62
.
.
.
"Kau orang berdua tidur dekat ruang tamu ni, jangan nak menggatal ya. Aku perhati dari dalam bilik."
Pesanku, siap cekak pinggang lagi sambil tenung Beomgyu dengan Somi yang dah ambil tempat duduk di atas toto yang terbentang elok di tengah-tengah ruang tamu rumah halmeoni ni.
"Nak buat apa je kalau dua budak kecik ni dah ambil port landing tengah-tengah antara kami ni?"
Rungut Beomgyu sambil tunduk, tenung Yeonjun dengan Naeun yang awal-awal dah terbongkang dekat tengah-tengah alam, antara dia dengan Somi. Penatlah tu seharian main.
"Padan muka. Awak dekat je dengan saya malam ni, saya kejutkan Yeonjun, suruh dia belasah awak."
Sempat pula Si Somi ni mengusik Beomgyu sambil mula mengambil tempat baring di sebelah Naeun lalu tubuh Naeun dipeluk erat.
Mentang-mentanglah sekarang ni dia dah jadi rebutan antara Beomgyu dengan Yeonjun.
Aku hanya menggeleng perlahan saat pasangan kekasih depan aku ni mula gaduh-gaduh manja depan aku.
Fikir sweet ke? Rasa nak je aku hanyutkan dua-dua sekali dekat pantai depan rumah halmeoni ni.
.
.
.
Masuk saja ke dalam bilik halmeoni, terlihat halmeoni sedang duduk berlunjur di atas katil dengan tangannya sibuk menyapu minyak pada kaki kirinya.
Dengan senyap, aku mengambil tempat duduk di hujung katil.
Terlihat halmeoni mengangkat kepala, menatapku sebelum dirinya tersenyum buatkan aku turut tersenyum.
"Sakit kaki ke?" Tanyaku lurus buatkan halmeoni tertawa perlahan.
"Sikit je."
"Sinilah. Biar Yerim tolong urutkan."
"Eh, tak apalah."
"Tak apa." Balasku lagi dengan tanganku mula mengurut pergelangan kaki halmeoni buatkan dirinya hanya mampu tersenyum dan memerhati.
Untuk seketika, tiada perbualan tercetus di antara kami.
"Dulu Jungkook selalu urut halmeoni sebelum halmeoni tidur. Urut sambil membebel, katanya dah tahu sakit kaki, sibuk nak kerja."
Cerita halmeoni buatkan aku memgangkat kepala, menatapnya.
Terlihat bibirnya menguntumkan senyuman lembut saat nama Jungkook meniti di bibirnya buatkan hatiku terusik.
"Sebelum Jungkook pindah ke Seoul, dia ada ajak halmeoni duduk sekali dengan dia dekat sana tapi tak mahulah halmeoni. Dia punyalah risau tinggalkan halmeoni dekat sini sampaikan tiap minggu balik sini, jenguk halmeoni."
Aku hanya tersenyum, mendengar cerita halmeoni. Terasa cukup sebak saat betapa tenangnya halmeoni saat bercerita mengenai Jungkook sekarang.
Senyumannya dan riak wajahnya setiap kali bercerita tentang Jungkook, cukup buatkan aku tahu betapa sayangnya halmeoni pada Jungkook.
Pasti dirinya cukup risau dan rindukan Jungkook sekarang.
"Halmeoni.." Panggilku perlahan dengan tanganku perlahan-lahan berhenti dari terus mengurut kaki halmeoni.
"Hmm?"
"Kenapa halmeoni tak nak jenguk Jungkook sebelum ni?" Tanyaku, cukup berhati-hati. Tidak mahu halmeoni terasa dengan persoalanku.
Namun berbeza dengan tanggapanku, terlihat halmeoni hanya tersenyum.
"Tengok dia demam pun halmeoni tak sanggup,.." Tuturnya cukup perlahan dengan senyuman halusnya buatkan aku terasa sebak.
"Inikan pula untuk tengok dia dalam keadaan seperti sekarang,.." Sambungnya lagi, kali ini terlihat tubir matanya mulai sarat dengan air matanya buatkan aku turut merasa hiba.
