56

.
.
.

Tidak pasti di mana keberadaanku sekarang, langkah aku atur tanpa tuju dengan mataku mengawasi sekelilingku yang hanya dikelilingi tanaman yang menghijau.

Sempat aku menunduk, melihat gaun putih polos yang tersarung di tubuhku dengan kakiku yang tidak beralas, menapak di atas hamparan rumput yang menghijau.

"Appa, cepatlah!"

Aku menoleh saat terdengar suara ceria seorang kanak-kanak lelaki sedang memanggil seseorang dari arah belakangnya.

Terlihat dirinya setia berdiri di tempatnya, menunggu seseorang di belakangnya yang terlihat cukup kabur di mataku sekarang.

"Iya, appa datang ni."

Suara itu..

Perlahan-lahan Si empunya suara itu mendekati budak lelaki itu sebelum terlihat dirinya duduk bertinggung di hadapan si kecil itu.

Aku menjadi kaku saat wajahnya mulai terlihat jelas di penglihatanku sekarang.

Jungkook.

Terlihat dirinya tersenyum sebelum perlahan-lahan tangannya mengusap lembut rambut si kecil yang menggelarnya 'appa' sejak tadi.

Aku masih statik di tempatku, masih tidak percaya dengan apa yang aku lihat sekarang sehinggalah terlihat mereka mengambil tempat duduk di bangku yang terletak tidak jauh dari mereka, membelakangkanku.

"Appa kenapa tak bawa omma sekali?"

Terdengar suara si kecil itu polos bertanyakan soalan itu pada Jungkook buatkan aku tertarik untuk terus mendengar.

Langkah aku atur perlahan mendekati mereka yang seolah-olah langsung tidak sedar akan kehadiranku di sini sejak tadi.

Dari sisi belakangnya, dapat aku lihat Jungkook menoleh, menatap si kecil itu dengan renungan yang cukup lembut sebelum terlihat bibirnya mengukirkan senyuman hambar.

"Kalau omma ikut appa, siapa nak jaga adik-adik Eunwoo?"

Langkahku terhenti saat Jungkook menyebut nama itu. Perlahan-lahan mataku beralih pada susuk tubuh si kecil itu yang sejak tadi duduk di sisi Jungkook.

Eunwoo..

"Adik-adik?"

Tanyanya teruja buatkan Jungkook tertawa sebelum Jungkook mengangguk lalu terlihat tangannya mengusap lembut kepala Eunwoo.

"Eunwoo ada adik perempuan, Naeun nama dia, banyak cakap macam omma, manja macam omma. Dialah yang menjadi penyeri hidup kami lepas Eunwoo pergi tapi tak sedetik pun kami lupa Eunwoo, tiap hari omma rindukan Eunwoo.. Appa pun.."

Dengan senyuman, tenang Jungkook bersuara dengan tangannya mengusap lembut kepala Eunwoo. Terasa sebak saat aku dapat mendengar tawa Eunwoo yang terdengar cukup polos.

Belum pernah aku mendengar dirinya tertawa, sedangkan mendengarnya menangis pun aku belum pernah.

"Lagi sorang?"

Tertawa Jungkook saat Eunwoo dengan naifnya bertanyakan soalan itu padanya.

"Lagi satu dalam perut omma, belum keluar lagi. Yang ini, omma yang nak."

Senyuman tak dapat aku tahan saat melihat mereka tertawa bersama.

"Omma cantik tak?"

Dengan polosnya dirinya bertanya seraya mendongak memandang Jungkook buatkan aku tidak dapat menahan sebak, semakin berat tubir mataku ditakungi air mata.

Jungkook hanya tersenyum sebelum dirinya mengangguk.

"Cantik. Cantik sangat."

Aku hanya tersenyum mendengar jawapan Jungkook namun perlahan-lahan terasa cecair hangat mula membasahi pipiku.

"Kalau Eunwoo nak tahu, muka omma, macam muka Eunwoo."

"Ya?"

Dengan tawa Jungkook hanya mengangguk tanda mengiyakan.

"Appa sayang omma?"

Terlihat Jungkook hanya diam saat soalan itu ditujukan kepadanya sebelum dirinya mengangguk dengan senyuman.

"Sayang."

"Kalau sayang kenapa appa tinggalkan omma?"

Walaupun sukar untuk aku fahami persoalannya namun pandanganku masih tertumpu pada Jungkook, menunggu jawapan darinya.

