Hari berjalan begitu cepat. Sebulan setelah melakukan perencanaan pesta pernikahan, hari ini undangan mulai disebarkan. Celia membagikannya dengan penuh semangat untuk karyawan-karyawan di lantai sepuluh. Dengan isi undangan bertuliskan Pesta Pernikahan, tanpa embel-embel nama mempelai pengantinnya dan hanya tertulis nama Harden Hernandez dan Teresa Kinnear. Sedangkan, di lantai lain, Celia meminta bantuan kepada satu orang sebagai perwakilan.
"Celia, memangnya siapa yang akan menikah? Tidak mungkin lah Pak Harden dan Bu Teresa mengulang pernikahannya lagi. Tidak mungkin juga 'kan, Nona Chloe? Dia sudah menikah. Pak Nick juga sepertinya tidak ada tanda-tanda akan menikah. Orang dia masih single. Apalagi sekarang sudah tidak ada perempuan yang datang ke sini lagi setelah didamprat kamu," tanya Flora, sangat penasaran setelah membaca isi undangan. Di mana, acara tersebut akan diadakan seminggu yang akan datang.
"Nanti kalau kamu datang ke acaranya tidak akan penasaran lagi. Soalnya aku masih diminta untuk tutup mulut," balas Celia sambil menyatukan jari telunjuk dan jempol tangan kanannya, lalu menariknya lurus di depan mulut.
Para karyawan sama sekali tidak memiliki kecurigaan jika Celia dan Nick sudah menikah. Erick pun tidak membocorkan. Dan sekarang, lelaki itu juga sudah terlihat diam. Tidak mengusik Celia setelah hari itu.
"Ev, jangan lupa datang, ya." Celia tersenyum lebar kepada si sekretaris, sebelum memasuki ruang kerjanya. Hubungannya dengan Evelyn memang sudah lebih baik. Tidak ada ketegangan lagi, meskipun Celia suka bicara ceplas-ceplos terhadap perempuan itu.
Dan pada saat hari istimewa itu tiba, para tamu undangan yang datang ke tempat acara dibuat terpana oleh dekorasi-dekorasi mewah memenuhi ruangan yang begitu luas. Bunga-bunga terpajang di mana-mana, lampu-lampu kristal panjang menggantung memenuhi langit-langit, kursi dan meja pun tertata rapi yang bisa menampung ribuan orang. Selain para tamu undangan yang masih dibuat penasaran adanya acara pesta pernikahan tersebut, para kru dari channel televisi HTV yang akan menyiarkannya secara ekslusif pun masih dibuat penasaran. Sama sekali tidak ada bocoran acara itu dikhususkan untuk siapa.
Dan tak lupa, di tengah ribuan tamu undangan yang hadir, Nick benar-benar mengundang semua perempuan yang berusaha mendekatinya. Termasuk Lidya.
"Kru, siap-siap! Pengantin akan segera masuk."
Mendengar instruksi dari arah luar, para kru HTV langsung mengarahkan kamera ke pintu yang masih tertutup. Sedangkan, di luar, para asisten pengantin yang disediakan dari MUA sibuk mengatur ekor wedding dress Celia yang begitu panjang dan lebar. Wedding dress itu full payet bercampur Swarovski dan akan memancarkan cahaya gemerlapan jika terkena sinar lampu.
"Saya izin membuka topengnya, Nona, Tuan," pinta salah satu asisten. Sebab, kedua pengantin itu minta dipakaikan topeng saat melakukan perjalanan menuju ruang acara. Bertujuan untuk membuat semua orang semakin penasaran, dengan Nick yang memakai topeng full face dan Celia memakai topeng separuh wajah hanya menutupi mata.
Para wartawan yang sedari tadi menunggu di luar ruangan, sudah bersiap-siap untuk membidik sepasang pengantin itu. Mereka sudah memiliki firasat jika pengantin lelakinya adalah Nick, postur tubuh lelaki itu yang tidak bisa berbohong. Namun, mereka sangat penasaran, siapa perempuan beruntung itu yang berhasil dinikahi anak bungsu dari pasangan Harden Hernandez dan Teresa Kinnear.
