertawa.
Mulanya, pemuda itu berusaha menghindari si gadis. Akan tetapi, mimpi-mimpi aneh terus mendatanginya setiap malam.
"Sebenarnya siapa dirimu?" tanya pemuda itu saat mereka bertemu kembali.
"Aku jodohmu."
"Dari mana kau tahu? Kita bahkan baru bertemu."
"Dari mimpi-mimpi itu. Kita ditakdirkan untuk bersama. Seperti di kehidupan-kehidupan sebelumnya."
Pemuda itu terdiam. Mimpi-mimpi itu memang terasa sungguh nyata. Dia percaya pada cerita gadis itu karena memang seperti itulah yang dia rasakan. Dia telah jatuh cinta kepada gadis itu.
Sayangnya, mimpi mereka sedikit berbeda. Si gadis hanya memimpikan hal-hal indah, sedangkan si pemuda bermimpi tentang bahaya yang mengintai mereka.
Makin hari, mimpi si pemuda makin mencekam. Dia kerap terbangun dengan napas terengah-engah dan badan bercucuran keringat. Di akhir mimpinya, dia selalu melihat si gadis meninggal untuk menyelamatkannya, membuatnya patah hati dan tenggelam dalam kesedihan. Akhirnya, pemuda itu memutuskan untuk menjauhi gadis itu sebelum dia jatuh cinta semakin dalam. Dia tidak sanggup membayangkan dirinya merasakan sakit seperti dalam mimpi-mimpinya.
Loving me more would be wrong
Nuh guy in a you love to go
We love the darkest shades of grey
Where there is no resolve
"Jangan jatuh cinta kepadaku. Lebih baik kau pulang ke negaramu. Di sana, kau dapat mencintai dan dicintai pemuda lain yang lebih baik dariku."
Si gadis tentu saja menolak. Dia tidak ingin meninggalkan pujaan hatinya setelah lama mencari-cari.
"Apa kau tidak mencintaiku?" tanya gadis itu dengan mata basah.
Yeah, I think I love You.
I think the love is real
Pemuda itu terdiam. Awalnya dia ingin menyangkal, tetapi dia justru berkata, "Kurasa aku mencintaimu. Dan kurasa, cinta ini benar-benar nyata. Tapi, dalam mimpiku, kisah kita tidak berakhir bahagia. Kau akan celaka jika bersamaku."
I wanna love you, yes I wanna, I wanna, I wanna love you baby.
I need to love you, yes I wanna, I wanna, I wanna love you baby.
So, we back into a love that was in danger
Of being torn down.
"Kalau begitu. Izinkan aku juga mencintaimu. Aku ingin tetap mencintaimu." Gadis itu memohon. "Aku membutuhkanmu."
Melihat keteguhan gadis itu, si pemuda pun luluh. Belum tentu nasib malang juga akan menimpanya di kehidupan ini. Dia pun memutuskan mengambil risiko.
Cause love feels right enough right now
I find live right now
Rises to lie enough right now
Pack it and act right now
Mereka berdua akhirnya menikah. Hari-hari pemuda itu selalu diliputi kebahagiaan. Kehadiran gadis itu menyempurnakan hidupnya, membuatnya tidak berambisi mencapai hal-hal yang di luar jangkauannya. Dia merasa hidupnya telah cukup. Dia tidak ingin apa-apa lagi.
She likes the wine
And she likes the love live
Gadis itu juga sangat berbahagia. Dia menikmati malam-malamnya bersama si pemuda, menyesap anggur sambil melihat bintang-bintang. Dia sangat menyukai kehidupan yang dijalaninya bersama si pemuda.
You like the love that has no sense
I have a gun by my side
Namun, mimpi-mimpi buruk itu terus mendatangi si pemuda. Pada awalnya, dia berusaha bersikap masa bodoh. Namun, lama kelamaan rasa takut menggerogotinya dari dalam. Dia sering merasa seseorang tengah mengawasi rumah mereka. Pemuda itu pun menyimpan senjata di kamar tidurnya.
Suatu malam, pemuda itu terbangun dan tidak menemukan istrinya di sampingnya. Dia mengambil senjata dan menyusuri setiap sudut rumah. Ketika terdengar suara samar dari luar, pemuda itu bersikap lebih waspada.