Terlihat dirinya terdiam, menatap Eunwoo lama sebelum terlihat tangannya perlahan-lahan mengusap pipi Eunwoo.

"Sama macam Eunwoo.. Appa tak ada pilihan.."

Tuturnya dengan senyuman hambar, terlihat tubir matanya mulai sarat dengan air mata.

"Kalau diberi pilihan, appa nak jaga omma kamu sampai dia dah tua, dengar dia membebel sampai dia penat, ingatkan dia apa-apa kalau-kalau dia nyanyuk dulu-"

Senyuman terukir di bibirku saat mendengar gurauannya dan terlihat mereka berdua turut sama tertawa, buatkan laju saja air mataku mengalir.

"Kalau diberi peluang, appa nak terus ada dengan omma sampai adik-adik Eunwoo dah besar, dah berjaya, dah berkahwin. Tapi bagi appa, dapat tengok adik Eunwoo lahir pun dah cukup buat appa.."

"Tapi appa tak mampu.."

Tuturnya perlahan dengan senyuman hambar buatkan hati aku terusik.

"Jungkook.."

Namanya aku panggil namun terlihat dirinya langsung tidak menoleh, begitu juga Eunwoo.

"Jungkook.."

Sekali lagi namanya aku panggil dengan langkah aku semakin menghampiri dirinya dan Eunwoo, kali ni tangisan tak dapat aku tahan saat dirinya langsung tidak memberi respons.

"Yerim.."

Perlahan-lahan kelopak mataku aku celikkan saat terdengar namaku diseru perlahan untuk beberapa kali.

Kipas siling yang sedang berputar di atasku aku renung kosong. Kini aku tidak lagi berada di taman itu, tiada lagi Jungkook dan Eunwoo bersamaku.

Dapat aku rasakan air mataku mengalir perlahan membasahi sisi mata dan telingaku.

"Yerim, kau okay?"

Perlahan-lahan aku menoleh sebelum terlihat Yoonji sedang menghampiriku dengan matanya yang terlihat berkaca saat menatapku sekarang.

"Jungkook.."

Nama itu aku seru cukup perlahan. Dengan linangan air mata, wajah Yoonji aku tatap.

"Dia okay kan?" Tanyaku dengan suara yang mula bergetar, menahan diri dari menangis.

"Dia tak apa-apa kan, Yoonji?" Desakku saat Yoonji hanya diam menatapku, kali ni terlihat dirinya mula mengalirkan air mata di hadapanku.

"Aku nak jumpa dia."

Tanpa mempedulikan tubuhku yang masih terasa lemah, aku cuba bangun dari terus terbaring.

"Yerim, kau masih belum kuat lagi.." Perlahan Yoonji menghalangku seraya menahanku dari terus bangkit.

"Aku nak jumpa Jungkook, tolonglah.."

Rayuku dengan tangisan yang mulai tak tertahan saat Yoonji menghalangku namun badanku terasa cukup lemah untuk melawan.

"Kenapa mesti dia? Kenapa bukan aku je yang mati?"

Rintihku dengan esakan yang cukup menyesakkan dadaku.

"Yerim, kau sedar tak apa kau cakap ni? Kau tak kesian dekat Naeun? Dari tadi, dia tunggu kau, tunggu sir.. "

Mata aku pejamkan, teresak-esak aku menangis dengan bahu yang menggeletar menahan rasa perit yang menyesakkan dadaku.

"Naeun cuma ada kau sekarang ni, Yerim.."

.
.
.

"Omma!"

Senyuman cuba aku ukir saat melihat Naeun yang berada di dalam dukungan Yoongi, menyapaku dengan ceria.

Sebaik saja Yoongi menurunkannya ke atas katil, di sisiku, terus Naeun menerpa ke arahku, memelukku buatkan aku tertawa perlahan.

Rambutnya yang mulai panjang aku usap perlahan dan lembut. Mata aku pejamkan saat rasa sebak mulai menyesakkanku tatkala dirinya memelukku erat sekarang.

"Omma okay?" Bisiknya perlahan saat berada di dalam pelukanku sekarang buatkan aku tersenyum hambar sebelum aku hanya mengangguk.

"Mestilah okay."

Tiba-tiba saja dirinya mengucup lembut pipiku buatkan aku menunduk menatapnya. Terlihat matanya yang berkaca merenungku polos.

"Omma pun nak tinggalkan Naeun macam appa ke?"

























.
.
.

120 VOTES FOR NEXT CHAPTER BOLEH? :')💜

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top