"Waah, benar. Nick Hernandez."
"Celia. Dia Celia. Berarti selama ini Pak Nick dan Celia sudah menjalin hubungan?"
Riuh bisik-bisik itu terdengar jelas. Tidak lama, pintu ruangan dibuka. Asap putih pekat mengepul menyambut kedatangan sepasang pengantin yang berjalan teratur memasuki ruangan luas berdekorasi mewah, dengan iringan musik violin yang dimainkan oleh Camellia Prahaswari, berjudul, Love Story.
Semua tamu undangan kompak berdiri untuk melihat siapa sepasang pengantin itu. Begitu mengetahui Nick dan Celia, para perempuan yang selama ini mengejar Nick langsung terpatahkan hatinya. Lidya, Ellena, Evelyn, dan semua teman-teman kantor, lebih kaget lagi. Tidak percaya keduanya telah menikah. Tapi, kapan?
"Jadi ... jadi suami Celia yang sering diceritakan selama ini itu Pak Nick?"
"Berarti ... berarti selama ini ... mereka ...."
"Celia dan Pak Nick ...."
"Ini ... ini beneran mereka?"
"Pantas Celia sangat menjaga Pak Nick. Ternyata ... ternyata mereka sudah menikah?"
"Enggak mungkin! Enggak mungkin Nickku sudah menikah!" Seorang perempuan menangis dramatis.
"Sialan! Perempuan itu sudah merebut Nick dariku. Kenapa aku sampai kecolongan seperti ini?"
"Tidak! Tidak! Seharusnya Nick menikah denganku. Nick milikku!"
"Apa waktu di pestaku saat itu ... sebenarnya mereka tidur bersama? Apalagi Celia yang meminum obat perangsang itu. Apa karena itu Celia jadi minta pertanggung jawaban dari Nick? Seharusnya aku yang berdiri di samping Nick sekarang!" Lidya berkata kesal penuh kegeraman. Andai waktu itu Nick yang meminum, mungkin dirinya yang dinikahi Nick sekarang.
Semua desas-desus dari perempuan yang merasa patah hati, membuat ruangan tampak ramai. Sedangkan, Nick dan Celia berjalan sangat tenang dijalanan setapak tengah-tengah ruangan, menuju panggung yang berada di ujung.
"Apa kalian sudah tahu mereka yang menikah? Kenapa kalian tidak memberitahuku? Apa kalian sengaja menyembunyikannya dariku? Apa aku sudah tidak dianggap keluarga oleh kalian, demi memilih Celia masuk ke keluarga kita?" Ellena merasa sangat dikhianati, mencurahkan amarahnya kepada keluarganya yang duduk semeja. Matanya berkaca-kaca. Hati mencelus sakit bak tertancap belati. Celia sudah mengambil Nick seutuhnya dari dirinya. Jika tahu akan terjadi seperti ini, ia tidak akan menuruti perintah Erick yang harus menunggu kondisi tenang sedikit, agar Celia dan Nick tidak menaruh curigai pergerakan lelaki itu.
"Semuanya, mungkin kalian bingung adanya pesta pernikahan ini diadakan. Terlebih kepada sepasang pengantinnya. Mungkin ini hal yang sangat tidak diduga-duga oleh kita semua." Suara MC yang lantang dari mikrofon, membuat semua orang langsung terfokus kepada dirinya.
Nick dan Celia sudah berdiri di panggung saling bergandengan tangan, saling mengulas senyum lebar menandakan kebahagiaan, keduanya juga menjadi pusat perhatian para tamu undangan. Semua perempuan yang berusaha mendekati Nick tentu sangat iri terhadap Celia. Mereka masih berduka. Masih bilang seharusnya dan seharusnya. Apalagi melihat dandanan Celia yang begitu cantik dalam balutan wedding dress impian, bermahkota berlian, dekorasi luxury yang sangat mewah, ditayangkan langsung secara ekslusif dalam program acara di channel televisi HTV. Perempuan mana lagi yang tidak menginginkan berada di samping Nick, menggantikan posisi Celia.