Untuk seketika, aku hanya diam, menatap halmeoni dengan air mata yang ditahan sebelum perlahan-lahan aku menghampirinya lebih rapat. Kini tangannya aku sentuh sebelum aku genggam erat.
"Halmeoni rindukan Jungkook?" Tanyaku dan laju saja halmeoni mengangguk dengan senyuman hambar, buatkan aku turut tersenyum.
"Esok kita jumpa Jungkook ya?" Pujukku dan sekali lagi halmeoni hanya mengangguk dengan senyuman buatkan aku tertawa perlahan walaupun hakikatnya, aku turut merasa sebak.
Namun perlahan-lahan tawaku mereda saat tiba-tiba saja terasa tangan halmeoni menyentuh perlahan pipiku sebelum terasa jari-jemarinya mengusap lembut pipiku. Untuk seketika, aku terdiam, terusik dengan sentuhan lembutnya.
Terlihat matanya yang berkaca, menatapku cukup lembut dengan senyuman nipis masih menghiasi bibir tuanya.
"Kalau halmeoni dah tak ada nanti, jagakan Jungkook untuk halmeoni ya?"
.
.
.
Seperti biasa, semenjak di hujung-hujung trimester kedua ini, setiap malam aku akan kerap ke tandas dan seperti sekarang, di saat semua orang sedang nyenyak tidur, aku gagahkan diri untuk ke tandas.
Sempat aku melihat Naeun, Somi, Yeonjun dan Beomgyu yang masih nyenyak tidur di tengah-tengah ruang tamu rumah halmeoni.
Perlahan-lahan bibirku mengukirkan senyuman saat melihat Naeun yang nyenyak tidur di dalam pelukan Beomgyu sambil memeluk erat tubuh lelaki itu.
Dulu, setiap kali Naeun tidur bersama aku dan Jungkook, untuk memastikan dirinya dapat tidur nyenyak, Jungkook pasti akan memeluknya sehingga dirinya tertidur di dalam pelukan Jungkook.
Pastinya dirinya cukup rindu untuk tidur di dalam pelukan appa nya.
Tak semena-mena mataku mula terasa panas dan membahang saat menatap Naeun sekarang buatkan aku cepat-cepat mengalihkan pandanganku dari terus menatapnya dengan langkah aku atur semula menuju ke tandas.
.
.
.
Setelah selesai menggunakan tandas, pintu tandas aku buka dan sebaik saja pintu tandas ini terbuka luas, terlihat Naeun sedang berdiri di hadapanku dengan mukanya yang jelas baru bangun tidur.
Tersenyum aku saat melihat betapa comel dirinya sekarang, dengan mata sepetnya, rambut serabainya.
"Kenapa bangun ni?" Tanyaku perlahan seraya menghampirinya, tidak mahu mengganggu lena tidur yang lain.
"Nak kencing?" Tanyaku, kali ini tanganku mengusap lembut rambutnya.
Aku hanya tertawa perlahan saat dirinya mula memelukku erat seraya kepalanya direhatkan pada perutku.
"Tak nak." Rengeknya dengan mata terpejam.
"Habis tu?"
"Nak tidur dengan omma.." Pintanya seraya mendongak memandangku.
Tawaku tercetus lagi saat dirinya mula menyalah gunakan muka comel dia untuk mencairkan hati aku, perangai sebiji appa dia.
.
.
.
Dengan sesenyap mungkin, aku dan Naeun mengambil tempat naik ke atas katil halmeoni. Sengaja aku membiarkan Naeun mengambil tempat tidur di antara aku dan halmeoni.
Terlihat halmeoni masih nyenyak tidur membelakangkan kami buatkan aku terasa lega, tak mahu lenanya terganggu kerana kami.
Senyuman tak dapat aku tahan saat Naeun mendekati aku sebelum tubuh aku dipeluk erat walaupun sedikit terbatas dengan baby bump milikku.
"Good night, adik." Bisik Naeun cukup perlahan pada adiknya yang masih berada di dalam kandunganku buatkan aku tersenyum halus.
Senyumanku kian melebar saat melihat dirinya mengucup lembut telapak tangannya sendiri sebelum terasa telapak tangan kecilnya diletakkan di atas perutku.
