27

Prompt

[ Masuk ke web https://www.generatormix.com/random-genre-generator masukkan angka 5 lalu klik generate. Buat cerita dari genre ke-3 yang muncul. ]

Dan saya dapatnya genre werewolf.

------
Bulan bulat sempurna berpendar di langit tengah malam itu. Tidak ada seberkas pun awan yang menghalangi. Beberapa orang, laki-laki dan perempuan, tua dan muda, berjalan dalam satu barisan. Kaki-kaki telanjang mereka terus mendaki ke tanah lapang di atas bukit.

Di sana, di atas bukit itu, seorang lelaki dengan surai kelabu berdiri tegap. Ditengadahkannya kepala, hingga punggungnya melengkung ke belakang, lalu diraupnya udara banyak-banyak. Beberapa detik kemudian, suara lolongannya lantang menggema ke seluruh penjuru.

Orang-orang berkaki telanjang itu kompak menghentikan langkah mereka. Secara serentak, mereka balas melolong.

Suara lolongan terus bersahut-sahutan mengiringi bulan yang menggelincir naik di porosnya.

"Terima kasih telah datang, wahai para saudaraku." Suara lelaki itu menggelegar, menyusup ke liang-liang telinga orang-orang yang berkerumun di sekeliling bukit.

Tanpa ada yang memberi aba-aba, semua orang menjatuhkan diri ke depan, berlutut dengan tubuh membungkuk sedalam yang diizinkan tulang-tulang mereka.

Entah dari mana asalnya, sebuah suara yang melengking tinggi mengayun di udara. Jika didengarkan baik-baik, jelaslah bahwa itu suara seorang wanita.

Detik demi detik bergerak dalam sunyi. Bahkan, angin pun berhenti bertiup. Yang terdengar hanyalah detak jantung masing-masing orang.

Sebuah suara langkah yang diseret memecah hening. Bergerak mendekat kepada sang pemimpin yang masih berdiri tegak di atas bukit. Tidak lama kemudian, muncullah seorang wanita tua dan ringkih yang menggendong sebuah bungkusan di dadanya. Terdengar suara desir halus ketika tudung hitamnya menyapu tanah

Begitu jaraknya tersisa dua langkah, wanita itu berlutut. Diangkatnya bungkusan yang dia bawa di atas kepala.

Lelaki bersurai kelabu mengambil bungkusan itu dengan penuh kehati-hatian. Bibirnya membentuj seringai ketika makhluk berbulu dalam dekapannya meraung keras, membentuk sebuah lolongan yang begitu murni dan purba.

"Wahai para saudaraku. Anakku telah lahir, dan dia kelak akan menjadi penerusku. Kuminta sumpah setia kalian kepadanya seperti kalian bersumpah kepadaku."

Orang-orang itu pun melolong panjang sebagai bentuk penghormatan. Mereka menumpukan berat tubuh ke lengan dan tungkai mereka, sedangkan kepala-kepala mereka menghadap ke bulan.

Pelan-pelan, terdengar suara derakan. Asalnya adalah tulang-tulang mereka yang mulai berubah bentuk. Kulit-kulit pucat mereka mulai ditumbuhi bulu. Makin lama makin lebat. Sementara, mulut mereka memanjang membentuk moncong dengan taring setajam pedang.

Kini, hanya pria bersurai kelabu dan wanita bertudung hitam yang masih bertahan dalam wujud manusianya. Sebelah tangannya menggendong bayi serigala yang diakuinya sebagai putra, sementara yang satunya terulur ke samping.

Wanita tua itu merangkak, lalu menoreh telapak tangan sang junjungan dengan kuku tajamnya. Darah menetes-netes, menyebar aroma manis ke setiap sudut hutan.

Dengan darahnya, pria itu membentuk sebuah lingkaran di kening bayinya, lalu meletakkan bayi itu atas batu.

Bayi itu kembali melolong. Suaranya terdengar begitu pedih dan memilukan. Seakan-akan ada yang mencabuti tulang-tulangnya.

Ketika tangisan si bayi berhenti, barulah pria itu mengangkat kepala. Bibirnya tersenyum lebar saat melihat bayi itu telah menjelma bayi manusia yang sempurna.

-----
Akhirnya aku menyerah. Nggak dapat ide buat nyambungin ke cerita sebelumnya. Anggap aja ini Jovis atau Moneta lagi baca dongeng buat anaknya ya. Hahahaha

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top