Seorang MC laki-laki memanggil sang tuan rumah untuk naik ke panggung. Harden, Teresa, Irawan, juga Suci, bersama-sama naik ke panggung dan berdiri di sebelah pengantin. Detik itu juga, Harden memberitahu kepada semua tamu undangan jika Nick dan Celia telah sah menikah dari dua bulan lalu, di kampung halaman Celia. Layar LED besar yang terpasang di beberapa sisi, memperlihatkan video ijab kabul Nick dan Celia yang terasa begitu sakral. Saat mendengar mas kawin yang diucapkan Nick, para tamu undangan terutama para perempuan melongo sampai tak bisa berkata-kata. Selain memperlihatkan video ijab kabul, di layar LED itu juga memperlihatkan foto-foto si pengantin bersama teman-teman Celia, keluarga besar Celia, juga video suasana acara pernikahan yang tak kalah meriah.
Teresa telah mengaturnya untuk memperlihatkan bukti pernikahan sang anak agar tidak ada persepsi buruk dari para tamu undangan. Meskipun acara pesta pernikahan diadakan secara dadakan, tetapi ia mempersiapkan semuanya sangat matang.
"Untung kita dulu fotonya senyum semua. Kalau merengut, pasti bakal dibilang kita sangat terpaksa dan tidak saling cinta sampai sekarang. Walaupun sebenarnya, memang begitu pas awal-awal," bisik Celia, kepada Nick.
"Iya. Untung sekali aku tidak memasang wajah datar," balas Nick, sama-sama berbisik.
Sementara, Harden masih melanjutkan pembicaraan yang beralih memperkenalkan asal-usul dan siapa Celia, kecuali memberitahu jika Nick telah menerima donor ginjal dari mamanya Celia. Sebab, hal itu cukup sensitif dan bisa menggiring opini negatif bagi kedua belah pihak. Harden tidak ingin itu terjadi. Setelah puas berbicara, ia pun mempersilakan sang anak untuk berbicara.
Nick menerima mikrofon yang disodorkan sang papa. Lantas, ia menghadap Celia sambil menggenggam salah satu tangan istrinya erat-erat. "Bagi saya, Celia adalah perempuan yang paling berharga dalam hidup saya, setelah Mama dan Kak Chloe. Gadis yang semasa kecilnya selalu mengisi kesepian hati saya. Gadis yang suka sekali mengganggu saya, membuat kesal, marah, jahil. Tapi, sehari saja tidak melihat kehadirannya, saya merasa hidup seperti tidak berjalan. Kosong. Hampa. Dan saya pikir, setelah kepindahan Celia ke kampung, saya benar-benar akan kehilangannya. Tidak bisa bertemu dengannya kembali." Ia mengulas senyum lebar sambil menatap Celia lekat-lekat penuh cinta.
"Yaaa, sebenarnya sedari kecil kami sudah saling peduli dan saling perhatian dengan caranya masing-masing. Sampai tidak sadar kalau sebenarnya kami berdua sama-sama memiliki perasaan cinta. Hanya saja, saat itu kami masih cukup gengsi untuk mengakui. Dan memiliki pemikiran yang dibenarkan sendiri kalau kami saling membenci. Tapi, siapa sangka, Tuhan sangat baik kepada kami. Saya dan Celia dipertemukan kembali di waktu yang pas dan tepat, sehingga kami bisa melangsungkan pernikahan untuk menyatukan perasaan cinta kami berdua," lanjut Nick, membuat Celia berkaca-kaca, terharu mendengarnya.
"Dan hari ini, saya akan memberitahu kepada semua orang bahwa saya sangat mencintai istri saya, Celia Marvericks. Saya berjanji akan selalu menjaganya. Dan sehidup semati akan selalu bersamanya." Nick menghentikan ungkapan hatinya yang terdalam, masih tetap menatap Celia penuh cinta. Lalu, tanpa ragu-ragu, ia mengecup bibir sang istri cukup lama.
