Part 34
Kabar kepulangan Chloe beserta anak dan suaminya telah tersebar di grup WhatsApp keluarga besar. Dan hari ini, di hari Minggu pada siang hari, keluarga besar Nick yang berasal dari pihak mamanya telah berkumpul di rumah orang tuanya. Rumah itu terasa begitu riuh dan ramai oleh suara cucu-cucu Om-Tantenya yang masih kanak-kanak. Mereka sangat aktif bermain, berlari ke sana-kemari dan membuat para babbysitter yang merawatnya sangat kewalahan. Para orang tua sepantaran Teresa dan Harden, berkumpul bersama duduk di sofa panjang berbentuk L yang bisa memuat dua puluhan orang. Mereka sibuk berbincang mengenai perusahaan. Sedangkan, anak-anak mereka yang masih terbilang muda, gelongsoran di permadani yang dibentangkan di lantai ruang keluarga--di samping sofa para orang tua duduk.
Perhatian mereka bukan hanya untuk Clara, tetapi juga tertuju pada hubungan Nick dan Celia yang terlihat sangat akrab. Keluarga besar belum ada yang diberitahu oleh Teresa jika Nick dan Celia telah menikah.
Namun, melihat Adam beserta keluarga belum ada yang datang, Teresa pun memberi pengumuman, "Mumpung lagi kumpul semua, ada yang ingin kami kasih tahu kepada kalian semua."
"Apa, Resa?" tanya Vi, kakak sepupunya.
"Nick dan Celia sudah menikah," jawab Teresa, berhasil mengejutkan semua orang.
"Kapan?"
"Di mana?"
"Kenapa kami tidak ada yang diberitahu?"
"Kenapa kalian diam-diam menikahkan mereka?"
"Tante, tega sekali tidak memberitahu kami dari sebelumnya."
Berondongan pertanyaan dari keluarganya, membuat Teresa mengulas senyum. "Hampir sebulan ini."
"Apa?!" Semua kompak terbelalak saking terkejutnya. Yang rebahan di permadani pun langsung beranjak duduk, sangat serius ingin mendengar cerita lanjutan.
"Waktu kami ke kampung Celia untuk menghadiri acara pernikahan Celia, tapi nasib buruk menimpa Celia karena saat itu, calon suami Celia ketahuan selingkuh bahkan sampai menghamili si perempuan. Dan tepat di hari akad, jadi keluarga si lelaki langsung membatalkan pernikahannya karena malu dengan keluarga Celia. Lalu, aku dan Harden meminta Nick untuk menggantikan si pengantin lelaki menikahi Celia. Nick menyetujui, dan hari itu juga mereka menikah."
"Tantee, ini kejutan banget. Sumpah," sahut salah satu keponakan Teresa.
"Yaa, aku pun kaget pas tahu. Tapi, juga bahagia mendengarnya. Karena aku tahu, kalau Nick dan Celia sudah saling jatuh cinta di balik sikap keduanya yang sering berantem dan tidak pernah akur. Kalian bisa melihat sikap uring-uringan Nick setelah ditinggal Celia ke kampung. Dia semakin suka ngurung diri dan irit bicara." Chloe menimpali.
"Kaak." Nick yang mendengar sangat malu. "Jangan diingatkan lagi," pintanya.
"Biar semua tahu kalau kamu memang sudah jatuh cinta sama Celia, Nick. Soalnya aku gedek banget sama sikapmu yang sangat tidak jelas. Benar, 'kan, Ma? Gengsinya gede banget."
"Aaah, aku ingat. Jaman-jaman Nick keluar dari rumah sakit setelah operasi, dia langsung jadi orang yang paling pendiam. Ternyata dia kehilangan gadis yang suka menjahilinya." Liam--sepupu Nick, tergelak keras.
"Benar dugaanku. Dulu, aku juga sering mergokin Celia yang suka curi-curi pandang sama Nick. Begitu Nick. Aiiih, ternyata berantem hanya untuk dijadikan alat agar bisa dekat. Ya ampun kaliaaan, gemesin banget sih." Freya--sepupu Nick yang lain, menimpali. Sebab, ia yang paling sering melihat di antara keduanya saling curi-curi pandang. Dan setiap berkumpul bersama, yang menjadi perhatiannya secara diam-diam hanya interaksi Nick dan Celia.
"Ck! Kamu juga. Sudah lah. Itu, 'kan, masa lalu. Kasihan istriku diroasting kalian melulu." Nick kesal sendiri. Sebab, ia juga malu mendapat ejekan dari mereka. Melihat wajah Celia yang sudah memerah, ia langsung menarik sang istri untuk didekap dan menyembunyikan wajah Celia di dadanya. "Sini, Sayang. Ngumpet saja. Kalian, nih, bikin istriku sudah seperti kepiting rebus saja."
Semua yang melihat kebucinan Nick, langsung heboh. Gemas. Sampai ada yang meremas lengan suaminya dan menggigit lengan atas mereka.