Tiba-tiba saja, pintu di belakangnya terbuka. Pemuda itu panik dan refleks menembakkan senjatanya ke arah si penyusup.
Detik-detik seakan bergerak lambat. Dapat dia lihat wajah gadis itu tersenyum kepadanya. Terdapat seekor anak kucing dalam dekapannya. Pemuda itu berteriak, tetapi peluru telah telanjur ditembakkan.
Mimpi buruknya menjadi nyata. Gadis itu mati karena dirinya. Pemuda itu berusaha menembak dirinya sendiri, tetapi dia hanya punya satu peluru, peluru yang kini bersarang di dada gadis yang dicintainya.
- - - -
"Apa-apaan ini. Ini bukan cerita yang pantas dibacakan untuk anak-anak," pekik Moneta sambil melempar buku yang dipegangnya.
"Ini memang bukan buku untuk anak-anak. Tidak semua buku cerita bergambar diperuntukkan untuk anak-anak, Mou," timpal Jovis. "Buku ini dicetak terbatas. Makanya, aku meminta bantuan Liam–lebih tepatnya minta bantuan Tuan Choi–untuk mencarikan satu salinannya untukku."
"Lalu, apa maksud semua ini. Aku tidak bisa memahaminya. Buku ini justru membuatku makin bingung."
"Yang terjadi pada pemuda dan gadis itu sama dengan yang kita hadapi, Mou. Kita tidak bisa lari dari takdir kita. Ketika kita mulai ragu dan melenceng, akan selalu ada hal yang membuat kita kembali ke takdir yang telah digariskan."
"Artinya, kita tidak punya kehendak? Percuma saja kita berusaha, hasilnya akan sama saja?"
"Hasilnya sama saja. Tapi, pengalaman yang kita lewati berbeda. Anggap saja kau akan pergi ke sebuah pantai. Pada akhirnya, kau akan tiba di sana. Tapi, kau bisa memilih akan melewati jalanan yang lurus dan bebas hambatan, tetapi membosankan, atau melewat jalan yang berkelok dan penuh rintangan, tetapi dapat kau nikmati." Jovis menggaruk tengkuknya. "Kurang lebih seperti itu."
"Oke. Anggap saja kau benar. Aku dan kau, Carlos dan Valerie, Albert dan Ellia, adalah orang-orang yang sama. Pertanyaan selanjutnya adalah ... Kenapa? Kenapa kita harus menjalani takdir yang sama berulang kali?" Moneta menutukkan jarinya ke sampul buku bergambar. "Kenapa pemuda dan gadis itu harus mengalami takdir yang menyedihkan seperti ini?"
"Karena kehidupan itu seperti roda yang berputar. Masalah-masalah yang dihadapi umat manusia, pada dasarnya berasal dari sumber yang sama. Orang-orang seperti kita dibekali dengan pengetahuan dari generasi-generasi sebelumnya karena kita akan melahirkan keturunan yang akan membawa perubahan di dunia."
Moneta tidak berkata apa-apa. Dia tengah berusaha memahami penjelasan Jovis.
"Apakah kau sudah melihat salah satu akhir dari kisah pendahulu kita?"
"Belum?"
"Carlos dan Valerie?"
"Tiba-tiba saja mimpiku bukan tentang mereka lagi. Sekarang aku bermimpi tentang Albert dan Ellia."
"Yah, Carlos dan Valerie adalah proyek yang gagal. Kita gagal menuntaskan misi di masa itu. Namun, Albert dan Ellia salah satu ingatan yang paling kusukai. Di masa itu, kita benar-benar bahagia. Salah satu cucu kita menjadi salah satu investor dalam penelitian Wright bersaudara. Misi kita saat itu berjalan sukses."
Semakin banyak Jovis bicara, Moneta merasa semakin pusing. Penjelasan Jovis benar-benar terdengar semakin absurd dan tidak masuk akal. Namun, jauh di dalam lubuk hatinya, Moneta tahu bahwa Jovis tidak sedang mengarang cerita.
----
Tolong. Sebenarnya, saya ini lagi nukis apa sih?
Hahahaha...
Ternyata memang nggak gampang nulis cerita bersambung dengan prompt random seperti ini. Entah kenapa, saya memang hobi merepotkan diri sendiri.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top