Semua orang bertepuk tangan riuh, ikut bahagia mendengar ungkapan hati Nick. Sedangkan, para perempuan yang menyukai Nick semakin tak keruan merasakan patah hatinya. Mereka menangis sesenggukan karena Nick telah menemukan perempuan yang sangat dicintainya.
"Pantas saja Pak Nick tidak pernah tertarik sama perempuan lain, kecuali sebatas klien dan teman. Ternyata Celia lah pemilik hatinya yang sesungguhnya."
"Menggemaskan sekali kisah cinta mereka, ya."
"Mampus, yang pertama Celia datang ke kantor langsung bikin masalah dengannya. Ternyata dia istri Pak Nick."
Itu ucapan-ucapan dari rekan-rekan kerja Celia yang berada di lantai sepuluh.
"Untung aku cari aman dari sebelumnya." Flora berkata lega.
Erick ikut hadir di acara itu. Kebenciannya terhadap Celia dan Nick pun semakin membara. Justru dirinya yang merasa sangat terkhianati. Andai dulu tidak ada masalah di hari pernikahannya, pasti Celia sudah menjadi istrinya.
'Sial!' umpat Erick, dalam hati sambil mengepalkan kedua tangan erat-erat.
Acara pesta pernikahan pun berlanjut sesuai yang telah rencanakan. Setelah makan-makan, para tamu undangan dimanjakan oleh berbagai macam hiburan yang telah disediakan. Dari live musik penyanyi papan atas, grup orkestra simfoni dengan Camellia Prahaswari yang ikut bergabung untuk mengiringi tarian waltz, juga ada tarian tradisional Jaipong, dan masih banyak lagi.
***
Acara selesai beberapa jam kemudian. Abista yang sedari tadi mengincar Erick, akhirnya bisa menyeret lelaki itu ke tempat sepi dan memberi satu pukulan keras di tulang pipinya.
"Aku wes krungu seko Celia niatanmu teko rene. Isek pak ganggu adikku, heh? Picek matamu?! Celia wes rabi. Wes nduwe bojo. Ojo mbok kowe ganggu-ganggu neh uripe adikku," cecar Abista sambil mencengkeram erat kerah Erick.
"Awakmu ki pow rak nduwe isin? Wes mengkhianati adikku. Wes metengi wedok'an liyo. Teros saiki malah ngincer adikku neh. Alasan kerjo neng perusahaane bojone Celia. Saiki kowe milihen, isek pak netep neng kene tapi keluargamu ajor neng kampung? Utowo ngadoh seko uripe Celia dengan kesadaran dirimu dewe?" ancam Abista, sungguh-sungguh sambil melototi lelaki tak tahu diri itu. Sejak awal mendengar cerita Celia tentang Erick yang menyusul ke Jakarta, sebenarnya sudah tidak tahan untuk ia ingin menghajarnya.
"Laaah, iki uripku. Terserah aku meh opo. Opo urusane mbek kamu, Mas?" Erick berkata santai sambil menampilkan wajah selengeannya.
"Looh, jelas iki urusanku. Celia adikku. Wes dadi tanggung jawabku ngelindungin adikku seko lanangan bajingan koyo awakmu."
Keduanya saling menatap tajam.
"Raksah kesuwen. Metu seko perusahaane Nick. Ngadoh seko adikku. Mbek ojo ganggu uripe adikku neh. Kapan aku ngerti Celia kenopo-nopo mergo awakmu. Aku rak main-main, keluargamu ning kampung bakal sengsoro. Mbek awakmu, awakmu bakal mati neng tanganku. Paham?!" ancam Abista lagi, lalu melepas cengkeramannya sambil mendorong Erick cukup keras.
Lelaki itu bergegas berlalu dari hadapan Erick, dan bergabung dengan keluarga besarnya yang masih berkumpul di ruangan acara.
Erick masih diam di tempat. Sambil menahan amarah yang berkobar, ia mengirim pesan kepada Ellena memintanya bertemu sekarang juga.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top