"Demi apa?! Akhirnya, aku bisa melihat Nick versi bucin. Bukan yang kaku kayak kanebo."
"Orang dingin kalau sudah ketemu pawangnya bisa berubah gitu, ya. Malah ngegemesin. Kok jadi aku yang salting sama hubungan mereka."
Para orang yang melihat hanya terkekeh sambil geleng-geleng.
"Sudah-sudah. Sebelumnya aku memang merahasiakan ini dari kalian dan tidak memberitahu di grup WhatsApp. Untuk kabar pernikahan Nick dan Celia, tolong jangan beritahu Ellena lebih dulu. Kalian paham bagaimana Ellena yang sangat tidak menyukai Celia. Aku tidak ingin dia menggagalkan rencana pesta yang sedang kupersiapkan. Untuk Adam, biarkan aku yang memberitahu sendiri secara pribadi," jelas Teresa.
"Siap, Tante. Kami tidak akan memberitahu dia."
Lantas, mereka mengubah topik pembicaraan sebelum Adam beserta keluarganya datang. Mereka langsung berpura-pura tidak mengetahui apa pun tentang hubungan Nick dan Celia, kecuali pertemanan keduanya yang dekat. Rasa malu Celia pun sudah mereda saat saudara-saudara Nick meminta dirinya bercerita tentang kehidupannya di kampung. Dan Nick tidak lupa menimpali untuk menceritakan pengalamannya ketika di sana, bagaimana Celia mengerjai dirinya secara habis-habisan.
Begitu Adam beserta keluarganya datang, semua menyambutnya ramah. Akan tetapi, Ellena langsung memasang wajah masam begitu melihat keberadaan Celia di tengah-tengah keluarganya.
'Dia lagi! Dia lagi! Selalunya ada dia. Enggak dulu, enggak sekarang! Selalu jadi parasit di keluarga besarku,' batin Ellena sambil mendaratkan bokong di permadani, bergabung dengan yang lain.
"Kenapa ada dia di sini? Bukannya keluarga kita sudah tidak ada keterikatan apa pun dengannya? Orang tuanya saja sudah tidak ada. Apa dia sedang ngemis perhatian di keluarga kita?"
Pertanyaan Ellena cukup menusuk untuk di dengar, membuat semua mata langsung tertuju kepada dirinya dan membuat suasana langsung canggung.
"Ellena, tolong jaga ucapanmu, Nak," peringat sang mama.
"Untuk menyadarkan perempuan tak tahu diri ini, Ma. Suka sekali gabung-gabung di acara keluarga kita. Ngerusak suasana sekali." Ellena kembali berkata ketus.
Celia hanya meliriknya dengan sinis. Lalu, sibuk bermain dengan Clara yang sekarang sedang dipegangnya untuk berdiri.
"Siapa bilang Celia tidak termasuk keluarga kita, Ellena? Dari lahir Celia sudah berada di keluarga kita. Itu tandanya, sampai kapan pun Celia tetap bagian dari keluarga kita," balas Chloe tegas.
"Bahkan, dia berhasil mencuci otak saudara-saudaraku dan membuat mereka jadi membenciku."
"Itu karena sifat dan kelakuanmu sendiri. Kamu selalu menaruh sikap iri terhadap Celia yang bisa dekat dengan kita semua. Seolah-olah kamu ini pemilik alam semesta dan orang-orang tidak berhak dengan siapa pun tanpa seizinmu," balas Freya tak habis pikir. "Ellena, ayolah, kita sudah tidak anak-anak lagi. Sikapmu yang tidak menyukai Celia saat masih kecil, jangan dibawa sampai sekarang. Kamu ini sudah dewasa loh."
"Senang, 'kan, kamu, Celia? Dibela mati-matian sama saudara-saudaraku. Bahkan, mereka lebih memilih untuk menyerang saudaranya sendiri. Dari dulu kamu itu memang perusak suasana dan keakraban keluarga kami."
"Kalau kamu tidak suka keberadaan Celia di sini, kamu bisa keluar dari rumahku. Pintu keluar belum ditutup," ucap Nick tegas sambil menatap dingin perempuan itu.
"Ellena, tolong jangan bikin keributan. Benar kata saudara-saudaramu, kalian ini sudah dewasa. Tidak patut saling membenci. Perkataan kamu juga tidak pantas untuk didengar, Nak," ucap Niken sambil menahan malu atas sikap anaknya yang masih belum berubah, masih membenci Celia.
Ellena bertambah kesal dan geram. Semua orang selalu membela Celia. Lebih kesal lagi saat melihat Nick merebahkan kepala di paha Celia, lalu mengambil alih Clara dari tangan Celia untuk didudukkan di perutnya.
"Mamamamama." Clara menabok-nabok dada Nick. Suaranya berhasil memecahkan suasana tegang.