Bukan malam ini saja, sebelum-sebelum ini juga dirinya kerap berbual dengan baby di dalam kandunganku, macam-macam yang dia bahaskan, kadang-kadang cukup rancak sampaikan aku tergelak sendiri melihat telatahnya.
Telatahnya sama persis seperti Jungkook saat aku mengandungkan Eunwoo dan dirinya dulu. Kadangkala aku rasa cukup rimas dengan Jungkook saat itu.
Mana taknya, aku sibuk buat assignment, dia sibuk bercakap dengan perut aku, cerita pasal cuacalah, tanya dua sebab kenapa belum tidurlah.
Rimas dengannya, aku selalu menghalaunya setiap kali dirinya mendekati aku, siap suruh dia duduk semeter dari aku dan apa yang membuatku rasa sebak, dirinya hanya menurut.
Dan sekarang, aku rindukan semua itu..
Masih segar diingatanku saat dirinya mencuri-curi untuk berbual dengan Naeun yang tika itu masih di dalam kandunganku.
Tahu yang aku cukup rimas tatkala dirinya cuba berbual dengan Naeun yang tika itu masih berada di dalam kandunganku, dirinya mencuri peluang untuk berbual dengan Naeun saat aku sudah tidur.
Ada satu malam itu, aku hanya berpura-pura tidur kerana saat itu, tanpa dia sedari, aku sudah mengetahui kegiatan 'haram'nya itu.
"Naeun-ah, dah tidur ke?"
Dapat aku dengar suaranya perlahan, berbisik.
Sememangnya semenjak Naeun berusia tujuh bulan di dalam kandunganku lagi, nama itu sudah melekat padanya, Jungkook sendiri yang berikan nama itu kepadanya.
Yakin sangat yang tika itu aku sedang mengandung baby girl walaupun waktu itu kami tak periksa pun jantina baby.
"How was your day inside there? Is it okay or so-so? Mesti busy kan main dengan placenta awak?"
Tanyanya dengan tawa kecil buatkan bibirku hampir saja mengukirkan senyuman.
"Omma macam mana hari ni? Okay? Is she moody like yesterday? Is she eaten well? Is she study well or stressing herself? Is she focus on her class or is she sleeping like she used to do? Appa takut nak tanya sendiri dekat omma, nanti kena gigit."
Mata aku masih pejamkan dengan tawa yang sedaya-upaya cuba aku tahan saat mendengar kata-katanya sekarang.
"Lately ni omma selalu marah appa tapi tak apa, appa faham, omma penat bawa Naeun.. Naeun jangan susahkan omma ya?"
Terasa cukup sebak saat kata-katanya itu menyapaku perlahan.
"Naeun duduk dekat dalam tu elok-elok tau, sampai masanya nanti kita jumpa. "
Pesannya cukup lembut. Kali ini terasa tangannya mengusap lembut perutku.
"Terima kasih sebab datang dekat omma dengan appa, bagi kami peluang kedua untuk merasa ada baby.."
Terasa hiba saat terdengar suaranya yant cukup perlahan, mengungkapkan kata-kata itu.
"Selamat malam, Jeon Naeun.."
Kali ini terdengar suaranya berbisik perlahan, mengucapkan selamat kepada Naeun.
Dapat aku rasakan pergerakan bayi di dalam kandunganku saat Jungkook mengucapkan selamat malam kepadanya.
Pastinya Jungkook turut sama dapat merasakannya dengan telapak tangannya masih di atas perutku, dapat aku dengar dirinya tertawa perlahan.
"Don't be too harsh,okay? Omma tengah rehat.." Bisiknya lagi buatkan hatiku terusik.
Tanpa aku duga, terasa tangannya mengusap lembut rambutku sebelum terasa bibirnya mengucup lembut ubun-ubun rambutku.
"Thank you for everything that you've sacrificed for me..With all my heart, I love you,Yerim.."
Tersentuh saat kata-katanya itu menyapa lembut pendengaranku.
"Good night, sayang.."
.
.
.
THANK YOU KEPADA MEREKA YANG SUDI VOTE, KOMEN DAN TUNGGU SAYA UPDATE.🥺💜
130 VOTES FOR NEXT CHAPTER BOLEH?! :')
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top