Dibanding mengurusi Ellena, Celia pun lebih memilih bermain-main dengan keponakannya. Lalu, dengan sengaja mendekap kepala Nick sambil mengusap-usap pipi lelaki itu. Tidak ada yang heran melihat keduanya bermesraan, kecuali Ellena yang semakin memanas hatinya.
"Nick, kamu sudah pantas jadi bapak-bapak." Celia berucap lirih sambil terkekeh.
"Kamu juga, Sayang," balas Nick seraya menatap istrinya yang menunduk menatap dirinya. Lalu, tanpa rasa malu ia mengecup bibir Celia.
"Nick?!" Ellena langsung berseru.
"Kenapa, Ellena?" Nick langsung menatap sepupunya dengan ekspresi santai.
"Rayuan apa yang sudah Celia berikan kepadamu sampai kamu terang-terangan berani menciumnya? Apa dia sudah menjual tubuhnya ke kamu demi bisa bertahan di keluarga kita?"
"Kalau Celia melakukan itu, tidak ada urusannya juga denganmu, Ellena. Sah-sah saja." Bukan Nick yang menjawab, justru sepupunya yang lain.
"Sayang, hasil cocok tanam kita sepertinya akan segera hadir di sini." Nick sengaja mengeraskan suara agar Ellena mendengar. Lalu, ia mengecupi perut Celia berulang kali.
"Pasti akan selucu Clara jadinya." Celia tergelak.
"Dasar murahan," cecar Ellena sambil menatap jijik Celia. Lalu, ia menatap yang lain, yang sama sekali tidak memperlihatkan reaksi apa pun.
Padahal, tanpa Ellena tahu, semua sedang menahan tawa. Tapi, justru membuat mereka berpikir jika sebenarnya Ellena menyukai Nick. Hanya saja tidak bisa mendapatkan karena masih bersaudara. Cukup masuk akal jika alasan Ellena membenci Celia karena reaksi dari rasa cemburunya.
Malam harinya, mereka melakukan makan malam berkonsep outdoor di taman belakang rumah yang sudah dipersiapkan oleh para asisten rumah tangga. Meja-meja telah ditata memanjang, peralatan makan telah ditata rapi dengan konsep dinning table, tengah-tengah mejanya terdapat dekorasi bunga-bunga. Sedangkan, di atas meja makan itu telah terpasang lampu-lampu kuning yang kabelnya dibuat bentuk zig-zag.
Setelah semua duduk di kursinya masing-masing dengan Celia dan Nick duduk bersisihan--tepat berhadapan dengan Ellena--keduanya sengaja memperlihatkan keakraban dan sibuk dengan obrolannya yang asyik.
Tidak lama, hidangan lezat yang telah diolah oleh koki pribadi Teresa, mulai dikeluarkan oleh asisten rumah tangganya yang berpakaian seragam hitam-putih. Mereka mulai menyantap hidangan pertama, steak daging sapi. Dan diselingi oleh obrolan-obrolan ringan.
Tatapan Ellena terus memerhatikan Celia dan Nick. Tatapan semakin sinis begitu melihat keduanya saling bersuapan.
'Sialan! Sejak kapan mereka akrab seperti itu? Dan lagi, Celia selalu berhasil mengambil semuanya dariku. Perhatian semua saudara-saudaraku, terutama perhatian Nick,' batin Ellena kesal.
Setelah menghabiskan hidangan pertama, kini hidangan kedua berupa spaghetti aglio e olio. Spaghetti bersaus putih yang diberi beberapa bahan campuran, dan saat penyajian diberi taburan daun basil kering yang memiliki aroma harum yang cukup khas dan sedap.
Semua sangat menikmati makanan yang memiliki rasa begitu lezat sampai ke dessert-dessertnya. Dan tak berasa, sudah dua jam-an mereka menghabiskan waktu di meja makan. Namun, belum ada yang beranjak dari taman. Kecuali, Ellena yang menyingkir dari mereka untuk menelepon seseorang.
Sebelumnya, perempuan itu menelepon Evelyn lebih dulu. Mengajaknya bekerjasama untuk menyingkirkan Celia. Namun, lagi dan lagi, Evelyn berhasil diambil oleh Celia. Sahabatnya sendiri mengkhianati dirinya. Perempuan itu tidak ingin berurusan dengan Celia, apalagi sampai membuat masalah.
Bagaimana bisa? Bahkan, sekarang Evelyn sudah menyerah mengejar cinta Nick karena ada Celia yang menjaganya.
Celia memang harus dimusnahkan dari muka bumi ini.
Namun, ia sangat berterima kasih kepada sahabatnya yang bodoh itu karena sudah mengenalkan dirinya kepada seseorang yang tepat. Dan orang itu bisa diajak kerjasama, bahkan memiliki visi yang sama. Menghancurkan Celia.
"Tunggu waktumu hancur, Celia," gumam Ellena sambil menyunggingkan sebelah sudut bibirnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top